sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;

1. sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;

2. kecakapan untuk membuat suatu perikatan; 3. suatu hal tertentu; 4. suatu sebab yang halal. Pasal 1338 ayat 1 satu KUHPerdata yang merupakan tiangnya hukum perdata berkaitan dengan penjabaran dari asas kebebasan berkontrak, yaitu: 1. bebas membuat jenis perjanjian apa pun; 2. bebas mengatur isinya; 3. bebas mengatur bentuknya. Kesemuanya dengan persyaratan tidak boleh bertentangan dengan Undang-Undang, kesusilaan, dan ketertiban umum. Bahwa perjanjian baku memenuhi asas kebebasan berkontrak seperti yang tertuang dalam Pasal 1320 dan 1338 ayat 1 satu KUHPerdata. Mengenai hal ini terdapat pendapat: 1. Perjanjian baku tidak memenuhi unsur-unsur perjanjian seperti yang diatur pada Pasal 1320 dan Pasal 1338 ayat 1 satu KUHPerdata; 2. Perjanjian baku memenuhi unsur-unsur perjanjian seperti yang dimaksud pada Pasal 1320 dan Pasal 1338 ayat 1 satu KUHPerdata. Seperti telah diuraikan, isi perjanjian baku telah dibuat oleh satu pihak, sebagai pihak lainnya tidak dapat mengemukakan kehendak secara bebas. Singkatnya tidak terjadi tawar menawar mengenai isi perjanjian sebagaimana menurut asas kebebasan berkontrak. Dengan demikian, dalam perjanjian baku berlaku, “take it or leave it contract”. Maksudnya apabila setuju silakan ambil, dan bila tidak tinggalkan saja, artinya perjanjian tidak dilakukan. Universitas Sumatera Utara Memperhatikan keadaan demikian, banyak isi perjanjian baku yang memberatkan atau merugikan pihak pembeli sebagaimana diketahui lazimnya syarat-syarat dalam perjanjian baku adalah mengenai: 1. cara mengakhiri perjanjian; 2. cara memperpanjang berlakunya perjanjian; 3. cara penyelesaian sengketa; 4. klausula eksonerasi. klausula eksonerasi adalah klausula yang digunakan dengan tujuan pada dasarnya untuk membebaskan atau membatasi tanggungjawab salah satu pihak terhadap gugatan pihak lainnya, dalam hal yang bersangkutan tidak atau tidak dengan semestinya melaksanakan kewajibannya yang ditentukan dalam perjanjian tersebut. 54 Klausula eksonerasi yang terdapat dalam perjanjian baku pada umumnya terlihat pada ciri-ciri yang ada, yaitu adanya pembatasan tanggung jawab atau kewajiban salah satu pihak yaitu pihak pelaku usaha untuk membayar ganti rugi kepada pihak pembeli. Klausula eksonerasi dapat berasal dari pihak pelaku usaha yang membuat rumusan pasal undang-undang. Menurut Mariam Darus Badrulzaman ciri-ciri klausula eksonerasi adalah sebagai berikut: 1. Isinya ditetapkan secara sepihak oleh kreditur yang posisinya relatif kuat dari debitur; 2. Debitur sama sekali tidak ikut menentukan isi perjanjian itu; 3. Terdorong oleh kebutuhannya debitur terpaksa menerima perjanjian itu ; 54 http:taqlawyer.com200607klausula-baku.html. Diakses tanggal 3 Mei 2010. Universitas Sumatera Utara 4. Bentuknya tertulis; 5. Dipersiapkan terlebih dahulu secara massal atau individual. 55 Klausula eksonerasi hanya dapat digunakan dalam pelaksanaan perjanjian antara pihak pelaku usaha dan pihak pembeli. Eksonerasi hanya dapat digunakan jika tidak dilarang oleh undang-undang dan tidak bertentangan dengan kesusilaan. Tujuan utama klausula eksonerasi adalah menghindari pihak pembeli merugikan kepentingan pihak pelaku usaha. Dalam perjanjian, pihak pembeli adalah pihak yang dilayani oleh pihak pelaku usaha sebagai pelayan. Dalam hubungan ekonomi dikatakan pihak pembeli adalah raja. Sebagai raja pihak pembeli dapat berbuat semaunya, sehingga dapat merugikan pihak pelaku usaha. Untuk menghindari kemungkinan timbul kerugian itu, pihak pelaku usaha mencari akal, yaitu menciptakan syarat baku yang disebut eksonerasi. Dengan kepintaran pihak pelaku usaha, eksonerasi dibuat sedemikian rapi, sehingga pihak pembeli dalam waktu relatif singkat kurang memahami isinya. Baru dapat disadari setelah mendapat peristiwa yang menimbulkan kerugian, dan berdasarkan klausula eksonerasi kerugian tersebut menjadi beban tanggung jawab pihak pembeli. Dalam suatu perjanjian dapat dirumuskan klausula eksonerasi karena keadaan memaksa yaitu kerugian yang timbul karena keadaan memaksa bukan tanggung jawab para pihak. Tetapi dalam syarat perjanjian dapat dibebankan kepada pihak pembeli, pihak pelaku usaha dibebaskan dari tanggung jawab, misalnya dalam menyewa barang, barang tersebut musnah karena terbakar. Sebab 55 Mariam Darus II, Op Cit, hal. 50. Universitas Sumatera Utara kebakaran bukan salah para pihak. Dalam hal ini pihak pembeli diwajibkan melunasi harga yang belum dibayar lunas berdasarkan klausula eksonerasi. Apabila melihat keadaan di Indonesia, klausula eksonerasi ini sudah muncul sejak lama dimana masyarakat pihak pembeli kurang menyadari dan memperhatikannya. Apabila ada ketentuan yang merugikan biasanya tidak dipermasalahkan. Dengan demikian, walaupun pihak pelaku usaha mempunyai kebebasan merumuskan dan memberlakukan syarat atau klausula eksonerasi, pembatasan oleh undang-undang dan kesusilaan tidak dapat diabaikan. Keberlakuan eksonerasi dapat dikontrol melalui nilai-nilai pancasila dan rasa keadilan masyarakat Indonesia.

