Permasalahan Pertanyaan Penelitian Bab I Peranan Mohammad Hatta dalam Peletakan Politik Luar Negeri Indonesia Bebas Aktif
bahwa soal semacam ini tidak dapat dirahasiakan. Ini merupakan kelalaian Subardjo yang kurang peka dan kurang perhatian seperti biasanya pekerjaan Subardjo”
15
Pada tahun 1953, Republik Indonesia menggandengkan politik bebas aktifnya dengan politik bertetangga baik good neigbhour policy. Perkembangan baru dalam pelaksanaan politik
bebas aktif ini terjadi pada masa Kabinet Ali Sastroamidjojo I. Kabinet ini tidak menitikberatkan hubungannya terhadap Barat, namun lebih mendekatkan diri dengan negara-negara Asia-Afrika
yang diwujudkan dengan menggalang solidaritas negara-negara Asia dan Afrika yang bertujuan untuk menghapuskan kolonialisme dan untuk meredakan ketegangan dunia yang ditimbulkan
oleh ancaman perang nuklir antara dua negara raksasa, Amerika Serikat dan Uni Soviet. Indonesia kemudian berhasil menyelenggarakan Konferensi Asia-Afrika di Bandung, pada April
1955. Meneliti peranan Mohammad Hatta dalam pembentukan Politik Luar Negeri Indonesia
yang “Bebas-Aktif” merupakan sebuah usaha yang penting dan sangat bermanfaat untuk pengembangan konsep Politik Luar Negeri, khususnya membahas mengenai Politik Luar Negeri
Indonesia. Menurut peneliti, politik luar negeri merupakan salah satu kajian dalam ilmu Hubungan internasional yang terpenting dan sangat berguna bagi para “scholar” Hubungan
Internasional untuk menganalisis interaksi politik antar aktor di sistem internasional. Pemikiran politik luar negeri Indonesia yang “Bebas-Aktif” merupakan pencapaian yang
sangat berharga dalam kajian Politik Luar Negeri Indonesia. Peneliti sangat tertarik untuk meneliti faktor internal dan eksternal dari sosok Mohammad Hatta dalam mencetuskan
padangannya membuat politik luar negeri yang “Bebas-Aktif”. Inilah yang berusaha penulis upayakan melalui penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul : Peranan Mohammad Hatta
dalam peletakan Politik Luar Negeri Indonesia Bebas-Aktif 1945-1949.