12
3.1.2 Laju Pertumbuhan Spesifik Ikan
Perubahan bobot ikan selama masa pemeliharaan diukur dan dicatat untuk mendapatkan data mengenai laju pertumbuhan spesifik ikan setelah selesai
perlakuan pakan. Berikut ini nilai laju pertumbuhan spesifik ikan nila pada masing-masing perlakuan setelah selesai perlakuan pakan Gambar 2.
Keterangan : Huruf superscript yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata P0,05
A kontrol +, B kontrol -, C probiotik, D prebiotik dan E sinbiotik
Gambar 2. Laju pertumbuhan spesifik ikan nila setelah selesai perlakuan pakan Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa laju pertumbuhan spesifik ikan
setelah selesai perlakuan pakan tidak berbeda nyata pada semua perlakuan P0,05. Penambahan probiotik, prebiotik dan sinbiotik pada pakan ternyata
tidak berpengaruh terhadap laju pertumbuhan spesifik ikan. Data mengenai bobot pertumbuhan ikan pada masing-masing perlakuan selama masa pemeliharaan dan
analisis statistik terhadap laju pertumbuhan spesifik ikan setelah selesai perlakuan pakan dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 8.
3.1.3 Efisiensi Pakan Ikan
Efisiensi pakan merupakan perbandingan antara besarnya pertambahan bobot biomassa ikan pada saat panen dengan bobot pakan yang diberikan selama
masa pemeliharaan. Efisiensi pakan merupakan salah satu tolok ukur dari keberhasilan proses pemeliharaan.
1,97 1,97
1,93 1,95
1,97
0,5 1
1,5 2
2,5
A B
C D
E L
a ju
pert um
bu ha
n spes
if ik
Perlakuan
a a
a a
a
13 Berikut ini merupakan data mengenai efisiensi pakan ikan nila setelah
selesai perlakuan pakan Gambar 3.
Keterangan : Huruf superscript yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata P0,05
A kontrol +, B kontrol -, C probiotik, D prebiotik dan E sinbiotik
Gambar 3. Efisiensi pakan ikan nila setelah selesai perlakuan pakan Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa efisiensi pakan ikan setelah
selesai perlakuan pakan tidak berbeda nyata pada semua perlakuan P0,05. Penambahan probiotik, prebiotik dan sinbiotik pada pakan ternyata tidak
berpengaruh terhadap tingkat efisiensi pakan. Analisis statistik terhadap efisiensi pakan ikan setelah selesai perlakuan pakan dapat dilihat pada Lampiran 9.
3.1.4 Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan setelah Uji Tantang
Uji tantang dilakukan setelah 30 hari masa perlakuan pakan. Ikan diuji tantang selama kurun waktu 10 hari dengan menyuntikkan biakan Streptococcus
agalactiae dengan kepadatan 10
9
CFUml. Tingkat kelangsungan hidup ikan dihitung dari persentase jumlah ikan yang hidup di akhir masa pemeliharaan
dibanding dengan jumlah ikan pada saat tebar awal.
59,91 59,87
60,13 60,41
56,97
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
A B
C D
E E
fis iens
i P
a k
a n
Perlakuan
a a
a a
a
14 Berikut ini merupakan data tingkat kelangsungan hidup ikan nila setelah
diuji tantang Gambar 4.
Keterangan : Huruf superscript yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata P0,05
A kontrol +, B kontrol -, C probiotik, D prebiotik dan E sinbiotik
Gambar 4. Tingkat kelangsungan hidup ikan nila setelah diuji tantang dengan Streptococcus agalactiae
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tingkat kelangsungan hidup ikan setelah diinfeksi Streptococcus agalactiae memberikan pengaruh yang berbeda
nyata P0,05 pada perlakuan A kontrol + sebesar 50 terhadap semua perlakuan yang lain, yaitu perlakuan C probiotik, D prebiotik dan E sinbiotik
yang masing-masing sebesar 73, 76 dan 80. Penambahan probiotik, prebiotik dan sinbiotik pada pakan ternyata berpengaruh terhadap tingkat
kelangsungan hidup ikan setelah diuji tantang. Data mengenai tingkat kelangsungan hidup ikan setelah uji tantang dan analisis statistik terhadap tingkat
kelangsungan hidup ikan setelah uji tantang dapat dilihat pada Lampiran 4 dan Lampiran 10.
3.1.5 Gambaran Darah Ikan