Pemegang Hak Cipta adalah pencipta sebagai pemilik hak cipta, atau
pihak yang menerima hak tersebut dari pencipta, atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak dari pihak yang menerima hak tersebut.
Pengumuman adalah pembacaan, penyiaran, pameran, penjualan,
pengedaran, atau penyebaran suatu ciptaan dengan menggunakan alat apapun, termasuk media internet, atau melakukan dengan cara apapun sehingga suatu
ciptaan dapat dibaca, didengar, atau dilihat orang lain.
Perbanyakan adalah penambahan jumlah sesuatu ciptaan, baik secara
keseluruhan maupun sebagian yang sangat substansial dengan menggunakan bahan-bahan yang sama ataupun tidak sama, termasuk mengalihwujudkan
secara permanen atau temporer.
Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemegang hak cipta atau
pemegang hak terkait kepada pihak lain untuk mengumumkan danatau memperbanyak ciptaannya atau produk hak terkaitnya dengan persyaratan
tertentu.
3. Pengertian Pelanggaran Hak Cipta
Suatu perbuatan dapat dikatakan sebagai pelanggaran hak cipta apabila perbuatan tersebut melanggar hak eksklusif dari pencipta atau
pemegang hak cipta. Hak eksklusif adalah hak yang hanya dimiliki oleh pencipta atau pemegang hak cipta untuk memperbanyak ciptaannya atau
memberikan izin kepada orang lain untuk menggunakan ciptaannya. Jadi menurut pengertian diatas, seseorang yang menyalin suatu ciptaan tanpa izin
kemudian memperbanyaknya merupakan suatu tindakan pelanggaran hak cipta seseorang.
Pada dasarnya, pelanggaran hak cipta terjadi apabila materi hak cipta tersebut digunakan tanpa izin dan harus ada kesamaan antara dua karya yang
ada. Si penuntut harus membuktikan bahwa karyanya ditiru atau dilanggar atau dijiplak atau karya lain tersebut berasal dari karya ciptanya. Menurut
Universitas Sumatera Utara
pasal 15 UU No.19 Tahun 2002, tidak dianggap pelanggaran hak cipta apabila :
a. Untuk kepentingan di pengadilan
b. Pengambilan, baik sebagian maupun seluruhnya, untuk
kepentingan di ranah ilmiah dan pendidikan asal tidak merugikan penciptanya
c. Pembuatan salinan cadangan suatu program komputer oleh pemilik
program komputer yang dilakukan semata-mata untuk digunakan sendiri.
Menurut pasal 74 UU Hak Cipta Indonesia, pelanggaran hak cipta selalu bersifat pidana dan perdata, penyidikan terhadap pelanggaran hak cipta
selalu dilaksanakan oleh penyidik dari kepolisian, juga dapat dilaksanakan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil PPNS. Selain tuntutan pidana dan
perdata, terdapat penanganan melalui administrasi negara.
4. Lingkup Hak Cipta
Ciptaan yang dilindungi hak cipta di Indonesia dapat mencakup misalnya buku, program komputer, pamflet, perwajahan lay out karya tulis
yang diterbitkan, ceramah, kuliah, pidato, alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan, lagu atau musik dengan atau
tanpa teks, drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, pantomim, seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni
kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan, arsitektur, peta, seni batik dan karya tradisional lainnya seperti seni songket dan seni ikat,
fotografi, sinematografi, dan tidak termasuk desain industri yang dilindungi sebagai kekayaan intelektual tersendiri. Ciptaan hasil pengalihwujudan
seperti terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai misalnya buku yang berisi kumpulan karya tulis, himpunan lagu yang direkam dalam satu media, serta
Universitas Sumatera Utara
komposisi berbagai karya tari pilihan, dan database dilindungi sebagai ciptaan tersendiri tanpa mengurangi hak cipta atas ciptaan asli.
16
5. Masa Berlaku Hak Cipta