Metode Analisis Data Hubungan Antara Peran Penyuluh Pertanian dan Adopsi Teknologi Terhadap Pendapatan Petani Jagung (Studi Kasus : Desa Sukanalu Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo)

3.2 Metode Pengambilan Sampel

Metode penentuan sampel dilakukan dengan metode penentuan sampel simple random sampling acak sederhana yaitu pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak sederhana tanpa memperhatikan strata tingkatan dalam anggota populasi tersebut dan dianggap sudah mewakili seluruh populasi petani jagung di daerah penelitian. Besar sampel yang ditetapkan sebesar 30 sampel dari jumlah populasi sebanyak 132 petani. Jumlah sampel sebanyak 30 orang telah menyebar normal. Penentuan sampel sebanyak 30 orang secara empiris sudah memiliki distribusi peluang rata- rata yang akan mengikuti distribusi normal dan sampel tersebut sudah besar Sugiyono, 2009.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan penyuluh dan petani, sedangkan data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik, Kantor Kantor Kepala Desa Sukanalu, Penyuluh Pertanian Desa Sukanalu, buku, serta literatur yang mendukung penelitian ini.

3.4 Metode Analisis Data

Untuk mengetahui peran penyuluh peneliti menggunakan teknik penskalaan likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala sosial yang terjadi Djaali dan Pudji Nuljono, 2008. Untuk mengukur peran penyuluh adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 3.2 Pengukuran Peranan Penyuluh Pertanian di Desa Sukanalu, Kec.Barusjahe, Kab.karo No . Peran Penyuluh Variabel Indikator Skor 1 Edukator Penyuluh memberikan materi pemilihan benih jagung A.Baik sekali B.Baik C.Cukup D.Buruk E.Sangat Buruk 5 4 3 2 1 Penyuluh memberikan materi pengolahan tanah A.Baik sekali B.Baik C.Cukup D.Buruk E.Sangat Buruk 5 4 3 2 1 Penyuluh memberikan materi penanaman jagung A.Baik sekali B.Baik C.Cukup D.Buruk E.Sangat Buruk 5 4 3 2 1 Penyuluh memberikan materi pemupukan jagung A.Baik sekali B.Baik C.Cukup D.Buruk E.Sangat Buruk 5 4 3 2 1 Penyuluh memberikan materi pemeliharaan jagung A.Baik sekali B.Baik C.Cukup D.Buruk E.Sangat Buruk 5 4 3 2 1 Penyuluh memberikan materi pengendalian hama penyakit jagung A.Baik sekali B.Baik C.Cukup D.Buruk E.Sangat Buruk 5 4 3 2 1 Penyuluh memberikan materi pemanenan jagung A.Baik sekali B.Baik C.Cukup D.Buruk E.Sangat Buruk 5 4 3 2 1 Penyuluh memberikan materi pasca panen jagung A.Baik sekali B.Baik C.Cukup D.Buruk E.Sangat Buruk 5 4 3 2 1 Universitas Sumatera Utara Untuk menguji hipotesis 1, digunakan analisis uji beda rata-rata Compare Means atau biasa disebut uji t t-test dengan alat bantu SPSS. Karena berasal dari dua sampel yang samaberpasangan namun mengalami dua perlakuan atau 2 Fasilitator Penyuluh memfasilitasi dalam pembuatan RDKK pupuk bersubsidi A.Baik sekali B.Baik C.Cukup D.Buruk E.Sangat Buruk 5 4 3 2 1 Penyuluh memfasilitasi dalam pembuatan demplot A.Baik sekali B.Baik C.Cukup D.Buruk E.Sangat Buruk 5 4 3 2 1 Penyuluh memfasilitasi dalam pembuatan proposal A.Baik sekali B.Baik C.Cukup D.Buruk E.Sangat Buruk 5 4 3 2 1 Penyuluh memfasilitasi kebutuhan akan informasi harga jagung A.Baik sekali B.Baik C.Cukup D.Buruk E.Sangat Buruk 5 4 3 2 1 Penyuluh memfasilitasi kerjasama dengan kios saprodi A.Baik sekali B.Baik C.Cukup D.Buruk E.Sangat Buruk 5 4 3 2 1 Penyuluh memfasilitasi membuat rencana usahatani A.Baik sekali B.Baik C.Cukup D.Buruk E.Sangat Buruk 5 4 3 2 1 Penyuluh memfasilitasi penumbuhan kelompok tani A.Baik sekali B.Baik C.Cukup D.Buruk E.Sangat Buruk 5 4 3 2 1 Penyuluh memberikan alternatif solusi dari setiap masalah yang dihadapi petani A.Baik sekali B.Baik C.Cukup D.Buruk E.Sangat Buruk 5 4 3 2 1 Universitas Sumatera Utara pengukuran yang berbeda, maka uji beda rata-rata yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Dependent sample t-test Paired sample t-test Dengan kriteria uji : Jika t-hitung ≤ t-tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak Jika t-hitung t-tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima α = 0,05 Hipotesis yang diajukan adalah : H0 : Tidak ada perbedaan pendapatan petani sebelum dan sesudah adopsi teknologi. H1 : Ada perbedaan pendapatan petani sebelum dan sesudah adopsi teknologi. Untuk menguji hipotesis 2, untuk melihat hubungan antara peran penyuluh dengan pendapatan petani jagung di daerah penelitian, maka digunakan analisis uji statistik Korelasi Rank Spearman. Metode Korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variabel dimana dua variabel itu tidak mempunyai distribusi normal dan variansnya tidak sama. Korelasi Rank Spearman dipergunakan jika data yang diperoleh bukan interval atau rasio melainkan ordinal atau nominal. Misalnya mengukur tingkat moral, tingkat kesenangan, tingkat motivasi, dan lain- lain Supriana, 2010 . Tabel 3.3 Tingkat Keeratan Hubungan Rentang Nilai Koefisien Tingkat Keeratan Hubungan 0,00 - 0,24 Sangat Lemah 0,25 - 0,49 Lemah 0,50 - 0,74 Kuat 0,75 - 1,00 Sangat Kuat Universitas Sumatera Utara Tingkat keeratan hubungan diukur dengan pendekatan kualitatif yang merujuk pada besaran nilai koefisiennya. Korelasi juga dapat menunjukkan arah hubungan. Indikatornya adalah tanda pada koefisien korelasi yang dihasilkan. Jika tanda pada koefisien korelasi negatif, maka arah hubungannya adalah: jika satu variabel naik, maka variabel lainnya akan turun atau sebaliknya jika tanda koefisien korelasi positif, maka arah hubungannya adalah: jika satu variabel naik, maka variabel lainnya akan naik pula atau sebaliknya Gani dan Siti, 2015 . Korelasi Rank Spearman dengan rumus sebagai berikut: r s = 1- 6 ∑ � � 2 � �=1 �� 2 −1 dimana: rs = nilai koefisien korelasi spearman d i = perbedaan setiap pasangan rangking n = jumlah pengamatan Untuk melihat nyata tidaknya hubungan antara variabel digunakan uji t dengan rumus: t = r s � �−2 1 −� � 2 Hipotesis yang diajukan adalah: Jika th ≤ tα, berarti H diterima tidak ada hubungan Jika th tα, berarti H ditolak ada hubungan Atau dapat juga diselesaikan dengan menggunakan software SPSS Kriteria pengambilan keputusan adalah : Universitas Sumatera Utara H diterima jika nilai signifikansi ≥ α H 1 diterima jika nilai signifikansi α Supriana, 2010 Hipotesis yang diajukan adalah H = Tidak ada hubungan yang nyata antara peran penyuluh dengan pendapatan petani jagung H 1 = Ada hubungan yang nyata antara peran penyuluh dengan pendapatan petani jagung

