5.2.2. Penentuan Level Tindakan Postur Kerja dengan REBA
Penentuan elemen kerja pada operator dapat diketahui dengan melakukan penilaian terhadap postur kerja. Hasil yang diperoleh dari penilaian postur kerja
dapat menunjukkan level tindakan yang harus dilakukan sehingga elemen gerakan yang memiliki risiko untuk menimbulkan keluhan kemudian akan diperbaiki
ataupun dihilangkan. Penilaian postur kerja dapat dilakukan dengan metode REBA. Metode ini dipilih karena REBA dapat mewakili penilaian seluruh sisi
tubuh, baik bagian atas dan juga bagian bawah dengan membandingkan sisi kanan dan kiri operator.
Pada proses pembuatan tempe terdapat 2 operator yang bekerja di satu lini produksi dengan beban dan aktivitas yang sama. Maka dari itu, untuk penilaian
postur kerja dilakukan untuk satu operator saja. a.
Aktivitas Pencucian Kacang Kedelai
Gambar 5.5. Aktivitas Pencucian Kacang Kedelai 100
70
50
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.6. Level Tindakan Postur Kerja dengan REBA Aktivitas Pencucian Kacang Kedelai
Universitas Sumatera Utara
b. Aktivitas Penirisan Kacang Kedelai
Gambar 5.7. Level Tindakan Postur Kerja dengan REBA Aktivitas Penirisan Kacang Kedelai
100
o
90
o
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.8. Level Tindakan Postur Kerja dengan REBA Aktivitas Penirisan Kacang Kedelai
Universitas Sumatera Utara
5.2.3. Perhitungan Antropometri untuk Perancangan 5.2.3.1. Uji Keseragaman Data
Uji keseragaman data digunakan untuk mengetahui apakah data-data yang diperoleh telah berada dalam keadaan terkendali atau belum. Suatu data yang
berada dalam batas kendali yang telah ditetapkan yaitu BKA Batas Kendali Atas dan BKB Batas Kendali Bawah dapat dikatakan berada dalam keadaan
terkendali, sebaliknya jika data berada di luar BKA dan BKB, maka data tersebut berada dalam keadaan tidak terkendali. Suatu data yang berada dalam keadaan
tidak terkendali harus dibuang untuk kemudian dilakukan uji keseragaman kembali sehingga tidak tidak ada lagi data yang berada di luar BKA dan BKB.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan tingkat kepercayaan 95 dan tingkat ketelitian 5. Persamaan yang digunakan untuk menguji keseragaman data
adalah:
Dimana : n = Banyaknya Pengamatan
= Jumlah pengamatan ke n dari i = 1 hingga j = 64 = Nilai rata-rata
Universitas Sumatera Utara
Sebagai contoh untuk perhitungan digunakan dimensi Tinggi Siku Berdiri TSB:
cm 101,16
64 3429,1
64 76
, 104
... 6
, 101
1 ,
101 7
, 91
1
1 2
n X
X SD
n i
i
Nilai standar deviasi adalah : 7,37
1 64
16 ,
101 76
, 104
... 16
, 101
1 ,
101 16
, 101
7 ,
91
2 2
2
SD BKA = 101,16 + 2 x 7,37
= 115,9 cm BKB = 101,16 - 2 x 7,37
= 86,42 cm Hasil dari uji keseragaman untuk dimensi Tinggi Siku Berdiri TSB dapat
dilihat pada Gambar 5.7.
Gambar 5.9. Uji Keseragaman Dimensi TSB
Universitas Sumatera Utara
Dari gambar di atas terlihat masih adanya data out of control sehingga perlu dilakukan revisi pertama. Data yang out of control yang dibuang adalah data
ke- 22, 24, dan 25. Adapun data baru setelah data out of control dibuang dapat dilihat pada Tabel 5.31.
Tabel 5.31. Data Dimensi TSB Revisi 1 Data
TSB Data
TSB Data
TSB
1 91,70
23 97,20
45 99,20
2 101,10
24 108,50
46 101,70
3 101,60
25 110,40
47 103,10
4 99,40
26 93,60
48 105,70
5 99,30
27 97,20
49 104,40
6 91,00
28 94,20
50 97,00
7 106,00
29 101,20
51 91,00
8 106,00
30 107,00
52 99,00
9 105,00
31 99,90
53 114,00
10 92,00
32 110,30
54 99,00
11 93,00
33 101,60
55 106,20
12 104,00
34 99,80
56 105,30
13 96,90
35 104,10
57 106,70
14 101,00
36 102,00
58 104,52
15 106,00
37 93,50
59 105,00
16 99,50
38 111,00
60 107,50
17 92,30
39 101,00
61 104,76
18 91,50
40 114,00
19 94,90
41 88,00
20 109,70
42 95,70
21 101,00
43 95,00
22 112,00
44 104,00
Setelah data hasil revisi pertama diperoleh, selanjutnya menghitung ulang keseragaman data.
