dan struktur batin ketujuh geguritan karya Handoyo Wibowo, aspek tematis yang terkadung dalam geguritan.
Bab kelima penutup, yang berisi kesimpulan dan saran-saran dari hasil penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Puisi dan Geguritan
Secara etimologi, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani ‘Poeima’ yang berarti ‘membuat’ atau Poeisis yang berarti ‘pembuatan’, dan dalam bahasa
Inggris disebut dengan Poem atau Poetry. Puisi diartikan membuat dan pembuatan, karena lewat puisi pada dasarnya seseorang telah menciptakan dunia
tersendiri, yang mungkin berisikan pesan atau gambaran-gambaran suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah Aminudin, 1991:134. Sedangkan menurut
Purwodarminto dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan puisi adalah karangan kesusastraan yang berbentuk sajak syair, pantun dan
sebagainya. Penciptaan puisi sebagai suatu kreasi seni itu bertolak dari kompleksitas
suatu masalah dalam kehidupan itu sendiri, dari segala yang ada dan yang mungkin ada. Oleh sebab itulah, puisi pada dasarnya juga mampu
menggambarkan problema manusia yang bersifat universal, yakni yang
berhubungan dengan masalah hakekat manusia, kematian juga ketuhanan Aminudin, 1991:191.
Puisi adalah salah satu bentuk kesusastraan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan seorang penyair secara imajinatif dan disusun dengan
mengkonsentrasikan apapun yang ada yaitu struktur fisik dan struktur batin. Keduanya saling mengikat dengan unsur-unsurnya membentuk suatu totalitas
makna yang utuh. Pada dasarnya yang disebut struktur fisik puisi terdisi dari diksi, pengimajian serta majas, kata konkret, verifikasi dan tipografi puisi. Sedangkan
struktur batin adalah sebagai pengungkap dari perasaan dan semua pengalaman jiwa dari seorang penyair Waluyo, 1991:28. Di pihak lain puisi dipandang
sebagai suatu tindak komunikasi, yaitu sebagai wacana puitik dari penyair yang diperuntukan bagi khalayak dengan sentuhan yang khas, di dalam naungan
konteks dan kode budaya Wiryatmaja, 1987:4 Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa puisi adalah ungkapan
perasan dan pikiran penyair atas dasar pengalamannya, yang bersifat imajinatif atau rekaan yang dituangkan atau disusun dengan mengkonsentrasikan semua dari
kekuatan bahasa serta dikemas secara khas dalam konteks dan kode budaya yang ada pada masyarakat.
Geguritan merupakan nama yang diberikan kepada semua bentuk puisi Jawa modern Subalidinata, 1981:47. Jadi pengertian guritan atau puisi Jawa
Modern adalah puisi yang pengungkapannya menggunakan media bahasa Jawa Modern. Guritan tradisional memiliki aturan yang ketat, misalnya menyangkut
jumlah suku kata dan bunyi pada akhiran larik. Pada tahap awal
perkembangannya, biasanya geguritan diawali kata sun gegurit ‘saya membuat guritan’. Guritan sekarang disebut puisi bebas, karena tidak terikat oleh konvensi-
konvensi tersebut diatas. Jadi, puisi dan geguritan pada dasarnya sama. Perbedaan puisi dan
geguritan terletak pada media bahasa yang digunakan. Jika puisi dituangkan atau ditulis dengan bahasa Jawa, disebut guritan atau geguritan.
B. Struktur Puisi