Lampiran 4 Prosedur analisis gross energy, sifat fisik, dan sifat kimia 1. Kandungan energi Almatsier 2006
Sampel ditimbang sekitar 1 g. Sampel dimasukkan ke dalam alat bomb
kalorimeter yang suhu awalnya sudah diatur. kawat bomb dipasang. Kemudian alat ditutup dan dinyalakan.
2. Kekerasan tekstur
Alat tekstur analyzer disiapkan. Probe dengan model sms P2 yang berdiameter
3,25 mm dipasang untuk metode tusuk puncture. Kemudian sampel diletakkan
di atas penopang tekstur analyzer. Kemudian diukur tingkat kekerasan pada
sampel.
3. Kadar air AOAC 1995
Kadar air diukur dengan metode oven biasa, sampel tidak terdegradasi pada suhu 100
o
C. Cawan aluminum kosong dikeringkan dalam oven bersuhu 105
o
C selama 15 menit lalu didinginkan dalam desikator selama 5 menit atau sampai tidak panas lagi. Cawan ditimbang dan dicatat beratnya. Sampel
ditimbang sebanyak 5 gram di dalam cawan tersebut, sampel dikeringkan dengan oven sampai beratnya konstan perubahan berat tidak lebih dari 0,003
g. Setelah itu cawan didinginkan di dalam desikator. Kemudian ditimbang berat akhirnya. Kadar air dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
Kadar air bb= x-y x100 x-a
x= berat cawan dan sampel sebelum dikeringkan g a= berat sampel g
y= berat cawan dan sampel setelah dikeringkan g
4. Kadar abu metode gravimetri AOAC 1995
Sampel yang akan dianalisis ditimbang sebanyak 1-2 gram kemudian dimasukkan ke dalam cawan porselen yang telah dikeringkan dan diketahui
bobotnya. Cawan berisi sampel diarangkan di atas nyala pembakar lalu diabukan dalam tanur listrik pada suhu maksimal 550
o
C sampai pengabuan sempurna berwarna putih dan tidak mengeluarkan asap lagi. Cawan berisi abu sampel
dikeluarkan lalu didinginkan dalam desikator. Cawan berisi abu sampel kemudian ditimbang bobotnya. Kadar abu sampel diukur dengan rumus berikut:
Kadar abu bb= x-z x100 y
X = bobot cawan sampel setelah diabukan g
Y = bobot sampel sebelum dikeringkan g Z = bobot cawan kosong g
5. Kadar protein metode mikro kjeldahl AOAC 1995
Sampel ditimbang sebanyak 0,1-0,5 gram menurut besarnya kandungan protein, sampel tersebut kemudian dimasukkan ke dalam labu
kjedahl dan ditambahkan 0,5 gram selenium mix serta 7 mL H
2
SO
4
pekat. Sampel didestruksi sampai diperoleh larutan berwarna jernih dan uap SO
2
hilang. Hasil destruksi ditambahkan aquades dan dimasukkan ke dalam labu destilasi kemudian
ditambahkan NaOH ke dalam labu dan didestilasi. Destilat ditampung dalam 20 mL larutan asam borat 3 lalu dititrasi dengan HCl standar indikator metil merah
biru. Kadar protein bb= mL titrasi x NHCl x 14 x fp x fk x100
bobot sampel
fk = faktor konversi fp = fakor pengenceran
6. Kadar lemak metode ekstraksi langsung soxhlet AOAC 1995