Pembentukan Subrute Pengolahan data Graph Rute Awal

Availabilitas mobil angkut adalah jumlah ketersediaan waktu mobil angkut untuk dioperasikan . Avaibilitas mobil angkut setiap hari adalah sebesar 450 menit. Maka perhitungan jumlah mobil angkut minimum menjadi : Jumlah mobil untuk Horizon perencanaan I Jumlah mobil angkut minimum = 456,71450 menit = 1,01 armada. Jumlah mobil untuk Horizon perencanaan II Jumlah mobil angkut minimum = 398,5450 menit = 0,88 armada. Kapasitas Maksimal alat angkut adalah 12 m 3 , sedangkan jumlah produk yang diminta oleh distributor lebih besar dari 12 m 3 , oleh karena itu langkah selanjutnya adalah membagi graph rute pendistribusian awal menjadi sub graph yang seimbang.

5. Pembentukan Subrute

Penyusunan rute didasarkan oleh data masukan, yaitu: a. Jumlah pengiriman ke setiap Distributor Jumlah pengiriman ke setiap distributor dapat dilihat pada Tabel 5.2 yang terdapat pada pengumpulan data. b. Jumlah dan kapasitas alat angkut kendaraan Kendaraan yang digunakan untuk melakukan proses pengiriman berjumlah total 7 unit. Kapasitas muatan alat angkut adalah 12 m 3 berjumlah 3 unit dan 6 m 3 berjumlah 4 unit. c. Waktu tersedia untuk distribusi PT. Sharp Electronics Indonesia Medan Waktu yang tersedia untuk proses pendistribusian dalam satu hari adalah: Universitas Sumatera Utara Waktu total kerja – waktu istirahat Untuk hari Senin sampai Kamis: Waktu distribusi = 510-60 = 450 Untuk hari Jumat Waktu distribusi = 510-90 = 420 Untuk hari Sabtu Waktu distribusi = 360-60 = 300 e. Jarak antar lokasi adalah hasil perhitungan menggunakan googlemaps. Jarak antar lokasi terdapat pada Tabel 5.5. Dalam pembentukan sub rute digunakan metode saving matriks. Metode saving matriks pada hakikatnya adalah metode untuk meminimumkan jarak atau waktu dan ongkos dengan mempertimbangkan kendala-kendala yang ada. Berikut ini langkah-langkah pembentukan subrute distribusi dengan menggunakan metode saving matriks, yaitu: 4. Identifikasi Matriks Jarak Pada langkah pertama ini diperlukan jarak antara Kantor Cabang Medan dengan setiap distributor dan jarak antar distributor. Jarak riil yang akan digunakan untuk pembentukan sub rute dapat dilihat pada Tabel 5.5. 5. Mengidentifikasi matriks penghematan saving matriks Pada langkah ini, diasumsikan bahwa setiap distributor akan dikunjungi oleh satu armada secara eksklusif yang akan meyebabkan adanya 12 rute yang berbeda dengan masing-masing satu tujuan. Saving matriks mempresentasikan penghematan yang bisa direalisasikan dengan menggabungkan dua atau lebih Universitas Sumatera Utara distributor dalam satu rute. Untuk perhitungan penghematan jarak dapat mengunakan persamaan: Sx,y = J Cbg, x + JCbg,y – Jx,y Dimana: Sx,y = Penghematan Jarak J Cbg,x = Jarak Cabang ke Distributor x J Cbg,y = Jarak Cabang ke Distributor y J x,y = Jarak distributor x ke distributor y Berikut ini contoh perhitungan penghematan jarak untuk distributor Antony D1 dan UD. Lestari D2 dengan menggunakan formula diatas: SD1,D2 = J Cabang, D1 + JCabang, D2 – JD1, D2 = 11.831 + 9.262 – 1.750 = 19.343 meter Dengan cara yang sama perhitungan penghematan jarak lainnya untuk setiap distributor dapat dilihat pada Tabel 5.10. