istilah “curas”. Adapun yang menjadi unsur-unsur dalam Pasal 365 KUHPidana ini adalah sebagai berikut :
1Diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun, pencurian yang didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan
atau ancaman kekerasan, terhadap orang, dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah pencurian, atau dalam hal
tertangkap tangan, untuk memungkinkan melarikan diri sendiri atau peserta lainnya, atau untuk tetap menguasai barang yang
dicurinya.
2Diancam dengan pidana paling lama dua belas tahun : Ke-1 jika perbuatan dilakukan pada waktu malam dalam sebuah
rumah atau perkarangan tertutup yang ada rumahnya, di jalan umum, atau dalam kereta api atau trem yang sedang
berjalan.
Ke-2 jika perbuatan dilakukan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama
Ke-3 jika masuknya ke tempat melakukan kejahatan dengan membongkar, merusak, atau memanjat atau memakai anak
kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu Ke-4 jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat
3 Jika perbuatan mengakibatkan mati, maka dikenakan pidana penjara paling lama lima belas tahun
4 Diancam dengan pidana mati atau pidana seumur hidup atau selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun, jika perbuatan
mengakibatkan luka berat atau mati dan dilakukan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama dengan disertai oleh salah satu
hal yang direngkan dalam ayat 2 ke-1 dan ke-3
3. Pencurian Ringan
Pencurian ringan adalah pencurian yang memiliki unsur-unsur dari pencurian di dalam bentuknya yang pokok, yang karena ditambah dengan
unsur-unsur lain yang meringankan, ancaman pidanaya menjadi diperingan.
Pencurian ringan di dalam KUHPidana diatur dalam ketentuan Pasal 364. Termasuk dalam pengertian pencurian ringan ini dalah
pencurian dalam keluarga. Rasio dimasukkannya pencurian keluarga ke dalam pencurian
ringan adalah oleh karena jenis pencurian dalam keluarga ini merupakan delik aduan, dimana terhadap pelakunya hanya dapat ditunutut apabila
ada pengaduan. Dengan demikian, berbeda dengan jenis pencurian biasa pada umumnya yang tidak membutuhkan adanya pengaduan untuk
penuntutannya. Dengan demikian terdapat dua bentuk pencurian yang diatur dalam
Pasal 364 dan Pasal 367 KUHPidana.
a. Pencurian Ringan Jenis pencurian ini diatur dalam ketentuan Pasal 364 KUHPidana, yang
menyatakan :
21
Perbuatan yng diterangkan dalam Pasal 362 dan Pasal 363 ke-4, begitu juga perbuatan yang diterangkan dalam Pasal 365 ke-5, apabila
tidak dilakukan dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada rumahnya, jika harga barang yang dicuri tidak lebih dari dua puluh
21
R. Soesilo, Op.Cit
lima rupiah, dikenai, karena pencurian ringan, pidana penjara paling lama tiga bulan atau denda paling banyak enam puluh rupiah.
b. Pencurian Dalam Keluarga Pencurian dalam keluarga diatur dalam ketentuan Pasal 367
KUHPidana yang menyatakan : 1 Jika pelaku atau pembantu dalam salah satu kejahatan dalam bab
ini adalah suami atau isteri dari orang yang terkena kejahatan, dan tidak terpisah meja dan tempat itdur atau terpisah harta kekayaaan,
maka terhadap pelaku atau pembantu itu, tidak mungkin diadakan tuntutan pidana
2 Jika dia adalah suami atau isteri yang terpisah meja dan tempat tidur atau terpisah harta kekayaan, atau jika dia keluarga sedarah
atau semeda, baik dalam garis lurus, maupun garis menyimpang sampai derajat kedua, maka terhadap orang itu hanya mungkin
diadakan penuntutan, jika ada pengaduan dari yang terkena kejahatan
3 Jika menuntut lembaga matriarlkhal, kekuasaan bapak dilakukan oleh orang lain dari bapak kandungnya, maka aturan tersebut ayat
diatas, berlaku juga bagi orang itu
Pencurian sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 367 KUHPIdana ini merupakan pencurian di kalangan keluarga. Artinya baik pelaku
maupun korbannya masih dalam satu keluarga. Pencurian dalam Pasal 367 KUHPidana akan terjadi, apabila seorang suami atau isteri
melakukan sendiri atau membantu orang lain pencurian terhadap harta benda isteri atau suaminya.
