kelalaian terhadap akibatnya. Jenis kealpaan ini merupakan kealpaan kelalaian yang terjadi pada jenis tindak pidana materil.
3. Tidak Ada Alasan Pemaaf
Agar seseorang yang telah melakukan tindak pidana dapat dimintai pertanggungjawaban pidana atau dapat dipersalahkan telah melakukan
tindak pidana sehingga karenanya dapat dipidana maka salah satu syaratnya adalah tidak adanya alasan penghapus kesalahan alasan pemaaf. Apabila
dalam diri pelaku ada alasan penghapus kesalahan atau alasan pemaaf, maka orang itu tidak dapat dimintai pertanggungjawaban pidana, sebab kesalahan
orang itu akan dimaafkan. Dalam hal ini, perbuatan orang tersebut tetap sebagai tindak pidana atau bersifat melawan hukum, tetapi terhadap orang
itu tidak dapat dijatuhi pidana oleh karena dalam diri orang itu dianggap tidak ada kesalahan. Dengan demikian, alasan penghapus kesalahan atau
alasan pemaaf merupakan salah satu alasan penghapus pidana atau alasan meniadakan pidana.
60
1 Tidak mampu bertanggung jawab diatur dalam pasal 44 KUHP.
Adapun alasan-alasan yang dapat menghapus kesalahan terdakwa antara lain :
2 Daya paksa diatur dalam pasal 48 KUHP.
3 Pembelaan terpaksa yang melampaui batas diatur dalam pasal 49
ayat 2 KUHP. 4
Melaksanakan perintah jabatan yang tidak sah dengan itikad baik diatur dalam pasal 51 ayat 2 KUHP.
61
60
Tongat, Op.Cit., hal. 297.
61
Ibid., hal. 298.
Universitas Sumatera Utara
Meskipun telah mempunyai Undang-undang UU No.192002 tentang Hak Cipta berapa kali direvisi dan pemberlakuannya tentang hak cipta pun telah
diberlakukan efektif sejak 29 Juli 2003, semestinya mampu membuat para pembajak jera, namun pada kenyataannya pelanggaran terhadap HAKI masih saja
terjadi bahkan cenderung ke arah yang semakin memprihatinkan. Salah satu dari bentuk pelanggaran itu adalah pembajakan VCD. Banyak VCD palsu yang ada di
kalangan masyarakat justru filmnya belum diputar di studio secara resmi. Begitu tingginya peredaran VCD bajakan, bahkan telah sampai ke pelosok pedesaan. Hal
ini tentunya sangat mengkhawatirkan, mengingat bangsa Indonesia adalah salah satu penandatanganan perjanjian TRIPs Trade Related Aspect of Intellectual
Property Rights yaitu perjanjian Hak-Hak Milik Intelektual berkaitan dengan perdagangan dalam Badan Perdagangan Dunia WTO yang harus tunduk pada
perjanjian internasional itu. Kendala utama yang dihadapi bangsa Indonesia dalam upaya perlindungan Hak akan Kekayaan Intelektual ini adalah masalah penegakan
hukum, di samping masalah-masalah lain seperti kesadaran masyarakat terhadap HAKI itu sendiri dan keadaan ekonomi bangsa yang secara tidak langsung turut
menyumbang bagi terjadinya pelanggaran itu. Akibat dari maraknya pembajakan VCD ini, Indonesia dihadapkan pada berbagai masalah, baik dari dunia
Internasional maupun pada masyarakat Indonesia sendiri. Pengenaan sanksi oleh masyarakat Internasional merupakan suatu kemungkinan yang akan dihadapi oleh
bangsa Indonesia. Sementara pengaruh dari VCD bajakan terhadap masyarakat juga sangat luas, seperti rusaknya moral masyarakat sebagai akibat dari tidak
adanya sensor bagi VCD bajakan itu serta menurunnya kreativitas dari para pelaku di bidang musik dan film nasional.
62
B. Perlindungan Hukum Terhadap Hak Cipta Pada VCD Original