3.3.4  Pemurnian polisakarida dari mikroalga BTM 11
1  Kromatografi gel filtrasi Amersham 1999 Matriks  gel  Sepharose  4B  dimasukkan  secara  perlahan  ke  dalam  kolom
kromatografi.  Ekstrak  kasar  polisakarida  BTM  11  dilarukan  dalam  buffer Tris  HCl  10mM  pH  8  dan  sebanyak  5  dari  volume  kolom  dimasukkan  ke
kolom  gel  filtrasi.  Sampel  dielusi  dengan  eluen  etanol  30,  dengan  laju  alir  1 mLmenit  tiap  fraksi.  Masing-masing  fraksi  hasil  pemurnian  diuji  aktivitas
penghambatannya terhadap RNA helikase virus hepatitis C dengan uji ATPase. 2  Kromatografi ion-exchangemodifikasi Baumgartner dan Chrispeels 1976
Kolom  kromatografi  dibilas  dengan  menggunakan  kation-anion  exchange. Setelah  itu,  sebanyak  1  mL  sampel  polisakarida  inhibitor  diinjeksikan  ke  dalam
kolom  kromatografi.  Eluen  yang  digunakan  adalah  NaCl  0,1-1  M.  Hasil  elusi ditampung  dalam  tabung  vial  dengan  volume  masing-masing  1  mL.  Masing-
masing fraksi diuji aktivitas inhibisinya dengan uji ATPase.
3.3.5  Profil kemurnian fraksi aktif polisakarida inhibitor RNA helikase
Fraksi  yang  memiliki  aktivitas  paling  tinggi  dari  masing-masing  teknik pemurnian  dibandingkan  dan  dipilih  fraksi  paling  aktif  untuk  dilihat  profil
kemurniannya  menggunakan  kromatografi  lapis  tipis,  dan  diperjelas  kembali menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi.
1  Kromatografi lapis tipis modifikasi Putri 2011 Plat  silika  F
254
disiapkan  dan  diatur  jarak  antara  garis  penotolan  dengan garis akhir. Bejana chamber KLT diisi dengan eluen asetonitril : etanol dengan
perbandingan 3:7 dan diinkubasi selama beberapa menit hingga jenuh. Plat  yang telah  ditotol  dengan  sampel  hasil  pemurnian  yang  memiliki  aktivitas  inhibisi
tertinggi  dikembangkan  dalam  bejana  sampai  eluen  mencapai  garis  akhir.  Hasil KLT  kemudian  divisualisasi menggunakan  sinar  UV  dengan  panjang  gelombang
254  nm,  setelah  itu  disemprot  dengan  penampak  bercak  serium  sulfat  dan dipanaskan hingga terlihat spot hasil kromatografi.
2  Kromatografi cair kinerja tinggi KCKT  HPLC Sampel atau fraksi paling aktif diambil sebanyak 20 µ L untuk diinjeksikan
ke dalam HPLC. Kondisi HPLC yang digunakan adalah sebagai berikut :
a.  Fase Gerak : H
2
SO
4
0,008 N b.  Kolom
: Aminex® HPX-87H, 300 mm x 7.8 mm c.  Detektor
: Refractive Index d.  Flow rate
: 1 mLmin e.  Suhu kolom
: 35 ºC f.  Back Pressure
: 1553 psi
3.4  Prosedur Analisis