Perbedaan Pendapatan petani sebelum dan sesudah adopsi Pengelolaan Tanaman Terpadu

5.2 Perbedaan Pendapatan petani sebelum dan sesudah adopsi Pengelolaan Tanaman Terpadu

5.2.1 Total Penerimaan Petani

Penerimaan total pendapatan kotor pada penelitian ini adalah nilai dari produksi jagung secara keseluruhan sebelum dikurangi biaya produksi. Besarnya penerimaan total total revenue diperoleh dari hasil perkalian jumlah total produksi jagung dengan harga per Kg yang diterima petani. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.3 Penerimaan Total Petani Jagung di Desa Sukanalu, Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo Uraian Penerimaan Petani per Ha Sebelum AdopsiRp Penerimaan Petani per Ha Sesudah AdopsiRp Total 237.186.666 718.246.666 Rataan 7.906.222 23.941.555 Sumber: Lampiran 10, 11 Dari Tabel 5.3. di atas dapat dilihat bahwa penerimaan total per Ha terdapat perbedaan yaitu penerimaan per Ha sebelum adopsi teknologi sebesar Rp237.186.666 dengan rataan Rp. 7.906.222 sedangkan penerimaan per Ha setelah adopsi teknologi sebesar Rp. 718.246.666 dengan rataan Rp. 23.941.555.Hal tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata penerimaan per Ha mengalami kenaikan sebesar Rp.16.035.333. Maka dapat disimpulkan bahwa rata- rata penerimaan petani sebelum dan sesudah adopsi teknologi budidaya jagung adalah berbeda.

5.2.2 Biaya Produksi Petani

Biaya produksi usahatani dalam penelitian ini adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan oleh petani selama melakukan usahatani seperti biaya saprodi, tenaga Universitas Sumatera Utara kerja, biaya penyusutan, biaya untuk sewa traktor dan biaya lainnya. Adapun total biaya produksi usahatani dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.4 Total Biaya Usahatani Jagung di Desa Sukanalu, Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo Uraian Biaya Usahatani per Ha sebelum adopsiRp Biaya usahatani per Ha sesudah adopsiRp Total 158.963.111 183.954.332 Rataan 5.298.770 6.131.811 Sumber: Lampiran 8, 9 Dari Tabel 5.4. di atas dapat dilihat bahwa biaya usahatani terdapat perbedaan yaitu biaya usahatani per Ha sebelum adopsi sebesar Rp. 158.963.111 dengan rata-rata Rp. 5.298.770 sedangkan biaya usahatani per Ha sesudah adopsi sebesar Rp. 183.954.332 dengan rata-rata Rp. 6.131.811. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa biaya rata-rata usahatani per Ha mengalami kenaikan sebesar Rp.833.041. Maka dapat disimpulkan bahwa biaya rata-rata usahatani per Ha sebelum dan sesudah adopsi teknologi budidaya jagung adalah berbeda.

5.2.3 Total Pendapatan Petani

Pendapatan total petani dalam penelitian ini adalah sejumlah nilai yang diterima petani dari hasil usahatani yaitu selisih antara penerimaan total dan semua biaya usahatani. Adapun total pendapatan petani dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.5 Total Pendapatan Petani di Desa Sukanalu, Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo Uraian Pendapatan Petani per Ha sebelum adopsiRp Pendapatan Petani per Ha sesudah adopsiRp Total 78.204.887 534.292.331 Rataan 2.606.829 17.809.744 Sumber: Lampiran 10, 11 Dari Tabel 5.5. di atas dapat dilihat bahwa pendapatan rata-rata per Ha terdapat perbedaan yaitu pendapatan rata-rata per Ha sebelum adopsi sebesar Rp. Universitas Sumatera Utara 2.606.829 sedangkan pendapatan rata-rata per Ha sesudah adopsi sebesar Rp. 17.809.744 dari hal ini dapat dilihat bahwa rata-rata pendapatan per Ha mengalami kenaikan sebesar Rp.15.202.915 . Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pendapatan petani sebelum dan sesudah adopsi teknologi budidaya jagung adalah berbeda. Untuk melihat bagaimana dampak adopsi teknologi budidaya jagung terhadap pendapatan petani maka dianalisis dengan menggunakan uji beda rata-rata Compare Means dengan hasil yang dapat dilihat pata tabel berikut. Tabel 5.6. Hasil Analisis Uji Beda Rata-rata Dampak Adopsi Teknologi Budidaya Jagung terhadap Pendapatan Petani Uraian Pendapatan Petani per Ha Sebelum AdopsiRp Pendapatan Petani per Ha Sesudah Adopsi Rp t-hitung t-tabel α=0,05 Sig 2 tailed Mean Pendapatan 2.606.829 17.809.744 51,658 2,045 0,000 Sumber :Lampiran 12 Dari Tabel 5.6. di atas dapat dilihat bahwa dampak adopsi teknologi budidaya jagung terhadap pendapatan petani terdapat perbedaan yaitu pendapatan petani sebesar 15.202.915. Hasil pengujian hipotesis yaitu pada α = 0,05 diperoleh nilai t-hitung = 51,658 menyatakan lebih besar dari pada t-tabel yaitu 2,045 maka H0 ditolak dan H1 diterima, dengan signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi 0,000 α 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata pendapatan petani sebelum mengadopsi teknologi budidaya jagung dengan sesudah mengadopsi teknologi budidaya jagung berbeda tidak sama. Hal ini sejalan dengan penelitian Amril Hanafi 2014 dan Saidul Khudri 2009 yang menyatakan ada perbedaan sebelum dan sesudah mengadopsi teknologi. Universitas Sumatera Utara Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adopsi teknologi budidaya jagung berdampak positif terhadap meningkatnya pendapatan petani jagung di Desa Sukanalu Kecamatan Barusjahe Karo.

5.3 Hubungan Antara Peran Penyuluh Dengan Pendapatan Petani Jagung Di Desa Sukanalu

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Saluran Pemasaran Dan Harga Terhadap Pendapatan Petani Jeruk Manis Di Daerah Sukanalu Kecamatan Barusjahe Kabupaten karo

16 75 100

Peran Penyuluh Pertanian Dalam Pengembangan Kelompok Tani di Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara

2 17 109

Peran Penyuluh Pertanian Dalam Pengembangan Kelompok Tani di Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara

0 0 13

Peran Penyuluh Pertanian Dalam Pengembangan Kelompok Tani di Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara

0 0 1

Hubungan Antara Peran Penyuluh Pertanian dan Adopsi Teknologi Terhadap Pendapatan Petani Jagung (Studi Kasus : Desa Sukanalu Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo)

0 0 12

Hubungan Antara Peran Penyuluh Pertanian dan Adopsi Teknologi Terhadap Pendapatan Petani Jagung (Studi Kasus : Desa Sukanalu Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo)

0 0 1

Hubungan Antara Peran Penyuluh Pertanian dan Adopsi Teknologi Terhadap Pendapatan Petani Jagung (Studi Kasus : Desa Sukanalu Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo)

0 0 5

Hubungan Antara Peran Penyuluh Pertanian dan Adopsi Teknologi Terhadap Pendapatan Petani Jagung (Studi Kasus : Desa Sukanalu Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo)

0 0 11

Hubungan Antara Peran Penyuluh Pertanian dan Adopsi Teknologi Terhadap Pendapatan Petani Jagung (Studi Kasus : Desa Sukanalu Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo)

0 0 3

Hubungan Antara Peran Penyuluh Pertanian dan Adopsi Teknologi Terhadap Pendapatan Petani Jagung (Studi Kasus : Desa Sukanalu Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo)

0 0 14