Lateks KESIMPULAN DAN SARAN

2.2. Lateks

Lateks segar dari kebun yang baru dideres berupa cairan putih dengan komposisi utama hidro karbon, protein, lemak, karbohidrat, garam-garam organic dan air. Pohon karet Heavea Brasliensis berasal dari lembah Amazone yang diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1876. Latek yang didapat dengan menyadap bagian antara cambium dengan kulit pohon, karet, adalah suatu cairan yang berwarna putih atau putih kekuning-kuningan. Latek terdiri atas partikel karet dan bukan karet yang terdispersi dalam air, dan yang lainnya terdispersi pada permukaan partikel karet. Selain bahan tersebut, latek berisi beberapa enzim seperti peroksidase dan tirosinase. Tabel 2.1. Komposisi Latek Kebun. No. Fraksi Latek Zat yang dikandung. 1. Fraksi Karet 35 Karet, Protein, Lipida, Ion Logam. 2. Fraksi Frey Wyssling 1-3 Karotenoida, Lipida, Air, Karbohidrat, Inositol, Protein dan turunannya. 3. Fraksi Serum 48 Nitrogen, Asam Nuklead dan Nukleosida, Senyawa Organik, Ion Organik dan Logam. 4. Fraksi Dasar 14 Air, Protein dan Senyawa Nitrogen, Karet dan Karotenoida, Lipida dan Ion Logam. Universitas Sumatera Utara Partikel Karet dapat terdispersi dengan baik pada larutan, disebabkan adanya gerakan Zig-zag Gerak Brown dari partikel. Besarnya gerakan Brown dapat mengatasi gaya gravitasi dari partikel karet sehingga tidak terjadi Creaming maupun pengendapan. Di dalam Latek, isoprene ini diselaputi oleh lapisan protein sehingga partikel karet bermuatan listrik. Protein merupakan rangkaian gabungan dari asam – asam amino yang bersifat dipolar dalam keadaan netral mempunyai dua muatan listrik dan amphoter dapat bereaksi dengan asam dan basa. Kandungan karbohidrat pada lateks seperti galaktose, sucrose, glucose dan fructose akan dengan cepat demetabolisme oleh bakteri yang selanjutnya akan menurunkan pH dan mengumpulkan bakteri yang aktif pada permukaan lateks. Untuk mencegah pembentukan VFA oleh bakteri dapat dilakukan pembubuhan bahan kimia seperti Boric Acid, Amonium Hydro yang biasa disebut persfektif.Lateks segar mempunyai pH 6,9 bermuatan negatif. Ion bermuatan negative diserap oleh permukaan partikel karet membentuk lapisan yang disebut lapisan stern. Lapisan yang sama – sama bermuatan negative tersebut menyebabkan terjadinya tolak – menolak antara partikel, sehingga latek tidak menggumpal. Jadi, selama latek bermuatan negatif, latek akan bersifat stabil. 2.2.1. Faktor – faktor penyebab pra koagulasi pada latek : 1. Penambahan Asam. Penambahan asam organic maupun anorganik mengakibatkan turunnya pH latek kebun sehingga latek kebun membeku. Universitas Sumatera Utara 2. Mikroorganisme. Latek segar merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme karena mengandung cairan Tiotic Liquid. Setelah latek kontak dengan udara terbuka, latek tersebut akan dicemari oleh bakteri dan populasinya akan naik secara drastic. Mikroba ini menghasilkan asam – asam yang menurunkan pH mencapai titik isoelektris sehingga latek membeku serta menimbulkan bau karena terbentuknya asam – asam yang menguap Volatile Fatty Acid. Amonia dapat membunuh dan menahan perkembangan mikroba, namun sifat bakteriside dan bakteriostatiknya masih terbatas, terutama bergantung kepada dosis yang diberikan dan kecepatan pemberiannya. Suhu udara yang tinggi akan lebih mengaktifkan kegiatan bakteri, sehingga dalam penyadapan ataupun pengangkutan diusahaan pada suhu rendah atau pagi – pagi. 3. Iklim. Air hujan akan membawa zat penyamak, kotoran dan garam yang larut dari kulit batang. Zat – zat ini mengkatalisir terjadinya prakoagulasi. Penyadapan yang dilakukan disiang hari pada suhu yang tinggi akan mendorong terjadinya penyerapan air latek sehingga terjadi penggumpalan. 4. Pengangkutan. Pengangkutan yang terlambat ataupun dalam keadaan suhu yang tinggi akan mengganggu kestabilan latek. Jalan yang kurang baik akan menimbulkan goncangan pada latek sehingga menyebabkan pecahnya lutoid. Universitas Sumatera Utara 5. Kotoran dari luar. Latek akan mengalami prakoagulasi bila dicampur dengan air kotor, terutama air yang mengandung logam atau elektrolit. Untuk mencegahmengurangi prakoagulasi dilapangan dilakukan dengan cara: a. Cara penyadapan dilakukan menurut aturan dan pada keadaan suhu rendah pagi - pagi. Latek segera diangkut kepabrik tanpa banyak goncangan. b. Alat – alat penyadapan dan pengangkutan bersih dan tahan karat. c. Pemberian anti koagulan bahan pengawet pada latek. Bahan kimia yang biasa digunakan untuk mencegah prakoagulasi adalah ammonia. Karena bersifat : 1. Desinfektan sehingga dapat membunuh bakteri. 2. Bersifat basa sehingga dapat mempertahankanmenaikkan pH latek kebun. 3. Mengurangi konsentrasi logam.

