17
BAB III GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN
3.1 Sejarah Kota Medan
Dahulu Kota Medan ini dikenal dengan nama Tanah Deli dan keadaan Tanahnya berawa-rawa seluas 4000Ha. Dan beberapa sungai melintasi Kota Medan
semuanya bermuara ke Selat Melaka. Sungai-sungai itu adalah Sei deli, Sei Babura, Sei Sikambing, Sei Denai, Sei Putih, Sei Badra, Sei Belawan, dan Sei Sulang Saling
Sei Kera. Pada mulanya yang membuka perkampungan Medan adalah Guru Patimpus
lokasinya terletak di Tanah Deli, maka sejak zaman penjajahan orang selalu merangkaikan Medan dengan Deli Medan-Deli. Dahulu orang menamakan Tanah
Deli mulai dari Sungai Ular Deli Serdang sampai ke sungai Wampu Langakat sedangkan Kesultanan Deli yang berkuasa pada waktu itu wilayah kekuasaannya
tidak mencakup daerah diantara dua sungai tersebut. Menurut Volker pada tahun 1860 Medan masih merupakan hutan rimba
terutama di muara-muara sungai di selingi pemukiman-pemukiman penduduk yang berasal dari Karo dan semenanjung Malaya. Pada tahun 1863 orang-orang Belanda
mulai membuka kebun Tembakau di Deli yang sempat menjadi primadona Tanah Deli. Sejak itu perekonomian terus berkembang sehingga Medan menjadi Kota pusat
Pemerintahan dan Perekonomian di Sumatera Utara. Pada perkembangannya merupakan kampung kecil yang bernama “Kampung
Medan Putri” yang letaknya sangat strategis di antara sungai Deli dan Sungai Babura.
Universitas Sumatera Utara
Kampung Medan Putri ini didirikan oleh Guru Patimpus sekitar tahun 1590-an. Guru Patimpus adalah seorang putra Karo bermarga Sembiring Palawi dan beristrikan
seorang Putri Datuk brayan. Dalam bahasa Karo, kata “Guru” berarti “Tabib” ataupun “Orang Pintar” kemudian kata “Pa” merupakan sebutan untuk seorang Bapak
berdasarkan sifat atau keadaan seseorang, sedangkan kata “Timpus” berarti bunderan, bungkus atau bulat. Dengan demikian, maka nama Guru Patimpus bermakna sebagai
seorang Tabib yang memiliki kebiasaan membungkus sesuatu dalam kain yang diselempangkan di badan untuk membawa barang bawaannya.
Dari catatan penulis-penulis Portugis yang berasal dari awal abad ke-16, disebutkan Kota Medan berasal dari nama “Medina”, sedangkan sumber lainnya
menyatakan Medan berasal dari bahasa India “Meiden”. Yang lebih kacau lagi ada sebagian masyarakat menyatakan Medan merupakan tempat atau area bertemunya
berbagai suku sehingga disebut sebagai medan pertemuan. Adapula yang mengatakan ketika para saudagar Arabyang kebetulan melihat tanah Medan sekarang, mengatakan
Median yang berarti datar atau rata dan memang pada kenyataannya Medan memiliki kontur tanah yang rata mulai dari pantai Belawan hingga daerah Pancur Batu.
Dalam salah satu kamus Karo-Indonesia yang ditulis Darwin Prints SH: 2002, Kata “Medan” berarti “menjadi sehat” ataupun ‘lebih baik”. Hal ini memang
berdasarkan pada kenyataan Guru Patimpus benar adanya adlah seorang tabib yang dalam hal ini memilki keahlian dalam pengobatan tradisonal Karo pada masanya.
Medan pertama kali ditempati suku Karo. Hanya setelah penguasa Aceh, Sultan Iskandar Muda, mengirimkan panglimanya, Gocah Pahlawan bergelar Laksamana
Khoja Bintan untuk menjadi wakil Kerajaan Aceh di Tanah Deli, barulah Kerajaan
Universitas Sumatera Utara
Deli mulai berkembang. Perkembangan ini ikut mendorong pertumbuhan dari segi penduduk maupun kebudayaan Medan. Di masa pemerintahan Sultan Deli kedua,
Tuanku Panglima Parunggit 1669-1698, terjadi perang kavaaleri dan sejak itu Medan menjadi pembayar upeti kepada Sultan deli.
