Latar Belakang Adam Malik pada Tahun 2011 Nama

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bilirubin merupakan produk utama pemecahan sel darah merah oleh sistem retikuloendotelial. Peningkatan kadar bilirubin merupakan salah satu masalah tersering pada bayi baru lahir dan pada umumnya merupakan suatu keadaan transisi normal atau fisiologis yang lazim terjadi pada 60-70 bayi aterm dan pada hampir semua bayi preterm. Pada kebanyakan kasus, kadar bilirubin yang menyebabkan ikterus tidak berbahaya dan tidak memerlukan pengobatan, namun demikian pada beberapa kasus hiperbilirubinemia tersebut dapat berhubungan dengan beberapa penyakit, seperti : penyakit hemolitik, kelainan metabolik dan endokrin, kelainan hati, infeksiSatrio Wibowo, 2010. Ikterus neonatorum adalah keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh pewarnaan sklera dan kulit akibat akumulasi bilirubin tak terkonjugasi yang berlebihSukadi, 2008. Bilirubin dianggap patologis bila kadarnya dalam da rah ≥ 12 mg pada bayi aterm dan ≥ 10 mg pada bayi prematur, atau peningkatan kadar 0,2mgjam atau 4mghariSarwono et al,1994 . Ikterus dapat ditemukan selama minggu pertama kehidupan pada sekitar 60 bayi aterm dan 80 bayi prematurNelson, 2007. Angka kejadian ikterus ternyata berbeda-beda untuk beberapa negara, klinik, dan waktu yang tertentu. Hal ini kemungkinan besar disebabkan perbedaan dalam pengelolaan BBL yang pada akhir-akhir ini mengalami banyak kemajuanSarwono, 2005. hlm.752. Di Amerika Serikat, dari 4 juta bayi baru lahir setiap tahunnya sekitar 65 mengalami ikterus. Sensus yang dilakukan pemerintah Malaysia pada tahun 1998 menemukan sekitar 75 bayi baru lahir mengalami ikterus pada minggu pertama. Di Indonesia, diperoleh data ikterus neonatorum dari beberapa rumah sakit pendidikan. Sebuah studi cross-sectional yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Rujukan Nasional Cipto Mangunkusumo selama tahun 2003, menemukan prevalensi ikterus pada bayi baru lahir sebesar 58 untuk kadar bilirubin di atas 5 mgdL dan 29,3 dengan kadar bilirubin di atas 12 mgdL pada minggu pertama kehidupanAdmin, 2007. Ikterus pada bayi dapat dibedakan dua macam, fisiologis dan patologis . Ikterus yang jadi pada saat lahir atau 24 jam pertama kehidupan, mungkin sebagai akibat eritroblastosis foetalis, sepsis, penyakit inklusi sitomegalik, rubella atau toxoplasmosis kongenitalNelson, 2007. Hal ini bisa diakibatkan oleh pemecahan eritrosit yang berlebihan, gangguan clearance metabolism , gangguan konjugasi atau gangguan eksresi bersama airSarwono et al, 1994. Ikterus yang baru timbul pada hari ke-2 atau ke-3, biasanya bersifat fisiologis, tetapi dapat pula merupakan manifestasi ikterus yang lebih parah yaitu hyperbilirubinemia neonates. Nelson, 2007 1.2Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka pertanyaan ataupun masalah yang dapat dirumuskan adalah bagaimanakah gambaran bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan pada Januari 2011 sehingga Desember 2011. 1.3Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan umum Untuk mengetahui gambaran bayi baru lahir yang menderita hiperbilirubinemia di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik, Medan dari Januari 2011 sehingga Desember 2011.

1.3.2 Tujuan khusus

1Mengetahui jumlah bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia 2Mengetahui distribusi jenis kelamin pada bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia . 3Mengetahui usia gestasi bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia. 4Mengetahui berat badan lahir pada bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia. 5Mengetahui cara partus pada ibu yang melahirkan bayi yang menderita hiperbilirubinemia.

1.4. Manfaat Penelitian