1807 1879 1993 2026 Analysis of Food Consumption Situation and Needs in Papua Province

Kuantitas Konsumsi Pangan Analisis kuantitatif dilakukan terhadap konsumsi pangan. Kuantitas konsumsi pangan dapat diketahui dari tingkat konsumsi energi TKE dan tingkat konsumsi protein TKP. Konsumsi Energi Pangan merupakan kebutuhan pokok yang paling mendasar bagi manusia, karenanya pemenuhan kebutuhan pangan merupakan bagian dari hak azasi individu. Untuk hidup sehat seseorang membutuhkan sejumlah zat gizi yang bersumber dari berbagai macam sumber pangan, baik pangan nabati maupun hewani. Zat gizi yang harus dipenuhi terutama adalah energi dan protein. Menurut Martianto 2004 kekurangan dua zat gizi tersebut dan berlangsung lama akan berpengaruh pada kualitas sumber daya manusianya, diantaranya menurunkan produktifitas kerja, kecerdasan, dan imunitas. Salah satu indikator untuk menunjukkan tingkat kesejahteraan penduduk adalah tingkat kecukupan gizi. Sesuai dengan rekomendasi WNPG 2004 menetapkan konsumsi kalori per kapita per hari adalah 2000 kkal. Konsumsi energi menurut kelompok pangan dari tahun 2008 sampai 2010 dapat dilihat pada wilayah perkotaan, pedesaan, dan perkotaan+pedesaan. Tabel 5 Tingkat kecukupan energi perkotaan tahun 2008, 2009, dan 2010 No Kelompok Pangan 2008 2009 2010 kkalkaphr AKE kkalkaphr AKE kkalkaphr AKE 1 Padi-padian 1060 53.0 1000 50.0 1006 50.3 2 Umbi-umbian 92 4.6 80 4.0 89 4.5 3 Pangan hewani 222 11.1 205 10.3 245 12.3 4 Minyaklemak 241 12.1 238 11.9 234 11.7 5 Buahbiji berminyak 29 1.5 28 1.4 23 1.2 6 Kacang-kacangan 52 2.6 60 3.0 61 3.1 7 Gula 106 5.3 97 4.9 105 5.2 8 Sayur dan buah 81 4.1 76 3.8 91 4.5 9 Lain-lain 26 1.3 22 1.1 24 1.2 Total 1910

95.5 1807

90.4 1879

94.0 Angka Kecukupan Energi AKE: 2000 kkalkapitahari Tabel 5 menunjukkan bahwa konsumsi energi pada tahun 2008 menurut kelompok pangan padi-padian adalah 1060 kkalkaphr 53.0 AKE, umbi- umbian adalah 92 kkalkaphr 4.6 AKE, pangan hewani adalah 222 kkalkaphr 11.1 AKE, minyaklemak adalah 241 kkalkaphr 12.1 AKE, buah biji berminyak adalah 29 kkalkaphr 1.5 AKE, kacang-kacangan adalah 52 kkalkaphr 2.6 AKE, gula adalah 106 kkalkaphr 5.3 AKE, sayur dan buah adalah 81 kkalkaphr 4.1 AKE, dan pangan lainnya adalah 26 kkalkaphr 1.3 AKE. Pada tahun 2009 konsumsi energi mengalami penurunan menurut kelompok pangan padi-padian, umbi-umbian, pangan hewani, minyak lemak, buah biji bermnyak, kacang-kacangan, gula, sayur dan buah, pangan lainnya. Kemudian konsumsi energi menurut kelompok pangan meningkat kembali pada tahun 2010. Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa kelompok pangan padi- padian lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok pangan umbi-umbian di wilayah perkotaan. Hal ini dipengaruhi oleh preferensi pangan masyarakat terutama di wilayah perkotaan yang masih memilih padi-padian sebagai makanan pokok sumber energi dalam hal ini adalah beras. Dimana masyarakat perkotaan di Provinsi Papua lebih di dominasi oleh pendatang dari luar Papua yang terdiri dari berbagai suku seperti Jawa, Sulawesi, Sumatera, dan lainnya BPS 2011. Tabel 6 Tingkat kecukupan energi pedesaan tahun 2008, 2009, dan 2010 No Kelompok Pangan 2008 2009 2010 kkalkaphr AKE kkalkaphr AKE kkalkaphr AKE 1 Padi-padian 596 29.8 612 30.6 586 29.3 2 Umbi-umbian 655 32.7 665 33.3 748 37.4 3 Pangan hewani 180 9.0 175 8.7 163 8.2 4 Minyaklemak 184 9.2 208 10.4 217 10.9 5 Buahbiji berminyak 26 1.3 26 1.3 20 1.0 6 Kacang-kacangan 76 3.8 105 5.3 83 4.2 7 Gula 67 3.3 79 4.0 75 3.7 8 Sayur dan buah 106 5.3 109 5.5 118 5.9 9 Lain-lain 14 0.7 13 0.6 15 0.8 Total 1905

95.2 1993

99.6 2026

101.3 Angka Kecukupan Energi AKE: 2000 kkalkapitahari Tabel 6 menunjukkan bahwa terjadi fluktuasi konsumsi energi pada tahun 2008 sampai 2010 menurut kelompok pangan di wilayah pedesaan. Kelompok pangan umbi-umbian, minyak lemak, sayur dan buah mengalami peningkatan dari tahun 2008 sampai 2010 sedangkan kelompok pangan padi-padian, pangan hewani, buah biji berminyak, gula, dan pangan lainnya mengalami penurunan konsumsi energi dari tahun 2008 sampai 2010. Kelompok pangan umbi-umbian masih mendominasi dibandingkan dengan kelompok pangan lainnya dari tahun 2008 sampai tahun 2010. Hal ini disebabkan masyarakat di pedesaan Papua yang dominan adalah penduduk asli Papua yang masih mengutamakan konsumsi umbi-umbian sebagai makanan pokok seperti sagu, ubi kayu, ubi jalar, dan keladi. Tabel 7 menunjukkan bahwa terjadi fluktuasi konsumsi energi pada tahun 2008 sampai 2010 menurut kelompok pangan di wilayah perkotaan+pedesaan. Kelompok pangan umbi-umbian, minyak lemak, sayur dan buah, pangan lainnya mengalami peningkatan dari tahun 2008 sampai 2010 sedangkan kelompok pangan padi-padian, pangan hewani, buah biji berminyak, dan gula mengalami penurunan konsumsi energi dari tahun 2008 sampai 2010. Hal ini diduga karena adanya keterbatasan untuk membeli bahan pangan, faktor sosial budaya, dan preferensi masyarakat terhadap pangan Wahidah 2005. Tabel 7 Tingkat kecukupan protein perkotaan + pedesaan tahun 2008, 2009, dan 2010 No Kelompok Pangan 2008 2009 2010 kkalkaphr AKP kkalkaphr AKP kkalkaphr AKP 1 Padi-padian 702 35.1 701 35.0 682 34.1 2 Umbi-umbian 526 26.3 532 26.6 598 29.9 3 Pangan hewani 190 9.5 182 9.1 182 9.1 4 Minyaklemak 197 9.9 214 10.7 221 11.1 5 Buahbiji berminyak 27 1.3 26 1.3 21 1.0 6 Kacang-kacangan 71 3.5 95 4.7 78 3.9 7 Gula 76 3.8 83 4.2 82 4.1 8 Sayur dan buah 101 5.0 102 5.1 112 5.6 9 Lain-lain 17 0.9 15 0.7 17 0.9 Total 1906

95.3 1950