ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL (Daucus carota) DI KABUPATEN KARANGANYAR

(1)

commit to user

i

ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL

(

Daucus carota

) DI KABUPATEN KARANGANYAR

SKRIPSI

Oleh

RR Dwi Kusuma Mutasi

H 0306093

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(2)

commit to user

ii

ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL

(Daucus carota) DI KABUPATEN KARANGANYAR

Skripsi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Jurusan/Program Studi

Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis

Oleh

RR Dwi Kusuma Mutasi

H 0306093

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(3)

commit to user

iii

ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL

(Daucus carota) DI KABUPATEN KARANGANYAR

yang dipersiapkan dan disusun oleh RR Dwi Kusuma Mutasi

H 0306093

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal : 23 Maret 2011 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

Ketua Anggota I Anggota II

Prof. Dr. Ir. Endang Siti Rahayu, MS NIP. 1957 0104 198003 2 001

Umi Barokah, SP. MP NIP. 19730129 200604 2 001

Ir. Rhina Uchyani F, MS NIP. 19570111 198503 2 001

Surakarta, April 2011 Mengetahui

Universitas Sebelas Maret Surakarta Fakultas Pertanian

Dekan

Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS NIP. 1955 1217 198203 1 003


(4)

commit to user

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin. Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis

dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul Analisis Respon

Penawaran Wortel (Daucus carota) di Kabupaten Karanganyar, sebagai salah

satu syarat dalam memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Skripsi ini tidak dapat terwujud tanpa adanya bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS. selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Ir. Agustono, MSi. selaku Ketua Jurusan Sosial Ekonomi

Pertanian/Agrobisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Ir. Sugiharti Mulya Handayani, MP. selaku Ketua Komisi Sarjana Jurusan

Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Ibu Prof. Dr. Ir. Endang Siti Rahayu, MS. selaku Dosen Pembimbing Utama

yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan perhatian yang sangat membantu kelancaran penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Umi Barokah, SP, M.P selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang telah

mendampingi dan memberikan ilmu, saran dan masukan selama penyusunan skripsi ini dan selama masa perkuliahan yang berharga bagi Penulis.

6. Ibu Ir. Rhina Uchyani F, MS selaku Dosen Penguji Tamu yang berkenan

memberikan saran dan perbaikan bagi penelitian ini.

7. Bapak Ir. Suprapto selaku Pembimbing Akademik yang selalu memberikan

pengarahan, nasehat, dan petunjuk kepada Penulis selama proses belajar di Fakultas Petanian.

8. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staff/karyawan Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta terutama Jurusan Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis atas ilmu yang telah diberikan dan bantuannya selama


(5)

commit to user

v

masa perkuliahan penulis di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

9. Litbang BPS, Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten

Karanganyar dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Karanganyar yang telah memberikan bantuan, informasi dan data guna penyusunan skripsi ini.

10.Ibunda tersayang, terimakasih atas segala cinta, kasih sayang, nasihat, doa

yang tiada pernah putus, dukungan baik secara materi maupun spiritual, dan untuk semua kebaikan yang diajarkan, semoga Penulis dapat menjadi seseorang yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang-orang disekitarnya.

11.Ayahanda tercinta (Almarhum), terimakasih atas cinta, dan kasih sayang yang

telah diberikan.

12.Pakdhe dan Budhe Das, Pakdhe Sugit, Budhe Pur, Pakdhe Wakito, Budhe

Ning, terimakasih atas kasihsayang, perhatian, doa dan dukungannya selama ini.

13.Kakak tersayang Mba Nia, terimakasih untuk cinta, kasih sayang, doa,

dukungan, semangat dan perhatian yang tak pernah terputus.

14.Cucu-cucu Mbah Dasim: Mba Ika, Mas Alim, Mba Asti, Mas Boim, Mas Sito,

Mas Hary, terimakasih untuk doa dan dukungannya selama ini, semoga kita menjadi keluarga yang solid.

15.Sahabat-sahabat ku: Vera, Tunjung, Tayeu, Nurul, terimakasih untuk doa dan

semangatnya. Sukses buat wanita-wanita karier.

16.Ceman-Ceman Genk G4UL: amel, tomy, pika, hanip, habib, bagus sugi,

deedee, kiki terimakasih atas kenangan yang indah di semester-semester terakhir, semoga kita semua menjadi orang yang LUARBIASA.

17.Wisma Sabrina Camp dan alumni: Mba Sari, Mba Intan, Mba Yuni, Iebob,

Embun, Phiphi, Ika. Terimakasih atas kebersamaan selama 4 tahun lebih yang telah dilewati, kalian bukan hanya sekedar teman tapi merupakan keluarga.

18.Teman-teman Zero Six, terimakasih untuk semua kenangan terindah yang

tidak pernah akan terlupakan selama hidup di Solo, Semoga kita akan menjadi kisah klasik untuk masa depan.


(6)

commit to user

vi

19.Keluarga besar HIMASETA FP UNS dan para Presidium: Habib, Anto, Rani,

Geby, Dinar, Marco, Wahyudi, terima kasih atas pengalaman berharga dan

kebersamaannya.

20.Terimakasih untuk kakak dan adik tingkat yang senantiasa memberikan

nasihat, semangat, doa dan dukungan, semoga kita semua sukses.

21.Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak bisa disebutkan satu per

satu.

Tiada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan

skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan skripsi ini. Akhirnya, Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Surakarta, April 2011

Penulis


(7)

commit to user

vii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

INTISARI ... xiii

ABSTRACT ... xiv

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Penelitian Terdahulu ... 6

B. Landasan Teori ... 12

1. Arti Penting Komoditas Wortel ... 12

2. Penawaran ... 13

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran ... 16

4. Teori Cobweb ... 18

5. Elastisitas Penawaran ... 19

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah ... 21

D. Hipotesis ... 28

E. Asumsi ... 29

F. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 29

G. Pembatasan Masalah... 30

III.METODE PENELITIAN ... 31

A. Metode Dasar Penelitian ... 31

B. Metode Penentuan Lokasi Penelitian ... 31

C. Jenis Data dan Sumber Data ... 32

D. Teknik Pengumpulan Data ... 32

E. Metode Analisis Data ... 33

1. Analisis Respon Penawaran... 33


(8)

commit to user

viii

3. Pengujian Asumsi Klasik ... 35

4. Elastisitas Respon Penawaran ... 36

IV.KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN... 38

A. Keadaan Alam ... 38

1. Kondisi Geografis ... 38

2. Curah Hujan ... 39

3. Keadaan Tanah ... 39

4. Topografi ... 41

5. Keadaan Lahan dan Tata Guna Lahan ... 42

B. Keadaan Penduduk ... 43

1. Perkembangan Penduduk ... 43

2. Matapencaharian ... 45

C. Keadaan Perekonomian ... 46

D. Keadaan Pertanian ... 48

E. Budidaya Wortel dan Kondisi Tanaman Wortel ... 49

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Variabel Penelitian ... 54

1. Luas Areal Panen Wortel ... 54

2. Harga Wortel ... 56

3. Jumlah Produksi Wortel ... 59

4. Rata-rata Curah Hujan ... 60

5. Harga Pupuk SP36 ... 62

6. Harga Kubis ... 64

B. Analisis Respon Penawaran Wortel ... 67

1. Pengujian Model ... 68 a. R2 Adjusted ( 2) ... 68

b. Uji F ... 68

c. Uji t ... 69

2. Standar Koefisien Regresi ... 70

3. Pengujian Asumsi Klasik... 71

a. Multikolinearitas ... 71

b. Autokorelasi ... 72

c. Heteroskedastisitas ... 72

4. Elastisitas Penawaran ... 72 C. Pembahasan... 77

VI.KESIMPULAN DAN SARAN ... 85

A. Kesimpulan ... 85

B. Saran... 86


(9)

commit to user

ix

LAMPIRAN ... 91

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman Tabel 1. Luas Areal Panen, Poduksi, Produktivitas dan Harga Wortel

Di Kabupaten Karanganyar Tahun 2003-2008………... 2 Tabel 2. Luas Areal Panen dan Produksi Sayur-Sayuran di Kabupaten

Karanganyar Tahun 2008... 31 Tabel 3 Jenis Tanah Menurut Kecamatan di Kabupaten Karanganyar

Tahun 2008……….. 40 Tabel 4. Ketinggian Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten

Karanganyar Tahun 2008……… 41 Tabel 5. Keadaan Lahan dan Tata Guna Lahan Di Kabupaten Karanganyar Tahun 2004-2008 ... 42 Tabel 6. Jumlah Penduduk Penduduk Kabupaten Karanganyar

Tahun 2004-2007... 43 Tabel 7. Jumlah Penduduk di Kabupaten Karanganyar menurut

Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2008 ... 44 Tabel 8. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008... 45 Tabel 9. Sarana Perekonomian di Kabupaten

Karanganyar Tahun 2007 ... 47 Tabel 10. Sarana Perhubungan Kendaran Beromotor di Kabupaten

Karanganyar Tahun 2007 ... 47 Tabel 11. Panjang Jalan dan Kondisi Jalan di Kabupaten Karanganyar

Tahun 2007………... 47 Tabel 12. Luas Panen dan Produksi Tanaman Sayur-sayuran di Kabupaten

Karanganyar Tahun 2008 ... 49 Tabel 13. Luas Areal Panen Wortel di Kecamatan Tawangmangu, Jenawi,

Ngargoyoso, Karangpandan, Jatiyoso Tahun 2003-2007... 52 Tabel 14. Luas Areal Panen Wortel di Kabupaten Karanganyar Tahun

1993-2008 ... 55 Tabel 15. Harga Wortel di Kabupaten Karanganyar Tahun 1993-

2008 ... 57 Tabel 16. Produksi Wortel di Kabupaten Karanganyar Tahun

1993-2008 ... 59 Tabel 17. Rata-rata Curah Hujan di Kabupaten Karanganyar Tahun

1993-2008 ... 61 Tabel 18. Harga Pupuk SP 36 di Kabupaten Karanganyar Tahun

1993-2008 ... 63 Tabel 19. Harga Kubis di Kabupaten Karanganyar Tahun

1993-2008 ... 65 Tabel 20. Rekapitulasi Variabel-Variabel yang digunakan dalam


(10)

commit to user

x

Tabel 21 Analisis Varian Faktor-Faktor yang Bepengaruh terhadap

Penawaran Wortel di Kabupaten Karanganyar ... 69 Tabel 22. Pengaruh Masing-masing Variabel Bebas terhadap

Penawaran Wortel di Kabupaten Karanganyar ... 70 Tabel 23. Nilai Standar Koefisien Regresi Beberapa

Variabel yang Berpengaruh Terhadap Penawaran Wortel di

Kabupaten Karanganyar ... 71 Tabel 24. Elastisitas Penawaran Wortel dalam Jangka Pendek dan


(11)

commit to user

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 1. Alur Kerangka Berfikir Penawaran Wortel di Kabupaten

Karanganyar ... 28

Gambar 2. Grafik Perkembangan Luas Areal Panen Wortel di Kabupaten Karanganyar pada tahun 1993-2008... 56

Gambar 3. Grafik Perkembangan Harga Wortel di Kabupaten Karanganyar pada tahun 1993-2008 ... 58

Gambar 4. Grafik Perkembangan Produksi Wortel di Kabupaten Karanganyar pada tahun 1993-2008 ... 60

Gambar 5. Grafik Perkembangan Rata-rata Curah Hujan di Kabupaten Karanganyar Tahun 1993-2008 ... 62

Gambar 6. Grafik perkembangan Harga Pupuk SP36 di Kabupaten Karanganyar pada tahun 1993-2008 ... 64

Gambar 7. Grafik perkembangan Harga Kubis di Kabupaten Karanganyar pada tahun 1993-2008 ... 66

Gambar 8. Peta Kabupaten Karanganyar ... 101

Gambar 9. Foto Tanaman Wortel dan Kubis ... 102

Gambar 10. Foto Wortel Yang Baru Dipanen ... 102

Gambar 11. Foto Proses Pencucian Wortel ... 102

Gambar 12. Foto Proses Penyortiran Wortel ... 102

Gambar 13. Foto Wortel Dikemas Berdasarkan Ukuran... 102


(12)

commit to user

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1. Regresi ... 91

Uji adjusted R2 ... 92

Uji F ... 92

Uji t ... 93

Scaterplot ... 95

Uji Park ... 95

Lampiran 2. Elastisitas Penawaran Wortel dan Standar Koefisien Regresi ... 98

Lampiran 3. Peta Wilayah Kabupaten Karanganyar ... 101

Lampiran 4. Foto Tanaman Wortel ... 102


(13)

commit to user

xiii INTISARI

RR. Dwi Kusuma Mutasi. H0306093. Analisis Respon Penawaran Wortel

(Daucus carota) di Kabupaten Karanganyar. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011. Skripsi dengan bimbingan Prof Dr. Ir. Endang Siti Rahayu, MS. Dan Umi Barokah, SP, MP.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar, dan menganalisis tingkat kepekaan (elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian dipilih

secara sengaja (purposive) yaitu di Kabupaten Karanganyar. Data yang digunakan

adalah data time series selama 16 tahun yaitu dari tahun 1993-2008. Adapun

analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda pada fungsi

penawaran model Nerlove.

Hasil analisis menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar 0,943 yang berarti

94,3% penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar dapat dijelaskan oleh variabel harga wortel pada tahun sebelumnya, jumlah produksi pada tahun sebelumnya , rata-rata curah hujan pada tahun t, luas areal panen pada tahun sebelumnya, harga pupuk SP 36 pada tahun t, dan, harga kubis pada tahun sebelumnya sisanya sebesar 5,7% dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel yang diteliti. Berdasarkan hasil uji F pada tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai F hitung > F tabel, yaitu 39,727>3,58. Hal ini menunjukkan bahwa semua variabel yang diteliti secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Hasil uji t menunjukkan bahwa, produksi wortel tahun sebelumnya, luas areal panen wortel pada tahun sebelumnya, rata-rata curah hujan pada tahun t, harga pupuk SP36 pada tahun t, dan harga kubis pada tahun sebelumnya secara individu berpengaruh nyata terhadap penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Berdasarkan nilai standar koefisien regresi, variabel luas areal panen pada tahun sebelumnya merupakan variabel yang paling dominan terhadap penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar.

Nilai elastisitas jangka pendek untuk produksi wortel pada tahun sebelumnya sebesar 0,5252 bersifat inelastis dan jangka panjang sebesar 1,5402 bersifat elastis. Nilai elastisitas jangka pendek dan jangka panjang untuk luas areal panen wortel pada tahun sebelumnya sebesar 1,3636 dan 3,9988 bersifat elastis. Nilai elastisitas jangka pendek untuk rata-rata curah hujan tahun t sebesar 0,5020 bersifat inelastis dan jangka panjang sebesar 1,4722 bersifat elastis. Nilai elastisitas jangka pendek dan jangka panjang untuk harga pupuk SP36 pada tahun t sebesar 0,2272 dan 0,6664 bersifat inelastis. Nilai elastisitas jangka pendek untuk harga kubis pada tahun sebelumnya sebesar -0,5433 bersifat inelastis dan jangka panjang sebesar -1,5933 bersifat elastis. Dari hasil penelitian ini dapat disarankan agar petani wortel di Kabupaten Karanganyar melakukan perluasan luas areal panen agar produksi yang dihasilkan meningkat, perbaikan intensifikasi pertanian, peningkatan interval tanam dan diversifikasi produk olahan wortel dalam rangka meningkatkan penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar.


(14)

commit to user

xiv ABSTRACT

RR. Dwi Kusuma Mutasi. H 0306093. Carrot Supply Response Analysis

in Karanganyar Regency . 2011. The guidance of this thesis are Prof. Dr. Ir. Endang Siti Rahayu, MS. and Umi Barokah, SP, MP. Faculty of Agriculture, Sebelas Maret University, Surakarta.

The aims of this research are to know : factors influencing carrot supply in Karanganyar Regency, the most influencing factor of carrot supply in Karanganyar Regency and the elasticity level of carrot supply in Karanganyar Regency. The base method are used in this research is descriptive method and location of the research is elected intentionally (purposive) that is in Karanganyar Regency. The data used is time series secondary data for 16 years from 1993-2008. The data analysis used is multiple linear regression on supply function Nerlove models with indirect approach in wide areal harvest.

The result of analysis shows that adjusted R2 0,943 which means that

94,3 % of carrot supply in Karanganyar Regency can be explained bycarrot price

variable at the past time, carrot production amount at the past time, rainfall

average in the year of cultivation, wide areal harvest at the past time, SP36

fertilizer price in the year of cultivation, cabbage price at the past time, while the rest of it, about 5,7 % is explained by other variable outside the variable which is investigated. Based on F examination in the level of validity 95% is nigger than F table, wich is 39,727>3,58. It shows that all variable which are investigated together is really influencing on carrot supply in Karanganyar Regency. Meanwhile, the results of t examination show that wide areal harvest at the past time, rainfall average in the year of cultivation, SP36 fertilizer price in the year of cultivation, cabbage price at the past time are influencing on carrot supply in Karanganyar Regency individually. Based on standart coefficient regression value, variable of wide areal harvest at the past time has the highest value. It shows that the variable of wide areal harvest the past time has the biggest

influence to carrot supply in Karanganyar Regency.

The short term elasticity value of carrot production amount at the past time to 0,5252 is in elastic and for long term elasticity to 1,5402 is elastic. The short

term and the long term elasticity value of wide areal harvest at the past time are

1,3636 and 3,9988 is elastic. The short term elasticity value of rainfall average in

the year of cultivation to 0,5020 is in elastic and for long term elasticity to 1,4722

is elastic. The short term and the long term elasticity value ofSP36 fertilizer price

in the year of cultivation are 0,2272 and 0,6664 is elastic. The short term elasticity value of cabbage price at the past time to -0,5433 is in elastic and for long term elasticity to -1,5933 is elastic. From the result of this analysis, it can be suggested that carrot farmer in Karanganyar Regency to have enlarge their harvest area in order to increase their production, repairing farm intensification, revising interval planting and carrot manufacture product diversification in order to improving


(15)

commit to user

xv

I.PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi sumberdaya manusia suatu bangsa. Untuk mencapai ketahanan pangan diperlukan ketersediaan pangan dalam jumlah dan kualitas yang cukup, terdistribusi dengan harga terjangkau dan aman dikonsumsi bagi setiap warga untuk

menopang aktivitasnya sehari-hari sepanjang waktu

(Saliem dalam Ariani dan Tri, 2010). Salah satu peran sektor pertanian dalam

perekonomian Indonesia adalah sebagai penghasil bahan makanan.

Besarnya peran sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia merupakan akumulasi dari peran antar subsektor pertanian. Sektor pertanian terbagi menjadi lima subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan dan hortikultura, subsektor perkebunan, subsektor peternakan, subsektor kehutanan dan subsektor perikanan. Salah satu subsektor pertanian yang berperan pada peningkatan sektor pertanian yaitu subsektor tanaman pangan dan hortikultura. Hortikultura merupakan bagian dari subsektor tanaman pangan karena tanaman hortikultura juga berfungsi sebagai penghasil bahan pangan.

Tanaman yang termasuk dalam tanaman hortikultura yaitu sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias dan tanaman obat-obatan. Hortikultura merupakan salah satu komoditas yang mempunyai peran yang penting dalam sektor pertanian, baik dari sisi sumbangan ekonomi nasional, pendapatan petani, penyerapan tenaga kerja maupun berbagai segi kehidupan masyarakat. Menurut Sukirno (2007), selama ini dikenal beberapa manfaat komoditas hortikultura dalam kehidupan masyarakat antara lain manfaat sebagai bahan pangan, manfaat di bidang ekonomi, manfaat dibidang kesehatan, manfaat di bidang budaya.

Sayuran merupakan salah satu produk hortikultura yang mempunyai peluang cukup besar untuk dikembangkan di Indonesia. Dari sudut pandang produksi budidaya sayuran dapat dilakukan secara teratur sepanjang tahun karena iklimnya yang memungkinkan. Salah satu produk hortikultura yang banyak diminati atau dikonsumsi oleh masyarakat adalah wortel. Hal ini disebabkan karena wortel banyak mengandung vitamin A, sumber mineral Ca, P, K, serta mengandung serat yang baik bagi tubuh. Saat ini perkembangan tanaman wortel sudah cukup luas diusahakan oleh petani, hal ini disebabkan karena harganya yang menguntungkan serta dibutuhkan oleh masyarakat secara luas.

Menurut SIPUK BI (2010), terdapat enam Kabupaten yang merupakan sentra penghasil wortel di Jawa Tengah yaitu Boyolali, Karanganyar, Magelang, Pekalongan, Wonosobo dan Banjarnegara. Kabupaten Karanganyar memiliki topografi yang sangat cocok untuk dikembangkan sayuran. Hal ini disebabkan karena wilayahnya yang terletak dikaki gunung Lawu dan terdapat dataran tinggi lebih dari 1000 mdpl, sehingga sangat cocok untuk dikembangkan komoditas wortel. Sebagai salah satu sentra penghasil wortel maka Kabupaten Karanganyar sangat berperan dalam penyediaan wortel bagi


(16)

commit to user

xvi

Kabupaten Karanganyar dan daerah sekitarnya seperti Solo, Magetan, Sukoharjo, dan lain sebagainya.

Menurut Nainggolan dan Suprapto dalam Adnyana (2010), luas areal

panen dapat dijadikan sebagi indikasi efisiensi dalam sistem produksi suatu komoditas pertanian. Respon penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar didekati dengan pendekatan luas areal panen. Berikut ini merupakan tabel yang menunjukan luas areal panen, produksi, produktivitas dan harga wortel di Kabupaten Karanganyar tahun 2003-2008.

Tabel 1. Luas areal panen dan produktivitas wortel di Kabupaten Karanganyar tahun 2003-2008

Tahun Luas panen (Ha) Produksi (Ku) Produktivitas (Ku/Ha) Harga (Rp/Kg)

2003 798 123.638 154,93 1.815,62

2004 652 161.654 247.94 1.323,00

2005 520 76.513 147,14 2.145,00

2006 446 85.567 161,27 2.070,83

2007 562 71.924 191,85 2.542,00

2008 605 98.635 163.03 2.750,00

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, 2009

Berdasarkan Tabel 1 diatas dapat diketahui besarnya luas panen, produksi, produktivitas dan harga wortel di Kabupaten Karanganyar dari tahun 2003-2008 mengalami fluktuasi. Harga wortel terendah terjadi pada tahun 2004 yaitu sebesar Rp 1.323,00. Hal ini disebabkan oleh produksi wortel yang meningkat, sehingga harga wortel menjadi turun. Sedangkan harga tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar Rp 2.750,00. Peningkatan harga ini disebabkan karena panen wortel yang dihasilkan di Kabupaten Karanganyar tidak bersamaan dengan daerah lain yang juga menghasilkan wortel, sehingga dapat menyerap permintaan pasar. Peningkatan produksi wortel akan menyebabkan harga turun dan penawaran wortel akan meningkat, begitu pula sebaliknya penurunan produksi wortel akan menyebabkan harga naik dan penawaran wortel akan menurun.


(17)

commit to user

xvii

Wortel merupakan salah satu jenis sayur-sayuran yang sering dikonsumsi oleh masyarakat guna memenuhi kecukupan pangan dan gizi serta digunakan dalam menu makanan yang seimbang. Menurut Soewito (1991), tanaman wortel akan tumbuh dengan baik pada ketinggian 1200mdpl. Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu sentra penghasil wortel di Jawa Tengah. Kabupaten Karanganyar memiliki daerah potensial yang sangat cocok sebagai daerah pengembangan wortel yaitu Kecamatan Tawangmangu. Hal ini disebabkan karena Kecamatan Tawangmangu berada pada ketinggian lebih dari 1000mdpl dan sesuai dengan syarat tumbuh wortel. Varietas wortel yang banyak dikembangkan di Kabupaten Karanganyar adalah varietas lokal yaitu varietas Tawangmangu. Menurut observasi dibandingkan dengan wortel impor, wortel Tawangmangu memiliki beberapa kelebihan bagi konsumen. Harganya yang relatif lebih murah berkisar antara Rp.3000-Rp.5000/Kg jika dibandingkan dengan wortel impor yang memiliki harga berkisar antara Rp.7000-Rp.9000/Kg, sehingga dapat dijangkau oleh konsumen. Ukuran wortel Tawangmangu berkisar antara 15-20cm dengan diameter 2-3cm, sedangkan panjang wortel impor lebih dari 20cm dengan diameter 4-5cm, warna wortel Tawangmangu yang kuning jingga lebih menarik bagi konsumen dibandingkan dengan wortel impor yang kuning hampir orange.

Permasalahan yang dialami oleh petani wortel di Kabupaten Karanganyar adalah adanya fluktusi harga. Pada saat panen raya harga wortel akan sangat murah yaitu sebesar Rp 500,00/Kg sedangkan pada saat belum panen dapat mencapai Rp 5000,00/Kg. Hal ini disebabkan karena sebagai salah satu produk hasil pertanian, wortel memiliki sifat tidak tahan lama, mudah rusak, ketersediaannya bersifat musiman selain itu berdasarkan SIPUK BI (2010), di Jawa Tengah wortel juga dihasilkan oleh daerah lain seperti Boyolali, Magelang dan Wonosobo. Sehingga ketika daerah tersebut mengalami panen secara bersama-sama maka akan menyebabkan volume wortel bertambah di pasar dan akan berpengaruh terhadap harga wortel di Kabupaten Karanganyar karena ketersediaannya yang melimpah. Adanya perubahan harga ini akan berpengaruh terhadap pendapatan petani wortel.

Perubahan harga komoditas pertanian akan membuat suatu reaksi terhadap besarnya perubahan produksi dan perubahan produksi akan dipengaruhi oleh penggunaan areal panen. Pada saat terjadi kelangkaan pasokan dipasar, harga akan naik dan petani akan beramai-ramai menanam wortel namun sebaliknya, ketika terjadi kelebihan pasokan wortel yang disebabkan oleh panen raya maka harga akan turun dan petani akan berfikir kembali apakah akan mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki seperti lahan untuk tetap mengusahakan wortel atau mengganti dengan cara mengusahakan komoditas lain yang lebih menguntungkan. Pada kenyataannya apabila terjadi peningkatan harga tidak akan segera diikuti oleh peningkatan luas areal panen karena keputusan alokasi sumberdaya telah ditetapkan sebelumnya. Selain itu kondisi biologis dari tanaman itu sendiri yang tidak mampu merespon secara cepat adanya perubahan harga karena adanya masa

tunggu dari saat tanam menuju panen (gestation period) atau beda kala


(18)

commit to user

xviii

Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang dapat dirumuskan adalah 1.Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi respon penawaran wortel di Kabupaten

Karanganyar?

2.Bagaimana elastisitas respon penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah

1.Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi respon penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar

2.Menganalisis elastisitas respon penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar

D.Manfaat Penelitian

1.Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pemikiran dan bahan pertimbangan dalam menyusun suatu kebijakan terutama berkaitan dengan usaha pengembangan komoditas wortel

2.Bagi petani, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai akibat adanya perubahan harga terhadap penawaran wortel, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pemikiran dalam peningkatan usahatani dan dapat memberikan pendapatan yang lebih baik.

3.Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber tambahan referensi bagi penelitian selanjutnya atau penelitian-penelitian sejenis

4.Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.


(19)

commit to user

xix

II. TINJAUANPUSTAKA

A.Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang “Analisis Efisiensi Ekonomi Usaha Tani Wortel (Daucus

carota) di Kabupaten Karanganyar oleh Sundari (2008), penelitian tersebut menunjukan bahwa hubungan antara faktor-faktor produksi wortel dan jumlah produksi wortel dengan menggunakan fungsi Cobb Douglas diperoleh model sebagai

berikut Y= 2,428 X1

0,152

X2 0,282

X3 0,112

X4 0,144

X5 0,160

X6 0,177,

dari hasil analisis diperoleh

Adjusted R2 sebesar 0,602. Uji F menunjukan menunjukkan bahwa jumlah bibit,

pupuk kandang, pupuk urea, pupuk TSP, pupuk KCL, pestisida dan luas lahan secara bersama-sama berpengaruh terhadap produksi wortel. Hasil Uji t menunjukkan bahwa jumlah bibit, pupuk kandang, pupuk urea, pupuk TSP, pupuk KCL, pestisida dan luas lahan secara individual juga berpengaruh terhadap produksi wortel di Kabupaten Karanganyar. Skala usaha pada usahatani wortel di Kabupaten Karanganyar sebesar 1,028. Efisiensi dapat tercapai saat petani menggunakan faktor produksi yang meliputi luas lahan sebesar 0,8606 Ha, tenaga kerja sebesar 202,06 HKP, pupuk organik/kandang sebesar 12.338,4 kg, pupuk anorganik sebesar 945,93 kg, pestisida sebesar 25,30 liter dan benih sebesar 83,85 kg.

Penelitian mengenai “Strategi Pengembangan Agribisnis Wortel (Daucus

carota L) Di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar” oleh Permata (2005). Berdasarkan hasil penelitian diketahui faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan pengembangan agribisnis wortel di Kabupaten Karanganyar adalah tanaman wortel tahan terhadap perubahan iklim, diversifikasi produk olahan wortel, kualitas bibit terkontrol, pengalaman berusahatani wortel lama, aktif dalam kelembagaan petani, hubungan baik petani dengan pihak lain (penyedia saprodi, penebas, dan koperasi), dan aktif dalam even-even bisnis. Faktor-faktor internal yang menjadi kelemahan pengembangan agribisnis wortel di Kabupaten Karanganyar adalah permodalan kurang, sumber daya manusia petani rendah, ketergantungan petani kepada pedagang, sifat hedonisme petani, peralatan usahatani yang masih sederhana, dan kurang konsistennya petani dalam hal menjual bibit. Faktor-faktor ekternal yang menjadi peluang pengembangan agribisnis wortel di Kabupaten Karanganyar adalah ketersediaan saprodi selalu ada (saprodi memadai), permintaan wortel tinggi, adanya mesin pencuci wortel, komitmen pemerintah untuk mengembangkan kios agropolitan dan Pasar lelang hortikultura, adanya kemudahan akses perbankan, dan keterjaminan air. Faktor-faktor ekternal yang menjadi ancaman pengembangan agribisnis wortel di Kabupaten Karanganyar adalah fluktuasi harga saprodi, harga wortel dari luar Tawangmangu yang kompetitif, pilihan konsumen pindah ke wortel luar Tawangmangu, kurangnya perhatian pemerintah tentang pemberian modal dan lemahnya koordinasi antar lembaga terkait, serta rendahnya fasilitas perkreditan.


(20)

commit to user

xx

Penelitian mengenai “Analisis Keterpaduan Pasar Komoditas Wortel Antara

Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar” oleh Wahyuningsih et al (2005).

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui keterpaduan pasar wortel Pasar legi Kota Surakarta dan Pasar Tawangmangu Kabupaten Karanganayar menunjukan

Index of Market Connection (IMC) sebesar 1,32. Hal ini berarti derajat keterpaduan pasar jangka pendek komoditas wortel antara Kota Surakarta dan Tawangmangu rendah, berarti bahwa perubahan harga yang terbentuk di pasar pusat sedikit ditranmisikan ke pasar lokal secara langsung dan segera. Faktor yang mempengaruhi rendahnya keterpaduana pasar wortel Pasar legi Kota Surakarta dan Pasar Tawangmangu Kabupaten Karanganayar yaitu lemahnya informasi pasar terutama tentang harga dan lokasi penanaman wortel yang ada di dataran tinggi (>1000m) sehingga biaya transportasi tinggi, juga terkait dengan sifat wortel yang mudah

busuk dan bulkiness (nilainya lebih kecil dari pada volumenya).

Penelitian mengenai “Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Usahatani Wortel di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar” oleh Iramawati (2003). Penelitian tersebut menunjukan bahwa faktor produksi yang meliputi luas lahan, tenaga kerja, pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk TSP secara bersama-sama dan parsial berpengaruh terhadap produksi wortel di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Sedangkan faktor produksi yang berpengaruh paling dominan adalah tenaga kerja. Skala usahatani wortel

berada pada kondisi “Increasing Return to Scale” dengan pendekatan biaya

minimum dapat diketahui bahwa kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani wortel musim tanam Januari-Maret 2003 belum mencapai kondisi ekonomi tertinggi.

Penelitian mengenai “Sikap Petani Wortel (Daucus carota L) Terhadap

Pengembangan Kawasan Agropolitan di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar” Sularmi (2009). Berdasarkan penelitian dapat diketahui

1.faktor-faktor yang mempengaruhi sikap petani wortel meliputi

a. Pengalaman pribadi menurut petani tergolong sedang

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting oleh petani tergolong sedang

c. Pengaruh kebudayaan menurut patani tergolong sedang

d. Pengaruh media massa menurut patani tergolong sedang

e. Pendidikan non formal menurut patani tergolong sedang

2.Sikap petani terhadap program pengembangan kawasan agropolitan meliputi

a.Sikap petani terhadap tujuan dari program pengembangan kawasan

agropolitan rata-rata tergolong rendah

b.Sikap petani terhadap pelaksanaan dari program pengembangan kawasan


(21)

commit to user

xxi

c. Sikap petani terhadap hasil dari program pengembangan kawasan agropolitan

rata-rata tergolong sedang

3.Tingkat partisipasi petani dalam kegiatan pengembangan kawasan agropolitan

tergolong rendah dimana pemerintah berkonsultasi dengan para petani atau masyarakat, tetapi seluruh keputusan dibuat oleh pemerintah.

Penelitian mengenai “Teknik Budidaya dan Pemasaran Sayuran Wortel (Daucus carota L) di Kebun Benih Hortikultura Tawangmangu Karanganyar” oleh Kusdiyanti (2007). Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa kebun benih hortikultura Tawangmangu merupakan kebun benih yang mengusahakan berbagai tanaman sayuran, buah dan tanaman hias. Sayuran wortel merupakan komoditas unggulan di kebun benih hortikultura yang diusahakan sepanjang tahun. Budidaya tanaman wortel meliputi kegiatan pengolahan tanah, pembibitan dan penanaman,

pengairan, penjarangan, penyiangan, dan pengairan, pemupukan, serta

pengendalian hama dan penyakit. Proses pemanenan di kebun benih hortikultura dilakukan oleh penebas karena sistem pemasaran menggunakan sistem penebasan. Sistem budidaya wortel di kebun benih hortikultura tidak memberikan pupuk dasar (tanpa menggunakan pupuk kandang) sehingga hasil panen kurang maksimal.

Penelitian mengenai “Hubungan Antara Kemampuan Manajerial Petani

Wortel (Daucus carota L) dengan Kecepatan Adopsi Penggunaan Pestisida Nabati di

Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar” oleh Kurniawan (2010). Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa kemampuan manajerial petani wortel di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar secara keseluruhan berada pada katagori agak kuat. Kecepatan adopsi pestisida nabati oleh petani wortel secara keseluruhan berada pada kategori cukup cepat. Antara kemampuan manajerial petani wortel dengan kecepatan adopsi pestisida nabati secara keseluruhan terdapat hububgan yang signifikan dengan rs sebesar 0,542** dan t hitung 3,431. Dari analisis diperoleh t hitung 3,431>t tabel 2,042 dengan taraf kepercayaan 95% maka Ho ditolak dan H1. Ini beararti terdapat hubungan yang nyata antara kemampuan manajerial petani wortel terhadap kecepatan adopsi penggunaan pestisida nabati di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar.

Penelitian tentang “Analisis Curahan Waktu Kerja Istri Petani Pada Usahatani Wortel di Kabupaten Karanganyar” oleh Nurana (2009). Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui kontribusi curahan waktu kerja istri petani pada usahatani wortel terhadap total curahan waktu kerja seluruh anggota rumah tangga pada usahatani wortel sebesar 57,15% . Kontribusi curahan waktu kerja istri petani pada usahatani wortel terhadap total curahan waktu kerja pada usahatani wortel sebesar 4,76%. Variabel luas lahan berpengaruh nyata dan mempunyai hubungan positif terhadap curahan waktu kerja istri petani. Sedangkan variabel umur anak terkecil, umur istri petani, total pendapatan rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga dan


(22)

commit to user

xxii

pendidikan istri petani tidak berpengaruh secara signifikan terhadap curahan waktu kerja istri petani pada usahatani wortel.

Penelitian tentang “Pengaruh Dosis Pupuk Kalium dan Pupuk Daun Terhadap Hasil dan Kandungan Vitamin C Pada Wortel” oleh Oemanti (2006). Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui kandungan vitamin C tertinggi (1,276%) diperoleh pada perlakuan dosis pupuk daun 400Cc/Ha. Perlakuan dosis pupuk kalium dan pupuk daun pada semua taraf perlakuan tidak meningkatkan hasil wortel. Tidak terjadi interaksi antara pupuk kalium dan pupuk daun terhadap hasil dan kandungan vitamin C pada wortel.

Penelitian mengenai “Prospek Agribisnis Wortel (Daucus carota L.) Sebagai

Alternatif Pengembangan Perkebunan Di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar” oleh Trisanti dan Dimas (2003). Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pengadaan sarana produksi seperti benih, pupuk dan pestisida petani wortel di Kecamatan Tawangmangu dipenuhi oleh KUD dan 9 kios sarana produksi pertanian yang ada di Kecamatan Tawangmangu. Sedangkan kebutuhan lahan dan tenaga kerja diperoleh dari dalam maupun luar keluarga petani. Hasil analisis trend yang dilakukan terhadap produksi wortel memperoleh hasil sebagai berikut : Yt = 5867,2 + 174,04X, ini berarti, bahwa produksi wortel cenderung mengalami peningkatan sebesar 174,04 ton per tahun. Analisis trend yang dilakukan terhadap harga wortel mendapatkan hasil sebagai berikut: Yt = 1.246,42 + 285,71X. Artinya, harga wortel cenderung mengalami kenaikan sebesar Rp 285,71/kg per tahun. Selanjutnya, persamaan trend harga yang diterima perusahaan pengolah adalah : Yt = 2.410 + 250X. Artinya, harga produk olahan wortel yang diterima perusahaan pengolah cenderung meningkat sebesar Rp 250,00/kg per tahunnya.

Penelitian tentang respon penawaran dilakukan oleh Martoyo et al (1986)

pada tanaman tembakau, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa variabel yang berpengaruh terhadap jumlah penawaran yaitu pengaruh harga komoditi tembakau pada musim tanam sebelumnya, pengaruh jumlah produksi komoditi tembakau pada musim tanam sebelumnya, pengaruh rata-rata jumlah curah hujan pada awal musim tanam, pengaruh luas areal tanam pada tahun

sebelumnya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

selaman 10 tahun terakhir. Dalam analisis penelitian ini digunakan model analisis Nerlovian respon penawaran. Berdasarkan tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 95% dalam penelitian ini dapat diketahui harga komoditas pada musim tanam sebelumnya, jumlah produksi komoditas pada musim tanam sebelumnya, rata-rata jumlah curah hujan pada musim tanam dan luas areal tanam pada musim tanam sebelumnya secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap jumlah

penawaran, berdasarkan uji t harga komoditas pada musim tanam sebelumnya (Pt-1)

berpengaruh secara tidak nyata terhadap jumlah penawaran, sedangkan jumlah


(23)

commit to user

xxiii

hujan pada awal musim tanam (Rt) dan luas areal tanam pada musim tanam

sebelumnya (At-1) berpengaruh nyata terhadap jumlah penawaran.

Penelitian penggunaan model respon penawaran digunakan juga oleh Nariswari (2009) pada komoditi kacang tanah, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi produktivitas dan luas panen kacang tanah di Indonesia dan mengetahui besarnya pengaruh perubahan harga terhadap produktivitas dan luas panen kacang tanah. Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data sekunder dengan rangkaian waktu (time series) selama 37

tahun. Model analisis yang digunakan adalah model respon penawaran Nerlovian. Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 90%. Dalam model respon areal panen kacang tanah peubah bebas yang berpengaruh secara signifikan adalah luas panen tahun sebelumnya, harga kacang tanah, dan irigasi. Peubah yang tidak signifikan adalah harga gabah, harga jagung, harga kedelai, dan harga ubi kayu. Dalam model respon produktivitas Peubah yang berpengaruh nyata dalam model produktivitas dari kacang tanah adalah luas lahan sebelumnya, harga kacang tanah, dan jumlah tenaga kerja. Sedangkan jumlah benih kacang tanah, pestisida, curah hujan, suku bunga, dan pupuk tidak memiliki pengaruh yang nyata. Besarnya elastisitas tersebut 0,1620 sedangkan untuk elastisitas jangka panjangannya juga merupakan penjumlahan dari elastisitas areal dan produktivitasterhadap harga dalam jangka, sehingga didapatkan elastisitas sebesar 0,3013.

Berdasarkan beberapa penelitian tentang wortel, belum pernah diteliti mengenai respon penawaran wortel sebelumnya oleh sebab itu dilakukanlah penelitian mengenai Analisis Respon Penawaran Wortel di Kabupaten Karanganyar dengan pendekatan luas areal panen dan dengan menggunakan

model analisis Nerlove seperti yang digunakan pada penelitian Martoyo et al

(1986) dan Nariswari (2009).

B.Landasan Teori

1.Arti Penting Komoditas Wortel

Prospek pengembangan budidaya wortel di Indonesia amat cerah, selain keadaan agroklimatologis wilayah nusantara cocok untuk wortel, juga akan berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan petani, perbaikan gizi

masyarakat, perluasan kesempatan kerja, pengembangan agribisnis,

pengurangan impor dan peningkatan ekspor (Rukmana, 1995).

Selain pengurangan impor dan peningkatan ekspor pengembangan usahatani wortel diarahkan pula untuk peningkatan pendapatan petani. Orientasi peningkatan produksi sekaligus pendapatan petani menuntut keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan usahatani wortel. Prospek pengembangan budidaya wortel di Indonesia yang cukup cerah akan berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan petani. Disamping itu usahatani wortel dapat memberikan keuntungan yang memadai karena biaya produksinya yang rendah (Dien, 2002).


(24)

commit to user

xxiv

Dari segi bisnis wortel merupakan sayuran komersial yang hingga saat ini masih tetap menjadi andalan para pedagang dan petani yang menanamnya. Tanaman wortel relatif mudah ditangani dan dirawat. Hasilnya dapat berlipat ganda karena dalam penanganannya bisa ditumpangsarikan dengan tanaman sayuran lainnya, sebagai sayuran komersial maka wortel termasuk komoditi yang mempunyai potensi yang cukup baik untuk dikembangkan (Rahayu

dan Ali dalam Pohan, 2008).

Pengolahan sayuran menjadi sayuran olahan terutama yang siap santap sangat prospektif untuk Indonesia yang subur dan melimpah hasil hortikulturanya, dan di masa depan memiliki peluang cerah untuk dijadikan komoditi ekspor dengan pasar yang sangat besar. Keripik wortel telah banyak dihasilkan di beberapa daerah di Indonesia dan volume penjualannya perlahan-lahan meningkat seiring dengan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi lebih banyak sayuran yang mengandung serat dan juga bernutrisi tinggi seperti halnya keripik wortel yang mengandung vitamin A dan serat yang baik untuk kesehatan (Widaningrum dan Nurdi S, 2009).

2.Penawaran

Menurut Arsyad (1987), penawaran adalah suatu daftar atau kurva yang menunjukan hubungan antara kuantitas suatu barang yang di tawarkan pada

berbagai tingkat harga barang tersebut, cateris peribus.

Penawaran produk pertanian menyatakan hubungan jumlah produk pertanian yang ditawarkan dengan berbagai variabel yang mempengaruhi penawaran, seperti harga produk pertanian, harga input, musim, teknologi dan tujuan perusahaan (Sudiyono, 2002). Jumlah komoditas yang bersedia ditawarkan selama periode waktu tertentu adalah fungsi dari atau tergantung pada harga komoditas itu dan biaya produksi untuk produsen tersebut (Salvatore, 1997).

Hukum penawaran merupakan suatu pernyataan yang menjelaskan sifat perkaitan diantara harga suatu barang dan jumlah barang tersebut yang ditawarkan para penjual. Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan makin tinggi harga suatu barang, makin banyak jumlah barang tersebut yang akan ditawarkan oleh para penjual, sebaliknya makin rendah harga suatu barang makin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan oleh para penjual (Sukirno, 2001).

Kurva penawaran menunjukan hubungan antara kuantitas suatu barang yang ditawarkan penjual (produsen) disuatu pasar pada berbagai tingkat harga, cateris paribus. Sepanjang suatu kurva penawaran hanya harga dan kuantitas yang ditawarkan berubah-ubah. Kurva penawaran bergeser jika satu atau lebih dari variabel-variabel yang dianggap konstan di dalam fungsi penawaran berubah. Arah pergeseran (ke kiri atau ke kanan) tergantung kepada hubungan


(25)

commit to user

xxv

antara kuantitas yang ditawarkan dengan variabel-variabel yang berubah tersebut (Arsyad, 1987).

Menurut Arsyad (1987), fungsi penawaran menunjukan hubungan antara kuantitas yang ditawarkan dengan semua faktor yang mempengaruhinya seperti harga, harga input, teknologi, dan harga barang-barang lain. Fungsi penawaran yang normal selalu naik ke kanan. Para produsen pertanian selalu berkeinginan untuk menawarkan produk pertanian yang jumlahnya besar jika ada kenaikan harga (Anindita, 2004).

Menurut Nainggolan dan Suprapto dalam Adnyana (2010), luas areal

panen dapat dijadikan sebagai indikasi efisiensi dalam sistem produksi suatu komoditas pertanian.

Menurut Gathak dan Ingersent (1984), dalam ilmu ekonomi “respon penawaran” pada negara yang sedang berkembang diartikan sebagai variasi dari hasil pertanian dan luas areal panen dan berkaitan pula dengan variasi harga. Q merupakan banyaknya hasil pertanian dan P mengindikasikan tingkatan harga, R adalah keadaan cuaca (seperti curah hujan), A adalah luas areal panen dan t merupakan suatu periode waktu. Secara sederhana fungsi respon penawaran dapat ditulis :

Qt =f (Pt-1, At, Rt, Ut)………(1)

Dimana Pt-1 sangat mewakili harga yang diharapkan dan Ut adalah

istilah eror pada statistik. Seperti respon penawaran menandai pada banyakanya hasil pertanian akan bergantung pada harga produk yang bersangkutan pada waktu sebelumnya, luas areal panen pada waktu bersangkutan dan tingkat curah hujan pada waktu tersebut ditambah

dengan variabel pengganggu lain yang ditulis dengan huruf Ut.

Respon penawaran dapat diasumsikan ekuivalen dari respon areal panen yang disebabkan oleh perubahan faktor ekonomi dan faktor non ekonomi sehingga bentuk fungsinya dapat dituliskan sebagai berikut :

At = f(Pt-1, Rt, Ut)………...…(2)

Oleh Nerlove, rumus di atas dikembangkan yaitu dengan memasukkan unsur dinamis dari fungsi penawaran, sehingga bentuk fungsinya dapat dituliskan sebagai berikut:

At* = b0 + b1Pt-1 + b2Rt + b3Qt-1……….…………(3)

At* : penawaran jangka panjang

b0 : konstanta

b1-b2 : koefisien regresi

Pt-1 : harga komoditi pada tahun tanam sebelumnya

Rt : rata-rata curah hujan tahunan

Qt-1 : jumlah produksi pada tahun tanam sebelumnya

Oleh karena At* tidak dapat diketahui secara langsung, maka

Nerlove membuat hipotesis yang disebut “partial adjustment or stock

adjustment hypothesis” sebagai berikut :


(26)

commit to user

xxvi

Persamaan tersebut menyatakan bahwa perubahan yang sebenarnya

(actual change) dalam jumlah penawaran dalam suatu periode waktu

tertentu t merupakan pecahan dari perubahan yang diinginkan untuk periode tersebut. Persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :

At = k At* + (1-k)At-1………...……….…...(5)

Keterangan :

At – At-1 : perubahan penawaran sebenarnya pada tahun t

At* - At-1 : perubahan penawaran yang diinginkan pada tahun t

k : koefisien penyesuaian nilainya adalah 0<k<1

Untuk menaksir atau mengestimasi fungsi penawaran pada persamaan (3) disubstitusikan dalam persamaan (5) maka diperoleh persamaan sebagai berikut :

At = k (b0 + b1Pt-1 + b2Rt + b3Qt-1) + (1-k)At-1

atau

At = k b0 + k b1Pt-1 + k b2Rt + k b3Qt-1 + (1-k)At-1……….…...(6)

Untuk keperluan estimasi bentuk di atas disederhanakan menjadi :

At = b0 + b1Pt-1 + b2Rt + b3Qt-1 + b4At-1 + b5Pst-1

Keterangan :

At : penawaran pada tahun t

Pt-1 : harga komoditi pada tahun sebelumnya

Rt : rata-rata jumlah curah hujan pada tahun t

Qt-1 : jumlah produksi pada tahun sebelumnya

At-1 : luas areal panen pada tahun sebelumnya

Zt : Harga pupuk pada tahun t

Pst-1 : harga komoditas substitusi pada tahun sebelumnya

b0 : konstanta

k : koefisien penyesuaian

b1-b5 : koefisien regresi dari variabel bebas

3.Faktor-Faktor yang Menpemgaruhi Penawaran

Menurut Samuelson dan Nordhous (1992) dalam penawaran unsur selain harga barang itu sendiri yang mempengaruhi penawaran, unsur yang paling penting adalah biaya produksi komoditi tersebut yang dipengaruhi oleh kondisi teknologi dan harga input. Unsur lain yang juga mempengaruhi penawaran adalah harga barang yang berkaitan, organisasi pasar, dan faktor khusus misalnya cuaca dan ekspektasi harga di masa mendatang.

Menurut Soekartawi (1993), ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan penawaran, yaitu :

1.Teknologi

Dengan perbaikan teknologi, maka jumlah produksi yang dihasilkan akan semakin meningkat.


(27)

commit to user

xxvii

Adalah perubahan harga produksi alternatif. Pengaruh perubahan harga produksi alternatif ini, akan menyebabkan terjadinya jumlah produksi yang semakin meningkat atau sebaliknya semakin menurun.

3.Harga input

Besar kecilnya harga input juga akan mempengaruhi besar kecilnya jumlah input yang dipakai. Bila harga faktor produksi (input) turun, maka petani cenderung akan membelinya pada jumlah yang relatif lebih besar. Dengan demikian, dari penggunaan faktor produksi yang biasanya dalam jumlah yang terbatas, maka dengan adanya tambahan penggunaan faktor produksi (sebagai akibat dari turunnya harga faktor produksi) maka jumlah produksi akan meningkat pada keadaan tertentu.

4.Jumlah produsen

Dengan bertambahnya produsen maka produksi atau barang yang ditawarkan menjadi bertambah. Sehingga hal ini kan mempengaruhi penawaran wortel.

5.Harapan produsen terhadap harga produksi di masa mendatang

Sering ditemukan suatu peristiwa petani meramal besaran harga dimasa mendatang, apakah harga suatu komoditi akan meningkat atau menurun. Hal ini disebabkan karena pengalaman yang mereka punyai mengusahakan komoditi tersebut.

6.Elastisitas produksi

Yaitu perubahan produksi karena adanya perubahan harga produksi tersebut. Dalam banyak kegiatan, faktor yang mempengaruhi elastisitas produksi ini adalah (a) tersedianya faktor produksi seperti tanah, tenaga kerja dan modal, (b) waktu yang diperlukan untuk melakukan penyesuaian dalam mengubah kegiatan berproduksi. Seringkali ditemui bahwa Esp (Elastisitas produksi) untuk total produksi hasil pertanian yang tidak elastis, sementara Esp untuk 1 tertentu lebih elastis yang disebabkan karena keterbatasan faktor produksi. Begitu pula waktu yang diperlukan untuk melakukan penyesuaian berproduksi. Sebagai akibat adanya rangsangan harga, adalah memerlukan waktu. Hal ini disebabkan bukan saja karena faktor ekonomis seperti tersedianya biaya produksi, tetapi juga disebabkan karena adanya penyesuaian perubahan faktor biologi dan ekologi tanaman dari semula yang diusahakan tidak intensif menjadi sangat intensif, atau dari semula yang diusahakan dalam skala sempit, kemudian diubah menjadi skala luas.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi produsen dalam menawarkan produknya pada suatu pasar, antara lain harga barang itu sendiri, harga barang-barang lain, ongkos dan biaya produksi, tujuan produksi dari perusahaan, dan teknologi yang digunakan. Apabila


(28)

commit to user

xxviii

beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran diatas dianggap tetap selain harga barang itu sendiri, maka penawaran hanya ditentukan oleh harga. Artinya, besar kecilnya penawaran ditentukan oleh besar kecilnya harga. Dalam hal ini berlaku perbandingan lurus antara harga terhadap penawaran (Putong, 2002).

4.Teori Cobweb

Menurut Boediono (1982), sarang laba-laba (Cobweb) merupakan salah

satu penerapan analisas supply-demand untuk menjelaskan mengapa harga beberapa barang pertanian menunjukan fluktuasi tertentu dari musim ke musim. Salah satu sebab dari fluktuasi tersebut adalah adanya reaksi atau respon yang terlambat dari pihak produsen terhadap harga.

Adanya reaksi atau respon yang terlambat terhadap harga menyebabkan produsen suatu barang menduga, bahwa harga pada periode produksi yang berikutnya sama dengan harga sekarang dan produsen membuat rencana produksi atas dasar harga sekarang. Padahal, pasar belum mencapai keseimbangan antara permintaan dan penawaran, akibatnya terjadi naik turun (fluktuasi) harga. Apabila proses ini terus berjalan, maka fluktuasi semakin

mengecil dan akhirnya harga mencapai tingkat kestabilan (equilibrium) (Bishop

dan Toussaint, 1979).

Menurut Kelana (1996), Analisis cobweb dipergunakan untuk mengetahui proses terbentuknya keseimbangan terutama bagi barang-barang pertanian yang

mengalami keterlambatan waktu (time lag). Jadi penawaran bagi barang-barang

pertanian merupakan fungsi harga pada tahun t-1 (Cobweb analyze).

Teori Cobweb menjelaskan siklus harga dan produksi yang naik turun dalam jangka waktu tertentu, yang pada dasarnya dapat dibedakan menjadi: (1) siklus dengan fluktuasi yang jaraknya tetap; (2) Siklus yang menuju titik keseimbangan; dan (3) Siklus yang menjauhi titik keseimbangan. Kondisi keseimbangan yang terjadi di pasar tentunya menjadi relatif tidak stabil apabila ada kekuatan-kekuatan yang mendorong harga dan jumlah barang atau komoditas yang pada akhirnya akan mencapai keseimbangan baru. Berkaitan dengan aspek ini, di pasar ada kemungkinan akan terjadi kelebihan barang atau komoditas yang ditawarkan (surplus) dan kekurangan barang atau komoditas yang ditawarkan. Proses penyesuaian pasar menuju keseimbangan akan dipengaruhi oleh beberapa kondisi antara lain: (1) permintaan yang berubah, di mana penawaran tetap; (2) Penawaran yang berubah, di mana permintaan tetap; dan (3) Permintaan dan penawaran yang berubah secara simultan (Sofa, 2008).

Teori Cobweb pada dasarnya menerangkan siklus harga dan produksi yang naik turun dalam jangka waktu tertentu. Jangka waktu tersebut akan berpengaruh terhadap elastisitas baik jangka pendek maupun jangka panjang (Mubyarto, 1979).


