Kata asmara yang diibaratkan seperti anak kecil yang suka bermain sampai sore, tetapi tidak akan tersesat, karena sudah mengetahui rumahnya. Asmarapun tidak
akan kesasar atau salah tempat karena setiap orang sudah mempunyai jodoh atau pasangan sendiri-sendiri
b. Metonimi
Metonimi adalah suatu gaya bahasa yang menggantikan nama sesuatu dengan sesuatu yang lain karena ada kesamaan pada keduanya Riffaterre
1978:49. Metonimi dapat ditemukan pada bait-bait berikut: digawe capjay campuran crita III, 4, 2 ‘dibuat campuran cerita’
Capjay dalam arti sebenarnya adalah nama makanan Chines yang dibuat dari
campuran berbagai macam sayuran kekancan kaliyan para dewa V, 4,2 ‘berteman dengan para dewa’
Kata dewa yang dimaksud adalah Tuhan
2. Penyimpangan Arti distorting of meaning
a. Ambiguitas
Ambiguitas adalah keragu-raguan atau ketidakpastian dalam menafsirkan makna kata atau ungkapan dalam karya sastra karena adanya beberapa
kemungkinan Panuti, 1990:50. Ambiguitas dapat ditemukan pada uraian sebagai berikut :
ngrasani iku lelaraning manungsa II, 1, 1 ‘menggunjing itu penyakit manusia’ Kata lelara ‘penyakit’ dalam geguritan diatas adalah bukan sesuatu yang
berhubungan dengan medis, tetapi penyakit di sini adalah sifat buruk yang dimiliki oleh semua manusia. Diumpamakan dengan penyakit karena sifat ini bisa
memburuk namun juga bisa membaik jika setiap manusia berusaha untuk bisa mengendalikan diri.
diparingi tempe njaluke sate VI, 3, 3 ‘diberi tempe minta sate’ Diberi tempe meminta sate dalam geguritan tersebut bukan benar-benar makanan
berupa tempe dan sate, tetapi diartikan sudah diberi yang diinginkan tetapi masih ingin yang lebih baik lagi.
b. Kontradiksi
Kontradiksi adalah salah satu cara menyampaikan sesuatu dengan menggunakan pertentangan atau secara berlawanan. Kontradiksi dapat ditemukan
pada uraian sebagai berikut : mlebu metu I, 1, 1 ‘ keluar masuk’
cendhek dhuwur V, 1, 1 ‘pendek tinggi’ biyen ngono saniki kepiye VI, 1, 3
‘dahulu begitu sekarang bagaimana’ kenal adhine malah tresna mbakyune VI, 3, 4
‘kenal adiknya justru cinta kakaknya’
Pemakaian kontradiksi jelas terlihat pada pemakaian kata-kata yang berlawanan tersebut.
c. Nonsense
Nonsense adalah bentuk-bentuk kata yang secara linguistik tidak mempunyai arti, sebab tidak terdapat pada kosa kata, karena hanya berupa
rangkaian bunyi yang tidak terdapat dalam kamus. Akan tetapi dalam puisi mempunyai makna sesuai arti sastra berdasarkan konvensi sastra Pradopo,
1995:219. Nonsense dapat dijumpai pada :
mbok lui mbokek mboten dadi apa III, 2, 2 ‘tidak punya uang tidak mengapa’
mbokek berarti tidak punya uang.
3. Penciptaan Arti Creating of Meaning