Konservasi Lamun TINJAUAN PUSTAKA

saturasi cahaya setiap individu lamun. Distribusi kedalaman tergantung dari hubungan beberapa faktor yaitu, gelombang, arus substrat, turbiditas dan penetrasi cahaya BTNKpS, 2008 in Dwintasari, 2009.

2.2.3. Padatan tersuspensi total

Padatan tersuspensi total atau TSS adalah bahan-bahan tersuspensi diameter 1 µm yang tertahan di kertas miliopore dengan diameter pori 0,45 µm. TSS terdiri dari lumpur dari pasir halus serta jasad-jasad renik yang terutama disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi yang terbawa badan air Effendi, 2003. Pada perairan yang tingkat erosi dan sedimentasi tinggi, sedimen padatan tersuspensi akan mengahalangi cahaya matahari sehingga mempengaruhi pertumbuhan lamun, dan dalam jangka waktu lama kerapatan tanaman lamun akan menurun BTNKsP, 2008 in Dwintasari, 2009.

2.2.4. Pasang surut

Lamun tumbuh subur terutama di daerah pasang surut terbuka serta perairan pantai yang dasarnya berupa lumpur, pasir, kerikil, dan patahan dengan karang mati dengan kedalaman 4 m. Pengaruh pasang surut serta struktur substrat mempengaruhi zona sebagian jenis lamun dan bentuk pertumbuhannya. Lamun hidup di perairan yang dangkal dan jernih pada kedalaman berkisar antara 2-12 meter dengan sirkulasi air yang baik.

2.3. Konservasi Lamun

Perencanaan konservasi membutuhkan pengambilan keputusan tentang konfigurasi, lokasi dan pengelolaan kawasan. Tujuannya adalah untuk mencapai representasi keanekaragaman hayati untuk biaya sekecil mungkin. Efektivitas perencanaan konservasi sistematis ditentukan oleh; efisiensi dalam menggunakan sumber daya yang terbatas untuk mencapai tujuan konservasi, ketahanan dan fleksibilitas dalam menghadapi penggunaan lahan, dan akuntabilitas dalam memungkinkan keputusan untuk ditinjau secara kritis. Penentuan rencana konservasi ditentukan 3 prinsip yaitu kelengkapan, kecukupan, dan keterwakilan Anonim, 2010. Kelengkapan dimaksudkan adalah dalam penentuan zona konsevasi tersebut dalam kondisi baik dan memilki keanekaragaman yang khas. Selain itu yang menjadi pertimbangan adalah komposisi keanekaragaman hayati, struktur dan fungsinya dalam ekosistem. Sedangkan, kecukupan adalah penenentuan zona konservasi tidak hanya mementingkan keanekaragaman yang tinggi. Maksudnya adalah apabila zona tersebut memiliki keanekaragaman yang tinggi dan tersebar luas, maka akan sulit melakukan konservasi karena tidak efisien dan memakan dana yang besar Anonim, 2010. Oleh karena itu, penentuan zona konservasi adalah harus mewakili area yang luas tersebut. Sehingga konservasi akan semakin mudah dilakukan karena biaya yang dikleuarkan tidak besar dan sangat efisien.

III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Teluk Bakau, Pulau Bintan, Kepulauan Riau. Kawasan lokasi tersebut merupakan salah satu daerah perlindungan Lamun di Laut Cina selatan. Lokasi pengamatan Gambar 3 terletak pada 1 00 LU - 1 05 LU hingga 104 35 BT - 104 40 BT. Pengambilan contoh dilakukan sekali pada lokasi penelitian.berdasarkan perbedaaan spasial. Gambar 3. Lokasi penelitian Penelitian ini dibagi menjadi 3 tiga tahapan, yaitu : Tahap pertama pengumpulan data dan informasi mengenai objek penelitian, berupa studi pustaka. Tahapan kedua adalah tahapan penanganan dan identifikasi sampel pada bulan Agustus 2010, dan tahapan ketiga, pengolahan data berdasarkan metode analisa yang telah ditetapkan.