Ekstrak kasar polisakarida yang dihasilkan memiliki aktivitas inhibisi yang lebih rendah dari penelitian sebelumnya. Mustopa et al. 2010 menjelaskan
bahwa ekstrak kasar mikroalga BTM 11 memiliki aktivitas penghambatan terhadap RNA helikase sebesar 80 dilusi 5x. Perbedaan ini karena penggunaan
metode ekstraksi bertingkat pada penelitian ini menyebabkan banyak senyawa yang dapat berperan sebagai inhibitor ikut hilang selama proses ekstraksi. Namun
ekstrak kasar polisakarida yang dihasilkan pada penelitian ini memiliki aktivitas inhibisi yang lebih tinggi dari mikroalga jenis lain. Mustopa et al. 2010 juga
menjelaskan bahwa beberapa jenis mikroalga yang diisolasi dari perairan Ciater Jawa Barat memiliki aktivitas penghambatan terhadap RNA helikase HCV
kurang dari 50.
4.4 Pemurnian Polisakarida Inhibitor RNA Helikase
1 Kromatografi gel filtrasi Pemurnian polisakarida BTM 11 dilakukan dengan menggunakan kolom
Sepharose 4B. Pemurnian dilakukan dengan memadatkan terlebih dahulu fase diam berupa matriks gel pada kolom di dalam cold room, kemudian kolom dibilas
secara simultan dengan air hingga tidak ada senyawa yang masih terdapat di dalam matriks gel tersebut. Sampel dimasukkan sebanyak 1 mL kemudian
digunakan fase gerak berupa campuran etanol:air 3:7. Berbagai macam eluen ini dipilih berdasarkan tingkat kepolarannya. Soczewinski Wawrzynowics 2003
menjelaskan senyawa yang bersifat polar akan keluar paling akhir, senyawa tersebut akan berikatan lebih kuat dengan fase diam sehingga terelusi paling akhir.
Matriks gel Sepharose 4B dengan menggunakan fase gerak etanol:air 3:7 menghasilkan penghambatan tertinggi terhadap RNA helikase HCV sebesar
78,76 pada fraksi ke-13 dengan konsentrasi penghambatan sebesar 0,7615 mM. Nilai ini sudah merupakan nilai murni penghambatan karena sudah dikurangi
dengan kontrol negatif. Kontrol negatif digunakan untuk mengetahui pengaruh dari pelarut yang digunakan. Kontrol positif tidak digunakan karena belum
ditemukannya obat atau vaksin yang sesuai untuk infeksi virus hepatitis C. Contoh perhitungan dan tabulasi data dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 4. Profil aktivitas
penghambatan RNA helikase HCV oleh hasil fraksinasi kromatografi gel filtrasi dapat dilihat pada Gambar 17.
Gambar 17 Inhibisi polisakarida fraksi gel filtrasi terhadap aktivitas ATPase RNA helikase HCV.
Hasil fraksinasi dengan aktivitas penghambatan tertinggi yang diperoleh tergolong cukup efektif, dan lebih tinggi jika dibandingkan dengan hasil
penelitian sebelumnya. Mori et al. 2012 melaporkan bahwa polisakarida yang diisolasi
darimakroalga Cladosiphon
okamuranus memiliki
aktivitas penghambatan terhadap replikasi HCV sebesar 60. Perbedaan ini karena
penggunaan metode ekstraksi dan pemurnian yang digunakan berbeda, sehingga kandungan polisakarida yang aktif menghambat virus hepatitis C juga berbeda.
Beberapa bahan aktif dari produk alam jenis lain juga diketahui dapat menghambat aktivitas RNA helikase HCV. Hasil pemurnian ekstrak buah
tanaman mangrove Avicennia marina dapat menghambat aktivitas ATPase enzim RNA helikase HCV sebesar 76,7 Kusumawati 2011. Selain itu terdapat
pula hasil pemurnian ekstrak rimpang temulawak Curcuma zanthorrhiza yang dapat aktivitas ATPase dari enzim RNA helikase HCV sebesar 73,6
Setianingsih 2011. 2 Kromatografi ion-exchange
Pemurnian ini menggunakan sistem elusi gradien, senyawa dihilangkan dari kolom dengan mengubah kondisi elusi yang tidak cocok untuk ikatan ion molekul
terlarut. Perubahan kondisi elusi dilakukan dengan cara meningkatkan gradien konsentrasi garam. Eluen yang dipakai adalah NaCl dengan konsentrasi dimulai
dari 0,1-1 M. Profil aktivitas penghambatan RNA helikase HCV oleh hasil fraksinasi kromatografi ion-exchange dapat dilihat pada Gambar 18.
43,95 55,88
71,23
78,76
65,77 41,07
-20 20
40 60
80 100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 P
en gh
am b
at an
Fraksi ke-
Gambar 18 Inhibisi polisakarida fraksi ion-exchange terhadap aktivitas ATPase RNA helikase HCV.
Aktivitas penghambatan tertinggi adalah sebesar 74,6 dengan konsentrasi 0,7205 mM pada fraksi ke-10. Nilai ini merupakan nilai murni aktivitas
penghambatan karena sudah dikurangi dengan kontrol negatif yaitu NaCl 0,25 M. Aktivitas penghambatan ini lebih rendah dari hasil kromatografi gel filtrasi. Hal
ini diduga karena interaksi yang lebih kuat antara eluen dengan polisakarida inhibitor pada kromatografi gel filtrasi, sehingga zat aktif akan lebih mudah
terelusi oleh fase gerak. Rinaudo 2006 menjelaskan polisakarida berikatan kuat dengan molekul polar dengan cara membentuk ikatan hidrogen dari gugus
–OH yang dimilikinya. Tabulasi data aktivitas penghambatan dari hasil fraksinasi
kromatografi ion-exchange dapat dilihat pada Lampiran 5.
4.5 Analisis Kandungan Gula