Rencana Pengelolaan Lamun Teluk Bakau

tahun. Hal ini berdampak kepada semua ekosistem yang ada di muka Bumi. Khususnya lamun memiliki toleransi suhu optimal berkisar 25 - 30 C di perairan. Apabila suhu perairan terus meningkat akan mengakibatkan Burn “gosong” pada daun lamun. Bencana alam yang terjadi diperairan juga ikut menentukan keberadaan lamun. Salah satu contoh bencana alam yang menenentukan adalah Tsunami gelomabang dasyat. Proses terjadinya Tsunami adalah perubahan energi yang berasal dari luar atau dalam bumi yang menjadi gelombang yang sangat besar. Gelombang yang ditimbulkan mengakibatkan tercabutnya lamun beserta akar, sehingga jenis lamun yang tidak dapat bertahan dalam kondisi ini keberadaanya akan hilang atau berkurang. Selain itu kedalaman substrat dan jenis substrat memepengerahui kekuatan lamun untuk bertahan pada kondisi perairan.

5.5. Rencana Pengelolaan Lamun Teluk Bakau

Seluruh daerah Teluk Bakau dapat dimanfaatkan untuk semua kegiatan, tetapi kegiatan tersebut harus mempunyai keselarasan dengan lingkungan agar sumberdaya didalamnya tidak mengalami degradasi. Pentingnya pengaturan pemanfaatan kawasan pesisir Teluk Bakau sebagai daerah wisata maupun daerah pemukiman penduduk. Oleh karena itu, pentingnya keterlibatan semua pihak dalam pengelolaan daerah pesisir baik pengelola wisata, masyarakat mapun pemerintah. Ini dimaksudkan agar lamun pada Teluk Bakau tersebut tetap terjaga kelestariannya dan tidak mengalami degradasi. Berdasarkan hasil pengukuran lingkungan dan struktur komunitas lamun yang telah dilakukan di Teluk Bakau masih dalam kondisi baik, hanya saja di beberapa kondisi lamunnya kurang baik. Adapun yang menjadi ancaman mengkhawatirkan bagi kehidupan lamun di daerah tersebut dan perlu adanya pengelolaan, yaitu pengembangan daerah wisata bahari dan pembangunan pemukiman serta penangkapan ikan yang tidak ramah. Pengembangan daerah wisata bahari dan pembangun pemukiman di Teluk Bakau merupakan ancaman bagi kehidupan lamun. Limbah yang dihasilkan akan mengancam kehidupan lamun. Pengguanan fasilitas wisata yang ada juga turut merusak lamun secara fisik, contohnya, bermain speedboat di daerah lamun. Adapun pengelolan yang dapat diterapkan yang ada di Teluk bakau adalah membangun tempat penampungan limbah kemudian melakukan pengelohan limbah sebelum dibuang keperairan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kemudian menerapkan konsep wisata bahari berkelanjutan sehingga tidak merusak fungsi ekologis yang ada didaerah pesisir. Penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan juga merupakan ancaman serius bagi keberlangsungan hidup padang lamun. Kegiatan tersebut akan menyebabkan rusaknya ekosistem karang sebagai habitat biota perairan. Langkah yang dapat dilakukan dengan penyadaran masyarakat akan pentingnya lamun dan ekosistem laut lainya. Hal ini dilakukan agar masyarakat mengerti landasan utama untuk mencegah penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan. Penyadaran masyarakat dapat dilakukan dengan cara meningkatkan pengetahuan mengenai pentingnya ekosistem lamun dan membentuk forum komunikasi antara pemangku kepentingan yang diinisiasi dinas desa Teluk Bakau dan pemerintah. Selain itu, Pemerintah memegang peranan penting dalam perencanaan dan pengelolaan wilayah pesisir. Pemerintah harus memiliki inisiatif dalam menanggapi berbagai permasalahan yang menyebabkan degradasi sumberdaya lamun khususnya