Museum Perjuangan Sebagai Objek Wisata

30

BAB IV MUSEUM PERJUANGAN SEBAGAI SALAH SATU OBJEK WISATA

SEJARAH DI KOTA MEDAN

4.1 Museum Perjuangan Sebagai Objek Wisata

Museum Perjuangan TNI ini dibuka pada tahun 1971, yang terletak di Jl. Zainul Arifin Medan. Museum ini merupakan salah satu tempat sejarah di kota Medan karena banyak menyimpan benda-benda bersejarh peninggalan ABRI dan rakyat Sumatera Utara pada masa melawan penjajah. Barang-barang peninggalan sejarah di Museum sperti : alat-alat kesehatan tradisional, senjata yang di gunakan para pejuang untuk mempertahan kan NKRI dari Belanda dan Jepang, seragam, alat komunikasi wireless sets, dan lainnya. Museum ini semata-mata tidak hanya milik TNI saja, tetapi milik rakyat Sumatera Utara dan warga Indonesia secara umumnya. Siapa saja boleh masuk ke Museum ini dan tidak di pungut biaya untuk melihat-lihat benda peninggalan sejarah.mengunjungi museum ini kita dapat membayangkan kehebatan para perjuangan pahlawan di masa lalu. Museum ini dibuka mulai dari jam 8.00-15.30 dari hari senin smpai jumat. Jumlah pengunjung setiap hari tidak tentu. Dalam menjaga, memelihara, dan menlindungi salah satu objek wisata Kota Medan ini, kepada Pemprov. Pemko Medan dan Dinas Pariwisata Kota Medan sebaiknya memberikan perhatian, sumbangan dana didalam merawat dan menjaga benda-benda peninggalan perjuangan ini. Universitas Sumatera Utara Pada tahun 1928 sebelum menjadi museum, ini merupakan bangunan Asuransi NV Levensyerzekering Mattschappij Arhnehen. Pada tahun 1942, dijadikan markas Kempetai Jepang, kemudian pada tahun 1946 direbut oleh para pejuang dari tangan Jepang dan Belanda. Tahun 1950 dijadikan Markas Komando Teritorium I. Pada tanggal 21 Juni 1971 museum ini resmi dibuka sebagai tempat peninggalan benda-benda bersejarah, dan barulah pada 5 Oktober 1996 diresmikan renovasi museum ini dan menetapkan namanya menjadi Museum Perjuangan TNI. Museum ini memilki 2 lantai, lantai satu memasuki ruangan koleksi sseperti senjata-senjata tradisional, alat-alat kesehatan pada waktu itu, alat komunikasi, arsip- arsip-arsip mengenai pada waktu perang dahulu, senjata-senjata yang direbut dari penjajahan, seragam sejumlah pahlawan kemerdekaan yang namanya diabadikan sebagai nama jalan di Kota Medan. Terdapat pula mesin ketik royal, yang digunakan pada saat menghancurkan pemberontakan di Tapanuli. Mesin ketik Datio digunakan untuk menulis berita, yang merupakan rampasan Laskar Rakyat pada saat merebut tansi Militer Jepang di Mariendal. Suasan tempo dulu dan heroik semakin terasa saat memperhatikan sekeliling karena dinding terpajang beberapa foto dan lukisan Kota Medan tempo dulu serta para pejuang Ada foto Tjong Afie tahun 1920, Kesawan 1900, Kantor Pos Medan 1960, jalan Sutomo 1960, Lukisan Lapangan Merdeka yang dulunya bernama Lapangan Fukuraido saat pengibaran bendera tanggal 17 Agustus 1945. Ada juga foto Kolonel A Manaf Lubis, Kononel Djamin Ginting, Panglima Divisi IV TKR Sumatera Timur dan sebagainya. Koleksi kompas seperti Kompas Derajat DMD no.9258 buatan Australia, teropong 7 x 50 buatan Inggris, sejumlah pedang kebesaran yang dimiliki Universitas Sumatera Utara pimpinan tentara saat itu. Dan ada juga beragamjenis uang tempo dulu baik dari Indonesia maupun dari negara luar sperti uang dari Ceko, Belanda dan negara lainnya. Diruang ke dua berada di lantai dua, juga terlihat sejumlah foto-foto Pangdam IIBB dari yang pertama hingga yang terakhir. Tentara Keamanan Rakyat TKR ketika itu membuata senapan ala kadarnya, namun dimasanya senjata ini merupakan suatu prestasi tersendiri. “Senjata Tunggu Dulu” ini dibuat di Bandung dan digunakan TKR Laskar Rakyat di Sumatera utara untuk menghadapi serangan agresi Militer Belanda I dan II di font Medan Area dan Perang Gerilya pada tahun 1945 hingga 1949.

4.2 Museum Perjuangan Sebagai Objek Wisata Sejarah