Berdasarkan ketentuan Pasal 367 ayat 1 kUHPidana apabila suami isteri tersebut masih dalam iktan perkawinan yang utuh, tidak
terpisah meja atau tempat tidur juga tidak terpisah harta kekayaannya,
maka pencurian atau membantu pencurian yang dilakukan oleh mereka mutlak tidak dapat dilakukan penuntutan.
22
22
Tongat, Hukum Pidana Meteriil, Malang, UMM Press, 2003, hal.43.
Disamping pembagian bentuk-bentuk tindak pidana pencurian sebagaimana tersebut diatas, maka penulis dalam hal ini juga akan
memaparkan tentang bentuk-bentuk tindak pidana penadahan. Tindak pidana penadahan atau disebut juga tindak pidana
pemudahan ini diatur dalam Bab XXX KUHPidana. Tindak pidana penadahan atau tindak pidana pemudahan ini merupakan tindak pidana
yang erat kaitannya dengan tindak pidana terhadap harta kekayaan orang lain.
Tindak pidana penadahan diatur dalam ketentuan Pasal 480 KUHPidana yang menyatakan :
Diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak enam puluh rupiah karena penadahan.
Ke-1 barang siapa menjual, menawarkan, menukar, menerima
gadai, menerima hadiah, atau untuk menarik keuntungan, menjual, menyewakan, menukarkan, menggadaikan,
mengangkut, menyimpan atau menyembunyikan sesuatu benda, yang diketahui atau sepatutnya harus diduga, bahwa
diperoleh dari kejahatan
Ke-2 barang siapa menarik keuntungan dari hasil sesuatu benda, yang diketahui atau sepatutnya harus diduga, bahwa
diperoleh dari kejahatan.
Bahwa apabila diperhatikan, maka tindak pidana yang diatur dalam Pasal 480 KUHPidana ini meliputi dua macam bentuk tindak pidana
penadahan, yaitu :
a. Membeli, menyewa, menukar, menerima sebagai gadai dan menerima sebagai hadiah sesuatu benda yang berasal dari
kejahatan. b. Karena ingin menarik keuntungan telah menjual, menyewakan,
menukarkan, memberikan sebagai gadai, mengangkut, menyimpan atau menyembunyikan sesuatu benda yang berasal dari kejahatan.
Adapun jenis tindak pidana penadahan ini dapat dibgi kedalam dua bentuk, yaitu :
1. Penadahan sebagai kebiasaan Tindak pidana ini diatur dalam ketentuan Pasal 481 KUHPidana
yang menyatakan : 1 Barang siapa menjadikan sebagai kebiasaan untuk sengaja
membeli, menukarkan, menerima gadai, menyimpan atau menyembunyikan barang, yang diperoleh dari kejahatan,
diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
2 Yang bersalah dapat dicabut hanya tersebut dalam Pasal 35 Nomor 1 dan haknya untuk melakukan pencaharian dalam
mana kejahatan dilakukan.
Hal yang paling penting dikemukakan berkaitan dengan penerapan Pasal 481 KUHPidana ini adalah bahwa perbuatan
penadahan tersebut haruslah menjadi kebiasaan. Artinya harus paling tidak telah dilakukan lebih dari satu kali atau minimal dua kali. Sebab,
apabila perbuatan tersebut hanya dilakukan sekali, maka perbuatan tersebut tidak dikenai dengan Pasal 481 KUHPidana tetapi dikenai
dengan Pasal 480 KUHPidana sebagai tindak pidana penadahan biasa.
23
2. Penadahan ringan Jenis tidak pidana ini diatur dalam Pasal 482 KUHPidana yang
menyatakan : Diancam karena penadahan ringan, dengan pidana penjara paling
lama tiga bulan atau denda paling banyak enam puluh rupiah, jika kejahatan dari mana benda diperoleh adalah satu kejahatan yang
diterangakan dalam Pasal 364, 373 dan 379.
Berdasarkan ketentuan Pasal 482 KUHPidana di atas tersimpul
bahwa penadahan yang diatur dalam Pasal 480 KUHPidana itu akan menjadi penadahan ringan, apabila perbuatan yang diatur dalam Pasal
480 KUHPidana itu dilakukan terhadap barang-barang hasil dari tindak pidana pencurian ringan, berasal dari tindak pidana penggelapan ringan
atau dari penipuan ringan.
B. Bentuk-bentuk dari Pemidaan atas Tindak Pidana Pencurian dan Penadahan