5.2. Pengolahan Data
5.2.1. Time Window
Time window batasan waktu pengiriman adalah angka yang menunjukkan jumlah hari, dimana barang yang akan dikirimkan tidak boleh
melebihi dari jumlah hari yang telah ditetapkan. Pada PT. Sharp Electronics Indonesia Medan, time window yang ditentukan untuk proses pendistribusian
barang dari kantor cabang Medan ke distributor adalah satu hari. Ini menunjukkan bahwa standar pengiriman barang ke setiap distributor adalah satu hari.
5.2.2. Pengujian Keseragaman Data Waktu Distribusi
Pengujian keseragaman data dilakukan sebelum melakukan perhitungan waktu standar
5.2.2.1. Waktu Antar Distributor
Waktu antar distributor berdasarkan jarak tiap distributor yang terdapat pada bab pengumpulan data yang dicari melalui :
Waktu =
Jarak Kecepatan
dengan asumsi bahwa kecepatan rata-rata adalah 40 kmjam
5.2.2.2. Waktu Loading dan Unloading
Waktu loading Mengisi Barang merupakan waktu yang dibutuhkan untuk mengisimemuat barang ke dalam mobil angkut. Waktu unloading
Membongkar Barang merupakan waktu yang dibutuhkan untuk membongkar
Universitas Sumatera Utara
barang dari mobil angkut. Proses loading dilakukan oleh karyawan perusahaan di Kantor Cabang Medan dan unloading dilakukan di toko distributor.
1. Waktu Loading di Kantor Cabang Medan
Proses loading mengisi barang ke alat angkut dilakukan di Kantor Cabang Medan oleh karyawan sesuai dengan kapasitas alat angkut yang digunakan.
a. Waktu Loading di Kantor Cabang Medan untuk mobil kapasitas 12 m
3
Pengukuran waktu loading barang dengan mobil kapasitas 12 m
3
dilakukan selama 6 hari, sehingga dibagi menjadi 6 subgroup dengan perhitungan waktu
rata-ratanya dapat dilihat pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6. Pengukuran Waktu Loading Mobil Kapasitas 12
�
�
Sub Grup
Volume Waktu menit
Waktu per
�
�
�
�
1 7,25
20,45 2,82
2 8,59
24,6 2,86
3 6,88
22,45 3,26
4 9,73
27,9 2,87
5 8,88
24,3 2,74
6 7,57
21,7 2,87
Jumlah 17,42
Dari data di atas didapat rata-rata waktu pengukuran atau besarnya waktu siklus sebagai berikut:
�� =
∑ �
�
∑ �
=
17,42 6
= 2,90 Standart deviasi waktu pengukuran adalah sebagai berikut:
σ = �
∑�
�−� 2
�−1
= �
2,82 −2,90
2
+2,82 −2,90
2
+ ⋯+ 2,87−2,90
2
6 −1
Universitas Sumatera Utara
= �
0,168 5
= 0,18
Nilai tengah, Batas Kendali Atas BKA dan Batas Kendali Bawah BKB dengan Tingkat Kepercayaan 95 k=2 adalah sebagai berikut:
�� = 2,83 BKA = X + k.
σ = 2,83+ 20,18 = 3,27 BKB = X – k.
σ = 2,83 – 20,18 = 2,54 Keseluruhan data pengamatan digambarkan pada peta kendali untuk
melihat keseragaman data dan peta kendali dapat dilihat pada Gambar 5.2.
.Gambar 5.2. Peta Kendali Waktu Loading Mobil Kapasitas 12
�
�
Dari Gambar 5.2. di atas dapat dilihat bahwa keseluruhan data tidak ada yang berada di luar batas kendali atas dan batas kendali bawah, sehingga
keseluruhan data adalah seragam .
b. Waktu Loading di Kantor cabang Medan untuk mobil kapasitas 6 m
3
2.50 2.60
2.70 2.80
2.90 3.00
3.10 3.20
3.30 3.40
1 2
3 4
5 6
W a
k tu
Men it
Peta Kendali Loading Barang Kapasitas 12
BKA Data
BKB
Universitas Sumatera Utara
Pengukuran waktu loading barang untuk mobil dengan kapasitas 6 m
3
dilakukan selama 6 hari, sehingga dibagi menjadi 6 subgroup dengan perhitungan waktu rata-ratanya dapat dilihat pada Tabel 5.7.
Tabel 5.7. Pengukuran Waktu Loading Mobil Kapasitas 6
�
�
Sub Grup
Volume Waktu Loading
menit Waktu Loading
per
�
�
menit
�
�
1 4,95
12,72 2,57
2 4,33
10,57 2,44
3 5,78
14,80 2,56
4 4,65
11,12 2,39
5 4,97
11,03 2,22
6 5,12
13,16 2,57
Jumlah 14,75
Dari data diatas didapat rata-rata waktu pengukuran atau besarnya waktu siklus sebagai berikut:
�� =
∑ �
�
∑ �
=
14,75 6
= 2,46
Standard deviasi waktu pengukuran adalah sebagai berikut:
σ = �
∑�
�−� 2
�−1
= �
2,57 −2,46
2
+2,44 −2,46
2
+ ⋯+ 2,57−2,46
2
6 −1
=
�
0,0971 5
= 0,14 Nilai tengah, Batas Kendali Atas BKA dan Batas Kendali Bawah BKB
dengan Tingkat Kepercayaan 95 k=2 adalah sebagai berikut: �� = 2,46
BKA = X + k. σ = 2,46+ 20,14 = 2,74
BKB = X - k. σ = 2,46 - 20,14 = 2,18
Universitas Sumatera Utara
Keseluruhan data pengamatan digambarkan pada peta kendali untuk melihat keseragaman data dan peta kendali dapat dilihat pada Gambar 5.3.
Gambar 5.3. Peta Kendali Waktu Loading Mobil Kapasitas 6
�
�
Dari Gambar 5.3. di atas dapat dilihat bahwa keseluruhan data tidak ada yang berada di luar batas kendali atas dan batas kendali bawah, sehingga
keseluruhan data adalah seragam.
2. Waktu Unloading di Toko Distributor
Waktu unloading membongkar barang dilakukan di toko distributor. Waktu unloading ini dipengaruhi oleh banyaknya barang yang akan dibongkar di setiap
distributor .
a. Waktu unloading di Toko Distributor dengan kapasitas 12 m
3
Pemilihan Toko Distributor dilakukan secara purposive sampling yaitu pemilihan sampel dilakukan secara sengaja untuk kemudahan penelitian. Sampel
2 2.1
2.2 2.3
2.4 2.5
2.6 2.7
2.8
1 2
3 4
5 6
Wa kt
u m
e ni
o t
Peta Kendali Loading Barang Kapasitas 6
BKB Data
BKA
Universitas Sumatera Utara
yang dipilih adalah distributor Asia Raya Teknologi. Waktu pengukuran Unloading barang di Asia Raya Teknologi dapat dilihat pada Tabel 5.8.
Tabel 5.8. Pengukuran Waktu Unloading Mobil Kapasitas 12
�
�
No Volume
�
�
Waktu Unloading menit
Waktu Unloading per
�
�
menit
1 7,25
22,01 3,04
2 8,59
26,67 3,10
3 6,88
21,78 3,17
4 9,73
29,4 3,02
5 8,88
25,89 2,92
6 7,57
22,47 2,97
Total 18,21
Dari data diatas didapat rata-rata waktu pengukuran atau besarnya waktu siklus sebagai berikut:
�� =
∑ �
�
∑ �
=
18,21 6
= 3,04
Standart deviasi waktu pengukuran adalah sebagai berikut:
σ = �
∑�
�−� 2
�−1
= �
3,04 −3,04
2
+3,10 −3,04
2
+ ⋯+ 2,97−3,04
2
5
=
�
0,04 5
= 0,09 Nilai tengah, Batas Kendali Atas BKA dan Batas Kendali Bawah BKB
dengan Tingkat Kepercayaan 95 k=2 adalah sebagai berikut: �� = 9,86
BKA = X + k. σ = 3,04+ 20,09 = 3,22
Universitas Sumatera Utara
BKB = X - k. σ = 3,04- 20,09 = 2,86
Keseluruhan data pengamatan digambarkan dengan peta kendali untuk melihat keseragaman data dan peta kendali dapat dilihat pada Gambar 5.4.
