Perolehan kembali recovery aktivitas peluruhan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Teknesium-99m tidak terdapat di alam dan merupakan unsur buatan. Unsur ini diperoleh dari hasil peluruhan
99
Mo sebagai radionuklida induknya. Peluruhan terjadi dikarenakan inti atom yang tidak stabil secara spontan akan berubah
menjadi inti atom yang lebih stabil. Dalam kasus peluruhan
99
Mo akan meluruh menjadi
99m
Tc kemudian meluruh menjadi
99
Tc dan pada akhirnya menjadi suatu bentuk stabil yaitu
99
Ru.
Gambar 9. Peluruhan Radioisotop dari
99
Mo
Sumber: Zolle, 2007
Dari gambar peluruhan di atas terlihat bahwa
99
Mo meluruh menjadi
99m
Tc sebesar 87,5 dan sisanya sebesar 12,5 meluruh menjadi
99
Tc. Radioisotop yang dimanfaatkan dalam bidang diagnosis ialah
99m
Tc. Mengingat waktu paruhnya yang sangat singkat, maka radioisotop ini digunakan harus dalam
keadaan ‘fresh’. Jika penggunaannya tidak dalam keadaan ‘fresh’ dikhawatirkan
99m
Tc telah meluruh menjadi
99
Tc. Keberadaan radioisotop
99
Tc ini akan mengganggu pencitraan saat proses diagnosis berlangsung.
Dalam penelitian ini
99
Mo diperoleh dari hasil aktivasi neutron
98
Mo. Proses aktivasi neutron dilakukan dengan mengiradiasi
98
Mo dengan neutron di reaktor nuklir. Reaksi aktivasi terjadi saat penangkapan neutron oleh inti dari elemen
yang stabil yang kemudian berubah menjadi sebuah inti radioaktif dari unsur yang sama. Proses ini dapat digunakan untuk memproduksi
99
Molibdenum, tetapi radioaktivitas yang dihasilkan lebih rendah dari pada reaksi fisi dan terdapat sisa
98
Mo non-aktif yang dapat menimbulkan masalah medis European Commission, 2009. Hasil dari proses penangkapan tersebut mengakibatkan inti atom yang
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
diiradiasi dengan neutron akan berubah menjadi inti lain yakni
99
Mo yang perbandingan neutron dan protonnya tidak seperti semula, sehingga inti tersebut
menjadi tidak stabil dan bersifat radioaktif. Proses tersebut dapat digambarkan dengan persamaan reaksi sebagai berikut:
Setelah melalui proses iradisi, molybdenum trioxide MoO
3
dilarutkan dalam sodium hidroksida. Pemilihan besarnya konsentrasi 4 N NaOH yaitu
didasarkan pada penelitian Karpeles dan Rivero bahwa ekstraksi terbaik terjadi saat konsentrasi larutan NaOH antara 3-5 N Judith Dominguez Catasus, et.al
2012. Selain larut dalam larutan alkali hidroksida, MoO
3
juga dapat larut dalam
air, ammonium atau potassium bitartrat. Jika melihat kemampuan kelarutan MoO
3
dalam beberapa pelarut tersebut maka dapat diketahui bahwa MoO
3
bersifat polar. Hasil pelarutan MoO
3
dengan NaOH akan menghasilkan suatu garam dalam bentuk sodium molybdate. Berikut adalah persamaan reaksi yang terjadi:
Di dalam larutan MoO
3
-NaOH terdapat radionuklida
99
Mo sebagai radionuklida induk dan radionuklida
99m
Tc sebagai hasil peluruhan dari
99
Mo. Metode ekstraksi pelarut banyak digunakan untuk tujuan pemisahan
99m
Tc dari
99
Mo. Beberapa pelarut yang selektif terhadap teknesium ialah aseton, metil etil keton dan piridin Emeleus, Sharpe, 1968. Pada penelitian ini digunakan pelarut
metil etil keton. Ekstraksi dilakukan dengan pengocokan menggunakan stirrer selama 10 menit. Proses ekstraksi diharapkan dapat menarik
99m
Tc ke dalam larutan metil etil keton yang bersifat semi polar dan
99
Mo akan tetap berada pada fase air yang bersifat polar. Proses ekstraksi selektif teknesium dari
kesetimbangan campuran
99
Mo
99m
Tc memanfaatkan perbedaan kelarutan keduanya dalam dua fase cair yang larut dan merupakan dasar dari teknik
ekstraksi pelarut Dash, Knapp, Pillai, 2012. Metil etil keton merupakan cairan pengekstraksi netral. Sehingga kemungkinan mekanisme ekstraksi dari
99m
TcO
4 -
ialah solvatasi hidrasi hidratation solvatation Judith Dominguez Catasus, et.al 2012. Reaksi yang terjadi ialah sebagai berikut: