31 kurang padat dibandingkan dengan konsentrasi lainnya sehingga gel kurang
menempel pada kulit dan jumlah obat yang berpenetrasi berkurang. Gliserin memiliki tiga gugus hidroksil yang memungkinkan untuk menarik dan mengikat
molekul air melalui pembentukan ikatan hidrogen yang kuat dan meningkatkan penyerapan air dari dermis ke epidermis. Di sisi lain hal ini dapat menyebabkan
kehilangan air yang berlebihan melalui penguapan Wisderm, 2014. Kehilangan air pada kulit dapat menyebabkan kulit kering sehingga penetrasi obat berkurang.
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa dengan meningkatnya penetrasi ketoprofen tidak linier dengan bertambahnya konsentrasi gliserin.
4.2 Pengaruh Konsentrasi Etanol Terhadap Penetrasi Ketoprofen Melalui Kulit Kelinci Secara In Vitro
Pengaruh konsentrasi etanol dalam formula gel terhadap penetrasi ketoprofen melalui kulit kelinci dapat dilihat pada Gambar 4.3 dan nilai AUC
ketoprofen yang berpenetrasi dari masing-masing formula ke dalam medium dapar fosfat pH 7,4 pada suhu 37
Cdapat dilihat pada Tabel 4.3.
Gambar 4.3 Pengaruh etanol terhadap penetrasi ketoprofen melalui kulit kelinci
dari gel alginat dalam medium dapar fosfat pH 7,4 pada suhu 37 C
secara in vitro
200 400
600 800
1000 1200
1400
15 60 120 180 240 300 360 420 480 540 600
jum la
h k et
o pr
o fe
n
b erp
en et
ra si
mc g
Waktu menit
F1 Tanpa enhancer F6 Etanol 3
F7 Etanol 5 F8 Etanol 7
Universitas Sumatera Utara
32
Tabel 4.2 Nilai AUC geldari formula denganenhancer etanol dan tanpa
enhancer
No. Formula
AUC 0-10 jam.menit
1 F1
4788,70± 642,01 2
F6 13427,15 ± 428,06
3 F7
14451,83 ± 379,72 4
F8 10472,19 ± 430,67
Keterangan : F1 = Tanpa enhancer F6 = Gel alginat yang mengandung Etanol 3
F7 = Gel alginat yang mengandung Etanol 5 F8 = Gel alginat yang mengandung Etanol 7
Dalam Gambar 4.3 dan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah ketoprofen yang berpenetrasi ke medium penerima lebih besar pada formula yang
mengandung enhancer etanol daripada formula yang tidak mengandung enhancer, dan perbedaan ini adalah signifikan berdasarkan nilai AUC dalam uji statistik
One Way ANOVA, P 0,05, uji Post Hoc dianalisis dengan Tukey. Berdasarkan nilai AUC dalam uji statistik One Way ANOVA, P 0,05, uji Post Hoc dianalisis
dengan Tukey terdapat perbedaan yang signifikan pada berbagai konsentrasi etanol yang digunakan, yaitu F6 berbeda secara signifikan dengan F7 dan F8, dan
antara F7 dan F8 juga terdapat perbedaanyang signifikan. Mekanisme kerja etanol sebagai penetrasi bisa dengan berbagai cara.
Sebagai pelarut, etanol mampu meningkatkan kelarutan obat yang telah diformulasi sehingga obat lebih optimal melalui jaringan stratum corneum dan
juga mampu memisahkan lemak dan protein sehingga meningkatkan porositas stratum corneum. Gugus alkil menjadi faktor penting dalam fungsinya sebagai
peningkat penetrasi Trommer dan Neubert, 2006. Peningkatan penetrasi yang terjadi juga karena ketoprofen larut dalam
etanol. Dengan penambah koenhencer dan kosolven,etanol sebagai promotor partisi mampu mengubah sifat solusi dari lapisan tanduk dengan demikian
Universitas Sumatera Utara
33 meningkatkan partisi obat. Etanol meningkatkan penetrasi nitro gliserin dan
estradiol melalui stratum corneum Jadhav dan Sreenivas, 2012. Hasil ini sesuai dengan penelitian Setiadi, dkk., 2011, bahwa etanol dapat meningkatkan
penetrasi salbutamol, dimana konsentrasi 3 etanol memberikan penetrasi tertinggi dan menurut penelitian Anggraeni 2012 penggunaan etanol 6 mampu
meningkatkan penetrasi yang lebih tinggi pada nanoemulsi glukosamin. Pengaruh konsentrasi etanol dalam formula gel terhadap penetrasi
ketoprofen melalui kulit kelinci ke dalam medium dapar fosfat pH 7,4 pada suhu 37
C dan pada menit ke-300 dapat dilihat pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Pengaruh konsentrasi etanol terhadap penetrasi ketoprofen melalui
kulit kelinci dari gel alginat dalam medium dapar fosfat pH 7,4 pada suhu 37
C secara in vitro pada menit ke-300 Dalam Gambar 4.4 menunjukkan bahwa jumlah ketoprofen yang
berpenetrasi cenderung meningkat dengan meningkatnya konsentrasi etanol sampai 5, tetapi pada konsentrasi 7 penetrasi menurun. Konsentrasi etanol
yang lebih tinggi mampu menurunkan kadar air melalui aktivitasnya sebagai pengubah dan pemisahan protein dan lipid sehingga menyebabkan dehidrasi pada
kulit dan menurunnya permeasi obat Dragicevic dan Maibach, 2015. Hal ini menunjukkan bahwa dengan meningkatnya penetrasi ketoprofen tidak linier
dengan bertambahnya konsentrasi etanol.
