Bahan Baku Crumb Rubber Plasticity Retention Index PRI

5. Kotoran dari luar. Latek akan mengalami prakoagulasi bila dicampur dengan air kotor, terutama air yang mengandung logam atau elektrolit. Untuk mencegahmengurangi prakoagulasi dilapangan dilakukan dengan cara: a. Cara penyadapan dilakukan menurut aturan dan pada keadaan suhu rendah pagi - pagi. Latek segera diangkut kepabrik tanpa banyak goncangan. b. Alat – alat penyadapan dan pengangkutan bersih dan tahan karat. c. Pemberian anti koagulan bahan pengawet pada latek. Bahan kimia yang biasa digunakan untuk mencegah prakoagulasi adalah ammonia. Karena bersifat : 1. Desinfektan sehingga dapat membunuh bakteri. 2. Bersifat basa sehingga dapat mempertahankanmenaikkan pH latek kebun. 3. Mengurangi konsentrasi logam.

2.3. Bahan Baku Crumb Rubber

2.3.1 Slab Slab adalah bahan baku karet yang terbuat dari lateks yang telah digumpalkan dengan adanya bantuan bahan kimia seperti asam formit, asam cuka, urea. Slab mempunyai ukuran lebih kurang 60 x 30 x 20 cm. Universitas Sumatera Utara Bahan baku slab dapat diolah menjadi: a. SIR 5 b. SIR 10 c. SIR 20 Slab yang baik harus memenuhi ketentuan dan kriteria sebagai berikut: 1 Kadar kotoran maks. 0,030 2 Kadar abu maks. 0,50 3 Tidak terkontaminasi dengan tanah, lumpur, tatal, daun, bahan kimia lain selain asam formit, kawat, goni, plastik, dll 4 Selama disimpan tidak boleh terendam dengan air atau terkena matahari secara langsung. 2.3.2 Cup Lump Cup lump getah mangkok yaitu bekuan lateks dalam mangkok sadap yang tidak adanya bantuan bahan kimia lainnya. Sedangkan kompo adalah kumpulan dari beberapa cup lump. Adapun spesifikasi dari BSRE Lump, sebagai berikut : a. Tidak terkontaminasi dengan lumpur, batu dan kayu b. Tidak mengandung bahan kimia seperti TSP yang biasanya terkandung pada pupuk karet. c. Kandungan tatal dan daun tidak boleh lebih dari lima helai per bongkah Universitas Sumatera Utara d. Dry rubber content sebesar 75-80

2.4. Proses Pengolahan Karet Crumb Rubber

1. Bak Pencampur.

Komposisi pencampuran di bak pencampuran sangat menentukan mutu hasil akhir produksi. Pemakaian bahan baku menggunakan sistem FIFO First In First Out. Pencampuran bahan baku memiliki Cup Lump dengan Slab = 3 : 1.

2. Pre Breaker.

Alat pemecahpemotong bahan baku Cup Lump, Slab menjadi potongan yang lebih kecil dengan ukuran ± 30 mm, yang perlu diperhatikan yaitu : Ketepatan perbandingan campuran, kondisi housing, kondisi screw, working plate, dan baking plate.

3. Turbo Mill Hammer Mill.

Turbo mill Hammer mill merupakan pencacah bahan baku yang berasal dari pre breaker agar menjadi potongan yang lebih kecil dengan ukuran ± 15 mm sekaligus menghomogenkan karet remahan. Yang perlu diperhatikan yaitu : Kondisi pisau pemotong, dan pedal, kontinyu pengumpanan.

4. Bak Blending.

Bak Blending merupakan tempat pencampuran bahan baku agar homogen sekaligus sebagai tempat pengendapan kotoran.

5. Macerator.

Macerator merupakan MesinAlat untuk menyatukan cacahan karet remah sehingga menjadi lempengan – lempengan karet yang berbentuk lembaran. Universitas Sumatera Utara

6. Crepper.

Tujuan penggilingan dengan Crepper adalah untuk membuat lembaran karet menjadi lebih homogen, memperbaiki susunan pada karet, mematangkan lembaran sekaligus untuk membersihkan kotoran – kotoran pada butiran karet. Hasil gilingan berupa blangketgulungan dengan lebar lembaran 50 cm dan tebal 5 mm.

7. Maturasi.

Maturasi merupakan tempat untuk mengeringkan BlangketGulungan Karet remahan agar dihasilkan mutu SIR-10 yang konsisten. Umur maturasi selama 7 sd 9 hari, dimaksukan agar menaikkan nilai PRI.