Gambar 5.4. Peta Kendali Waktu Unloading Mobil Kapasitas 12
�
�
Dari Gambar 5.4. di atas dapat dilihat bahwa keseluruhan data tidak ada yang berada di luar batas kendali atas dan batas kendali bawah, sehingga
keseluruhan data adalah seragam. b. Waktu unloading Toko Distributor dengan kapasitas 6
m
3
Pemilihan Toko Distributor dilakukan secara purposive sampling yaitu pemilihan sampel dilakukan secara sengaja untuk kemudahan penelitian. Sampel
yang dipilih adalah PT. Danau Sejahtera. Waktu pengukuran Unloading barang di PT. Danau Sejahtera dapat dilihat pada Tabel 5.9.
2.60 2.70
2.80 2.90
3.00 3.10
3.20 3.30
1 2
3 4
5 6
W a
k tu
Men it
Peta Kendali Waktu Unloading Kapasitas 12
BKB Data
BKA
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.9. Pengukuran Waktu Unloading Mobil Kapasitas 6
�
�
No. Volume
Barang
�
�
Waktu Unloading menit
Waktu Unloading per
�
�
menit
1 4,95
14,03 2,83
2 4,33
13,5 3,12
3 5,78
15,77 2,73
4 4,65
13,68 2,94
5 4,97
13,32 2,68
6 5,12
15,76 3,08
Total 17,38
Dari data diatas maka didapat rata-rata waktu pengukuran atau besarnya waktu siklus sebagai berikut:
�� =
∑
�
�
∑
�
=
17,38 6
= 2,90
Standart deviasi waktu pengukuan adalah sebagai berikut: σ = �
∑
�
�−� 2
�−1
= �
2,83 −2,90
2
+3,12 −2,90
2
+ ⋯+ 3,08−2,90
2
5
=
�
0,16 5
= 0,18 Nilai tengah, Batas Kendali Atas BKA dan Batas Kendali Bawah BKB
dengan Tingkat Kepercayaan 95 k=2 adalah sebagai berikut : �� = 2,73
BKA = X + k. σ = 2,90+ 20,18 = 3,26
BKB = X - k. σ = 2,90- 20,18 = 2,54
Keseluruhan data pengamatan digambarkan dengan peta kendali untuk melihat keseragaman data pada Gambar 5.5.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.5. Peta Kendali Waktu Unloading Mobil Kapasitas 6
�
�
Dari Gambar 5.5. di atas dapat dilihat bahwa keseluruhan data tidak ada yang berada di luar batas kendali atas dan batas kendali bawah, sehingga
keseluruhan data adalah seragam.
5.2.3. Pengujian Kecukupan Data
Jumlah pengukuran waktu kerja yang sebenarnya diperlukan dengan tingkat ketelitian 5 dan tingkat kepercayaan 95 dihitung dengan menggunakan
rumus:
2 2
2
40
−
=
∑ ∑
∑
X X
X N
N
dimana : N’ = Jumlah pengukuran yang sebenarnya diperlukan
n = Jumlah data setelah dilakukan uji keseragaman data
2 2.2
2.4 2.6
2.8 3
3.2 3.4
1 2
3 4
5 6
W a
k tu
Men it
Peta Kendali Waktu Unloading Mobil Kapasitas 6
BKB Data
BKA
Universitas Sumatera Utara
Jika diperoleh dari pengujian tersebut ternyata N’ N, maka diperlukan pengukuran tambahan, tapi jika N’ N maka data pengukuran pendahuluan sudah
mencukupi.
5.2.3.1. Pengujian Kecukupan Data Waktu Loading Barang
a. Pengujian kecukupan data waktu loading mobil kapasitas 12 m
3
N’ =
2 2
2
40
−
∑ ∑
∑
X X
X N
N’ =
2
42 ,
17 46
, 303
74 ,
50 6
40
−
x
N’ = 5,22 N’ = 5,22 N = 6, maka jumlah pengamatan telah mencukupi.
b. Pengujian kecukupan data waktu loading mobil kapasitas 6 m
3
N’ =
2 2
2
40
−
∑ ∑
∑
X X
X N
N’ =
2
75 ,
14 56
, 217
36 ,
36 6
40
−
x
N’ = 4,28 N’ = 4,28 N = 6, maka jumlah pengamatan telah mencukupi
5.2.3.2. Pengujian Kecukupan Data Waktu Unloading Barang
a. Pengujian kecukupan data unloading mobil kapasitas 12 m
3
Universitas Sumatera Utara
N’ =
2 2
2
40
−
∑ ∑
∑
X X
X N
N’ =
2
21 ,
18 67
, 331
32 ,
55 6
40
−
x
N’ = 1,18 N’ = 1,18 N = 6, maka jumlah pengamatan telah mencukupi
b. Pengujian kecukupan data unloading mobil kapasitas 6 m
3
N’ =
2 2
2
40
−
∑ ∑
∑
X X
X N
N’ =
2
38 ,
17 09
, 302
51 ,
50 6
40
−
x
N’ = 5,18 N’ = 5,18 N = 6, maka jumlah pengamatan telah mencukupi
5.2.4. Pengolahan data Graph Rute Awal
1. Penentuan Rute Terpendek
Untuk menentukan rute distribusi terpendek dapat dilakukan dengan melalui rute distribusi yang tersedia yaitu rute distribusi melalui Kantor Cabang
Medan ke setiap distributor kemudian kembali ke Kantor Cabang Medan. Penentuan rute terpendek untuk rute distribusi menggunakan metode nearest
neighbor, dimana metode ini menggunakan prinsip sederhana yaitu distributor
Universitas Sumatera Utara
yang akan dituju adalah distributor yang memiliki jarak paling dekat dengan
distributor yang dikunjungai terakhir.
Perhitungan jarak tempuh dengan menggunakan metode nearest neighbor adalah sebagai berikut:
a. Iterasi 1 Perjalanan dari Kantor Cabang Medan ke setiap distributor memiliki 12
kemungkinan untuk kunjungan pertama, yaitu: 1. Menuju distributor Antony D1 dengan jarak 11.831 meter
2. Menuju distributor UD. Lestari D2 dengan jarak 9.262 meter 3. Menuju distributor Irama D3 dengan jarak 8.080 meter
4. Menuju distributor Sinar D4 dengan jarak 9.970 meter 5. Menuju distributor Terang Makmur D5 dengan jarak 11.881 meter
6. Menuju distributor Asia Jaya D6 dengan jarak 6.221 meter 7. Menuju distributor Cahaya Ria Electronic D7 dengan jarak 7.251
8. Menuju distributor KHS D8 dengan jarak 11.210 9. Menuju distributor CV. Terminator D9 dengan jarak 11.931
10. Menuju distributor Acindo D10 dengan jarak 9.265 11. Menuju distributor Metro D11 dengan jarak 2.730
12. Menuju distributor PT. Danau Sejahtera D12 dengan jarak 9.548 Dari 12 kemungkinan yang terjadi untuk kunjungan yang pertama dari
kantor cabang Medan adalah distributor Metro
karena memiliki jarak paling dekat dengan kantor cabang Medan sehingga dari kantor cabang langsung
Universitas Sumatera Utara
menuju distributor Metro dengan jarak 2.730 meter dan urutan sementara perjalanan adalah Cabang
→ D11 b. Iterasi 2
Perjalanan dari distributor Metro selanjutnya memiliki 11 kemungkinan untuk kunjungan selanjutnya yang akan dilalui, yaitu:
1. Menuju distributor Antony D1 dengan jarak 8.793 meter 2. Menuju distributor UD. Lestari D2 dengan jarak 6.532 meter
3. Menuju distributor Irama D3 dengan jarak 6.545 meter 4. Menuju distributor Sinar D4 dengan jarak 6.462 meter
5. Menuju distributor Terang Makmur D5 dengan jarak 8.843 meter 6. Menuju distributor Asia Jaya D6 dengan jarak 3.621 meter
7. Menuju distributor Cahaya Ria Electronic D7 dengan jarak 4.521 meter 8. Menuju distributor KHS D8 dengan jarak 7.122 meter
9. Menuju distributor CV. Terminator D9 dengan jarak 8.893 meter 10. Menuju distributor Acindo D10 dengan jarak 6.822 meter
11. Menuju distributor PT. Danau Sejahtera D12 dengan jarak 8.368 meter Dari 11 kemungkinan yang terjadi untuk kunjungan yang selanjutnya
adalah distributor Asia Jaya D6 karena memiliki jarak paling dekat dengan distributor Metro D11 sehingga dari distributor Metro langsung menuju
distributor Asia Jaya dengan jarak 3.621 meter dan urutan sementara perjalanan adalah Cabang
→ D11 → D6
Universitas Sumatera Utara
c. Iterasi 3 Perjalanan dari distributor Asia Jaya ke distributor selanjutnya memiliki 10
kemungkinan untuk kunjungan selanjutnya yang akan dilalui, yaitu: 1. Menuju distributor Antony D1 dengan jarak 5.237 meter
2. Menuju distributor UD. Lestari D2 dengan jarak 5.461 meter 3. Menuju distributor Irama D3 dengan jarak 8.151 meter
4. Menuju distributor Sinar D4 dengan jarak 3.073 meter 5. Menuju distributor Terang Makmur D5 dengan jarak 6.271 meter
6. Menuju distributor Cahaya Ria Electronic D7 dengan jarak 1.120 meter 7. Menuju distributor KHS D8 dengan jarak 5.637 meter
8. Menuju distributor CV. Terminator D9 dengan jarak 5.337 meter 9. Menuju distributor Acindo D10 dengan jarak 5.377 meter
10. Menuju distributor PT. Danau Sejahtera D12 dengan jarak 5.538 meter Dari 10 kemungkinan yang terjadi untuk kunjungan yang selanjutnya
adalah Cahaya Ria Electronic D7 karena memiliki jarak paling dekat dengan Distributor Asia Jaya D6 sehingga dari distributor Asia Jaya
langsung menuju distributor Cahaya Ria Electronic dengan jarak 1.120 meter dan urutan sementara perjalanan adalah Cabang
→ D11 → D6 → D7 d. Iterasi 4
Perjalanan dari distributor Cahaya Ria Electronic ke distributor selanjutnya memiliki 9 kemungkinan untuk kunjungan selanjutnya yang akan dilalui,
yaitu: 1. Menuju distributor Antony D1 dengan jarak 3.644 meter
Universitas Sumatera Utara
2. Menuju distributor UD. Lestari D2 dengan jarak 2.434 meter 3. Menuju distributor Irama D3 dengan jarak 7.943 meter
4. Menuju distributor Sinar D4 dengan jarak 2.084 meter 5. Menuju distributor Terang Makmur D5 dengan jarak 3.694 meter
6. Menuju distributor KHS D8 dengan jarak 5.940 meter 7. Menuju distributor CV. Terminator D9 dengan jarak 3.744 meter
8. Menuju distributor Acindo D10 dengan jarak 4.968 meter 9. Menuju distributor PT. Danau Sejahtera D12 dengan jarak 6.118 meter
Dari 9 kemungkinan yang terjadi untuk kunjungan yang selanjutnya adalah distributor Sinar D4 karena memiliki jarak paling dekat dengan
distributor Cahaya Ria Electronic D7 sehingga dari Cahaya Ria Electronic langsung menuju distributor Sinar dengan jarak 2.084 meter dan urutan
sementara perjalanan adalah Cabang → D11 → D6 → D7 → D4
e. Iterasi 5 Perjalanan dari distributor Sinar ke distributor selanjutnya memiliki 8
kemungkinan untuk kunjungan selanjutnya yang akan dilalui, yaitu: 1. Menuju distributor Antony D1 dengan jarak 2.100 meter
2. Menuju distributor UD. Lestari D2 dengan jarak 350 meter 3. Menuju distributor Irama D3 dengan jarak 5.820 meter
4. Menuju distributor Terang Makmur D5 dengan jarak 2.150 meter 5. Menuju distributor KHS D8 dengan jarak 2.320 meter
6. Menuju distributor CV. Terminator D9 dengan jarak 2.200 meter 7. Menuju distributor Acindo D10 dengan jarak 3.050 meter
Universitas Sumatera Utara
8. Menuju distributor PT. Danau Sejahtera D12 dengan jarak 9.172 meter Dari 8 kemungkinan yang terjadi untuk kunjungan yang selanjutnya
adalah distributor UD. Lestari D2 karena memiliki jarak paling dekat dengan distributor Sinar D4 sehingga dari distributor Sinar langsung menuju
distributor UD. Lestari dengan jarak 350 meter dan urutan sementara perjalanan adalah Cabang
→ D11 → D6 → D7 → D4 → D2 f.
Iterasi 6 Perjalanan dari distributor UD. Lestari ke distributor selanjutnya memiliki 7
kemungkinan untuk kunjungan selanjutnya yang akan dilalui, yaitu: 1. Menuju distributor Antony D1 dengan jarak 1.750 meter
2. Menuju distributor Irama D3 dengan jarak 7.200 meter 3. Menuju distributor Terang Makmur D5 dengan jarak 1.800 meter
4. Menuju distributor KHS D8 dengan jarak 1.531 meter 5. Menuju distributor CV. Terminator D9 dengan jarak 1.850 meter
6. Menuju distributor Acindo D10 dengan jarak 1.580 meter 7. Menuju distributor PT. Danau Sejahtera D12 dengan jarak 9.522 meter
Dari 7 kemungkinan yang terjadi untuk kunjungan yang selanjutnya adalah distributor KHS D8 karena memiliki jarak paling dekat dengan
distributor UD. Lestari D2 sehingga dari distributor UD. Lestari langsung menuju distributor KHS dengan jarak 1.531 meter dan urutan sementara
perjalanan adalah Cabang → D11 → D6 → D7 → D4 → D2 → D8
Universitas Sumatera Utara
g. Iterasi 7 Perjalanan dari distributor KHS ke distributor selanjutnya memiliki 6
kemungkinan untuk kunjungan selanjutnya yang akan dilalui, yaitu: 1. Menuju distributor Antony D1 dengan jarak 900 meter
2. Menuju distributor Irama D3 dengan jarak 2.320 meter 3. Menuju distributor Terang Makmur D5 dengan jarak 950 meter
4. Menuju distributor CV. Terminator D9 dengan jarak 1.000 meter 5. Menuju distributor Acindo D10 dengan jarak 1.405 meter
6. Menuju distributor PT. Danau Sejahtera D12 dengan jarak 10.056 meter Dari 6 kemungkinan yang terjadi untuk kunjungan yang selanjutnya
adalah distributor Antony D1 karena memiliki jarak paling dekat dengan distributor KHS D8 sehingga dari distributor KHS langsung menuju
distributor Antony dengan jarak 9.00 m dan urutan sementara perjalanan adalah Cabang
→ D11 → D6 → D7 → D4 → D2 → D8 → D1 h. Iterasi 8
Perjalanan dari distributor Antony ke distributor selanjutnya memiliki 5 kemungkinan untuk kunjungan selanjutnya yang akan dilalui, yaitu:
1. Menuju distributor Irama D3 dengan jarak 8.900 meter 2. Menuju distributor Terang Makmur D5 dengan jarak 50 meter
3. Menuju distributor CV. Terminator D9 dengan jarak 100 meter 4. Menuju distributor Acindo D10 dengan jarak 1.785 meter
5. Menuju distributor PT. Danau Sejahtera D12 dengan jarak 9.897 meter
Universitas Sumatera Utara
Dari 5 kemungkinan yang terjadi untuk kunjungan yang selanjutnya adalah distributor Terang Makmur D5 karena memiliki jarak paling dekat
dengan distributor Antony D1 sehingga dari distributor Antony langsung menuju distributor Terang Makmur dengan jarak 50 meter dan urutan sementara
perjalanan adalah Cabang → D11 → D6 → D7 → D4 → D2 → D8 → D1 →
D5 i.
