Diagnosis Banding Fakto Resiko

Cara menemukan tungau sebagai diagnosis pasti adalah, antara lain : 1. Mencari terowongan skabies, kemudian di ujung yang terlihat papula ataupun vesikel dicongkel dengan menggunakan jarum dan diletakkan di kaca obyek, lalu ditutup dengan kaca penutup dan dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya. 9 2. Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung diatas selembar kertas dan dilihat dengan kaca pembesar. 9 3. Dengan membuat biopsy irisan dengan cara mejepit lesi dengan 2 jari, kemusian membuat irisan tipis dengan pisau dan diperiksa dengan mikroskop cahaya. 9 4. Dengan biopsy eksisional dan diperiksa dengan menggunakan pewarnaan H.E. 9 Namun cara diagnosis lain yang dapat digunakan juga adalah dengan metode Burrow Ink Test. Tes ini menggunakan tinta untuk dapat menemukan terowongan halus pada kulit penderita skabies. Cara nya adalah dengan mengoleskan tinta Sheaffer cartridge yang berisi tinta biru ataupun hitam pada papula atau lesi yang dicurigai. Setelah menutupi lesi dengan tinta, tinta langsung dihapus atau diusap dengan menggunakan kapas beralkohol untuk menghapus tinta dari permukaan lesi. Bila hasil positif maka tinta akan mengikuti bentuk terowongan halus dari tungau, yang bersifat berkelok-kelok. Cara ini merupakan salah satu cara yang memiliki efisiensi terbaik untuk mendiagnosa skabies. 13,14

2.2.7. Diagnosis Banding

Ada beberapa pendapatan yang mengemukakan bahwa penyakit skabies merupakan penyakit dengan sebutan the great imitator karena dapat menyerupai banyak penyakit kulit dengan keluhan gatal. Diagnosa banding untuk skabies antara lain : prurigo, pedikulosis korporis, dermatitis, dan sebagainya. 9

2.2.8. Fakto Resiko

Ada beberapa faktor resiko untuk penyakit skabies, dan mayoritas didalamnya adalah faktor-faktor resiko yang ditemukan di negara berkembang. Faktor resiko dapat terjadi akibat hubungan erat langsung dengan penderita, yang umum terjadi di panti asuhan, asrama, dan diantara sesama anggota keluarga. Universitas Sumatera Utara Faktor resiko lainya adalah keluarga dengan kondisi sosioekonomi rendah dan sanitasi yang buruk. 8 Di negara maju, prevalensi skabies pada anak dan dewasa cenderung sama, namun pada negara berkembang usia anak dan remaja lebih cenderung untuk menderita skabies dibandingkan dengan usia dewasa. 5 Di Samoa Amerika, anak- anak dengan rentang usia 0-4 tahun 4,9 kali lebih rentan terkena skabies daripada anak-anak usia 14 tahun, sedangkan anak anak berusia 5-9 tahun 2,2 kali lebih rentan. 6 Pada penelitian yang dilakukan di RS Al-Islam Bandung didapatkan bahwa pasien skabies berusia 10 tahun sebanyak 29,14 dan pasien usia 11-20 tahun berjumlah 39,69 , dibandingkan dengan usia 21-30 tahun hanya berkisar 15,57, usia 31-40 tahun berjumlah 6,53, usia 41-50 tahun berjumlah 6,03 dan usia 50 tahun berjumlah 3,01. 7 Pada penelitian lain diungkapkan juga bahwa penderita terbanyak skabies adalah anakremaja usia 5-14 tahun, bila dibandingkan dengan anak dibawah usia 5 tahun, dan remaja dewasa usia 15-29 tahun. 15 Penduduk yang tinggal pada daerah tropis juga lebih rentan untuk terkena skabies. Dari beberapa penelitian yang telah dikumpulkan WHO sejak tahun 1971-2001, dapat dikatakan bahwa skabies endemik pada daerah tropis, meskipun beberapa data dari beberapa negara tidak lengkap dikumpulkan. Angka kejadian skabies yang tercatat pada daerah tropis berkisar antara 0,2-24. 16 Sementara itu Mesir, Amerika Selatan, Australia, dan Kepulauan Karibia merupakan contoh dari beberapa daerah tropis dan sub-tropis dengan angka skabies yang cukup tinggi. 17

2.2.9. Pengobatan