cm 101,28
61 3429,1
61 76
, 104
... 6
, 101
1 ,
101 7
, 91
Universitas Sumatera Utara
1
1 2
n X
X SD
n i
i
Nilai standar deviasi untuk data penyusunan buku adalah : 6,26
1 61
28 ,
101 76
, 104
... 28
, 101
1 ,
101 28
, 101
7 ,
91
2 2
2
SD BKA = 101,28 + 2 x 6,26
= 115,9 cm BKB = 101,28 - 2 x 6,26
= 88,76 cm Hasil dari uji keseragaman untuk dimensi Tinggi Siku Berdiri TSB
Revisi Pertama dapat dilihat pada Gambar 5.8.
Gambar 5.10. Uji Keseragaman Dimensi TSB Revisi 1
Universitas Sumatera Utara
Dari gambar di atas terlihat masih adanya data out of control sehingga perlu dilakukan revisi kedua. Data yang out of control yang dibuang adalah data
ke- 40, 41, dan 53. Adapun data baru setelah data out of control dibuang dapat dilihat pada Tabel 5.32.
Tabel 5.32. Data Dimensi TSB Revisi 2 Data
TSB Data
TSB Data
TSB
1 91,70
23 97,20
45 103,10
2 101,10
24 108,50
46 105,70
3 101,60
25 110,40
47 104,40
4 99,40
26 93,60
48 97,00
5 99,30
27 97,20
49 91,00
6 91,00
28 94,20
50 99,00
7 106,00
29 101,20
51 99,00
8 106,00
30 107,00
52 106,20
9 105,00
31 99,90
53 105,30
10 92,00
32 110,30
54 106,70
11 93,00
33 101,60
55 104,52
12 104,00
34 99,80
56 105,00
13 96,90
35 104,10
57 107,50
14 101,00
36 102,00
58 104,76
15 106,00
37 93,50
16 99,50
38 111,00
17 92,30
39 101,00
18 91,50
40 95,70
19 94,90
41 95,00
20 109,70
42 104,00
21 101,00
43 99,20
22 112,00
44 101,70
Hasil dari uji keseragaman untuk dimensi Tinggi Siku Berdiri TSB Revisi Kedua dapat dilihat pada Gambar 5.9.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.11. Uji Keseragaman Dimensi TSB Revisi 2
Dari gambar di atas terlihat bahwa seluruh data sudah berada di dalam batas kontrol. Maka dari itu, data dikatakan telah seragam. Hasil uji kesergaaman
data untuk dimensi Lebar Bahu LB dan Diameter Genggaman DG setalah
direvisi revisi 2 dapat dilihat pada Lampiran 5.
5.2.3.2. Uji Kecukupan Data
Uji kecukupan data digunakan untuk menganalisis jumlah pengukuran apakah sudah representatif, dimana tujuannya untuk membuktikan bahwa data
sampel yang diambil sudah mewakili populasi. Untuk melakukan uji kecukupan data digunakan persamaan berikut:
2 2
2
X X
X N
s k
N
Universitas Sumatera Utara
Dimana: N
= Jumlah pengamatan yang dilakukan N’ = Jumlah pengamatan yang harus dilakukan
k = Tingkat kepercayaan 95
s = Tingkat ketelitian 5
Dengan ketentuan: Jika N’ N, maka jumlah data pengamatan sudah mencukupi.
Jika N’ N, maka jumlah data pengamatan belum mencukupi. Uji kecukupan untuk dimensi Tinggi Siku Berdiri TSB dilakukan setelah
uji keseragaman revisi kedua dilakukan. Adapun perhitungan uji kecukupan data adalah sebagai berikut:
N = 14 k = 2
s = 0,05
18 ,
5862 76
, 104
50 ,
107 .....
10 ,
101 70
, 91
xi
10 ,
594327 76
, 104
50 ,
107 .....
10 ,
101 70
, 91
2 2
2 2
2
xi maka:
4 5862,18
6862,18 10
, 594327
58 05
, 2
2 2
N
Dari perhitungan terlihat bahwa nilai N’= 4,93 58. Sehingga jumlah data pengamatan telah mencukupi.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.33. Perhitungan Uji Kecukupan Data No.
Pengukuran N
N’ Ket.
1 TSB
5862,18 594327,10
58 4,93
Data Cukup 2
LB 2335,70
91641,89 60
12,62 Data Cukup
3 DG
218,50 889,43
55 40,96
Data Cukup
Perhitungan uji kecukupan data untuk dimensi tubuh LB dan DG dapat dilihat pada Lampiran 5.