8. Schredder.

Pada proses ini Blangket Gulungan lembaran karet remahan hasil dari penggilingan dicacah menjadi remahan karet dengan besaran yang homogen yaitu sekitar 3 mm. Hasil remahan pada bak air akan dipompakan menuju static separator dengan menggunakan Hidrocyclone Pump.

9. Static Separator.

Berfungsi untuk memisahkan antara air dengan butiran karet. Hasil pemisahan yang berupa karet lemah yang akan ditampung pada box yang diletakkan diatas trolly Kapasitas 120 kkkbox sebagai alat transfer ke drayer.

10. Drayer.

Prinsip kerja Drayer adalah udara panas dari Thermal Oil Heater dihisap oleh blower lalu dihembuskan melalui saluran pengering yang berisi 14 box. Pada Drayer terdiri dari 14 ruangkamar pemanas trolley yang dimasukkan ke Universitas Sumatera Utara kamar 1 kemudian bergeser ke kamar 2 dan selanjutnya hingga ke kamar 15, dengan pengaturan sebagai berikut : Kamar 1, 2, 3, 4, 5, 6 - Udara panas mengalir dari daerah atas permukaan karet menuju ke daerah bawah. - Udara bekas pemanasan dibuang melalui Zxhaust Fan. Kamar 7, 8, 9, 10 Udara panas mengalir dari daerah atas permukaan karet menuju ke bawah, selanjutnya udara panas disirkulasikan. Kamar 11, 12, 13, 14 Udara panas dialirkan dari daerah bawah menuju ke daerah atas dan selanjutnya udara ini disirkulasikan. Drayer yang digunakan mempunyai 2 jalur pengering yaitu Single dan Twin Drayer, dengan syarat : Tabel 2.2. Jalur pengering Uraian Keterangan Temperatur yang diinginkan Waktu pengeringan Temperatur pendinginan Waktu pendinginan 127ºC sd 129ºC 4 Jam 40ºC 15 menit Hasil pengeringan berupa remahan karet yang telah kering dengan sempurna dan siap untuk disortir. Kapasitas Twin drayer sebesar 800 kkkjam dan Single drayer 400 kkkjam. Universitas Sumatera Utara

11. Pendinginan.

Trolley yang keluar dari drayer didinginkan dulu dengan cooling fan hingga temperature ± 40ºC selama 30 – 40 menit untuk selanjutnya karet di press. Bila suhu butiran karet 40ºC sudah di press, akan mengakibatkan : - Temperature bale ball yang telah di press akan bertahan selama 3 bulan, akibatnya terjadi penguapanpengembunan dalam plastic pembungkus yang mengakibatkan karet mentah kembali dan menjadi media pertumbuhan jamur. - Plastic pembungkus bale akan meleleh dan sesame bale akan lengket. - PRI akan menurun karena panas.

12. Thermal Oil Heather TOH.

Thermal Oil Heather TOH adalah Instalasi penghasil panas yang berbahan bakar Cangkang Kelapa Sawit yang berfungsi menghasilkan gas panas yang ditransfer melalui media Oli. Cangkang Kelapa Sawit yang dibakar dalam ruang bakar Furnance menghasilkan gas panas yang akan menaikkan temperature oli pemanas. Oli pemanas adalah oli yang memiliki sifat transfer panas yang tinggi melewati pipa yang berbentuk lilitan Coil dan dialirkan dengan Pompa Sirkulasi. Proses yang terjadi pada TOH ini adalah seperti menggoreng Kacang tanpa minyak, yaitu sampahnya akan jatuh ke bawah dan intinya akan bersih diatas. Dengan mempergunakan Pasir sebagai perantara Pembakarannya. Dimana Pasir pun ikut dibakar bersama Cangkang di dalam ruang pembakaran. Thermal Oil Heather TOH ini lebih hemat energy dibandingkan dengan mempergunakan bahan bakar diesel Solar. Thermal Oil Heather TOH ini Universitas Sumatera Utara juga ramah lingkungan, yaitu dapat mengurangi Pencemaran lingkungan Polusi Udara yang disebabkan oleh pembakaran bahan bakar cangkang, karena Asap hasil Pembakaran bahan bakar Cangkang disaring sebelum melewati cerobong asap dan keluar ke lingkungan sebagai udara murni yang tidak menyebabkan bau atau asap dan tidak berbahaya bagi kesehatan manusia bila terhirup. Instalasi Pabrik Thermal Oil Heather TOH pada Kebun Gunung Para ini dirancang oleh Perancang Hitachi dari Jepang.