Iterasi 9 Perjalanan dari distributor Terang Makmur ke distributor selanjutnya
memiliki 4 kemungkinan untuk kunjungan selanjutnya yang akan dilalui, yaitu:
1. Menuju distributor Irama D3 dengan jarak 8.950 meter 2. Menuju distributor CV. Terminator D9 dengan jarak 50 meter
3. Menuju distributor Acindo D10 dengan jarak 1.835 meter 4. Menuju distributor PT. Danau Sejahtera D12 dengan jarak 9.947 meter
Dari 4 kemungkinan yang terjadi untuk kunjungan yang selanjutnya adalah distributor CV. Terminator D9 karena memiliki jarak paling dekat
dengan distributor Terang Makmur D5 sehingga dari distributor Terang Makmur langsung menuju distributor CV. Terminator dengan jarak 50 meter dan urutan
sementara perjalanan adalah Cabang → D11 → D6 → D7 → D4 → D2 → D8
→ D1 → D5 → D9 j.
Iterasi 10 Perjalanan dari distributor CV. Terminator ke distributor selanjutnya
memiliki 3 kemungkinan untuk kunjungan selanjutnya yang akan dilalui, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Menuju distributor Irama D3 dengan jarak 9.000 meter 2. Menuju distributor Acindo D10 dengan jarak 1.885 meter
3. Menuju distributor PT. Danau Sejahtera D12 dengan jarak 9.997 meter Dari 3 kemungkinan yang terjadi untuk kunjungan yang selanjutnya adalah
distributor Acindo D10 karena memiliki jarak paling dekat dengan distributor CV. Terminator D9 sehingga dari distributor CV. Terminator langsung menuju
distributor Acindo dengan jarak 1.885 meter dan urutan sementara perjalanan adalah Cabang
→ D11 → D6 → D7 → D4 → D2 → D8 → D1 → D5 → D9 → D10
k. Iterasi 11 Perjalanan dari distributor Acindo ke distributor selanjutnya memiliki 2
kemungkinan untuk kunjungan selanjutnya yang akan dilalui, yaitu: 1. Menuju distributor Irama D3 dengan jarak 6.530 meter
2. Menuju distributor PT. Danau Sejahtera D12 dengan jarak 11.202 Dari 2 kemungkinan yang terjadi untuk kunjungan yang selanjutnya adalah
distributor Irama D3 karena memiliki jarak paling dekat dengan distributor Acindo D10 sehingga dari distributor Acindo langsung menuju distributor Irama
dengan jarak 6530 meter dan urutan sementara perjalanan adalah Cabang → D11
→ D6 → D7 → D4 → D2 → D8 → D1 → D5 → D9 → D10 → D3 l.
Iterasi 12 Perjalanan selanjutnya dari distributor Irama adalah ke distributor PT. Danau
Sejahtera dengan jarak 12.898 meter. Sehingga urutan kunjungan distributor adalah:
Universitas Sumatera Utara
Cabang → D11 → D6 → D7 → D4 → D2 → D8 → D1 → D5 → D9 → D10 →
D3 → D12 → Cabang.
2. Penentuan Waktu Siklus Horizon Perencanaan
Horizon perencanaan menggambarkan waktu kerja untuk armada yang digunakan dan membatasi total waktu yang digunakan untuk waktu perjalanan,
waktu Loading dan Unloading yang harus dipenuhi dalam perjalanan menyelesaikan tugasnya. Penentuan waktu siklus horizon perencanaan untuk
graph awal menggunakan teori dari algoritma yang telah dijabarkan, yaitu horizon perencanaan sama dengan jarak atau selisih waktu jadwal pengiriman yang sama
berulang. Dalam layanan pengiriman barang, proses pengiriman barang dari Kantor
Cabang Medan ke setiap distributor dilakukan setiap satu hari, maka horizon perencanaan dapat ditentukan selama satu hari.
3. Waktu Total Distribusi
Untuk perhitungan waktu total menggunakan persamaan berikut ini : - Waktu set up kendaraan
- Waktu perjalanan total =
Jarak sumber ke sumber Kecepatan rata
−rata
- Waktu Loading =
�
Volume demand total dalam waktu siklus Kecepatan
�������
�
- Waktu Unloading =
�
Volume demand total dalam waktu siklus Kecepatan
���������
�
Universitas Sumatera Utara
- Waktu total = waktu set-up mobil angkut + Waktu perjalanan total + Waktu Loading + Waktu Unloading
Perhitungan waktu total adalah sebagai berikut: Perhitungan waktu total untuk horizon perencanaan I Tanggal 7 Maret:
Waktu Set up kendaraan = 15 menit
Waktu perjalanan total =
43,297 40
= 1,08 jam = 65 menit Waktu Loading
= 63,42 m
3
x 2,9 menit m
3
= 183,91 menit Waktu Unloading
= 63,42 m
3
x 3,04 menit m
3
= 192,80 menit Waktu total
= 15 + 65 + 183,91 + 192,80 = 456,71 menit
Perhitungan waktu total untuk horizon perencanaan II Tanggal 8 Maret: Waktu Set up kendaraan
= 15 menit Waktu perjalanan total
=
43,297 40
= 1,08 jam = 65 menit Waktu Loading
= 53,62 m
3
x 2,9 menit m
3
= 155,5 menit Waktu Unloading
= 53,62 m
3
x 3,04 menit m
3
= 163 menit Waktu total
= 15 + 65 + 155,5 + 163 = 398,5 menit
4. Jumlah Mobil Angkut Minimum
Jumlah mobil angkut yang dibutuhkan dapat dirumuskan: Jumlah mobil angkut minimum =
waktu total availabilitas
Universitas Sumatera Utara
Availabilitas mobil angkut adalah jumlah ketersediaan waktu mobil angkut untuk dioperasikan
. Avaibilitas mobil angkut setiap hari adalah sebesar 450 menit. Maka
perhitungan jumlah mobil angkut minimum menjadi :
Jumlah mobil untuk Horizon perencanaan I Jumlah mobil angkut minimum = 456,71450 menit = 1,01 armada.
Jumlah mobil untuk Horizon perencanaan II Jumlah mobil angkut minimum = 398,5450 menit = 0,88 armada.
Kapasitas Maksimal alat angkut adalah 12 m
3
, sedangkan jumlah produk yang diminta oleh distributor lebih besar dari 12
m
3
, oleh karena itu langkah selanjutnya adalah membagi graph rute pendistribusian awal menjadi sub graph
yang seimbang.