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.10. Matriks Penghematan Jarak Antar Distributor Distributor D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9 D10 D11 D12 D1 D2 19343 D3 11011 10142 D4 19701 18882 12230 D5 23662 19343 11011 19701 D6 12815 10022 6150 13118 11831 D7 15438 14079 7388 15137 15438 12352 D8 22141 18941 10170 18860 22141 11794 12521 D9 23662 19343 11011 19701 23762 12815 15438 22141 D10 19311 16947 10815 16185 19311 10109 11548 19070 19311 D11 5768 5460 4265 6238 5768 5330 5460 6818 5768 5173 D12 11482 9288 4730 10346 11482 10231 10681 10702 11482 1076 3910 Universitas Sumatera Utara 6. Mengalokasikan distributor ke rute 1. Horizon perencanaan I Dengan menggunakan Tabel 5.10, dapat dilakukan alokasi distributor ke dalam rute. Pada tahap awal, setiap distributor dialokasikan ke rute yang berbeda. Keseluruhan rute akan ditunjukkan pada Tabel 5.11. Dari 12 rute yang terbentuk dapat dilakukan pengabungan sampai pada batas kapasitas armada yang digunakan. Dimana armada yang digunakan adalah mobil dengan kapasitas 6 m 3 dan 12 m 3 . Penggabungan akan dilakukan dari nilai penghematan yang paling besar. Penghematan terbesar dimulai dari 23.762 meter yang merupakan penghematan jarak dari penggabungan D5 dengan D9. Jumlah beban adalah 2,26 + 5,39 m 3 = 7,65 m 3 ≤ 12 m 3 sehingga penggabungan layak dilakukan dan dapat dilihat pada Tabel 5.12. Selanjutnya penghematan terbesar kedua adalah 23.662 meter yang merupakan penghematan dari D1 dengan D9 dan penghematan D1 dengan D5. Karena sub rute D5 sudah bergabung dengan sub rute D9, maka D1 bergabung dengan rute tersebut dengan jumlah beban adalah 7,65 + 2,39 m 3 = 10,04 m 3 ≤ 12 m 3 sehingga rute yang dibentuk masih layak dan dapat ditunjukkan pada Tabel 5.13. Kapasitas maksimal alat angkut adalah 12 m 3 , sedangkan beban dari ketiga distributor yang digabungkan adalah 10,04 m 3 , sehingga kapasitas mobil yang tersisa adalah 1,96 m 3 . Dilihat dari banyaknya permintaan dari distributor yang tersisa, subrute yang terbentuk tidak layak lagi ditambah dengan distributor lain. Universitas Sumatera Utara Untuk menentukan urutan distributor yang akan dilalui dari sub rute yang terbentuk digunakan metode nearest neighbor. Iterasi 1 Perjalanan dari Kantor Cabang Medan ke sub rute yang terbentuk memiliki 3 kemungkinan untuk kunjungan pertama, yaitu: 1. Menuju distributor Antony D1 dengan jarak 11.831 meter 2. Menuju distributor Terang Makmur D5 dengan jarak 11.881 meter 3. Menuju distributor CV. Terminator D9 dengan jarak 11.931 meter Dari 3 kemungkinan yang terjadi untuk kunjungan pertama dari Kantor Cabang Medan adalah distributor Antony D1 karena memiliki jarak paling dekat dengan Kantor Cabang Medan sehingga dari Kantor Cabang Medan langsung menuju distributor Antony dengan jarak 11.831 meter dan urutan sementara sub rute adalah Cabang → D1 Iterasi 2 Perjalanan dari distributor Antony D1 ke sub rute yang terbentuk memiliki 2 kemungkinan untuk kunjungan selanjutnya, yaitu: 1. Menuju distributor Terang Makmur D5 dengan jarak 50 meter 2. Menuju distributor CV. Terminator D9 dengan jarak 100 meter Dari 2 kemungkinan yang terjadi untuk kunjungan selanjutnya dari distributor Antony D1 adalah distributor Terang Makmur D5 karena memiliki jarak paling dekat dengan distributor Antony D1 sehingga dari distributor Antony Universitas Sumatera Utara D1 langsung menuju distributor Terang Makmur dengan jarak 50 meter dan urutan sementara sub rute adalah Cabang → D1→ D5 Iterasi 3 Perjalanan selanjutnya dari