I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris. Sektor pertanian memegang
peranan penting dalam pembangunan perekonomian negara. Ini dikarenakan sektor pertanian menghasilkan berbagai produk pangan untuk konsumsi
manusia. Pangan memiliki arti penting bagi manusia karena dari makanan diperoleh energi bagi manusia untuk melakukan aktivitasnya. Peran penting
sektor pertanian selain sebagai penyedia pangan, yaitu sebagai penghasil devisa negara dari sektor non-migas serta sebagai penyedia lapangan
pekerjaan bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Indonesia memiliki potensi alamiah yang dapat mendukung
berkembangnya sektor pertanian. Menurut Winarno 1999, Indonesia dikaruniai sumberdaya hortikultura tropika yang berlimpah berupa
keanekaragaman genetik yang luas. Demikian pula, keanekaragaman
sumberdaya lahan, iklim, dan cuaca, yang dapat dijadikan suatu kekuatan untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat dalam agribisnis
hortikultura di masa depan. Sektor pertanian terbagi menjadi lima sub-sektor, yaitu sub-sektor
tanaman bahan pangan dan hortikultura, peternakan, perkebunan, perikanan, dan sub-sektor kehutanan. Salah satu sub-sektor pertanian adalah sub-sektor
tanaman bahan pangan dan hortikultura. Produk-produk agribisnis hortikultura meliputi buah-buahan, sayuran, tanaman hias, dan tanaman obat. Fungsi
tanaman hortikultura selain sebagai penghasil bahan pangan tetapi juga memiliki fungsi yang lain. Secara sederhana fungsi lain tersebut dapat dibagi
menjadi 4, yaitu sebagai fungsi penyedia pangan, fungsi ekonomi, fungsi kesehatan dan fungsi sosial budaya Bahar, 2008.
Kabupaten Boyolali merupakan salah satu kabupaten di Indonesia yang sebagian besar wilayahnya digunakan sebagai areal pertanian dan sebagian
besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani. Kabupaten Boyolali memiliki potensi alamiah yang cukup bagus untuk mengembangkan sektor
1
commit to users
pertanian di daerahnya. Ketinggian wilayah yang bervariasi, menyebabkan hasil produksi sektor pertanian di Kabupaten Boyolali cukup beragam.
Disamping itu, di Kabupaten Boyolali terdapat Gunung Merapi. Abu vulkanik dari Gunung Merapi inilah yang dapat menyuburkan tanah sekitar gunung
tersebut, sehingga menyebabkan Kabupaten Boyolali berpotensi untuk mengembangkan tanaman agroindustri.
Kabupaten Boyolali memiliki 19 kecamatan. Masing-masing kecamatan menghasilkan komoditas tanaman pangan yang berbeda beda. Salah satu
komoditas yang dihasilkan di Kabupaten Boyolali adalah komoditas sayuran. Komoditas sayuran yang dihasilkan di Kabupaten Boyolali antara lain bawang
merah, bawang daun, wortel, kubis, sawi, cabai, tomat, buncis, dan kangkung. Tabel 1. Jenis-jenis Komoditas Sayur-sayuran di Kabupaten Boyolali Tahun
2008 Sayuran
Jumlah Produksi Ton
Luas Panen Ha
Produktivitas TonHa
Bawang Merah 378.02
512 0.7383
Bawang Daun 647.80
759 0.8534
Wortel 1192.53
1.158 1.0298
Kobis 1687.06
1.431 1.1789
Sawi 502.34
731 0.6871
Cabai 839.35
2.553 0.3287
Tomat 125.35
164 0.7643
Terung 58.39
53 1.1016
Buncis 120.07
256 0.4690
Mentimun 183.45
115 1.5952
Labu Siam 362.14
54 6.7062
Kangkung 250.20
147 1.7020
Bayam 124.04
253 0.4902
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali Tahun 2008 Berdasarkan data dari Tabel 1, dapat diketahui bahwa tanaman wortel
memiliki hasil produksi tertinggi kedua setelah kobis, dengan hasil produksi sebesar 1.192,53 ton dengan luas areal panen sebesar 1.158 Ha. Di Kabupaten
Boyolali, wortel dihasilkan di tiga kecamatan, yaitu Ampel, Cepogo, dan Selo. Ketiga kecamatan tersebut cocok digunakan untuk mengusahakan sayuran,
termasuk wortel. Ini dikarenakan syarat tumbuh tanaman wortel yaitu ditanam pada dataran tinggi.
commit to users
Wortel merupakan tumbuhan jenis sayuran umbi yang biasanya berwarna jingga atau putih dengan tekstur serupa kayu. Bagian yang dapat
dimakan dari wortel adalah bagian umbi atau akarnya Wikipedia, 2010. Menurut pengobatan tradisional Tiongkok, wortel
dapat memperkuat pencernaan, bermanfaat bagi limpa, dapat memelihara usus dan lambung,
menenangkan 5 organ dalam limpa, usus, lambung, mata dan alat reproduksi dan menambah nafsu makan. Karotena yang terkandung dalam wortel dapat
berubah menjadi vitamin A. Selain itu juga dapat menyegarkan tubuh dan menerangkan mata, memperkuat daya tahan tubuh dan dapat mencegah
penyakit saluran pernafasan Anonim, 2008. Berikut adalah hasil produksi wortel di Kabupaten Boyolali tahun 2004-2008.
