Kemurnian radiokimia Kemurnian radionuklida

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Na + + 99m TcO 4 - .pH 2 O + qMEK ↔ Na 99m TcO 4 .pH 2 O.qMEK Hasil pengocokan tersebut kemudian dipindahkan ke dalam corong pisah dan didiamkan selama 15 menit. Dari hasil ekstraksi akan diperoleh dua lapisan, yakni lapisan organik metil etil keton pada bagian atas dan lapisan non-organik air pada bagian bawah. Hal ini disebabkan densitas metil etil keton bernilai lebih kecil yakni 0.8049 gmL dibandingkan dengan densitas air yang bernilai 1 gmL. Lapisan organik kemudian dipisahkan dari lapisan non-organik untuk memperoleh 99m Tc. Larutan yang mengandung Tc tersebut belum dapat digunakan untuk tujuan diagnosis karena masih berada dalam lapisan metil etil keton, Fase organik metil etil keton dapat dihilangkan dengan penguapan, dan residu penguapan dilarutkan dengan salin. Namun hasil dari proses tersebut menghasilkan larutan berwarna kuning. Meskipun belum terdapat literatur yang menerangkan mengenai sebab terbentukmya warna kuning tersebut, namun diperkirakan warna kuning tersebut terjadi karena terbentuknya kompleks antara 99m Tc dengan metil etil keton. Perlu diketahui bahwa metil etil keton berbahaya bagi tubuh, karena metil etil keton bersifat neurotoksik, terlebih larutan 99m Tc ini akan dimasukkan ke dalam tubuh secara intravena untuk proses diagnosis. Oleh karena itu dibutuhkan proses lebih lanjut dengan melewatkan larutan ke dalam kolom alumina. Pada penelitian ini, digunakan adsorben alumina dalam kolom kromatografi. Alumina memiliki sifat amfoter sehingga zat ini memiliki kapasitas untuk bertindak sebagai asam atau basa. Berikut ialah sisi asam dan basa pada struktur alumina. Sisi asam Sisi basa Gambar 10. Sisi Asam Basa Alumina Sumber: Santacesaria, Ello, 1977 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Berikut ialah reaksi alumina jika direaksikan dengan senyawa yang bersifat asam maupun basa. Jika alumina direaksikan dengan basa dalam hal ini ialah NaOH maka ion Na + akan menempati sisi basa dengan berikatan dengan oksigen yang bermuatan negatif. Sedangkan saat direaksikan dengan asam yakni HNO 3 maka ion NO 3 - akan menempati sisi asam dengan berikatan dengan aluminium yang bermuatan positif. Basa : Al 3+ – O – Al 3+ + 2 NaOH  Al 3+ – O – Al 3+ + OH - | | | | O O ONa ONa Asam : Al 3+ – O – Al 3+ + 2 HNO 3  Al 3+ – O – Al 3+ + 2H + + 2O 2- | | | | O O NO 3 - NO 3 - Dikarenakan sifatnya yang amfoterik, struktur alumina dalam keadaan asam, basa maupun netral berbeda. Berikut adalah ketiga struktur alumina dalam kondisi yang berbeda: Gambar 11. Struktur Dasar Alumina a Asam, b Netral, c Basa Sumber: Noviyanti, 2010 Prinsip kromatografi yang digunakan pada penelitian ini ialah kromatografi penukar ion. Pertukaran ion merupakan proses yang mana solut-solut ion dalam fase gerak dapat bertukar dengan ion-ion yang bermuatan sama yang terikat secara kimiawi pada fase diam. Fase diam dapat berupa padatan polimer yang permeabel seperti resin organik yang tidak larut atau silika yang dimodifikasi secara kimiawi. Fase diam ini mengandung gugus-gugus dengan muatan yang tetap dan ion-ion lawannya yang mobil Gandjar, Rohman, 2007.