III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Teluk Bakau, Pulau Bintan, Kepulauan Riau. Kawasan lokasi tersebut merupakan salah satu daerah perlindungan Lamun di
Laut Cina selatan. Lokasi pengamatan Gambar 3 terletak pada 1 00 LU - 1
05 LU hingga 104
35 BT - 104 40 BT. Pengambilan contoh dilakukan sekali pada
lokasi penelitian.berdasarkan perbedaaan spasial.
Gambar 3. Lokasi penelitian Penelitian ini dibagi menjadi 3 tiga tahapan, yaitu : Tahap pertama
pengumpulan data dan informasi mengenai objek penelitian, berupa studi pustaka. Tahapan kedua adalah tahapan penanganan dan identifikasi sampel pada bulan
Agustus 2010, dan tahapan ketiga, pengolahan data berdasarkan metode analisa yang telah ditetapkan.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penggumpulan data primer pada penelitian ini tercantum dalam Tabel 3, antara lain: GPS Geographic Position System, Kertas
waterproof , rollmeter, transek kuadrat berskala 50 x 50 cm, kamera digital, dan
alat dasar selam. Selanjut alat yang digunakan dalam pengukuran parameter fisika adalah tongkat beskala, plastik, dan sekop. Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah peta lokasi penelitian kawasan pulau Bintan dan buku indentifikasi lamun.
Tabel 3. Alat dan Bahan
No. Parameter Alat
Metode
1 Posisi stasiun
GPS Global Position System dan peta lokasi
Pengamatan lansung 2
Kerapatan dan penutupan
lamun Kertas waterproof, rollmeter,
transek kuadrat 50 x 50 c m, alat dasar selam dan buku
identifikasi Pengamatan
langsung
3 Kedalaman Tongkat
berskala Pengamatan
Langsung 4
pasang surut Tongkat Berskala
Pengamatan lansung 5 TSS
Botol sampel, kertas saring, labu erlenmeyer, gelas ukur, pingset,
oven, desikator, timbangan digital, vacuum pump, akuades
Pengamatan di Laboratorium
6 Substrat Plastik,
sekop Pengamatan
langsung
3.3. Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari data primer yang meliputi data lamun jenis, persentase penutupan dan kerapatan lamun,
sedangkan data sekunder meliputi keadaan umum lokasi penelitian Tabel 4
Tabel 4. Komposisi, Jenis dan teknik pengambilan data
No. Komponen Data
Jenis Data Sumber
Data Teknik
Pengambilan Data
Primer Sekunder
1 Keadaan Umum Lokasi
Geografi √ Laporan
Studi Pustaka
2 Lamun
Jenis Lamun √
√ Laporan,
lapangan Studi Pustaka,
Observasi Persentase penutupan
Lamun √
√ Laporan,
lapangan Studi Pustaka,
Observasi Kerapatan Jenis lamun
√ √
Laporan, lapangan
Studi Pustaka, Observasi
Frekuensi lamun √
√ Laporan,
lapangan Studi Pustaka,
Observasi
3 Parameter Lingkungan
Kedalaman √
√ Laporan,
lapangan Studi Pustaka,
Observasi Pasang Surut
√ √
Laporan, lapangan
Studi Pustaka, Observasi
TSS √
√ Laporan,
lapangan Studi Pustaka,
Observasi Substrat
√ √
Laporan, lapangan
Studi Pustaka, Observasi
Pengumpulan data primer maupun data sekunder diperoleh dengan menggunakan metode observasi berbeda. Metode observasi yang digunakan
adalah sebagai berikut: 1.
Observasi langsung Cara pengumpulan data menggunakan metode ini adalah dengan mengamati
dan melakukan pengukuran langsung kondisi ekosistem lamun. Metode ini digunakan menggunakan metode gabungan antara “Line Intersecpt Transect” dan
metode “Stop and Go” yang biasa digunakan untuk mengamati Terumbu Karang. Adapun Langkah-langkah pengukuran struktur komunitas lamun adalah sebagai
berikut. a.
Metode yang digunakan yaitu transek atau petak contoh Transect plot. Metode transek atau petak contoh transect plot adalah metode pencuplikan
contoh populasi suatu komunitas dengan mendekati petak contoh yang berada pada garis yang di tarik melewati wilayah ekosistem tersebut Gambar 4
b. Disetiap stasiun pengamatan diletakan transek-transek garis dari arah darat
kearah laut tegak lurus garis pantai sepanjang zonasi padang lamun di daerah intertidal sampai mendekati tubir laut sehingga membentuk garis horizontal,
ulang sampai 3 kali. Daerah pinggir dan tengah juga diamati sehingga membentuk garis vertikal yang berhubungan seperti “zig-zag” Transek hanya
diletakkan pada zona padang lamun yang mengalami perubahan di jalur pengamatan misalnya: zona padang lamun yang hanya terdapat satu jenis,
campuran dan daerah yang kosong sampai batas tubir. Amati daerah tengah dan ntertidal setiap line yang dilalui
c. Pada transek kuadrat berukuran 50 cm x 50 cm, dibuat kotak-kotak sebesar 10
cm x 10 cm sehingga transek berjumlah 25 kotak, hal ini agar mempermudah mengidentifiasi lamun. Pengambilan contoh jenis lamun akan dihitung secara
acak dan dihitung jumlah individu setiap jenis.
Gambar 4. Cara pengambilan titik sampel Untuk lebih jelas perhatikan Gambar 4, observasi dapat dilakukan langsung
pada transek kuadrat yang telah diletakan pada stasiun yang diplotkan menggunakan GPS, sehingga dapat dihitung persentase penutupan lamun, jenis
lamun, jenis dan jenis substrat, persentase kecerahan, kedalaman, dan kecepatan arus.
STASIUN T
U B
I R
300 m
100 m
Titik pengamatan
2. Analisis laboratorium
Analisi TSS dan nutrien dilaksanakan di laboratorium Produktivitas Lingkungan Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, FPIK, IPB.
3.4. Analisis Data