distributor Terang Makmur adalah ke distributor CV. Terminator dengan jarak 50 meter Sehingga sub rute 1 [Cabang → D1→D5→D9→Cabang] Universitas Sumatera Utara Tabel 5.11. Langkah Awal Semua Distributor Memiliki Rute Terpisah Meter Distributor Rute D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9 D10 D11 D12 D1 Rute 1 D2 Rute 2 19.343 D3 Rute 3 11.011 10.142 D4 Rute 4 19.701 18.882 12.230 D5 Rute 5 23.662 19.343 11.011 19.701 D6 Rute 6 12.815 10.022 6.150 13.118 11.831 D7 Rute 7 15.438 14.079 7.388 15.137 15.438 12.352 D8 Rute 8 22.141 18.941 10.170 18.860 22.141 11.794 12.521 D9 Rute 9 23.662 19.343 11.011 19.701 23.762 12.815 15.438 22.141 D10 Rute 10 19.311 16.947 10.815 16.185 19.311 10.109 11.548 19.070 19.311 D11 Rute 11 5.768 5.460 4.265 6.238 5.768 5.330 5.460 6.818 5.768 5.173 D12 Rute 12 11.482 9.288 4.730 10.346 11.482 10.231 10.681 10.702 11.482 1.076 3.910 Permintaan m 3 2,39 2,63 6,8 8,46 2,26 7,93 3,24 6,58 5,39 4,87 3,8 9,07 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.12. Pengabungan Rute D5 dengan D9 Meter Distributor Rute D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9 D10 D11 D12 D1 Rute 1 D2 Rute 2 19343 D3 Rute 3 11011 10142 D4 Rute 4 19701 18882 12230 D5 Rute 5 23662 19343 11011 19701 D6 Rute 6 12815 10022 6150 13118 11831 D7 Rute 7 15438 14079 7388 15137 15438 12352 D8 Rute 8 22141 18941 10170 18860 22141 11794 12521 D9 Rute 5 23662 19343 11011 19701 23762 12815 15438 22141 D10 Rute 10 19311 16947 10815 16185 19311 10109 11548 19070 19311 D11 Rute 11 5768 5460 4265 6238 5768 5330 5460 6818 5768 5173 D12 Rute 12 11482 9288 4730 10346 11482 10231 10681 10702 11482 1076 3910 Permintaan m 3 2,39 2,63 6,8 8,46 2,26 7,93 3,24 6,58 5,39 4,87 3,8 9,07 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.13. Pengabungan Rute D1 dengan D9 Meter Distributor Rute D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9 D10 D11 D12 D1 Rute 1 D2 Rute 2 19.343 D3 Rute 3 11.011 10.142 D4 Rute 4 19.701 18.882 12.230 D5 Rute 1 23.662 19.343 11.011 19.701 D6 Rute 6 12.815 10.022 6.150 13.118 11.831 D7 Rute 7 15.438 14.079 7.388 15.137 15.438 12352 D8 Rute 8 22.141 18.941 10.170 18.860 22.141 11794 12521 D9 Rute 1 23.662 19.343 11.011 19.701 23.762 12815 15438 22141 D10 Rute 10 19.311 16.947 10.815 16.185 19311 10109 11548 19070 19311 D11 Rute 11 5.768 5.460 4.265 6.238 5768 5330 5460 6818 5768 5173 D12 Rute 12 11.482 9.288 4.730 10.346 11482 10231 10681 10702 11482 1076 3910 Permintaan m 3 2,39 2,63 6,8 8,46 2,26 7,93 3,24 6,58 5,39 4,87 3,8 9,07 Universitas Sumatera Utara No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-06A; Tgl. Efektif : 15 Juli 2011; Rev : 0; Halaman : 1 dari 1 Penghematan terbesar selanjutnya setelah distributor D1, D5 dan D9 dihapus dari matriks penghematan adalah 19.070 meter yang merupakan penghematan jarak dari D8 dengan D10. Jumlah beban adalah 6,58 + 4,87 m 3 = 11,45 m 3 ≤ 12 m 3 dan rute tersebut layak dan dapat dilihat pada Tabel 5.14. Tabel 5.14. Pengabungan Rute D8 dengan D10 Meter Distributor Rute D2 D3 D4 D6 D7 D8 D10 D11 D12 D2 Rute 2 D3 Rute 3 10.142 D4 Rute 4 18.882 12.230 D6 Rute 6 10.022 6.150 13.118 D7 Rute 7 14.079 7.388 15.137 12.352 D8 Rute 8 18.941 10.170 18.860 11.794 12.521 D10 Rute 8 16.947 10.815 16.185 10.109 11.548 19.070 D11 Rute 11 5.460 4.265 6.238 5.330 5.460 6.818 5.173 D12 Rute 12 9.288 4.730 10.346 10.231 10.681 