Pengenalan dan Morfologi Siklus Hidup

2.2. Skabies

2.2.1. Pengenalan dan Morfologi

Skabies adalah penyakit yang disebabkarn oleh parasit Sarcoptes scabiei varietas hominis. 2 Parasit ini adalah seeokor tungau, termasuk kedalam filum Arthropoda, ordo Acari, superfamili Sarcoptoidea, serta genus Sarcoptes. Parasit ini memiliki ukuran yang sangat kecil sehingga sangat sulit untuk dilihat dengan mata, bahkan ada beberapa yang memiliki ukuran mikron sehingga hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop. 5 Ukuran tungau betina sekitar 330-450 mikron x 250-350 mikron, sedangkan ukuran tungau jantan jauh lebih kecil yakni 200-240 mikron x 150-200 mikron. 9 Pada tungau ini, bagian sefalotoraks dan abdomen menjadi satu tanpa ada batasan yang jelas, dan pada bagian mulut memiliki kelisera. 3 Bentuk dewasa tungau memiliki 4 pasang kaki, 2 pasang kaki di depan sebagai alat untuk melekat dan 2 pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut, sedangkan pada tungau jantan pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut dan keempat diakhiri dengan alat perekat. 9

2.2.2. Siklus Hidup

Sarcoptes scabiei melalui empat tahapan dalam siklus hidupnya : telur, larva, nimfa, dan bentuk dewasa. Tungau betina akan menetaskan 2-3 telur per hari pada saat masuk kedalam lapisan kulit. Telur ini berbentuk oval dan memiliki ukuran 0,1-0,15 mm dan akan menetas dalam waktu 3-4 hari. Setelah menetas, maka telur akan berubah bentuk mejadi larva. Larva akan berpindah ke permukaan kulit luar dan akan menetap di lapisan stratum korneum. Di lapisan stratum korneum, larva akan membentuk terowongan kecil yang hampir kasat mata bernama molting pouches. Stadium larva memiliki 3 pasang kaki, dan hanya akan bertahan sekitar 3-4 hari. Setelah itu, larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 4 pasang kaki. Nimfa nantinya akan berubah menjadi lebih besar sebelum akhirnya masuk ke fase dewasa. Larva dan nimfa akan sering ditemukan di kantung-kantung kulit. Tungau dewasa berbentuk bulat, ukuran tungau betina berkisar antara 0,3-0,45 mm sedangkan ukuran tungau jantan lebih kecil berkisar antara 0,2-0,24 mm. Perkawinan terjadi setelah tungau jantan secara aktif masuk ke dalam terowongan yang telah dibuat oleh tungau betina. Setelah kopulasi, maka tungau jantan akan Universitas Sumatera Utara mati atau bertahan hidup dalam waktu yang singkat di dalam terowongan. Tungau betina akan keluar ke permukaan kulit untuk mencari tempat yang cocok untuk membuat terowongan yang baru dan meletakkan telur-telurnya. Siklus hidup dari telur hingga dewasa memakan waktu satu bulan. 10

2.2.3. Cara Penularan