2.3. Bahan Baku Crumb Rubber

Dokumen yang terkait

Analisis Konsistensi Mutu Crumb Rubber Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Membang Muda

2 58 72

Pengaruh Perbandingan Bahan Baku Cup Lump dengan Slab Untuk Mendapatkan Nilai PRI (Plasticity Retention Index) Terhadap Mutu Crumb Rubber SIR 10 Di PT. Perkebunan Nusantara III

4 30 57

Penentuan Suhu Optimum Bandela Sebelum Proses Pengepakkan Terhadap Mutu Crumb Rubber SIR 10 Di PT.Perkebunan Nusantara III

0 10 44

Pengaruh Perbandingan Bahan Baku Cup Lump dengan Slab Untuk Mendapatkan Nilai PRI (Plasticity Retention Index) Terhadap Mutu Crumb Rubber SIR 10 Di PT. Perkebunan Nusantara III

0 0 11

Pengaruh Perbandingan Bahan Baku Cup Lump dengan Slab Untuk Mendapatkan Nilai PRI (Plasticity Retention Index) Terhadap Mutu Crumb Rubber SIR 10 Di PT. Perkebunan Nusantara III

0 0 2

Pengaruh Perbandingan Bahan Baku Cup Lump dengan Slab Untuk Mendapatkan Nilai PRI (Plasticity Retention Index) Terhadap Mutu Crumb Rubber SIR 10 Di PT. Perkebunan Nusantara III

0 1 4

Pengaruh Perbandingan Bahan Baku Cup Lump dengan Slab Untuk Mendapatkan Nilai PRI (Plasticity Retention Index) Terhadap Mutu Crumb Rubber SIR 10 Di PT. Perkebunan Nusantara III

0 1 25

Pengaruh Perbandingan Bahan Baku Cup Lump dengan Slab Untuk Mendapatkan Nilai PRI (Plasticity Retention Index) Terhadap Mutu Crumb Rubber SIR 10 Di PT. Perkebunan Nusantara III

0 0 1

Pengaruh Perbandingan Bahan Baku Cup Lump dengan Slab Untuk Mendapatkan Nilai PRI (Plasticity Retention Index) Terhadap Mutu Crumb Rubber SIR 10 Di PT. Perkebunan Nusantara III

0 0 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Penentuan Nilai PRI (Plasticity Retention Index) Crumb Rubber Berdasarkan Perbedaan Pencampuran Bahan Baku Compo Dan Slab Di PT. Perkebunan Nusantara III

0 0 21