10.702 1.076 3.910 Permintaan m 3 2,63 6,8 8,46 7,93 3,24 6,58 4,87 3,8 9,07 Kapasitas maksimal alat angkut adalah 12 m 3 , sedangkan beban dari kedua distributor yang digabungkan adalah 11,45 m 3 , sehingga kapasitas mobil yang tersisa adalah 0,15 m 3 . Dilihat dari banyaknya permintaan dari distributor yang tersisa, subrute yang terbentuk tidak layak lagi ditambah dengan distributor lain. Untuk menentukan urutan distributor yang akan dilalui dari sub rute yang terbentuk digunakan metode nearest neighbor atau dengan melihat graph awal sehingga sub rute 2 [Cabang → D8→D10→Cabang] Penghematan terbesar selanjutnya setelah distributor D1, D5, D8, D9 dan D10 dihapus dari matriks penghematan adalah 18.882 meter yang merupakan Universitas Sumatera Utara penghematan jarak dari D2 dengan D4. Jumlah beban adalah 2,63 + 8,48 m 3 = 11,09 m 3 ≤ 12 m 3 dan rute tersebut layak dan dapat dilihat pada Tabel 5.15. Tabel 5.15. Pengabungan Rute D2 dengan D4 Meter Distributor Rute D2 D3 D4 D6 D7 D11 D12 D2 Rute 2 D3 Rute 3 10.142 D4 Rute 4 18.882 12.230 D6 Rute 6 10.022 6.150 13.118 D7 Rute 7 14.079 7.388 15.137 12.352 D11 Rute 11 5.460 4.265 6.238 5.330 5.460 D12 Rute 12 9.288 4.730 10.346 10.231 10.681 3.910 Permintaan m 3 2,63 6,8 8,46 7,93 3,24 3,8 9,07 Kapasitas maksimal alat angkut adalah 12 m 3 , sedangkan beban dari kedua distributor yang digabungkan adalah 11,09 m 3 , sehingga kapasitas mobil yang tersisa adalah 0,91 m 3 . Dilihat dari banyaknya permintaan dari distributor yang tersisa, subrute yang terbentuk tidak layak lagi ditambah dengan distributor lain Untuk menentukan urutan distributor yang akan dilalui dari sub rute yang terbentuk digunakan metode nearest neighbor atau dengan melihat graph awal sehingga sub rute 3 [Cabang → D4→D2→Cabang] Penghematan terbesar selanjutnya adalah 12.352 meter yang merupakan penghematan jarak dari D6 dengan D7. Jumlah beban adalah 7,93 + 3,24 m 3 = 11,17 m 3 ≤ 12 m 3 dan rute tersebut layak dan dapat dilihat pada Tabel 5.16. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.16. Pengabungan Rute D6 dengan D7 Meter Distributor Rute D3 D6 D7 D11 D12 D3 Rute 3 D6 Rute 6 6.150 D7 Rute 7 7.388 12.352 D11 Rute 11 4.265 5.330 5.460 D12 Rute 12 4.730 10.231 10.681 3.910 Permintaan m 3 6,8 7,93 3,24 3,8 9,07 Kapasitas maksimal alat angkut adalah 12 m 3 , sedangkan beban dari kedua distributor yang digabungkan adalah 11,17 m 3 , sehingga kapasitas mobil yang tersisa adalah 0,83 m 3 . Dilihat dari banyaknya permintaan dari distributor yang tersisa, subrute yang terbentuk tidak layak lagi ditambah dengan distributor lain Untuk menentukan urutan distributor yang akan dilalui dari sub rute yang terbentuk digunakan metode nearest neighbor atau dengan melihat graph awal sehingga sub rute 4 [Cabang → D6→D7→Cabang] Penghematan terbesar selanjutnya adalah 4.730 meter yang merupakan penghematan jarak dari D3 dengan D12. Jumlah beban adalah 6,8 + 9,07 m 3 = 15,87 m 3 ≥ 12 m 3 . Karena jumlah beban melebihi kapasitas alat angkut maka rute tersebut tidak layak. Penghematan terbesar selanjutnya adalah 4.265 meter yang merupakan penghematan jarak dari D3 dengan D11. Jumlah beban adalah 6,8 + 3,8 m 3 = 9,16 m 3 ≤ 12 m 3 sehingga rute tersebut layak dan dapat dilihat pada Tabel 5.17 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.17. Pengabungan Rute D3 dengan D11 Meter Distributor Rute