Dalam hukum positif Indonesia, penerima suaka politik mendapatkan hak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia, mendapatkan
perlindungan politik dan negara. Namun penerima suaka harus melalui prosedur yang telah ditentukan negara dan kewenangan mutlak milih pemerintah Indonesia untuk memberikan
suaka.
C. Hak-Hak Penerima Suaka Politik Dalam Hukum Internasional
Dari praktek-praktek internasional menghadapi masalah permintaan dan pemberian suaka, kenyataannya lembaga atau asas suaka mempunyai karakteristik atau prinsip-prinsip
yang umum pada suaka yaitu
39
a. Hak seseorang hanya terbatas mencari suaka dan, kalau memperolehnya dapat
menikmatinya , sebagai berikut:
b. Pemberian atau penolakan suaka adalah hak negara-negara berdasarkan
kedaulatannya c.
Pemberian suaka merupakan tindakan yang harus diterima sebagai tindakan damai dan humaniter. Oleh karena itu, pemberian suaka oleh suatu negara
tidak boleh dipandang sebagai tindakan yang bersifat bersahabat terhadap negara asal pencari suaka.
d. Sebagai lembaga yang bersifat humaniter, suaka tidak boleh tunduk pada asas
timbal balik. e.
Suaka mengandung prinsip penghormatan pada asas-asas sebagai berikut : 1 Larangan Pengusiran non expulsion;
39
http:repo.unsrat.ac.id261LEMBAGA_SUAKA_DALAM_HUKUM_INTERNASIONAL.pdf
2. Larangan Pengembalian paksa ke negara asal non refolement, termasuk penolakan diperbatasan rejection at the frontairs;
3. Non extradisi pesuaka asylee. Bilamana suatu negara menghadapi kesulitan untuk memberikan suaka kepada
seseorang secara permanen atau untuk jangka waktu panjang, negara tersebut setidak- tidaknya harus bersedia memberikan suak kepada pencari suaka yang bersangkutan untuk
sementara waktu sampai ia memperoleh suaka di negara lain. Suaka juga tidak dapat diberikan dalam kasus-kasus tindak-tindak pidana non politis dan tindakan-tindakan yang
bertentangan dengan asas PBB, yang meliputi : 1.
Tindak pidana biasa 2.
Tindak pidana menentang perdamaian, tindak pidana perang warcrimes dan tindak pidana menentang kemanusiaan crimes againtshumanity, sebagaimana dirumuskan
dalam instrumen-instrumen internasional yang bersangkutan. 3.
Pemberian suaka mengandung ketentuan yang mewajibkan pesuaka untuk tunduk pada hukum dan peraturan perundang-undangan negara pemberi suaka; dan
Menurut Enny Soeprapto pesuaka tidak boleh melakukan kegiatan yang bersifat menentang negara asalnya atau yang dapat mengakibatkan ketegangan-ketegangan antara
negara pemberi suaka dan negara asal pesuaka. Pengakuan Hukum Internasional yang berkaitan dengan pencari suaka asylum
seeker dapat ditemui di dalam aturan-aturan lain sebagai berikut berikut
40
b. Universal Declaration of Human Rights, Article 15 :
a. Universal Declaration of Human Rights, Article 9 No one shall be subject to arbitrary arrest, detention or exile
40
Ibid, Iman
Everyone has the right to a nationality c. Universal Declaration of Human rights, Article 13 dan International Covenant on Civil
and Political Rights, Article 12 Everyone has the right to freedom of movement and residence within the borders of each
State.
Berdasarkan ketentuan-ketentuan diatas jelas bahwa meskipun hak seseorang atas suaka diakui oleh Hukum Internasional, namun hak tersebut bersifat terbatas hanya untuk
mencari to seek dan untuk menikmati to enjoy suaka, bukanlah untuk mendapatkan to obtain ataupun untuk menerima to receive suaka.
Sehingga, dengan demikian tidak terdapat kewajiban bagi Negara untuk memberikan to grant suaka kepada seorang pencari suaka. Hal lain yang sangat jelas dalam ketentuan
diatas adalah pemberian suaka oleh sebuah Negara merupakan tindakan pelaksanaan kedaulatan in the exercise of its sovereignty dari negara
41
41
Ibid, Iman
. Dengan demikian karena pemberian suaka tersebut merupakan kewenangan mutlak
dari sebuah negara, maka Negara pemberi suaka state-granting asylum mempunyai kewenangan mutlak pula untuk mengevaluasi atau menilai sendiri alasan-alasan yang
dijadikan dasar pemberian suaka, tanpa harus membuka atau menyampaikan alasan tersebut kepada pihak manapun, termasuk kepada negara asal origin state dari pencari suaka.
BAB IV STATUS NEGARA DALAM MENERIMA PARA PENCARI SUAKA