D. Manfaat Yuridis Dari Asas Kebebasan Berkontrak Dalam Perjanjian Baku Bagi Pelaku Usaha

Dokumen yang terkait

Perjanjian Baku/Standar Kontrak Bertentangan Dengan Asas Kebebasan Berkontrak

2 33 147

ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM HUKUM PERJANJIAN ISLAM

0 2 10

TINJAUAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN LISENSI PERANGKAT LUNAK Tinjauan Asas Kebebasan Berkontrak Dalam Perjanjian Lisensi Perangkat Lunak Blackberry.

0 3 11

PELAKSANAAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN Pelaksanaan Asas Kebebasan Berkontrak Dalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen (Studi Perjanjian Baku Dalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen Antara Debitur dan PT. INDOMOBIL FINANCE Cab

0 3 19

PELAKSANAAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN Pelaksanaan Asas Kebebasan Berkontrak Dalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen (Studi Perjanjian Baku Dalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen Antara Debitur dan PT. INDOMOBIL FINANCE Cab

0 3 12

hk 609 slide azas kebebasan berkontrak dan perjanjian baku

0 0 13

KARAKTERISTIK ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN BERBASIS SYARIAH

0 0 17

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN A. Pengertian Perjanjian - Asas Kebebasan Berkontrak Dan Perjanjian Baku Dalam Jual Beli Apartemen Salemba Residence

0 0 23

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN BAKU A . Latar belakang dan Perkembangan Perjanjian Baku di Indonesia - Asas Kebebasan Berkontrak Dan Perjanjian Baku Dalam Jual Beli Apartemen Salemba Residence

0 0 28

KONTRAK BAKU DALAM PERJANJIAN JUAL BELI MOTOR DI TINJAU DARI ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM KUHPERDATA DI KOTA MAKASSAR

0 1 84