100 200
300 400
500 600
700
2 4
6 8
J um
la h k
et o
pr o
fe n
b erp
en et
ra si
mc g
Konsentrasi etanol
Universitas Sumatera Utara
34
4.3 Pengaruh Konsentrasi Campuran Etanol dengan Gliserin Terhadap Penetrasi Ketoprofen Melalui Kulit Kelinci Secara In Vitro
Pengaruh konsentrasi campuran etanol dengan gliserin dalam formula gel terhadap penetrasi ketoprofen melalui kulit kelinci dapat dilihat pada Gambar 4.5
dan 4.6 dan nilai AUC ketoprofen yang berpenetrasi dari masing-masing formula ke dalam medium dapar fosfat pH 7,4 pada suhu 37
C dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Gambar 4.5 Pengaruh campuran etanol dan gliserin dengan variasi konsentrasi
etanol terhadap penetrasi ketoprofen melalui kulit kelinci dari gel alginat dalam medium dafar fosfat pH 7,4 pada suhu 37
C secara in vitro
Gambar 4.6 Pengaruh campuran etanol dan gliserin dengan variasi konsentrasi
gliserin terhadap penetrasi ketoprofen melalui kulit kelinci dari gel alginat dalam medium dafar fosfat pH 7,4 pada suhu 37
C secara in vitro
200 400
600 800
1000 1200
1400 1600
5 15
30 60
90 120
150 180
210 240
270 300
330 360
390 420
450 480
510 540
570 600
J um
la h k
et o
pr o
fe n
b erp
en et
ra si
mc g
Waktu menit
F1 Tanpa enhancer F9 Etanol 3 gliserin 45
F10 Etanol 5 gliserin 45 F11 Etanol 7 gliserin 45
200 400
600 800
1000 1200
1400 1600
5 15
30 60
90 120
150 180
210 240
270 300
330 360
390 420
450 480
510 540
570 600
J um
la h k
et o
pr o
fe n
b erp
en et
ra si
mc g
Waktu menit
F1 Tanpa enhancer F10 Etanol 5 gliserin 45
F12 Etanol 5 gliserin 55
Universitas Sumatera Utara
35
Tabel 4.3 Nilai AUC geldari formula konsentrasi campuran etanol dengan
gliserin dan tanpa enhancer
No. Formula
AUC 0-10 jam.menit
1 F1
4788,70 ± 642,01 2
F9 14550,04 ± 278,97
3 F10
15440,73 ± 214,74 4
F11 14082,03 ± 309,21
5 F12
16595,68 ± 472,44 Keterangan: F1 = Tanpa enhancer
F9 = Gel alginat yang mengandung Etanol 3 dan Gliserin 45 F10 = Gel alginat yang mengandung Etanol 5 dan Gliserin 45
F11 = Gel alginat yang mengandung Etanol 7 dan Gliserin 45 F12 = Gel alginat yang mengandung Etanol 5 dan Gliserin 55
Dalam Gambar 4.5, 4.6 dan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah ketoprofen yang berpenetrasi ke medium penerima lebih besar pada formula yang
mengandung enhancer campuran etanol dengan gliserin daripada formula yang tidak mengandung enhancer, dan perbedaan ini adalah signifikan berdasarkan
nilai AUC dalam uji statistik One Way ANOVA, P 0,05, uji Post Hoc dianalisis dengan Tukey. Semakin besar konsentrasi campuran etanol dengan gliserin yang
digunakan, semakin besar pula jumlah ketoprofen yang berpenetrasi, kecuali pada F11 dengan konsentrasi kombinasi etanol 7 dan gliserin 45, jumlah
ketoprofen yang berpenetrasi lebih kecil dibandingkan konsentrasi kombinasi etanol 5 dan gliserin 55. Berdasarkan nilai AUC dalam uji statistik One Way
ANOVA, P 0,05, uji Post Hoc dianalisis dengan Tukey terdapat perbedaan yang signifikan pada berbagai konsentrasi etanol yang digunakan, yaitu F9 berbeda
secara signifikan dengan F10 dan F12, F10 berbeda secara signifikan dengan F9, F11 dan F12, dan antara F11 dan F12 juga terdapat perbedaan yang signifikan.