D3 D11 D12 D3 Rute 3 D11 Rute 11 4.265 D12 Rute 12 4.730 3.910 Permintaan m 3 6,8 3,8 9,07 Kapasitas maksimal alat angkut adalah 12 m 3 , sedangkan beban dari kedua distributor yang digabungkan adalah 9,16 m 3 , sehingga kapasitas mobil yang tersisa adalah 2,84 m 3 . Dilihat dari banyaknya permintaan dari distributor yang tersisa, subrute yang terbentuk tidak layak lagi ditambah dengan distributor lain. Untuk menentukan urutan distributor yang akan dilalui dari sub rute yang terbentuk digunakan metode nearest neighbor atau dengan melihat graph awal sehingga subrute 5 [Cabang → D3→D11→Cabang] Karena distributor D12 karena tidak dapat digabungkan dengan subrute lain, maka D12 memiliki subrute sendiri, sehingga sub rute 6 [Cabang → D12 →Cabang] Sehingga keseluruhan sub rute yang terbentuk adalah 6 sub rute yaitu: - Sub Rute 1 [ Cabang → D1→D5→D9→Cabang] - Sub Rute 2 [Cabang → D8→D10→Cabang] - Sub Rute 3 [Cabang → D4→D2→Cabang] - Sub Rute 4 [Cabang → D6→D7→Cabang] - Sub Rute 5 [Cabang → D11→D3→Cabang] - Sub Rute 6 [Cabang → D12→Cabang] Semua sub rute menggunakan mobil dengan kapasitas 12 m 3 . Universitas Sumatera Utara 2. Horizon perencanaan II Dengan mengikuti langkah langkah penggabungan rute pada penentuan sub rute pada Horizon I maka diperoleh penggabungan D5 dengan D9, jumlah beban 4,54 + 2,94 = 7,48. Karena jumlah beban ≤ 12 m 3 , maka penggabungan layak dilakukan. Berikutnya adalah penggabungan D1 dengan D9, jumlah beban 3,16 + 7,48 = 10,64. Karena jumlah beban ≤ 12 m 3 , maka penggabungan layak dilakukan. Dilihat dari banyaknya permintaan yang tersisa, subrute yang terbentuk tidak layak lagi ditambah dengan distributor lain, sehingga subrute 1 [ Cabang → D1 →D5→D9→Cabang] Penggabungan D8 dengan D10, jumlah beban 6,71 + 3,54 = 10,25. Karena jumlah beban ≤ 12 m 3 , maka penggabungan layak dilakukan. Dilihat dari banyaknya permintaan yang tersisa, subrute yang terbentuk tidak layak lagi ditambah dengan distributor lain, sehingga subrute 2 [ Cabang → D8 →D10→Cabang] Penggabungan D2 dengan D4, jumlah beban 7,42 + 3,42 = 10,63. Karena jumlah beban ≤ 12 m 3 , maka penggabungan layak dilakukan. Dilihat dari banyaknya permintaan yang tersisa, subrute yang terbentuk tidak layak lagi ditambah dengan distributor lain, sehingga subrute 3 [ Cabang → D2 →D4→Cabang] Penggabungan D6 dengan D7, jumlah beban 2,93 + 8,06 = 10,99. Karena jumlah beban ≤ 12 m 3 , maka penggabungan layak dilakukan. Dilihat dari banyaknya permintaan yang tersisa, subrute yang terbentuk tidak layak lagi Universitas Sumatera Utara ditambah dengan distributor lain, sehingga subrute 4 [ Cabang → D6 →D7→Cabang] Penggabungan D3 dengan D12, jumlah beban 2,73 + 2,93 = 5,66. Karena jumlah beban ≤ 12 m 3 , maka penggabungan layak dilakukan. Berikutnya adalah penggabungan D3 dengan D11, jumlah beban 5,66 + 5,45 = 11,11. Karena jumlah beban ≤ 12 m 3 , maka penggabungan layak dilakukan. Dilihat dari banyaknya permintaan yang tersisa, subrute yang terbentuk tidak layak lagi ditambah dengan distributor lain, sehingga subrute 1 [ Cabang → D3 →D12→D11→Cabang] Sehingga keseluruhan sub rute yang terbentuk adalah 5 sub rute yaitu: - Sub Rute 1 [ Cabang → D1→D5→D9→Cabang] - Sub Rute 2 [Cabang → D8→D10→Cabang] - Sub Rute 3 [Cabang → D4→D2→Cabang] - Sub Rute 4 [Cabang → D6→D7→Cabang] - Sub Rute 5 [Cabang → D11→ D3→D12→Cabang]

6. Pemeriksaan Waktu Tersedia