Kerapatan jenis Persentase penutupan

tersusun lebih dari dua atau lebih jenis lamun yang tumbuh bersama pada satu habitat dan biasanya terbentuk di daerah subtidal yang dangkal. Setiap stasiun pengamatan menunjukkan lamun di lokasi perairan Teluk Bakau didominasi oleh Enhalus acoroides dan Thalassia hempricii. Thalassia hemprichii merupakan unit vegetasi yang paling luas sebarannya, dan seringkali tumbuh pada substrat yang berkedalaman tipis dengan kandungan lumpur sedikit. Lamun jenis ini juga mempunyai kisaran sebaran vertikal yang luas mulai dari zona daerah yang berada didekat pantai sampai zona subtidal bawah dan bisa bertahan hidup pada hampir di segala jenis substrat. Enhalus acoroides juga tersebar secara luas, terutama pada substrat yang halus, berlumpur tetapi mampu juga tumbuh pada substrat berbatu. Spesies ini sering didapati tumbuh secara heterogen dengan spesies lain atau sebagai vegetasi monospesifik pada habitat yang beragam mulai dari dasar perairan berlumpur lunak, berpasir lumpuran sampai pada sedimen karbonat yang berbutir-butir kasar.

5.2.2. Kerapatan jenis

Jenis lamun yang terdapat di perairan Teluk Bakau merupakan jenis lamun yang biasa hidup di perairan dangkal yang selalu terbuka saat air surut. Kerapatan jenis lamun dipengaruhi oleh faktor tempat tumbuh dari lamun tersebut yaitu: kedalaman, kecerahan, dan tipe substrat. Kerapatan jenis lamun akan semakin tinggi bila kondisi lingkungan perairan tempat lamun tumbuh dalam keadaan baik. Perairan Teluk Bakau yang relatif dangkal dan jernih ini sangat mendukung kerapatan jenis lamun yang tinggi pula. Selain itu, tipe substrat juga mempengaruhi kerapatan jenis, berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa kerapatan jenis lamun yang terdapat di perairan mendekati tubir semakin padat, sedangkan kerapatan jenis lamun akan semakin rendah pada daerah yang mendekati pada daerah lamun. Tabel 12. Kerapatan jenis lamun No Jenis Kerapatan jenistegakanm 2 Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4 Stasiun 5 1 Cymodocea rotundata 22 30 9 20 2 Cymodocea serrulata 18 18 60 33 3 Enhalus acoroides 47 23 21 8 25 4 Halodule pinifolia 74 47 71 93 5 Halodule uninervis 317 6 Halophila ovalis 80 7 Halophila spinulosa 10 8 Syringodium isoetifolium 67 9 Thalassia hempricii 28 31 23 73 10 Thalassodendron ciliatum 47 Berdasarkan hasil pengamatan Tabel 12 dapat diketahui bahwa kerapatan jenis lamun berbeda pada setiap stasiun pengamatan. Kerapatan jenis lamun tertinggi pada Stasiun 5 mulai dari wilayah dekat antai maupun jauh dari pantai yang mencapai 9 tegakanm 2 - 317 tegakanm 2 dan kerapatan jenis lamun terendah terdapat di Stasiun 3. Jumlah dan jenis lamun yang ditemukan pada lokasi tersebut sangat jarang. Perbedaan kerapatan jenis lamun setiap stasiun ini, disebabkan oleh perbedaan kondisi lingkungan pada setiap stasiun pengamatan.

5.2.3. Persentase penutupan

Penutupan lamun menggambarkan seberapa luas lamun yang menutupi suatu perairan dan biasanya dinyatakan dalam persen. Nilai persen penutupan tidak hanya bergantung pada nilai kerapatan jenis lamun, melainkan dipengaruhi juga oleh keadaan morfologi dari jenis lamun tersebut. Berdasarkan Tabel 13 penutupan lamun pada lima stasiun berbeda-beda pada jenis lamun yang sama dan tersebar di lima kondisi lingkungan yang berbeda. Namun secara umum, Enhalus acoroides dan Thalassia hempricii memiliki penutupan jenis yang paling tinggi, hal ini disebabkan merupakan lamun yang sangat umum ditemui dan memiliki morfologi yang lebih besar daripada jenis lamun lainnya serta tersebar luas diseluruh perairan. Enhalus acoroides memiliki penyebaran yang seragam pada daerah tesebut, artinya jenis ini mampu hidup pada habitat manapun yang memiliki kondisi lingkungan yang sesuai.. Di lihat dari penutupan lamun yang ditemui, daerah tersebut memiliki gangguan yang berasal dari aktivitas manusia sehingga memiliki persen penutupan paling kecil. Penutupan lamun terendah terdapat pada stasiun 4 di ikuti dengan stasiun 3. Tabel 13. Persentase penutupan lamun No Jenis Penutupan Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4 Stasiun 5 1 Cymodocea rotundata 1.81 11.00 3.75 0.86 2 Cymodocea serrulata 9.86 4.30 4.29 20.75 3 Enhalus acoroides 28.00 11.59 14.17 3.17 12.50 4 Halodule pinifolia 1.72 2.00 3.14 4.50 5 Halodule uninervis 0.92 6 Halophila ovalis 2.14 7 Halophila spinulosa 5.00 8 Syringodium isoetifolium 3.25 9 Thalassia hempricii 11.44 7.33 2.43 26.86 10 Thalassodendron ciliatum 21.14 TOTAL 37.86 30.87 34.50 24.83 89.86 Penutupan lamun akan semakin tinggi pada daerah yang jauh dari pantai. Hal ini disebabkan ganguan ekositem yang diterima lamun akibat pembuangan limbah rumah tangga serta aktivitas masyarakat belum memberikan pengaruh yang nyaara. Jenis lamun memiliki persentase penutupan terendah dikarenakan bentuk morfologi yang kecil dan sulit untuk ditemui. Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 200 tahun 2004 tutupan lamun dibagi menjadi 3 kategori, penutupan lamun di perairan Teluk Bakau tergolong kurang sehat. Penutupan lamun di perairan Teluk Bakau lebih dari 30. Hal ini disebabkan oleh tekanan lingkungan yang sangat tinggi seperti tingkat sedimentasi dan polusi air, serta pembangunan di pesisir pulau. Sebaran lamun di perairan Teluk Bakau cenderung rendah.

5.2.4. Indeks nilai penting INP