Penggantian Arti Displacing of Meaning

penyimpangan arti distoring of meaning dan penciptaan arti creating of meaning Pradopo, 1995:318.

1. Penggantian Arti Displacing of Meaning

Pada umumnya kata-kata kiasan menggantikan arti sesuatu yang lain, lebih-lebih metafora dan metonimi. Dalam penggantian arti ini suatu kata kiasan berarti yang lain tidak menurut arti sesungguhnya Pradopo, 1995:210. Metafora adalah maksud pemakainya yang sangat terasa, terencana dan diperhitungkan untuk mengefektifkan efek emotif darinya Wund dalam Wellek, 1983:251. H. Konrad mengkontraskannya antara metafora estetis. Metafora linguistis misalnya kaki meja menggarisbawahi dari kecendrungan umum objeknya “memandikannya dengan suasana yang baru” Konrad dalam Wellek, 1983:251. Metafora biasanya mengumpamakan atau menggantikan sesuatu hal dengan tidak menggunakan kata pembanding : bagi, bak, ibarat, seperti, laksana, dan sebagainya. Metafora dianggap sebagai struktur penentu dari dua macam tipe puisi, tipe yang pertama adalah membuat asosiasi berdasarkan perbandingan yaitu puisi yang mengacu pada dunia wacana. Sedangkan tipe yang kedua ialah menggabungkan dari sebuah dunia yang berbeda Wellek, 1983:250. Penyebab munculnya metafora banyak disebabkan oleh rasa takut dan segan. Dengan memberinya sebutan metafora, kita dapat melihatnya dari sudut pandang tertentu, karena melalui itulah objeknya dapat dicerminkan dalam fokus tertentu oleh objeknya yang difokuskan tersebut. Ditambahkan pula bahwa, ada beberapa unsur sebagai dasar yaitu bahwa ada empat unsurnya yang mendasar di dalam pengertian tentang apa itu metafora, adalah metafora 1 sebagai analogi 2 sebagai visi ganda 3 sebagai citra indrawi yang mengungkapkan hal-hal yang tak dapat dilihat dan 4 sebagai proyeksi animistis Wellek, 1983:253. Penggunaan metafora merupakan salah satu ciri khas dari puisi, akan tetapi pemakaian dan penggunaan kiasan itu harus spontan, langsung keluar dari sanubari penyair dan hendaknya ada persejajaran dengan adanya apa yang dilukiskan oleh penyair dengan apa yang dimaksudnya. Berbagai pendapat di atas kiranya dapat disimpulkan bahwa metafora adalah pergeseran dari suatu sifat tertentu ke dalam sifat lain berdasarkan asosiasi kaitan atau asosiasi perbandingan. Dengan kata lain, metafora memindahkan sifat tertentu ke dalam suatu objek yang dipersamakan oleh suatu metafora. Metonimi dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai kiasan pengganti nama. Bahasa ini berarti penggunaan sebuah atribut, sebuah objek atau penggunaan sesuatu yang sangat dekat berhubungan dengannya untuk menggantikan objek tersebut Altenbernd dalam Pradopo, 1995:77. Penggunaan metonimi ini untuk membuat lebih hidup dengan menunjukan hal yang kongkrit. Penggunaan hal tersebut lebih dapat menghasilkan imaji-imaji yang nyata. Namun, tidak menutup kemungkinan bentuk pengganti arti ini juga dibangun oleh bentuk-bentuk kiasan yang lain seperti personifikasi, senekdok, dan sebagainya.

2. Penyimpangan Arti Distorting of Meaning