3.5 Defenisi dan Batasan Operasional

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Saluran Pemasaran Dan Harga Terhadap Pendapatan Petani Jeruk Manis Di Daerah Sukanalu Kecamatan Barusjahe Kabupaten karo

16 75 100

Peran Penyuluh Pertanian Dalam Pengembangan Kelompok Tani di Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara

2 17 109

Peran Penyuluh Pertanian Dalam Pengembangan Kelompok Tani di Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara

0 0 13

Peran Penyuluh Pertanian Dalam Pengembangan Kelompok Tani di Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara

0 0 1

Hubungan Antara Peran Penyuluh Pertanian dan Adopsi Teknologi Terhadap Pendapatan Petani Jagung (Studi Kasus : Desa Sukanalu Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo)

0 0 12

Hubungan Antara Peran Penyuluh Pertanian dan Adopsi Teknologi Terhadap Pendapatan Petani Jagung (Studi Kasus : Desa Sukanalu Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo)

0 0 1

Hubungan Antara Peran Penyuluh Pertanian dan Adopsi Teknologi Terhadap Pendapatan Petani Jagung (Studi Kasus : Desa Sukanalu Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo)

0 0 5

Hubungan Antara Peran Penyuluh Pertanian dan Adopsi Teknologi Terhadap Pendapatan Petani Jagung (Studi Kasus : Desa Sukanalu Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo)

0 0 11

Hubungan Antara Peran Penyuluh Pertanian dan Adopsi Teknologi Terhadap Pendapatan Petani Jagung (Studi Kasus : Desa Sukanalu Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo)

0 0 3

Hubungan Antara Peran Penyuluh Pertanian dan Adopsi Teknologi Terhadap Pendapatan Petani Jagung (Studi Kasus : Desa Sukanalu Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo)

0 0 14