5. Pembentukan Subrute
Penyusunan rute didasarkan oleh data masukan, yaitu: a. Jumlah pengiriman ke setiap Distributor
Jumlah pengiriman ke setiap distributor dapat dilihat pada Tabel 5.2 yang terdapat pada pengumpulan data.
b. Jumlah dan kapasitas alat angkut kendaraan Kendaraan yang digunakan untuk melakukan proses pengiriman berjumlah
total 7 unit. Kapasitas muatan alat angkut adalah 12 m
3
berjumlah 3 unit dan 6 m
3
berjumlah 4 unit. c. Waktu tersedia untuk distribusi PT. Sharp Electronics Indonesia Medan
Waktu yang tersedia untuk proses pendistribusian dalam satu hari adalah:
Universitas Sumatera Utara
Waktu total kerja – waktu istirahat Untuk hari Senin sampai Kamis:
Waktu distribusi = 510-60 = 450 Untuk hari Jumat
Waktu distribusi = 510-90 = 420 Untuk hari Sabtu
Waktu distribusi = 360-60 = 300 e. Jarak antar lokasi adalah hasil perhitungan menggunakan googlemaps. Jarak
antar lokasi terdapat pada Tabel 5.5. Dalam pembentukan sub rute digunakan metode saving matriks. Metode
saving matriks pada hakikatnya adalah metode untuk meminimumkan jarak atau waktu dan ongkos dengan mempertimbangkan kendala-kendala yang ada. Berikut
ini langkah-langkah pembentukan subrute distribusi dengan menggunakan metode saving matriks, yaitu:
4. Identifikasi Matriks Jarak Pada langkah pertama ini diperlukan jarak antara Kantor Cabang Medan
dengan setiap distributor dan jarak antar distributor. Jarak riil yang akan digunakan untuk pembentukan sub rute dapat dilihat pada Tabel 5.5.
5. Mengidentifikasi matriks penghematan saving matriks Pada langkah ini, diasumsikan bahwa setiap distributor akan dikunjungi oleh
satu armada secara eksklusif yang akan meyebabkan adanya 12 rute yang berbeda dengan masing-masing satu tujuan. Saving matriks mempresentasikan
penghematan yang bisa direalisasikan dengan menggabungkan dua atau lebih
Universitas Sumatera Utara
distributor dalam satu rute. Untuk perhitungan penghematan jarak dapat mengunakan persamaan:
Sx,y = J Cbg, x + JCbg,y – Jx,y Dimana:
Sx,y = Penghematan Jarak
J Cbg,x = Jarak Cabang ke Distributor x
J Cbg,y = Jarak Cabang ke Distributor y
J x,y = Jarak distributor x ke distributor y
Berikut ini contoh perhitungan penghematan jarak untuk distributor Antony D1 dan UD. Lestari D2 dengan menggunakan formula diatas:
SD1,D2 = J Cabang, D1 + JCabang, D2 – JD1, D2
= 11.831 + 9.262 – 1.750 = 19.343 meter Dengan cara yang sama perhitungan penghematan jarak lainnya untuk setiap
distributor dapat dilihat pada Tabel 5.10.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.10. Matriks Penghematan Jarak Antar Distributor Distributor
D1 D2
D3 D4
D5 D6
D7 D8
D9 D10
D11 D12
D1 D2
19343
D3 11011
10142
D4
19701 18882
12230
D5 23662
19343 11011
19701
D6 12815
10022 6150
13118 11831
D7 15438
14079 7388
15137 15438
12352
D8
22141 18941
10170 18860
22141 11794
12521
D9 23662
19343 11011
19701 23762
12815 15438
22141
D10 19311
16947 10815
16185 19311
10109 11548
19070 19311
D11 5768
5460 4265
6238 5768
5330 5460
6818 5768
5173
D12
11482 9288
4730 10346
11482 10231
10681 10702
11482 1076
3910
Universitas Sumatera Utara
6. Mengalokasikan distributor ke rute 1. Horizon perencanaan I
Dengan menggunakan Tabel 5.10, dapat dilakukan alokasi distributor ke dalam rute. Pada tahap awal, setiap distributor dialokasikan ke rute yang berbeda.
Keseluruhan rute akan ditunjukkan pada Tabel 5.11. Dari 12 rute yang terbentuk dapat dilakukan pengabungan sampai pada batas
kapasitas armada yang digunakan. Dimana armada yang digunakan adalah mobil dengan kapasitas 6
m
3
dan 12 m
3
. Penggabungan akan dilakukan dari nilai penghematan yang paling besar. Penghematan terbesar dimulai dari 23.762 meter
yang merupakan penghematan jarak dari penggabungan D5 dengan D9. Jumlah beban adalah 2,26 + 5,39
m
3
= 7,65 m
3
≤ 12 m
3
sehingga penggabungan layak dilakukan dan dapat dilihat pada Tabel 5.12.
Selanjutnya penghematan terbesar kedua adalah 23.662 meter yang merupakan penghematan dari D1 dengan D9 dan penghematan D1 dengan D5.
Karena sub rute D5 sudah bergabung dengan sub rute D9, maka D1 bergabung dengan rute tersebut dengan jumlah beban adalah 7,65 + 2,39
m
3
= 10,04 m
3
≤ 12
m
3
sehingga rute yang dibentuk masih layak dan dapat ditunjukkan pada Tabel 5.13.
Kapasitas maksimal alat angkut adalah 12 m
3
, sedangkan beban dari ketiga distributor yang digabungkan adalah 10,04
m
3
, sehingga kapasitas mobil yang tersisa adalah 1,96
m
3
. Dilihat dari banyaknya permintaan dari distributor yang tersisa, subrute yang terbentuk tidak layak lagi ditambah dengan distributor lain.
Universitas Sumatera Utara
Untuk menentukan urutan distributor yang akan dilalui dari sub rute yang terbentuk digunakan metode nearest neighbor.