13. Balling Press.

Karet remahan hasil dari proses pengeringan kemudian disortasi dari kotoran dan white spot, ditimbang 35 kg diproses dengan alat pengempa rotary hydrolic press sehingga menjadi bentuk bandela dengan ukuran 72 x 36 x 18 cm. 14 . Hasil Akhir Setelah selesai dari proses pengolahan bahan baku maka hasil akhir yang didapat perlu dilakukan suatu analisa seleksi atau sortasi sesuai standarisasi pengujian mutu. Pengujian Mutu Crumb Rubber. Hasil remahan karet yang keluar dari alat pengeringan Drayer yang kemudian ditimbang dan dipress lalu dilakukan seleksi ataupun sortiran agar sesuai dengan standart mutu yang telah ditetapkan, antara lain : Bebas dari kotoran, dan White Spot dengan membelah press ball. Untuk bale yang ke 9, 18, 27, dan 36 dilakukan pengambilan sample pengujian mutu Universitas Sumatera Utara

15. Pengepakan dan Penyimpanan

Untuk menjaga mutu hasil olah sebelum pengiriman maka dilakukan pengepakan dan penyimpanan di gudang pabrik. - Pengepakan Crumb Rubber Kegiatan pengepakan dilakukan sesuai dengan order yang diterima. Bandela dikemas dengan plastik ukuran panjang x lebar = 100 x 56 cm dengan tebal 0,003 mm. kemudian bandela di packing dengan plastik transparan dengan ukuran tebal 0,3 mm yang dikerutkan dengan gas elpiji. - Penyimpanan Crumb Rubber. Palet yang sudah selesai dikemas sebelum diikat agar disusun rapi dan teratur sesuai mutu dan NPS nya didalam gudang penyimpanan pabrik sebagai berikur : □ Untuk Pallet HP maksimal 3 tingkat. □ Untuk Pallet SW hanya 1 tingkat. Pada saat pengiriman untuk tujuan ekspor setiap pallet kelipatan 10 agar diperiksa secara visual terhadap kondisi pallet, kekeringan dan lain-lain serta seluruh pallet diikat dengan peletizer sesuai permintaan.

2.5. Plasticity Retention Index PRI

Plasticity Retention Index PRI adalah nilai dari sifat plastisitas kekenyalan karet yang mentah yang masih tersimpan bila karet dipanaskan selama 30 menit pada temperature 140 . Universitas Sumatera Utara Nilai Plasticity Retention Index PRI adalah presentase plastisitas karet setelah dipanaskan dibandingkan plastisitas sebelum dipanaskan yang ditentukan dengan alat Plastisimeter Wallace, dengan perasamaan: Dimana: Pa=Plastisitas karet sesudah dipanaskan selama 30 menit setelah pengusangan Po=Plastisitas karet sebelum dipanaskan sebelum pengusangan Kartowardoyo, 1980 Tujuan Pengujian PRI dilakukan untuk mengukur degedrasi atau penurunan ketahanan karet mentah terhadap oksidasi pada suhu tinggi, nilai PRI ynag tinggi lebih dari 80 menunjukkan bahwa nilai ketahanan karet terhadap oksidasi adalah besar. Oksidasi karet oleh udara O 2 terjadi pada ikatan rangkap molekul karet, yang akan berakhir dengan pemutusan ikatan rangkap karbon-karbon sehingga panjang rantai molekul semakin pendek. Terputusnya rantai polimer pada karet mengakibatkan sifat karet menjadi rendah. Bila nilai PRI diketahui, dapat diperkirakan mudah atau tidaknya karet mudah menjadi lunak atau lengket jika lama disimpan atau dipanaskan. Hal ini berhubungan dengan vulkanisasi karet pada pembuatan barang jadi, agar diperoleh sifat bahan jadi karet. Tinggi rendahnya nilai PRI dipengaruhi oleh jenis bahan baku yang digunakan dan proses pengolahan crumb rubber. Terdapatnya nilai PRI yang rendah disebabkan karena terjadinya oksidasi pada karet anatara lain adalah: Universitas Sumatera Utara a. Sinar matahari Sinar matahari mengandung sinar ultraviolet yang menggiatkan terjadinya oksidasi pada karet apabila bahan baku lateks dan koagulum terkena langsung oleh sinar matahari, hal ini ditandai dengan mengeringnya kulit permukaan lateks dan koagulum. b.Pengenceran lateks dan koagulum Pengenceran lateks dengan penambahan air yang terlalu banyak dan perendaman dengan air yang terlalu lama yang tujuannya untuk mencuci kotoran-kotoran yang melekat pada koagulum. Hal ini akan menurunkan konsentrasi zat-zat nonkaret didalam lateks seperti terlarutnya asam-asam amino yang berfungsi sebagai anti oksidasi dan dapat juga berfungsi sebagai bahan pemacu cepat pada pembuatan barang jadi karet yang selanjutnya menurunkan PRI pada karet. c. Zat-zat pro-oksidasi Kandungan ion-ion logam seperti Cu, Mg, Mn, dan Ca berkolerasi dengan kadar abu didalam analisa karet. Kadar abu diharapkan rendah karena sifat logam tembaga Cu dan mangan Mn adalah zat pro-oksidasi yang d alam bentuk ion merupakan katalis reaksi oksidasi pada karet sehingga dalam jumlah yang melewati batas kosentrasinya akan merusak mutu karet, sehingga oksidasi dipercepat dan mengakibatkan nilai PRI karet menjadi rendah. Universitas Sumatera Utara d. Pengering Karet Penguraian molekul karet oleh reaksi oksidasi dapat pula terjadi bila karet dikeringkan terlalu lama dan temperature pengeringan yang dipakai adalah 127 C, dengan waktu pengeringan 2-4 jam tergantung pada jenis alat pengering. Nilai PRI akan turun bila terjadi ikatan silang Storage Hardening didalam lateks kebun dan diantara butiran-butiran hasil pengeringan. Ikatan silang terjadi pada pembentukan gel secara perlahan sehingga butiran karet menjadi melendir dan lengket. Hal ini akan menyebabkan plastisitas Po, maka akan berubah nilai PRI karet sehingga menjadi turun.

