Komplikasi Kerangka Konsep Definisi Operasional

f Menghambat produksi bilirubin. Metalloprotoporfirin merupakan kompetitor inhibitif terhadap heme oksigenase. Ini masih dalam penelitian dan belum digunakan secara rutin. g Menghambat hemolisis. Immunoglobulin dosis tinggi secara intravena500- 1000mgKg IV2 sampai 2 hingga 4 jam telah digunakan untuk mengurangi level bilirubin pada janin dengan penyakit hemolitik isoimun. Mekanismenya belum diketahui tetapi secara teori immunoglobulin menempati sel Fc reseptor pada sel retikuloendotel dengan demikian dapat mencegah lisisnya sel darah merah yang dilapisi oleh antibody Cloherty et al, 2008. Terapi sinar pada ikterus bayi baru lahir yang di rawat di rumah sakit. Dalam perawatan bayi dengan terapi sinar,yang perlu diperhatikan sebagai berikut : 1 Diusahakan bagian tubuh bayi yang terkena sinar dapat seluas mungkin dengan membuka pakaian bayi. 2 Kedua mata dan kemaluan harus ditutup dengan penutup yang dapat memantulkan cahaya agar tidak membahayakan retina mata dan sel reproduksi bayi. 3 Bayi diletakkan 8 inci di bawah sinar lampu. Jarak ini dianggap jarak yang terbaik untuk mendapatkan energi yang optimal. 4 Posisi bayi sebaiknya diubah-ubah setiap 18 jam agar bagian tubuh bayi yang terkena cahaya dapat menyeluruh. 5 Suhu bayi diukur secara berkala setiap 4-6 jam. 6 Kadar bilirubin bayi diukur sekurang-kurangnya tiap 24 jam. 7 Hemoglobin harus diperiksa secara berkala terutama pada bayi dengan hemolisis.

2.8 Komplikasi

Terjadi kern ikterus yaitu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin indirek pada otak. Pada kern ikterus, gejala klinis pada permulaan tidak jelas antara lain: bayi tidak mau menghisap, letargi, mata berputar-putar, gerakan tidak menentu, kejang tonus otot meninggi, leher kaku dan akhirnya opistotonus. Bayi yang selamat biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis, gangguan pendengaran, paralysis sebagian otot mata dan dysplasia dentalis. BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan teoritas yang telah dikemukan di atas, maka dapat disusun kerangka konsep penelitian seperti gambar dibawah ini : Gambar 3.1 Kerangka konsep bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia

3.2 Definisi Operasional

3.2.1 Jenis kelamin yaitu laki-laki atau perempuan. 3.2.2 Umur dihitung dalam minggu. Yaitu minggu kelahiran bayi dan dibagi mengikut: aPrematur – lahir pada 37 minggu gestasi atau kurang bTerm - lahir antara awal minggu ke-38 sehingga akhir minggu ke-41 3.2.3 Berat badan lahir dihitung dalam kilogramkg. Ia dibagi mengikut: a Berat badan lahir sangat rendah- Berat kurang dari 1.500 gram Jumlah bayi yang lahir -jenis kelamin -usia gestasi -berat badan bayi -cara partus Bayi dengan hiperbilirubinemia b Berat badan lahir rendah- Berat 1.500 sampai 2.500 c Berat badan normal- Sama dengan atau di atas 2.500 gram 3.2.4 Cara partus. Dibagi 2 kategori: a Lahir spontan- Proses kelahiran alamiah b Seksio sesarea- Proses kelahiran melalui pembedahan Tabel 3.1 Tabel Variabel No . Variabel Definisi Operasional Cara ukur Alat ukur Kategori Skala ukur 1. Jenis kelamin Jenis kelamin bayi dengan hiperbilirubinemia Observasi Rekam medis -Laki-laki -Perempuan Nominal 2. Usia gestasi Usia gestasi bayi dengan hiperbilirubinemia Observasi Rekam medis -Prematur -Term Ordinal 3. Berat badan lahir Berat badan lahir bayi dengan hiperbilirubinemia Observasi Rekam medis -Berat badan lahir sangat rendah -Berat badan lahir rendah -Berat badan normal Ordinal 4. Cara partus Cara partus pada ibu yang melahirkan bayi dengan hiperbilirubinemia Observasi Rekam medis - Spontan -Seksio seaserea Nominal BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian