Analisa Kasus UPAYA PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENADAHAN

Dan atas tindak pidana yang dilakuakn, Pengadilan Negeri Medan telah menjatuhkan putusan dengan hukuman penjara selama 1 satu tahun. Dengan pertimbangan perbuatan terdakwa meresahkan masyarakat, terdakwa berlaku sopan di persidangan, terdakwa belum menikmati hasil kejatan dan terdakwa belum pernah di hukum.

B. Analisa Kasus

Setelah penulis membaca dan menganalisa Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 1577 Pid.b 2008 PN.Medan, maka dari kasus tersebut dapat penulis analisa sebagai berikut : Bahwa Terdakwa Lion Tampubolon telah sengaja membeli, menyewa, mnerima tukar, menerima gadai, menerima sebagai hadiah atau karena hendak mendapat untung, menjual, menukarkan, menggadaikan, membawa, menyimpan atau menyembunyikan sesuatu barang yang diketahuinya atau yang patut disangkanya diperoleh kerena kejahatan, sebagaimana yang telah diatur di dalam Pasal 480 ayat 1 KUHPidana. Bahwa adapun unsur-unsur yang terdapat dalam Pasal 480 ayat 1 KUHPidana yang bersifat alternatif, yakni apabila salah satu unsur telah terbukti maka dianggap unsur tersebut telah terbukti. Unsur-unsur tersebut adalah : 1. Unsur barang siapa Dalam kasus diatas pelakunya yaitu Lion Tampubolon, yang dalam persidangan ternyata mempunyai pikiran yang sehat, jasmani dan rohani dan mampu bertanggung jawab atas perbuatannya. 2. Unsur karena sebagai sekongkol, membeli, menyewa, menerima tukar, menerima gadai, menerima sebagai hadiah, atau karena hendak mendapat untung, menjual, menukarkan, menggadaikan, membawa, menyimpan, atau menyembunyikan sesuatu barang 3. Unsur yang diketahuinya atau yang patut harus di sangkanya barang itu diperoleh karena kejahatan Bahwa penulis menilai hukuman yang dijatuhkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan yang menjatuhkan terdakwa dengan hukuman penjara selama 1 satu tahun adalah sudah tepat. Menurut penulis hukuman tersebut sudah setimpal dengan perbuatannya yang telah dilakukan terdakwa dan juga terdakwa ini belum sempat menikamti hasil kejahatannya. Bahwa disamping masalah hukuman yang dijatuhkan oleh majelis hakim, penulis juga mengkritisi selalunya dipergunakan batas jangka waktu penahanan maksimal yang dilakukan oleh pihak penyidik. Walaupun penggunaan batas waktu penahanan maksimal ini dibenarkan undang-undang, tetapi sebaiknya demi kepentingan terdakwa dan agar proses pemeriksaan perkara dapat berjalan sederhana dan cepat serta hak terdakwa untuk memperoleh prioritas penangan perkara yang dihadapinya, sebaiknya jangan selalu menggunakan batas jangka waktu penahanan maksimal, apalagi mengingat perkara ini bukan merupakan perkara yang sulit dalam hal pemeriksaan dan pembuktiannya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN