Kemurnian Radiokimia Kemurnian Radioisotop

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kemudian didiamkan selama 15 menit sampai membentuk dua lapisan. Fraksi yang terbentuk setelah pengocokan adalah fraksi metil etil keton bagian atas, kemudian diukur aktivitas Tc dengan dose calibrator ATOMLAB 100 plus, lapisan air pada bagian bawah disimpan untuk proses ekstraksi selanjutnya.

3.5.3 Kromatografi kolom alumina basa

Fraksi metil etil keton yang mengandung 99m Tc dilewatkan ke kolom kromatografi alumina basa, dan eluat kemudian ditampung dalam suatu wadah. Hasil tampungan kemudian dibagi menjadi dua bagian dan masing-masing diukur aktivitasnya dengan dose calibrator. Salah satu bagian yaitu eluat alumina basa yang akan dielusikan ke kolom alumina asam setelah dibilas dengan HNO 3, sedangkan bagian lainnya adalah eluat alumina basa yang akan dielusikan ke kolom alumina asam tanpa dibilas dengan HNO 3. Setelah digunakan kolom alumina basa disimpan untuk digunakan pada proses pengulangan selanjutnya. 3.5.4 Kromatografi kolom alumina asam 3.5.4.1 Dengan pembilasan HNO 3 0,1 M Eluat fraksi metil etil keton dari kolom alumina basa dilewatkan ke dalam kolom alumina asam yang dipreparasi dengan pembilasan asam nitrat 0,1 M. Hasil eluat ditampung dalam vial dan diukur aktivitas 99m Tc dengan dose calibrator. Kolom alumina asam kemudian dibilas dengan 10 ml aquades kemudian fasa air hasil tampungannya diukur aktivitasnya. Pada tahap terakhir alumina asam dielusi dengan 3x5 ml larutan salin NaCl 0,9 dan ketiga fraksi salin diukur aktivitas 99m Tc dengan dose calibrator. Setelah digunakan kolom alumina asam kemudian dielusi dengan 10 ml asam nitrat 0,1 M kemudian didiamkan semalaman untuk digunakan pada proses pengulangan selanjutnya.

3.5.4.2 Tanpa pembilasan HNO

3 0,1 M Eluat fraksi metil etil keton dari kolom alumina basa dilewatkan ke dalam kolom alumina asam yang dipreparasi tanpa pembilasan asam nitrat. Hasil eluat ditampung dalam vial dan diukur aktivitas 99m Tc dengan dose calibrator. Kolom alumina asam kemudian dibilas dengan 10 ml aquades dan eluat ditampung serta diukur aktivitas Tc dengan dose calibrator. Pada tahap terakhir alumina asam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dielusi dengan 3x5 ml larutan salin NaCl 0,9 dan ketiga fraksi salin diukur aktivitas 99m Tc dengan dose calibrator. Setelah digunakan kolom alumina asam disimpan untuk digunakan pada proses pengulangan selanjutnya. 3.5.5 Evaluasi 3.5.5.1 Perolehan kembali recovery Nilai perolehan kembali aktivitas peluruhan diperoleh dengan membandingkan aktivitas 99m Tc pada fraksi salin dengan aktivitas 99m Tc pada fraksi metil etil keton hasil elusi pada kolom alumina basa. Nilai aktivitas 99m Tc dikonversikan terhadap waktu yang sama dengan menggunakan persamaan:

3.5.5.2 Nilai pH

Pengukuran nilai pH dilakukan menggunakan kertas pH indikator universal.

3.5.5.3 Pemeriksaan visual

Pemeriksaan visual pada umumnya meliputi kejernihan, warna atau kelainan fisik lainnya. Tahap evaluasi ini dilakukan dengan panca indera penglihatan.

3.5.5.4 Kemurnian radiokimia

Penentuan kemurnian radiokimia dilakukan dengan kromatografi kertas menggunakan Whatman no.1 sebagai fase diam dan larutan metanol 85 sebagai fase gerak. Larutan uji dicuplik dan ditotolkan pada kertas Whatman no.1 kemudian dielusi selama kurang lebih 1-2 jam. Kertas kemudian diangin-anginkan hingga kering dan diukur nilai kemurnian radiokimia dengan menggunakan Imaging Scanner AR-200 Bioscan Sriyono et al.,2011