Iterasi 1 Perjalanan dari Kantor Cabang Medan ke sub rute yang terbentuk memiliki 3
kemungkinan untuk kunjungan pertama, yaitu: 1. Menuju distributor Antony D1 dengan jarak 11.831 meter
2. Menuju distributor Terang Makmur D5 dengan jarak 11.881 meter 3. Menuju distributor CV. Terminator D9 dengan jarak 11.931 meter
Dari 3 kemungkinan yang terjadi untuk kunjungan pertama dari Kantor Cabang Medan adalah distributor Antony D1 karena memiliki jarak paling dekat
dengan Kantor Cabang Medan sehingga dari Kantor Cabang Medan langsung menuju distributor Antony dengan jarak 11.831 meter dan urutan sementara sub
rute adalah Cabang → D1
Iterasi 2 Perjalanan dari distributor Antony D1 ke sub rute yang terbentuk memiliki 2
kemungkinan untuk kunjungan selanjutnya, yaitu: 1. Menuju distributor Terang Makmur D5 dengan jarak 50 meter
2. Menuju distributor CV. Terminator D9 dengan jarak 100 meter Dari 2 kemungkinan yang terjadi untuk kunjungan selanjutnya dari distributor
Antony D1 adalah distributor Terang Makmur D5 karena memiliki jarak paling dekat dengan distributor Antony D1 sehingga dari distributor Antony
Universitas Sumatera Utara
D1 langsung menuju distributor Terang Makmur dengan jarak 50 meter dan urutan sementara sub rute adalah Cabang
→ D1→ D5
Iterasi 3 Perjalanan selanjutnya dari distributor Terang Makmur adalah ke distributor
CV. Terminator dengan jarak 50 meter Sehingga sub rute 1 [Cabang
→ D1→D5→D9→Cabang]
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.11. Langkah Awal Semua Distributor Memiliki Rute Terpisah Meter Distributor Rute
D1 D2
D3 D4
D5 D6
D7 D8
D9 D10
D11 D12
D1 Rute 1
D2 Rute 2
19.343 D3
Rute 3 11.011
10.142 D4
Rute 4 19.701
18.882 12.230
D5 Rute 5
23.662 19.343
11.011 19.701
D6 Rute 6
12.815 10.022
6.150 13.118
11.831 D7
Rute 7 15.438
14.079 7.388
15.137 15.438
12.352 D8
Rute 8 22.141
18.941 10.170
18.860 22.141
11.794 12.521
D9 Rute 9
23.662 19.343
11.011 19.701
23.762 12.815
15.438 22.141
D10 Rute 10
19.311 16.947
10.815 16.185
19.311 10.109
11.548 19.070
19.311 D11
Rute 11 5.768
5.460 4.265
6.238 5.768
5.330 5.460
6.818 5.768
5.173 D12
Rute 12 11.482
9.288 4.730
10.346 11.482
10.231 10.681
10.702 11.482
1.076 3.910
Permintaan m
3
2,39 2,63
6,8 8,46
2,26 7,93
3,24 6,58
5,39 4,87
3,8 9,07
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.12. Pengabungan Rute D5 dengan D9 Meter Distributor Rute
D1 D2
D3 D4
D5 D6
D7 D8
D9 D10
D11 D12
D1 Rute 1
D2 Rute 2
19343 D3
Rute 3 11011
10142 D4
Rute 4 19701
18882 12230
D5 Rute 5
23662 19343
11011 19701
D6 Rute 6
12815 10022
6150 13118
11831 D7
Rute 7 15438
14079 7388
15137 15438
12352 D8
Rute 8 22141
18941 10170
18860 22141
11794 12521
D9 Rute 5
23662 19343
11011 19701
23762 12815
15438 22141
D10 Rute 10
19311 16947
10815 16185
19311 10109
11548 19070
19311 D11
Rute 11 5768
5460 4265
6238 5768
5330 5460
6818 5768
5173 D12
Rute 12 11482
9288 4730
10346 11482
10231 10681
10702 11482
1076 3910
Permintaan m
3
2,39 2,63
6,8 8,46
2,26 7,93
3,24 6,58
5,39 4,87
3,8 9,07
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.13. Pengabungan Rute D1 dengan D9 Meter Distributor Rute
D1 D2
D3 D4
D5 D6
D7 D8
D9 D10
D11 D12
D1 Rute 1
D2 Rute 2
19.343 D3
Rute 3 11.011
10.142 D4
Rute 4 19.701
18.882 12.230
D5 Rute 1
23.662 19.343
11.011 19.701
D6 Rute 6
12.815 10.022
6.150 13.118
11.831 D7
Rute 7 15.438
14.079 7.388
15.137 15.438
12352 D8
Rute 8 22.141
18.941 10.170
18.860 22.141
11794 12521
D9 Rute 1
23.662 19.343
11.011 19.701
23.762 12815
15438 22141
D10 Rute 10
19.311 16.947
10.815 16.185
19311 10109
11548 19070
19311 D11
Rute 11 5.768
5.460 4.265
6.238 5768
5330 5460
6818 5768
5173 D12
Rute 12 11.482
9.288 4.730
10.346 11482
10231 10681
10702 11482
1076 3910
Permintaan m
3
2,39 2,63
6,8 8,46
2,26 7,93
3,24 6,58
5,39 4,87
3,8 9,07
Universitas Sumatera Utara
No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-06A; Tgl. Efektif : 15 Juli 2011; Rev : 0; Halaman : 1 dari 1
Penghematan terbesar selanjutnya setelah distributor D1, D5 dan D9 dihapus dari matriks penghematan adalah 19.070 meter yang merupakan
penghematan jarak dari D8 dengan D10. Jumlah beban adalah 6,58 + 4,87 m
3
= 11,45
m
3
≤ 12 m
3
dan rute tersebut layak dan dapat dilihat pada Tabel 5.14.
Tabel 5.14. Pengabungan Rute D8 dengan D10 Meter Distributor Rute
D2 D3
D4 D6
D7 D8
D10 D11
D12 D2
Rute 2 D3
Rute 3 10.142
D4 Rute 4
18.882 12.230
D6 Rute 6
10.022 6.150
13.118 D7
Rute 7 14.079
7.388 15.137
12.352 D8
Rute 8 18.941
10.170 18.860
11.794 12.521
D10 Rute 8
16.947 10.815
16.185 10.109
11.548 19.070
D11 Rute 11
5.460 4.265
6.238 5.330
5.460 6.818
5.173 D12
Rute 12 9.288
4.730 10.346
10.231 10.681
10.702 1.076
3.910 Permintaan
m
3
2,63 6,8
8,46 7,93
3,24 6,58
4,87 3,8
9,07
Kapasitas maksimal alat angkut adalah 12 m
3
, sedangkan beban dari kedua distributor yang digabungkan adalah 11,45
m
3
, sehingga kapasitas mobil yang tersisa adalah 0,15
m
3
. Dilihat dari banyaknya permintaan dari distributor yang tersisa, subrute yang terbentuk tidak layak lagi ditambah dengan distributor lain.
Untuk menentukan urutan distributor yang akan dilalui dari sub rute yang terbentuk digunakan metode nearest neighbor atau dengan melihat graph awal
sehingga sub rute 2 [Cabang → D8→D10→Cabang]
Penghematan terbesar selanjutnya setelah distributor D1, D5, D8, D9 dan D10 dihapus dari matriks penghematan adalah 18.882 meter yang merupakan
Universitas Sumatera Utara
penghematan jarak dari D2 dengan D4. Jumlah beban adalah 2,63 + 8,48 m
3
= 11,09
m
3
≤ 12 m
3
dan rute tersebut layak dan dapat dilihat pada Tabel 5.15.
Tabel 5.15. Pengabungan Rute D2 dengan D4 Meter Distributor Rute
D2 D3
D4 D6
D7 D11
D12 D2
Rute 2 D3
Rute 3 10.142
D4 Rute 4
18.882
12.230 D6
Rute 6 10.022
6.150 13.118
D7 Rute 7
14.079 7.388
15.137 12.352
D11 Rute 11
5.460 4.265
6.238 5.330
5.460 D12
Rute 12 9.288
4.730 10.346
10.231 10.681
3.910 Permintaan
m
3
2,63 6,8
8,46 7,93
3,24 3,8
9,07
Kapasitas maksimal alat angkut adalah 12 m
3
, sedangkan beban dari kedua distributor yang digabungkan adalah 11,09
m
3
, sehingga kapasitas mobil yang tersisa adalah 0,91
m
3
. Dilihat dari banyaknya permintaan dari distributor yang tersisa, subrute yang terbentuk tidak layak lagi ditambah dengan distributor
lain Untuk menentukan urutan distributor yang akan dilalui dari sub rute yang
terbentuk digunakan metode nearest neighbor atau dengan melihat graph awal sehingga sub rute 3 [Cabang
→ D4→D2→Cabang] Penghematan terbesar selanjutnya adalah 12.352 meter yang merupakan
penghematan jarak dari D6 dengan D7. Jumlah beban adalah 7,93 + 3,24 m
3
= 11,17
m
3
≤ 12 m
3
dan rute tersebut layak dan dapat dilihat pada Tabel 5.16.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.16. Pengabungan Rute D6 dengan D7 Meter Distributor Rute
D3 D6
D7 D11
D12 D3
Rute 3 D6
Rute 6 6.150
D7 Rute 7
7.388 12.352
D11 Rute 11
4.265 5.330
5.460 D12
Rute 12 4.730
10.231 10.681
3.910 Permintaan
m
3
6,8 7,93
3,24 3,8
9,07
Kapasitas maksimal alat angkut adalah 12 m
3
, sedangkan beban dari kedua distributor yang digabungkan adalah 11,17
m
3
, sehingga kapasitas mobil yang tersisa adalah 0,83
m
3
. Dilihat dari banyaknya permintaan dari distributor yang tersisa, subrute yang terbentuk tidak layak lagi ditambah dengan distributor
lain Untuk menentukan urutan distributor yang akan dilalui dari sub rute yang
terbentuk digunakan metode nearest neighbor atau dengan melihat graph awal sehingga sub rute 4 [Cabang
→ D6→D7→Cabang] Penghematan terbesar selanjutnya adalah 4.730 meter yang merupakan
penghematan jarak dari D3 dengan D12. Jumlah beban adalah 6,8 + 9,07 m
3
= 15,87
m
3
≥ 12 m
3
. Karena jumlah beban melebihi kapasitas alat angkut maka rute tersebut tidak layak.
Penghematan terbesar selanjutnya adalah 4.265 meter yang merupakan penghematan jarak dari D3 dengan D11. Jumlah beban adalah 6,8 + 3,8
m
3
= 9,16
m
3
≤ 12 m
3
sehingga rute tersebut layak dan dapat dilihat pada Tabel 5.17
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.17. Pengabungan Rute D3 dengan D11 Meter Distributor Rute
D3 D11
D12 D3
Rute 3 D11
Rute 11
4.265
D12 Rute 12
4.730 3.910
Permintaan m
3
6,8 3,8
9,07
Kapasitas maksimal alat angkut adalah 12 m
3
, sedangkan beban dari kedua distributor yang digabungkan adalah 9,16
m
3
, sehingga kapasitas mobil yang tersisa adalah 2,84
m
3
. Dilihat dari banyaknya permintaan dari distributor yang tersisa, subrute yang terbentuk tidak layak lagi ditambah dengan distributor lain.
Untuk menentukan urutan distributor yang akan dilalui dari sub rute yang terbentuk digunakan metode nearest neighbor atau dengan melihat graph awal
sehingga subrute 5 [Cabang → D3→D11→Cabang]
Karena distributor D12 karena tidak dapat digabungkan dengan subrute lain, maka D12 memiliki subrute sendiri, sehingga sub rute 6 [Cabang
→ D12
→Cabang] Sehingga keseluruhan sub rute yang terbentuk adalah 6 sub rute yaitu:
- Sub Rute 1 [ Cabang
→ D1→D5→D9→Cabang] -
Sub Rute 2 [Cabang → D8→D10→Cabang]
- Sub Rute 3 [Cabang
→ D4→D2→Cabang] -
Sub Rute 4 [Cabang → D6→D7→Cabang]
- Sub Rute 5 [Cabang
→ D11→D3→Cabang] -
Sub Rute 6 [Cabang → D12→Cabang]
Semua sub rute menggunakan mobil dengan kapasitas 12 m
3
.
Universitas Sumatera Utara
2. Horizon perencanaan II Dengan mengikuti langkah langkah penggabungan rute pada penentuan
sub rute pada Horizon I maka diperoleh penggabungan D5 dengan D9, jumlah beban 4,54 + 2,94 = 7,48. Karena jumlah beban
≤ 12 m
3
, maka penggabungan layak dilakukan. Berikutnya adalah penggabungan D1 dengan D9, jumlah beban
3,16 + 7,48 = 10,64. Karena jumlah beban ≤ 12 m
3
, maka penggabungan layak dilakukan.
Dilihat dari banyaknya permintaan yang tersisa, subrute yang terbentuk tidak layak lagi ditambah dengan distributor lain, sehingga subrute 1 [ Cabang
→ D1
→D5→D9→Cabang] Penggabungan D8 dengan D10, jumlah beban 6,71 + 3,54 = 10,25. Karena
jumlah beban ≤ 12 m
3
, maka penggabungan layak dilakukan. Dilihat dari banyaknya permintaan yang tersisa, subrute yang terbentuk tidak layak lagi
ditambah dengan distributor lain, sehingga subrute 2 [ Cabang →
D8 →D10→Cabang]
Penggabungan D2 dengan D4, jumlah beban 7,42 + 3,42 = 10,63. Karena jumlah beban
≤ 12 m
3
, maka penggabungan layak dilakukan. Dilihat dari banyaknya permintaan yang tersisa, subrute yang terbentuk tidak layak lagi
ditambah dengan distributor lain, sehingga subrute 3 [ Cabang →
D2 →D4→Cabang]
Penggabungan D6 dengan D7, jumlah beban 2,93 + 8,06 = 10,99. Karena jumlah beban
≤ 12 m
3
, maka penggabungan layak dilakukan. Dilihat dari banyaknya permintaan yang tersisa, subrute yang terbentuk tidak layak lagi
Universitas Sumatera Utara
ditambah dengan distributor lain, sehingga subrute 4 [ Cabang →
D6 →D7→Cabang]
Penggabungan D3 dengan D12, jumlah beban 2,73 + 2,93 = 5,66. Karena jumlah beban
≤ 12 m
3
, maka penggabungan layak dilakukan. Berikutnya adalah penggabungan D3 dengan D11, jumlah beban 5,66 + 5,45 = 11,11. Karena jumlah
beban ≤ 12 m
3
, maka penggabungan layak dilakukan. Dilihat dari banyaknya permintaan yang tersisa, subrute yang terbentuk
tidak layak lagi ditambah dengan distributor lain, sehingga subrute 1 [ Cabang →
D3 →D12→D11→Cabang]
Sehingga keseluruhan sub rute yang terbentuk adalah 5 sub rute yaitu: -
Sub Rute 1 [ Cabang → D1→D5→D9→Cabang]
- Sub Rute 2 [Cabang
→ D8→D10→Cabang] -
Sub Rute 3 [Cabang → D4→D2→Cabang]
- Sub Rute 4 [Cabang
→ D6→D7→Cabang] -
Sub Rute 5 [Cabang → D11→ D3→D12→Cabang]
6. Pemeriksaan Waktu Tersedia
a. Sub Rute 1 Distributor terpilih :
- Sub Rute 1 [ Cabang
→ D1→D5→D9→Cabang] Jumlah order = 10,04
m
3
Jarak total = 11.831 + 50 + 50 + 11.931 meter = 23.862 meter Perhitungan waktu total adalah sebagai berikut :
- Waktu set up mobil angkut = 15 menit
Universitas Sumatera Utara
- Waktu perjalanan total = 23,862 40 km per jam = 0,60 jam = 36 menit - Waktu Loading = 10,042.90 menit = 29,12 menit
- Waktu Unloading = 10,043,04 menit = 30,52 menit Waktu total = 15+36+29,12+30,52 = 110,64 menit
b. Sub Rute 2 Distributor terpilih :
[Cabang → D8→D10→Cabang]
Jumlah order = 11,45 m
3
Jarak total = 11.210 + 1405 + 9.265 meter = 21.880 meter Perhitungan waktu total adalah sebagai berikut :
- Waktu set up mobil angkut = 15 menit - Waktu perjalanan total = 21.880 40 km per jam = 0,55 jam = 33 menit
- Waktu Loading = 11,452,90 menit = 33,21 menit - Waktu Unloading = 11,453,04 menit = 34,81 menit
Waktu total = 15 + 33 + 33,21 + 34,81 = 116,02 menit c. Sub Rute 3
Distributor terpilih : [Cabang
→ D4→D2→Cabang] Jumlah order = 11,09
m
3
Jarak total = 9.262 + 350 + 9.970 meter = 19.582 meter Perhitungan waktu total adalah sebagai berikut :
- Waktu set up mobil angkut = 15 menit - Waktu perjalanan total = 19.582 40 km per jam = 0,48 jam = 29,4 menit
Universitas Sumatera Utara
- Waktu Loading = 11,092,90 menit = 32,16 menit - Waktu Unloading = 11,093,04 menit = 33,71 menit
Waktu total = 15 + 29,4 + 32,16 + 33,71 = 110,27 menit d. Sub Rute 4
Distributor terpilih : [Cabang
→ D6→D7→Cabang] Jumlah order = 11,17
m
3
Jarak total = 6.221 + 1.120 + 7.251 meter = 14.592 meter Perhitungan waktu total adalah sebagai berikut :
- Waktu set up mobil angkut = 15 menit - Waktu perjalanan total = 14,592 40 km per jam = 0,36 jam = 21,6 menit
- Waktu Loading = 11,172,90 menit = 32,39 menit - Waktu Unloading = 11,173,04 menit = 33,95 menit
Waktu total = 15 + 21,6 + 32,39 + 33,95 = 102,94 menit e. Sub Rute 5
Distributor terpilih : [Cabang
→ D11→D3→Cabang] Jumlah order = 9,16
m
3
Jarak total = 8080 + 6545 + 2730 meter = 17355 meter Perhitungan waktu total adalah sebagai berikut :
- Waktu set up mobil angkut = 15 menit - Waktu perjalanan total = 17,355 40 km per jam = 0,43 jam = 25,8 menit
- Waktu Loading = 9,162,90 menit = 26,56 menit
Universitas Sumatera Utara
- Waktu Unloading = 9,163,04 menit = 27,85 menit Waktu total = 15 + 25,8 + 26,56 + 27,85 = 95,21 menit
f. Sub Rute 6 Distributor terpilih :
[Cabang → D12→Cabang]
Jumlah order = 9,07 m
3
Jarak total = 9.548 + 9.548 meter = 19.096 meter Perhitungan waktu total adalah sebagai berikut :
- Waktu set up mobil angkut = 15 menit - Waktu perjalanan total = 19.096 40 km per jam = 0,47 jam = 28,2 menit
- Waktu Loading = 9,072,90 menit = 26,30 menit - Waktu Unloading = 9,073,04 menit = 27,57 menit
Waktu total = 15 + 28,2 + 26,30 + 27,57 = 99,07 menit Dengan cara yang sama diperoleh waktu yang dibutuhkan untuk tiap sub
rute pada horizon perencanaan II. Hasil perhitungan pemeriksaan waktu tersedia dapat dilihat pada Tabel 5.18.
