Persiapan Wadah Persiapan Ikan Uji Kultur Probiotik Pembuatan Prebiotik

3

II. BAHAN DAN METODE

2.1 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu persiapan wadah, persiapan ikan uji, kultur probiotik, pembuatan prebiotik, pembuatan pelet ikan, pemberian pakan, penyedian kultur Streptococcus agalactiae serta uji tantang.

2.1.1 Persiapan Wadah

Wadah pemeliharaan yang digunakan adalah akuarium yang berukuran 65x30x35 cm sebanyak 15 buah. Sebelum digunakan, akuarium dicuci bersih dengan menggunakan sabun. Setelah itu akuarium didesinfeksi dengan kaporit 100 ppm, lalu akuarium dibilas hingga bersih. Setelah bersih, akuarium diisi dengan air tandon hingga ketinggian 30 cm dan diaerasi penuh.

2.1.2 Persiapan Ikan Uji

Ikan uji yang digunakan adalah ikan nila merah monoseks all male dengan bobot rata-rata 13 gram sebanyak 225 ekor. Ikan-ikan tersebut didatangkan dari Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Bogor. Ikan dipelihara pada tiap akuarium yang berukuran 60x30x35 cm sebanyak 15 ekor. Ikan dipelihara dengan suhu stabil yakni antara 28-30 o C dalam ruangan tertutup. Air pemeliharaan disifon dan diganti setiap hari sebanyak 60. Ikan dipelihara selama 30 hari dengan pemberian masing-masing pakan perlakuan.

2.1.3 Kultur Probiotik

Probiotik yang digunakan adalah bakteri NP 5 yang diisolasi dari saluran pencernaan ikan nila dan telah diidentifikasi sebagai bakteri Bacillus sp. Putra, 2010. Probiotik dikultur cair setiap harinya dengan memasukkan satu ose penuh biakan bakteri ke dalam media TSB Tryptic Soy Broth sebanyak 25 ml selama 16-18 jam dan diletakkan di atas shaker dengan kecepatan 160 rpm. Pada saat panen, suspensi sel disentrifuse pada 5.000 rpm kemudian supernatan dibuang dan sel dicuci dengan larutan PBS Phosphate Buffer Saline steril sebanyak 2 kali sebelum digunakan sebagai bahan probiotik. 4

2.1.4 Pembuatan Prebiotik

Proses ekstraksi prebiotik yang dilakukan mengacu pada metode Muchtadi 1989. Sebanyak 500 gram tepung ubi jalar varietas sukuh dicampur air dengan perbandingan 1:1 wv dan dikukus pada suhu 100 o C selama 30 menit. Kemudian bahan tersebut dikeringkan di dalam oven pada suhu 55 o C selama 18 jam. Selanjutnya, bahan tersebut digiling dan disaring dengan menggunakan ayakan hingga tepung kukus ubi jalar dapat terkumpul. Tepung ubi jalar yang sudah jadi disimpan di lemari pendingin. Pada proses ekstraksi, 10 gram tepung ubi jalar disuspensikan ke dalam 100 ml etanol 70 dan diaduk menggunakan magnetic stirrer selama 15 jam. Selanjutnya, suspensi tersebut disaring dengan menggunakan kertas saring steril. Filtrat yang diperoleh selanjutnya dipekatkan dengan menggunakan evaporator vacuum pada suhu 40 o C. Hasil pemekatan tersebut selanjutnya disentrifuse selama 10 menit pada 5.000 rpm untuk mengendapkan padatan sehingga lebih mudah untuk disaring. Hasil dari pemekatan ekstraksi ubi jalar tersebut selanjutnya diencerkan dengan menggunakan akuades steril hingga mencapai kadar TPT Total Padatan Terlarut sebesar 5 Marlis, 2008. Pengukuran kadar TPT tersebut dilakukan dengan memasukkan sampel bahan ke dalam oven hingga kadar air bahan menguap. Langkah pertama yang dilakukan yaitu dengan menimbang cawan porselen yang telah dioven selama 1 jam hingga kadar airnya stabil a. Kemudian dimasukkan sebanyak 1 ml bahan sampel ke dalam cawan dan ditimbang b. Cawan yang berisi bahan tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam dengan suhu 100 o C. Selanjutnya cawan ditimbang kembali c. Total Padatan Terlarut dihitung dengan rumus :

2.1.5 Pembuatan Pelet Ikan