lamun dan konflik yang melibatkan kepentingan. Peran yang dapat dilakukan adalah penetapan dan penegakan Perda. Penetapan Perda sebaiknya diketahui oleh semua pihak agar pemanfaatan daerah tersebut lebih teratur. Salah satu pengaturan pemanfaatan kawasan pesisir adalah menentukan daerah konservasi agar sumberdaya lamun tidak mengalami degradasi dan daerah pemanfaatanya. Gambar 12. Peta perencanaan kawasan yang diusulkan Zona Konservasi Zona Pemanfaatan Berdasarkan hasil penelitian, Stasiun 4 dan 5 pada daerah yang jauh dari pantai. Daerah tersebut adalah daerah yang dianggap tepat untuk dijadikan daerah perlindungan lamun. Pemilihan Stasiun 4 dan 5 sebagai daerah konservasi, dikarenakan pada stasiun tersebut memiliki keanekaragaman yang tinggi lampiran 7 dan pada Stasiun 5 belum terdapat kegiatan yang dapat yang merusak keanekaragaman lamun di Teluk Bakau. Serta spesies yang ditemukan pada lima stasiun penelitian ditemukan juga pada daerah daerah yang berada jauh pantai pada Stasiun 4 dan 5. Daerah konservasi lamun juga digunakan untuk menenopang kehidupan biota berasosiasi lamun. Sebaiknya daerah tersebut dilindungi dan pemerintah melarang pemanfatannya, agar daerah tersebut tidak digunakan untuk kepentingan ekonomi karena potensi yang dimiliki cukup besar serta membuat peraturan yang tegas.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Habitat lamun di Teluk Bakau masih dalam kondisi baik, sehingga mememungkinkan lamun tetap tumbuh pada perairan. Jenis substrat yang utama adalah pasir berlumpur. Media ini merupakan media yang paling sesuai bagi beragam jenis lamun. Hal ini terlihat dari ditemukannya 10 jenis lamun yang tersebar di 5 lima lokasi pengamatan. Adapun jenis lamun yang ditemukan di Teluk Bakau adalah Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Enhalus acoroides Halodule pinifolia, Halodule uninervis, Halophila ovalis . Halophila spinulosa, Syringodium isoetifolium, Thalassia hempricii dan Thalassodendron ciliatum. Jenis lamun yang tumbuh di Teluk Bakau termasuk 10 jenis lamun yang ditemukan Pulau Bintan dan termasuk dari 13 jenis lamun 7 Genus yang ditemukan di seluruh Indonesia. Nilai Indeks keseragaman rata-rata lamun tinggi, dengan kata lain tidak terdapat spesies yang secara ekstrim mendominasi spesies lainnya dan kondisi lingkungan stabil, dan tidak terjadi tekanan ekologis terhadap biota di lokasi tersebut. Hal ini terlihat dari pengamatan yang dilakukan sebelumnya. Pada Teluk Bakau tidak ditemukan lamun yang hidup secara monospesifik. Jenis dan jumlah lamun yang ditemukan terdapat 2-7 jenis lamun yang hidup secara bersama-sama mulai dari daerah daerah yang berada didekat pantai sampai daerah yang berada jauh pantai pada setiap stasiun pengamatan. Sehingga untuk membentuk zonasi lamun sangat sulit dilakukan. Hal ini disebabkan Indonesia yang beriklim tropis dan sinar matahari yang selalu ada sehingga lamun yang tumbuh diperairan Indonesia menyebar merata disetiap perairan. Sumberdaya lamun yang ada di Teluk Bakau masih mendapat ancaman dari dalam maupun dari luar lingkungannnya. Ancaman yang paling serius dihadapinya adalah pembangunan resort dan tempat tinggal diatas perairan pembuangan limbah industri wisata mapun limbah rumah tangga, dan penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan seperti penggunaan pukat dasar. Adapun hal yang dapat dilakukan adalah melarang pembangunan wisata dan pemukiman diatas perairan.