Tabel 5.18. Rekapitulasi Perhitungan Pemeriksaan Waktu Tersedia Sub
Rute Horizon Perencanaan I
Horizon Perencanaan II Waktu Tersedia
menit Jarak
m Waktu Distribusi
menit Jarak
m Waktu Distribusi
menit
1 23.862
110,64 23.862
114,2 450
2 21.880
116,02 21.880
108,88 450
3 19.582
110,27 19.582
107,54 450
4 14.592
102,94 14.592
101,87 450
5 17.355
95,21 31.721
128,57 450
6 19.096
99,07 450
Total 116.367
634.15 111.637
561,06 2700
Universitas Sumatera Utara
7. Pemeriksaan Kendaraan yang Ada
Berdasarkan subrute yang terbentuk, dibutuhkan 6 kendaraan berkapasitas 12
m
3
untuk horizon perencanaan I dan 5 kendaraan berkapasitas 12 m
3
untuk horizon perencanaan II. Namun perusahaan hanya memiliki 3 kendaraan
berkapasitas 12 m
3
, oleh karena itu setiap kendaraan akan melaksanakan pengiriman ke dua subrute. Setelah satu subrute selesai, dilanjutkan dengan satu
sub rute berikutnya
8. Pemeriksaan Distributor
Setelah pemetaan distributor dilakukan, kemudian diperiksa kembali keseluruhan distributor apakah semua distributor telah terpetakan secara
keseluruhan. Dan dari data diatas semua distributor sudah terpetakan.
5.2.5. Penentuan Biaya Transportasi Sub Rute
Biaya transportasi alat angkut terdiri dari biaya operasional biaya bahan bakar dan biaya maintenance. Biaya maintenance tidak perlu diperbandingkan
dikarenakan tidak dibahas dalam penelitian ini. Dalam melakukan proses pendistribusian barang, perusahaan
menggunakan mobil dengan kapasitas 12 m
3
dan 6 m
3
. Dimana, mobil dengan kapasitas 12
m
3
mengunakan bahan bakar dengan perbandingan 1: 6, yang artinya dengan bahan bakar 1 liter jarak yang ditempauh oleh mobil adalah 6 km.
Untuk mobil dengan kapasitas 6 m
3
memiliki perbandingan 1: 8, yang berarti mobil angkut menghabiskan bahan bakar 1 liter untuk menempuh jarak 8 km.
Universitas Sumatera Utara
Biaya Transportasi Sub Rute 1 Jalur tempuh :
Cabang → D1 → D5 → D9 →. Cabang
Total jarak = 23.862 m. Mobil angkut : Mobil Toyota Dyna Box Kapasitas 12
m
3
Biaya operasional: - Bahan bakar yang dibutuhkan = 23.862 km 6 km per liter = 3,98
ℓ ≈ 4 ℓ - Biaya bahan bakar solar
= 4 ℓ x Rp 4.500
= Rp 18.000 Biaya transportasi sub rute I
= Rp 18.000 Perhitungan biaya untuk setiap subrute pendistribusian barang PT. Sharp
Electronics indonesia Medan dapat dilihat pada Tabel 5.19.
Tabel 5.19. Biaya Distribusi tiap Sub Rute
Sub Rute
Horizon Perencanaan I Horizon Perencanaan II
Jarak m
Kebutuhan Bahan
Bakar ℓ
Kebutuhan bahan
bakar rupiah
Jarak m
Kebutuhan Bahan
Bakar ℓ
Kebutuhan bahan
bakar rupiah
1 23.862
4 18.000
23.862 4
18.000 2
21.880 4
18.000 21.880
4 18.000
3 19.582
3,5 15.750
19.582 3,5
15.750 4
14.592 2,5
11.250 14.592
2,5 11.250
5 17.355
3 13.500
31.721 5.5
24.750 6
19.096 3,5
15.750
Total 92.250
87.750
Universitas Sumatera Utara
BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
6.1. Analisis Sub Rute Distribusi
Perbandingan antara sub rute distribusi yang digunakan oleh perusahaan dengan sub rute distribusi yang diusulkan diuraikan pada Tabel 6.1.
Tabel 6.1. Perbandingan Sub Rute distribusi
Rute Perusahaan Rute Usulan
Horizon Perencanaan I Horizon Perencanaan II
Sub Rute
Urutan Distributor Sub
Rute Urutan Distributor
Urutan Distributor
1 Cabang
→D1 → Cabang 1
Cabang →D1 → D5 → Cabang →D1 → D5 →
2 Cabang
→D2 → Cabang D9
→ Cabang D9
→ Cabang 3
Cabang →D3 → Cabang
2 Cabang
→D8 → Cabang
→D8 → 4
Cabang →D4 → Cabang
D10 → Cabang
D10 → Cabang
5 Cabang
→D5 → Cabang 3
Cabang →D4 →
Cabang →D4 →
6 Cabang
→D6 → Cabang D2
→ Cabang D2
→ Cabang 7
Cabang →D7 → Cabang
4 Cabang
→D6 → Cabang
→D6 → 8
Cabang →D8 → Cabang
D7 → Cabang
D7 → Cabang
9 Cabang
→D9 → Cabang 5
Cabang →D11 →
Cabang →D11 → D3
10 Cabang
→D10 → Cabang D3
→ Cabang D12
→ Cabang 11
Cabang →D11 → Cabang
6 Cabang
→D12 → Cabang 12
Cabang →D12 → Cabang
Dari Tabel 6.1. terlihat bahwa terjadi pengurangan sub rute yang terbentuk pada rute distribusi yang diusulkan dibandingkan dengan sub rute yang dijalankan
Universitas Sumatera Utara