Jumlah ketoprofen yang berpenetrasi cenderung meningkat dengan meningkatnya konsentrasi campuran etanol 5 dengan gliserin sampai 55,
Universitas Sumatera Utara
36 tetapi pada konsentrasi campuran etanol 7 dengan gliserin 45 penetrasi
menurun. Konsentrasi etanol yang lebih tinggi mampu menurunkan kadar air melalui aktivitasnya sebagai pengubah dan pemisah protein dan lipid sehingga
menyebabkan dehidrasi pada kulit dan menurunkan permeasi obat Dragicevic dan Maibach, 2015.
Dari hasil penelitian yang diperoleh, formula yang mengandung campuran etanol dengan gliserin menunjukkan daya peningkat penetrasi obat yang paling
tinggi. Menurut Vikas, dkk 2011 gliserin yang dikombinasi dengan etanol yang digunakan sebagai pelarut efektif juga sebagai enhancer. Sebagai pelarut
denganberat molekul yang rendah etanol meningkatkan kelarutan obat dalam matriks stratum corneum dan merusak konsistensi stratum corneum melalui
ekstraksi biokimia oleh bagian yang lebih hidrofobik memberikan kontribusi untuk meningkatnya perpindahan massa melalui jaringan Vikas, et al., 2011.
Sedangkan gliserin merupakan pelarut organik yang mempunyai gugus poliol yang mampu meningkatkan kelarutan bahan obat Kristanto, 2009, sehingga
campuran antara etanol dengan gliserin memberikan daya penetrasi paling tinggi dibandingkan dengan penambahan enhancer etanol atau gliserin saja.
4.4 Perbandingan Peningkatan Penetrasi Ketoprofen dari Enhancer Etanol 5, Gliserin 55 dan Campuran Etanol 5 dengan Gliserin 55 dari
Sediaaan Gel Alginat dengan Gel Ketoprofen Merk Dagang Melalui Kulit Kelinci Secara In Vitro
Perbandingan peningkat penetrasi ketoprofen dari enhancer etanol 5, gliserin 55 dan campuran etanol 5 dengan gliserin 55 dari sediaaan gel
dengan gel ketoprofen merk dagang melalui kulit kelinci secara in vitro dapat dilihat pada Gambar 4.7 dan 4.8.
Universitas Sumatera Utara
37
Gambar 4.7Perbandingan peningkatan penetrasi ketoprofen dari sediaan gel
enhancer etanol 5, gliserin 55 dan campuran etanol 5 dengan gliserin 55 melalui kulit kelinci dalam medium dapar fosfat pH
7,4 pada suhu 37 C secara in vitro
Dalam Gambar 4.7 menunjukkan bahwa perbandingan jumlah ketoprofen berpenetrasi dengan menggunakan enhancer etanol 5, gliserin 55 dan
campuran etanol 5 dengan gliserin 55 menghasilkan penetrasi yang paling tinggi pada kombinasi etanol 5 dan gliserin 55.
Gambar 4.8 Perbandingan peningkatan penetrasi ketoprofen dari sediaan gel
enhancer campuran etanol 5 dengan gliserin 55 dengan gel ketoprofen merk dagang melalui kulit kelinci dalam medium dapar
fosfat pH 7,4 pada suhu 37 C secara in vitro
500 1000
1500 2000
2500
5 15
30 60
90 120
150 180
210 240
270 300
330 360
390 420
450 480
510 540
570 600
J u
m la
h k
et o
p ro
fen b
erp en
et ra
si
mc g
Waktu menit
F1 Tanpa enhancer F12 Etanol 5 gliserin 55
Ketoprofen merk dagang 200
400 600
800 1000
1200 1400
1600
15 60
120 180
240 300
360 420
480 540
600
J u
m la
h k
et o
p ro
fen b
erp en
et ra
si
mc g
Waktu menit
F1 Tanpa enhancer F4 Gliserin 55
F7 Etanol 5 F12 Etanol 5 gliserin 55
Universitas Sumatera Utara
38 Dalam Gambar 4.7 dan 4.8 menunjukkan bahwa perbandingan jumlah
ketoprofen berpenetrasi dengan menggunakan enhancer etanol 5, gliserin 55 dan campuran etanol 5 dengan gliserin 55 dan gel ketoprofen merk dagang
menghasilkan penetrasi yang paling tinggi adalah gel ketoprofen merk dagang.
4.5 Laju Pelepasan Ketoprofen Gel Alginat dan Gel Ketoprofen Merk Dagang