kebakaran bukan salah para pihak. Dalam hal ini pihak pembeli diwajibkan melunasi harga yang belum dibayar lunas berdasarkan klausula eksonerasi.
Apabila melihat keadaan di Indonesia, klausula eksonerasi ini sudah muncul sejak lama dimana masyarakat pihak pembeli kurang menyadari dan
memperhatikannya. Apabila ada ketentuan yang merugikan biasanya tidak dipermasalahkan. Dengan demikian, walaupun pihak pelaku usaha mempunyai
kebebasan merumuskan dan memberlakukan syarat atau klausula eksonerasi, pembatasan oleh undang-undang dan kesusilaan tidak dapat diabaikan.
Keberlakuan eksonerasi dapat dikontrol melalui nilai-nilai pancasila dan rasa keadilan masyarakat Indonesia.
D. Manfaat Yuridis Dari Asas Kebebasan Berkontrak Dalam Perjanjian Baku Bagi Pelaku Usaha
Hukum dan sistem sosial masyarakat merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, dimana hukum ada karena kehendak dari mayarakat dan tujuan dari
dibentuknya hukum adalah untuk masyarakat. Hukum hanya dapat dimengerti dengan jalan memahami sistem sosial terlebih dahulu, karena hukum merupakan
suatu proses dan sistem hukum merupakan pencerminan daripada suatu sistem sosial sebagai bagian dari sistem sosial itu sendiri. Hukum secara sosiologis
adalah penting, dan merupakan suatu lembaga kemasyarakatan social institution yang merupakan himpunan nilai- nilai, kaidah-kaidah dan pola-pola perilaku yang
berkisar pada kebutuhan-kebutuhan pokok manusia.
56
Faktor-faktor yang menyebabkan pelaku usaha mencantumkan klausula baku tersebut yaitu:
56
http:rastamanpoertorico.blogspot.com200904praktek-klausula-baku-dalam-jual- beli.html. Diakses tanggal 3 Mei 2010.
Universitas Sumatera Utara
1. Motif Ekonomi dan Pengetahuan Pelaku Usaha Hubungan jual beli apartemen yang terjadi antara pihak pelaku usaha
dengan pihak pembeli dilaksanakan dalam upaya memenuhi kebutuhan danatau kepentingan masing-masing pihak, yaitu bagi konsumen memenuhi salah satu
kebutuhan sehari-hari di dalam bertempat tinggal, sedangkan kebutuhan pelaku usaha dalam kegiatan usahanya yaitu nilai ekonomi atau keuntungan yang dapat
diperolehnya tujuan usaha. Klausula baku dalam dokumen jual beli barang apartemen merupakan
salah satu “sarana” bagi pihak pelaku usaha untuk mencapai tujuan usahanya yaitu keuntungan sebesar-besarnya dengan risiko yang sekecil-kecilnya surplus.
Keuntungan yang lebih yang di dapatkan pelaku usaha, yaitu seperti: a. beralihnya tanggung jawab danatau resiko pihak pelaku usaha atas
apartemen kepada pihak pembeli, b. kewajiban pihak pelaku usaha yang diberikan kepada pihak pembeli dan
pihak pembeli menerima atas kondisi apartemen yang diinginkan dari pihak pelaku usaha .
2. Sosial Masyarakat Masyarakat pada dasarnya merupakan konsumen. Menurut Aristoteles
“manusia adalah makhluk sosial”, artinya bahwa manusia akan selalu membutuhkan manusia yang lainnya untuk memenuhi apa yang menjadi
kebutuhan dan kepentingannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dikarenakan pada hakekatnya manusia sebagai konsumen dimulai sejak lahir sampai dengan
meninggal dunia, bahkan untuk kondisi tertentu anak yang masih dalam
Universitas Sumatera Utara
kandungan pun sudah menjadi konsumen yaitu konsumen yang berkaitan dengan kesehatan, pertumbuhan dan kecerdasan anak.
57
Berdasarkan fakta yang ada, diketahui bahwa masyarakat juga menjadi penyebab klausula baku tersebut tetap ada yaitu dikarenakan :
a. Lemahnya pengetahuan atau pemahaman akan klausula baku yang mengandung unsur klausula eksonerasi, sehingga dari hal ini juga
menyebabkan lemahnya kontrol masyarakat terhadap praktek jual beli tersebut;
b. Lemahnya kesadaran masyarakat yang berkenaan dengan kerugian yang mungkin di alaminya;
c. Sikap kurang hati-hati, yaitu dengan tidak membaca atau mengamati dengan teliti isi dokumen, termasuk ketentuan klausula baku yang ada;
d. Lemahnya rasa kepedulian bersama yaitu dimana pihak pembeli hanya memperjuangkan kepentingan pribadinya semata tanpa memperdulikan pihak
pembeli lainnya pada satu masalah yang sama klausula baku, seperti dengan memberikan informasi, dan sebagainya;
3. Peran Pemerintah Lemahnya peranan pemerintah dalam membentuk kesadaran hak dan
kewajiban secara hukum, baik pihak pelaku usaha ataupun pihak pembeli dalam praktek jual beli. Peranan pemerintah merujuk pada tingkatan paksaan eksternal
yang dirasakan individu atau manusia, baik berupa membuat aturan hukum dan melaksanakan bekerjanya hukum, antara lain seperti sosialisasi, pembinaan,
pengawasan, dan penegakan hukum.