Sejak tahun 1950, Medan telah beberapa kali melakukan perluasan areal, dari 1.853 ha menjadi 26.510 ha di tahun 1974. Dengan demikian dalam tempo 25 tahun
setelah penyerahan kedaulatan, Kota Medan telah bertambah luas hamper delapan belas kali lipat.
3.2
Letak Geografis
Secara geografis Kota Medan terletak pada 3 ⁰30’-3⁰43’ Lintang Utara dan
98 ⁰35’-98⁰44’ Bujur Timur. Topografi Kota Medan cenderung miring ke utara dan
berada pada ketinggian 2,5-37,5 meter diatas permukaan laut. Batas wilayah Kota Medan adalah sebagai berikut :
- Utara : Selat Malaka
- Selatan : Kabupaten Deli Serdang
- Barat : Kabupaten Deli Serdang
- Timur : Kabupaten Deli Serdang
Universitas Sumatera Utara
KOTA MEDAN
Motto : Bekerja sama dan sama-sama bekerja untuk
kemajuan Kota Medan Metropolitan Provinsi
: Sumatera Utara Negara
: Indonesia Hari Jadi
: 1 Juli 1950 Walikota
Luas Total : 265,10 km²
: Rahudman Harahap
Populasi 2011
- Total
: 2.949.830 -
Kepadatan : 11.127.2 jiwakm²
Demografri
- Suku
: Batak, Jawa, Tionghoa, Mandailing,
Minangkabau, Melayu, Karo, Aceh, Tamil
- Agama
: Islam 68,83, Kristen Protestan 20,27, Kristen Katolik 2,79, Budha
8,79, Hindu 0,44
- Bahasa
: Indonesia, Batak, Jawa, Hokien,
Minangkabau, Mandailing, Tamil. Pembagian Administratif
- Kecamatan
: 21 Dua Puluh Satu
Universitas Sumatera Utara
- Kelurahan
: 115 Seratus Lima Belas
Kota Medan merupakan salah satu dari 25 Daerah Tingkat II di Sumatera Utara dengan luas daerah sekitar 265,10 km². kota ini merupakan Pusat Pemerintahan
daerah Tingkat I Sumatera Utara. Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu Sungai
Babura dan Sungai Deli.. Kota Medan mempunyai iklim tropis dan suhu minimum menurut Stasiun
Polonia pada tahun 2006 berkisar antara 23,0 ⁰C-24,1⁰C dan suhu maksimum berkisar
antara 30,6 ⁰C-33,1⁰C serta menurut Stasiun Sampali suhu minimumnya berkisar
antara 23,6 ⁰C-24,4⁰C dan suhu maksimumnya berkisar antara 30,2⁰C-32,5⁰C.
Selanjutnya mengenai kelembapan udara di wilayah Kota Medan rata-rata 78- 82, dan kecepatan angin rata-rata sebesar 0,42 msec sedangkan rata-rata total laju
penguapan tiap bulannya 100,6 mm. Hari hujan di Kota Medan pada tahun 2006 rata- rata per bulan 19 hari dengan rata-rata curah hujan menurut Stasiun Sampali per
bulannya 230,3 mm dan pada Stasiun Polonia per bulannya 211,67 mm.
Universitas Sumatera Utara
Table 3.1 LETAK GEOGRAFI BEBERAPA DAERAH DI KOTA MEDAN
Nama Daerah Garis Lintang
L.U Garis Bujur
B.T Tinggi Permukaan
Laut Sampali
03,37 98,47
25 Polonia
03,34 98,41
27 Belawan
03,48 98,42
3 Tanjung Morawa
03,30 98,40
30
3.3 Fisiografi