Tabel 2. Luas Panen, Hasil Produksi, Produktivitas, dan Harga Wortel di Kabupaten Boyolali Tahun 2004-2008
Tahun Luas Panen
Ha Hasil Produksi
Ton Produktivitas
tonha Harga Rata-
ratatahun Rpkg
2004 1.371
2.004,26 1,46
520,00 2005
749 992,31
1,32 2080,00
2006 1.189
1.334,92 1,13
2200,00 2007
1.348 1.190,64
0,88 5167,00
2008 1.158
1.192,53 1,03
1942,00 Rata-rata
1.163 1.342,93
1,16 2382,00
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali Tahun 2008 Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa hasil produksi tanaman
wortel dalam kurun waktu 2004-2008 berfluktuatif dan cenderung menurun. Rata-rata produksi wortel dari tahun 2004-2208 adalah sebesar 1.342,93 ton
dengan rata-rata produktivitas sebesar 1,16 ton per hektar. Produktivitas wortel tertinggi dicapai pada tahun 2004, yaitu sebesar 1,46 dengan hasil
produksi sebesar 2.004,26 ton dan luas panen 1.371 Ha. Berdasarkan Tabel 2 juga dapat diketahui harga wortel pada tahun
2004-2008. Harga wortel di Kabupaten Boyolali pada tahun 2004-2008 berfluktuasi tajam. Menurut Rachman 1997 harga komoditas sayuran di
Indonesia sangat berfluktuasi. Fluktuasi harga sayuran tidak saja terjadi pada
commit to users
periode tahunan atau bulanan, bahkan dalam satu hari dapat terjadi tiga kali fluktuasi harga.
Harga wortel di Kabupaten Boyolali terendah terjadi pada tahun 2004 yaitu sebesar Rp 520,00. Hal ini dikarenakan produksi dan luas areal panen
wortel terlalu besar sehingga harga wortel menjadi rendah. Sedangkan harga wortel tertinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp 5167,00. Hal ini
dikarenakan pada tahun 2007 panen wortel di Kabupaten Boyolali tidak bersamaan dengan panen wortel dari daerah lain dan permintaan wortel dari
daerah lain masih tinggi, sehingga harga jual wortel juga tinggi. Menurut Dewi 2009, walaupun wortel termasuk komoditi berkembang di Kabupaten
Boyolali, namun kisaran harga wortel yang cukup tinggi ini mampu memberikan kontribusi yang besar bagi pendapatan petani sayur di Kabupaten
Boyolali. Keadaan tersebut mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran wortel di Kabupaten Boyolali dan elastisitas penawaran wortel sebagai akibat adanya perubahan
faktor-faktor yang mempengaruhinya. B. Perumusan Masalah
Kabupaten Boyolali dikenal sebagai salah satu daerah penghasil sayuran, di Jawa Tengah. Salah satu sayuran yang dihasilkan di Kabupaten Boyolali
adalah wortel. Data di BPS menyebutkan bahwa Kabupaten Boyolali merupakan daerah penghasil wortel terbesar di Jawa Tengah ditunjukkan oleh
Tabel 3. Sebagai daerah penghasil wortel terbesar di Jawa Tengah, Kabupaten Boyolali memiliki permasalahan dalam hal fluktuasi harga wortel.
Hal ini dikarenakan wortel termasuk sayuran yang tidak tahan lama, dibutuhkan dalam kondisi segar, dan tidak hanya dihasilkan di Kabupaten
Boyolali tetapi juga dihasilkan di kabupaten lain seperti Karanganyar dan Wonosobo, sehingga ketika wortel di kabupaten-kabupaten tersebut panen
secara bersamaan maka akan mempengaruhi harga wortel di Kabupaten Boyolali itu sendiri.
commit to users
Fluktuasi harga wortel di Kabupaten Boyolali akan mempengaruhi pendapatan petani wortel. Apabila harga wortel meningkat, maka petani akan
beramai-ramai menanam wortel
dengan harapan akan mendapatkan pendapatan yang lebih besar. Namun yang menjadi kenyataan adalah ketika
petani beramai-ramai menanam wortel maka jumlah produksi wortel akan meningkat. Hal ini akan menurunkan harga wortel, sehingga petani akan
mengalami kerugian. Keadaan ini akan mempengaruhi petani wortel dalam mengambil keputusan, apakah tetap akan memanfaatkan lahannya untuk
budidaya wortel atau beralih ke komoditas lain yang lebih menguntungkan. Keputusan ini akan mempengaruhi penawaran wortel di Kabupaten Boyolali.
Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang dapat dirumuskan adalah: 1. Faktor-faktor apakah yang berpengaruh terhadap penawaran wortel di
Kabupaten Boyolali ? 2. Faktor apakah yang paling dominan terhadap penawaran wortel di
Kabupaten Boyolali ? 3. Bagaimana tingkat elastisitaskepekaan penawaran wortel di Kabupaten
Boyolali? C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini antara lain : 1. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap penawaran wortel di Kabupaten Boyolali. 2. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor yang paling dominan terhadap
penawaran wortel di Kabupaten Boyolali. 3. Menganalisis tingkat elastisitaskepekaan penawaran wortel di Kabupaten
Boyolali. D. Manfaat Penelitian
1. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pemikiran dan bahan pertimbangan dalam menyusun suatu kebijakan yang
menyangkut usahatani wortel. 2. Bagi petani wortel, penelitian ini diharapkan dapat menadi bahan
pemikiran untuk meningkatkan pendapatan petani dari usahatahi wortel.
commit to users
3. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan dapat dijadikan sebagai tambahan referensi dalam penyusunan
penelitian selanjutnya atau penelitian-penelitian sejenis. 4. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan
pengetahuan serta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
commit to users
II. LANDASAN TEORI