5.2.3.3. Uji Kenormalan Data dengan Chi-Square
Uji Normal dengan Chi-Square digunakan untuk Uji Goodness of Fit kesesuaian antara frekuensi hasil pengamatan dengan frekuensi yang diharapkan
yang tidak memerlukan anggapan tertentu tentang bentuk distribusi populasi dari mana sampel diambil. Pengujian distribusi normal dengan Chi-Square dapat
dilakukan dengan menggunakan software SPSS 19.0. Adapun hasil yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 5.34.
Tabel 5.34. Uji Kenormalan Data dengan Chi-Square Menggunkan Software SPSS 19.0
TSB LB
DG
Chi-Square 9.862
a
10.500
b
30.909
c
df 47
44 24
Asymp. Sig. 1.000
1.000 .156
a. 48 cells 100.0 have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 1.2.
b. 45 cells 100.0 have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 1.3.
c. 25 cells 100.0 have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 2.2.
Universitas Sumatera Utara
5.2.3.4. Penetapan Data Antropometri
Penetapan data antropometri dilakukan untuk merancang fasilitas kerja operator di stasiun pencucian dan penirisan tempe. Dimensi-dimensi tubuh
operator yang telah dihitung akan menjadi dasar dalam perancangan fasilitas untuk stasiun tersebut. Perancangan fasilitas kerja tersebut menggunakan prinsip
dimensi tubuh yang ekstrim. Persentil yang digunakan adalah persentil 5 untuk dimensi Tinggi Siku Berdiri TSB dan Diameter Genggaman DG. Sedangkan
persentil 95 digunakan untuk dimensi tubuh Lebar Bahu LB. 1.
Persentil 5
Dalam perhitungan persentil ini digunakan harga persentil 5 yang dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut:
100 1
5
5
n
Dimana: P
5
= besar persentil 5 n = jumlah data
100 = persentase
Perhitungan dimensi Tinggi Siku Berdiri TSB:
95 ,
2 100
1 58
5
5
P
Berarti nilai
5
P
dapat dilihat diantara data ke 2 dan data ke 3. Selanjutnya setelah dilakukan perhitungan persentil, maka dilakukan
interpolasi terhadap data hasil perhitungan persentil.
Universitas Sumatera Utara
Interpolasi = nilai data ke
n
+ selisih nilai datadata ke
n+1
– data P
5
= 101,10 + 101,10-101,603-2,95 = 101,10 + -0,50,05
= 101,10 - 0,025 = 101,075 cm
Sedangkan perhitungan dimensi Diameter Genggaman DG:
3 ,
3 100
1 55
5
5
P
Berarti nilai
5
P
dapat dilihat diantara data ke 3 dan data ke 4. Selanjutnya setelah dilakukan perhitungan persentil, maka dilakukan
interpolasi terhadap data hasil perhitungan persentil. Interpolasi
= nilai data ke
n
+ selisih nilai datadata ke
n+1
– data P
5
= 5,02 + 5,02-4,484-3,3 = 5,02 + 0,540,7
= 5,02 + 0,378 = 5,398 cm
2. Persentil 50
Dalam perhitungan persentil ini digunakan harga persentil 50 yang dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut:
100 1
50
50
n
Dimana: P
50
= besar persentil 50
Universitas Sumatera Utara
n = jumlah data 100 = persentase
Perhitungan dimensi Lebar Bahu LB:
5 ,
30 100
1 60
50
50
P
Berarti nilai
50
P
dapat dilihat diantara data ke 30 dan data ke 31. Selanjutnya setelah dilakukan perhitungan persentil, maka dilakukan
interpolasi terhadap data hasil perhitungan persentil. Interpolasi
= nilai data ke
n
+ selisih nilai datadata ke
n+1
– data P
50
= 34,30 + 34,30-36,5031-30,5 = 34,30 + -2,20,5
= 34,30 – 1,1
= 33,20 cm
Universitas Sumatera Utara
BAB VI ANALISIS DAN EVALUASI
6.1. Spesifikasi
Adapun spesifikasi dari Mesin Pencuci dan Peniris Kacang Kedelai adalah sebagai berikut:
1. Dimensi
: Diameter 50 cm , Tinggi 65 cm
2. Kapasitas mencuci : 150 kgjam
3. Listrik
: 750 watt 4.
Rangka : Besi siku
5. Material tabung
: Stainless Steel 6.
Fungsi : Mencuci dan meniriskan kacang kedelai
6.2. Hasil Akhir Dari Rancangan Mesin Pencuci dan Peniris Kacang Kedelai
Mesin pencuci dan peniris kedelai difungsikan untuk mencuci kacang kedelai yang akan diolah lebih lanjut yang kenudian akan dikeringkan. Untuk
kedelai biasanya digunakan dalam industri pembuatan tempe, dimana kedelai sebelum diolah atau dimasak, dicuci terlebih dahulu sebelum dimasak. Mesin ini
dapat digunakan dengan hasil bagus dengan syarat kedelai direbus dulu 30-60 menit sehingga kulit ari mudah lepas dan kedelai tidak hancur.
Universitas Sumatera Utara