Latar Belakang KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu negara penghasil karet terbesar di dunia. Produk karet Indonesia adalah jenis karet remah Crumb Rubber yang dikenal sebagai karet Standar Indonesia Rubber SIR merupakan jenis karet alam padat yang diperdagangkan saat ini. Karet ini tergolong kedalam karet spesifikasi teknis, karena penilaian mutunya didasarkan pada sifat teknis dari parameter dan besaran nilai yang dipersyaratan dalam penetapan mutu karet. Jenis karet remah yang menggunakan bahan baku koagulan kebun digolongkan pada kualitas mutu karet tersebut, seperti SIR 3CV, SIR3L, SIR3WF, SIR 5, SIR 10, SIR 20, yang umumnya di produksi dari bahan baku olahan koagulum gumpalan. Bahan baku biasanya dipasok oleh suatu perkebunan besar yang bersifat terintegrasi secara baik antara pemasok bahan olahan dan pabrik pengolah. Bahan baku untuk menghasilkan karet SIR 10 umumnya mudah dikendalikan dari segi mutu maupun kesinambungan pasokan bahan baku, karena telah terintegrasi secara baik, akan tetapi sebaliknya bahan baku yang berasal dari kebun rakyat sangat beragam dan banyak jumlahnya, keadaan ini mengakibatkan penanganan bahan olah dilapangan umumnya masih sangat bervariasi sehingga kurang mendukung mutu karet. Universitas Sumatera Utara Bahan baku utama yang digunakan pada pengolahan Crumb Rubber adalah lump, cup lump, dan slab. Lump adalah lateks yang menggumpal atau telah terkoagulasi secara alami. Jika lateks menggumpal atau terkoagulasi di dalam mangkok penampungan lateks disebut cup lump atau lump mangkok. Sedangkan slab merupakan lateks yang dengan sengaja digumpalkan dengan bantuan bahan kimia, misalnya amoniak, pupuk urea dan lainnya. Compo yaitu kumpulan dari beberapa cup lump. Lump merupakan koagulum yang terbentuk pada mangkok penampang lateks kebun beberapa saat setelah penyadapan. Menurut Standar Mutu yang kini berlaku, proses penggumpalan harus terjadi secara alami atau dengan koagulan yang baik. Mutu I diberlakukan untuk ketebalan tidak lebih dari 50 mm, mutu II diatas 50 sampai 100 mm, mutu III lebih dari 100 hingga 150 mm digolongkan sebagai mutu IV. Slab adalah gumpalan koagulum yang berasal dari lateks kebun yang sengaja dugumpalkan dengan asam semut dan dari lum mangkok segar yang direkatkan dengan atau tanpa lateks. Slab tipis tidak boleh dikotori oleh tatal sadap, kayu, daun, pasir dan benda asing lainnya. Jenis-jenis kontaminan tersebut hasil dari limbah padat yang dihasilkan dari pabrik Crumb Rubber. Plasticity Retention Index PRI adalah nilai dari sifat plastisitas kekenyalan karet yang mentah yang masih tersimpan bila karet dipanaskan selama 30 menit pada temperature 140 . Mutu bahan baku SIR umumnya ditentukan berdasarkan standar kebersihan bahan, kekeringan bahan, penanganan bahan sebelum dijual atau Universitas Sumatera Utara diolah dipabrik, cara pembekuan dan juga daerah asal tumbuhnya karet. Banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi mutu bahan baku ini, serta umumnya sumber bahan baku ini berasal dari rakyat, maka variasi mutu bahan baku menjadi bervariasi. Bahan baku yang digunakan harus bebas dari kontaminasi fisik seperti bokar yang mengandung pasir, kerikil, tatal, ranting, daun-daun dan bekas-bekas tali. Selain itu, bahan baku juga harus bebas dari kontaminasi kimia seperti limbah kompon dan limbah vulkanisat yang berasal dari barang jadi lateks seperti sisa-sisa reject karet busa, sarung tangan, balon putih dan vulkanisat barang jadi lateks lainnya. Kontaminan yang bersifat kimiawi ini sepintas menyerupai tampilan bokar sehingga sulit terdeteksi secara kasat mata. Kontaminasi ini akan menyebabkan karet mudah teroksidasi, memperlemah elastisitas, menurunkan kekuatan tarik, dan ketahanan sobek dari vulkanisatnya. Dari penjelasan uraian diatas jelas bahwa perbandingan bahan baku antara Cup Lump dengan slab berbeda dalam pemberian jumlah perbandingannya, hal tersebut berpengaruh dalam hasil mutu produksi karet SIR 10 dan SIR 20. Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis tetarik untuk meneliti ” PENENTUAN NILAI PRI PLASTICITY RETENTION INDEX CRUMB RUBBER SIR 10 DAN SIR 20 BERDASARKAN PERBEDAAN PENCAMPURAN BAHAN BAKU COMPO DAN SLAB DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III.” Universitas Sumatera Utara

1.2 Permasalahan

Dokumen yang terkait

Analisis Konsistensi Mutu Crumb Rubber Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Membang Muda

2 58 72

Pengaruh Perbandingan Bahan Baku Cup Lump dengan Slab Untuk Mendapatkan Nilai PRI (Plasticity Retention Index) Terhadap Mutu Crumb Rubber SIR 10 Di PT. Perkebunan Nusantara III

4 30 57

Penentuan Suhu Optimum Bandela Sebelum Proses Pengepakkan Terhadap Mutu Crumb Rubber SIR 10 Di PT.Perkebunan Nusantara III

0 10 44

Pengaruh Perbandingan Bahan Baku Cup Lump dengan Slab Untuk Mendapatkan Nilai PRI (Plasticity Retention Index) Terhadap Mutu Crumb Rubber SIR 10 Di PT. Perkebunan Nusantara III

0 0 11

Pengaruh Perbandingan Bahan Baku Cup Lump dengan Slab Untuk Mendapatkan Nilai PRI (Plasticity Retention Index) Terhadap Mutu Crumb Rubber SIR 10 Di PT. Perkebunan Nusantara III

0 0 2

Pengaruh Perbandingan Bahan Baku Cup Lump dengan Slab Untuk Mendapatkan Nilai PRI (Plasticity Retention Index) Terhadap Mutu Crumb Rubber SIR 10 Di PT. Perkebunan Nusantara III

0 1 4

Pengaruh Perbandingan Bahan Baku Cup Lump dengan Slab Untuk Mendapatkan Nilai PRI (Plasticity Retention Index) Terhadap Mutu Crumb Rubber SIR 10 Di PT. Perkebunan Nusantara III

0 1 25

Pengaruh Perbandingan Bahan Baku Cup Lump dengan Slab Untuk Mendapatkan Nilai PRI (Plasticity Retention Index) Terhadap Mutu Crumb Rubber SIR 10 Di PT. Perkebunan Nusantara III

0 0 1

Pengaruh Perbandingan Bahan Baku Cup Lump dengan Slab Untuk Mendapatkan Nilai PRI (Plasticity Retention Index) Terhadap Mutu Crumb Rubber SIR 10 Di PT. Perkebunan Nusantara III

0 0 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Penentuan Nilai PRI (Plasticity Retention Index) Crumb Rubber Berdasarkan Perbedaan Pencampuran Bahan Baku Compo Dan Slab Di PT. Perkebunan Nusantara III

0 0 21