57
http:rastamanpoertorico.blogspot.com200904praktek-klausula-baku-dalam-jual- beli.html. diakses tanggal 3 Mei 2010.
Universitas Sumatera Utara
Pemerintah merupakan suatu lembaga yang memiliki dominasi dan otoritas yang sah, yaitu hak perintah berdasarkan legalitas aturan tertulis. Dari
sudut pandang teknis murni, birokrasi mampu mencapai tingkat efisiensi tertinggi, dan dalam hal ini secara formal dikenal sebagai sarana paling rasional untuk
menjalankan otoritas terhadap manusia. Birokrasi lebih tinggi dari bentuk lain dalam soal stabilitas, dan ketaatan disiplin, dan keterpercayaannya. Birokrasi
membuka kemungkinan bagi tingginya tingkat kalkulabilitas hasil bagi kepala organisasi dan bagi mereka yang bertindak dalam kaitan dengan ini. Akhirnya
birokrasi lebih tinggi dalam hal efisiensi intensif dan cakupan operasinya dan secara formal dapat diterapkan pada segala macam tugas administratif.
58
4. Waktu Sejarah merupakan salah satu dasar acuan untuk mengubah, mengadaptasi,
menolak atau memperkenalkan aspek-aspek tertentu dari masyarakat. Semakin sedikit orang mengenal waktu yang lalu, semakin besar pula seseorang dikuasai
oleh waktu, terutama mengenal faktor-faktor sosial yang merupakan nilai sosial yang akan selalu melingkupi perubahan dalam masyarakat. Secara teoritis
dijelaskan bahwa sosiologis berusaha merumuskan konsep tipe dan keseragaman umum proses-proses empiris, sedangkan sejarah berorientasi pada kausal dan
penjelasan atas tindakan struktur, dan kepribadian individu yang memiliki signifikasi kultural.
59
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa perjanjian baku yang dirancang secara sepihak oleh pihak pelaku usaha akan menguntungkan pihak pelaku usaha
berupa:
58
http:rastamanpoertorico.blogspot.com200904praktek-klausula-baku-dalam-jual- beli.html. Diakses tanggal 3 Mei 2010.
Universitas Sumatera Utara
a. efisiensi biaya, waktu, dan tenaga;
b. praktis karena sudah tersedia naskah yang dicetak berupa formulir atau blanko
yang siap diisi dan ditandatangani; c.
penyelesaian cepat karena pihak pembeli hanya menyetujui dan menandatangani perjanjian yang disodorkan kepadanya;
d. perjanjian yang dibuat dalam jumlah yang banyak.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Keabsahan jual beli apartemen Salemba Residence ini mengacu kepada
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang rumah susun dan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1988 tentang rumah susun dijadikan
apartemen. Mengenai perjanjian tersebut berdasarkan pula pada Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Dalam hal kepemilikan bersama ini
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tidak terlalu bulat dan utuh. Hal tersebut karena telah ada Undang-Undang lain yang mengatur secara
khusus mengenai kepemilikan bersama ini. Akan tetapi hal-hal umum yang terdapat dalam perjanjian tersebut adalah tetap mengatur kepada
peraturan yang ada dalam kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Seperti halnya mengenai perjanjian jual beli. Hal-hal pokok yang ada dalam
perjanjian jual beli pasal 1320 KUHPerdata yaitu: “kesepakatan, kecakapan, suatu hal tertentu, dan suatu sebab yang halal”. Maka dalam
perjanjian ini pun harus berdasarkan kepada empat hal tersebut di atas. Apabila tidak terpenuhi salah satu unsur yang tersebut di atas maka
perjanjian tersebut adalah batal demi hukum. 2.
Di dalam perjanjian jual beli apartemen Salemba Residence hendaknya tidak memenuhi klausula baku yang bersifat klausula eksonerasi karena
klausula eksonerasi digunakan dengan tujuan pada dasarnya untuk membebaskan atau membatasi tanggung jawab salah satu pihak yaitu
64
Universitas Sumatera Utara