2.6. Po Rendah

Dokumen yang terkait

Analisis Konsistensi Mutu Crumb Rubber Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Membang Muda

2 58 72

Pengaruh Perbandingan Bahan Baku Cup Lump dengan Slab Untuk Mendapatkan Nilai PRI (Plasticity Retention Index) Terhadap Mutu Crumb Rubber SIR 10 Di PT. Perkebunan Nusantara III

4 30 57

Penentuan Suhu Optimum Bandela Sebelum Proses Pengepakkan Terhadap Mutu Crumb Rubber SIR 10 Di PT.Perkebunan Nusantara III

0 10 44

Pengaruh Perbandingan Bahan Baku Cup Lump dengan Slab Untuk Mendapatkan Nilai PRI (Plasticity Retention Index) Terhadap Mutu Crumb Rubber SIR 10 Di PT. Perkebunan Nusantara III

0 0 11

Pengaruh Perbandingan Bahan Baku Cup Lump dengan Slab Untuk Mendapatkan Nilai PRI (Plasticity Retention Index) Terhadap Mutu Crumb Rubber SIR 10 Di PT. Perkebunan Nusantara III

0 0 2

Pengaruh Perbandingan Bahan Baku Cup Lump dengan Slab Untuk Mendapatkan Nilai PRI (Plasticity Retention Index) Terhadap Mutu Crumb Rubber SIR 10 Di PT. Perkebunan Nusantara III

0 1 4

Pengaruh Perbandingan Bahan Baku Cup Lump dengan Slab Untuk Mendapatkan Nilai PRI (Plasticity Retention Index) Terhadap Mutu Crumb Rubber SIR 10 Di PT. Perkebunan Nusantara III

0 1 25

Pengaruh Perbandingan Bahan Baku Cup Lump dengan Slab Untuk Mendapatkan Nilai PRI (Plasticity Retention Index) Terhadap Mutu Crumb Rubber SIR 10 Di PT. Perkebunan Nusantara III

0 0 1

Pengaruh Perbandingan Bahan Baku Cup Lump dengan Slab Untuk Mendapatkan Nilai PRI (Plasticity Retention Index) Terhadap Mutu Crumb Rubber SIR 10 Di PT. Perkebunan Nusantara III

0 0 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Penentuan Nilai PRI (Plasticity Retention Index) Crumb Rubber Berdasarkan Perbedaan Pencampuran Bahan Baku Compo Dan Slab Di PT. Perkebunan Nusantara III

0 0 21