(29)

commit to user

xxix

Harga adalah sinyal dari pasar yang menunjukan tingkat kelangkaan produk secara relatif. Elastisitas harga dari penawaran mengukur kepekaan produsen terhadap perubahan harga. Elastisitas harga dari penawaran sama dengan persentase perubahan jumlah ditawarkan dibagi dengan persentase perubahan harga. Mengingat kenaikan harga biasanya mengakibatkan kenaikan jumlah yang ditawarkan, maka persentase perubahan kuantitas dan persentase perubahan harga bergerak dalam arah yang sama, sehingga elastisitas harga dari penawaran biasanya positif (Mc Eachern, 2001).

Menurut Anindita (2004), faktor-faktor yang mempengaruhi

responsivitas jumlah barang yang ditawarkan terhadap adanya perubahan harga, antara lain:

1.Perubahan pada biaya yang dibayar oleh petani

Jika persentase kenaikan output disebabkan oleh sedikit kenaikan biaya per unit, maka penawaran produk tersebut cukup elastis. Sementara itu, jika kenaikan jumlah yang ditawarkan disebabkan kenaikan harga faktor input yang penggunaannya relatif besar maka dapat diperkirakan penawaran produk tersebut tidak elastis.

2.Waktu yang diperlukan untuk menambah produksi

Elastisitas banyak tergantung dengan waktu. Produk pertanian mempunyai respon yang relatif lama untuk meningkatkan produksinya dibandingkan dengan produk lain karena produsen pertanian memerlukan waktu yang lama untuk menyesuaikan tingkat produksi apabila terjadi perubahan. Oleh sebab itu, elastisitas penawaran produk pertanian pada umumnya tidak elastis.

3.Relatif sulit untuk mengubah sumberdaya yang digunakan untuk

memproduksi komoditi lain

Pengalokasian sumberdaya untuk memproduksi satu komoditi lebih mudah daripada mengalokasikan sumberdaya untuk memproduksi banyak komoditi. Perbedaan elastisitas ini tergantung pada komoditi tertentu pengalihan sumberdaya ada yang relatif mudah tetapi ada yang relatif sulit, misalnya antara pengalihan lahan untuk komoditas pangan dengan tanaman perkebunan.

Elastisitas penawaran mengukur ketanggapan kuantitas yang ditawarkan terhadap perubahan harga komoditi itu sendiri. Dengan notasi

ηs, elastisitas itu didefinisikan sebagi berikut :

ηs

harga perubahan persentase

ditawarkan yang

jumlah perubahan

persentase

=

(Lipsey et al., 1990).

Dalam elastisitas penawaran ada dua istilah elastisitas jangka pendek dan elastisitas jangka panjang. Hal ini berhubungan erat dengan persoalan


(30)

commit to user

xxx

pengaturan kembali dalam penyaluran sumber-sumber ekonomi yang dikuasai petani. Dalam jangka pendek maka petani secara perseorangan mengadakan

pengaturan kembali (reallocation of resource). Tetapi dalam jangka panjang

keseluruhan industri pertanian dapat mengadakan penyesuaian (Mubyarto, 1989).

Elastisitas Penawaran dibagi menjadi lima yaitu

1.Inelastis sempurna (E= 0). Inelastis sempurna dalam penawaran terjadi

bilamana perubahan harga yang terjadi tidak memiliki pengaruh terhadap jumlah penawaran.

2.Inelastis (E<1), penawaran inelastis ini terjadi apabila perubahan harga

kurang dapat mempengaruhi perubahan pada penawaran

3.Elastisitas uniter (E= 1), elastisitas uniter terjadi jika perubahan dari

harga bernilai sebanding dengan perubahan dari jumlah penawaran

4.Elastis (E > 1), apabila terjadinya penawaran karena ada perubahan

harga diikuti dengan jumlah penawaran yang lebih besar

5. Elatisitas sempurna (E= ~), elastisitas sempurna terjadi apabila

perubahan penawaran tidak dipengaruhi oleh perubahan harga (Nariswari, 2009).

C.Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Wortel merupakan salah satu sayur-sayuran yang sudah banyak dikenal dan dikonsumsi oleh masyarakat. Selain karena merupakan sumber vitamin, mineral, dan serat yang baik bagi kesehatan tubuh, wortel juga mudah dijumpai setiap waktu dan harganya relatif terjangkau oleh masyarakat. Oleh sebab itu wortel merupakan salah satu komoditas sayur-sayuran yang potensial untuk dikembangkan. Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu dari enam Kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki potensi untuk dikembangkannya komoditas wortel. Wortel yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat Kabupaten Karanganyar dan sekitarnya adalah wortel Tawangmangu. Usahatani wortel di Kabupaten Karanganyar telah berkembang sejak lama, salah satu faktor yang menjadi daya tarik bagi petani untuk mengusahakan komoditas ini adalah harga. Harga merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap motivasi petani dalam menggusahakan suatu komoditas. Jika terjadi kenaikan harga maka akan diikuti dengan kenaikan jumlah komoditas yang dihasilkan, selama faktor lain yang dianggap berpengaruh tidak berubah.

Konsep penawaran digunakan untuk menunjukan keinginan para penjual (produsen) disuatu pasar dan menunjukan hubungan antara kuantitas


(31)

commit to user

xxxi

suatu barang yang ditawarkan pada berbagai tingkat harga barang tersebut selama faktor lain yang mempengaruhi penawaran dianggap konstan. Jumlah barang yang ditawarkan seorang penjual berhubungan dengan banyak faktor. Harga yang ditawarkan, harga input yang digunakan untuk memproduksi barang tersebut, harapan pada masa datang, harga barang-barang lain yang dihasilkan oleh penjual tersebut merupakan variabel penting dalam fungsi penawaran (Arsyad, 1987).

Harga wortel di tingkat petani di Kabupaten Karanganyar mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Hukum penawaran menyatakan bahwa apabila harga naik, produsen berkeinginan menawarkan lebih banyak barang (output) ke pasar (Downey dan Erickson, 1990). Hal ini merangsang petani untuk meningkatkan produksinya dan menyebabkan penawaran wortel diKabupaten Karanganyar menjadi tinggi.

Pada kenyataannya, respon penawaran suatu komoditas pertanian terhadap

perubahan harga dan faktor penentu lainnya memerlukan tenggang waktu (time

lag). Kegiatan berproduksi produk pertanian secara biologis memerlukan waktu,

sehingga ketika terjadi perubahan harga tidak dapat disikapi dengan segera oleh petani produsen bila proses produksi sedang berjalan. Keputusan produksi yang

diambil pada waktu t yang didasarkan pada harga saat itu (Pt) tidak akan terealisasi

pada waktu t, melainkan pada waktu t+1. Oleh sebab itu, dalam menentukan

banyaknya produksi yang akan diperoleh, petani menggunakan perkiraan-perkiraan periode mendatang dan pengalamannya di masa lalu. Begitu pula dengan luas areal panen, petani akan mendasari luas areal panen saat ini berdasarkan atas pengalaman dimasa lalu dan perkiraan dimasa yang akan datang.

Berdasarkan uraian diatas maka penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar dapat didekati dari luas areal panen wortel. Menurut Nainggolan dan Suprapto

dalam Adnyana (2010), luas areal panen dapat dijadikan sebagi indikasi efisiensi dalam sistem produksi suatu komoditas pertanian dan lebih mewakili kondisi faktual.

Penggunaan variabel bebas yang diduga berpengaruh terhadap penawaran wortel pada penelitian ini adalah :

1.Harga wortel pada tahun sebelumnya

Harga memberikan rangsangan bagi produsen untuk menghasilkan barang-barang yang permintaannya sangat besar dan menggunakan sumber-sumber yang paling banyak jumlahnya. Apabila harga meningkat, para produsen didorong untuk menghasilkan barang tersebut dan

sebaliknya (Bishop dan Toussaint, 1979).


(32)

commit to user

xxxii

Berhasil tidaknya produksi petani dan tingkat harga yang diterima oleh petani merupakan faktor yang sangat mempengaruhi perilaku petani (Mubyarto, 1989). Apabila jumlah produksi wortel pada tahun sebelumnya meningkat maka harganya pada tahun tanam akan turun. Akibatnya petani akan enggan memproduksi wortel tersebut pada tahun berikutnya.

3.Rata-rata curah hujan pada tahun t

Curah hujan merupakan salah satu faktor input yang mempengaruhi penawaran. Menurut Boediono (1982), dalam kenyataan tidak seluruh fluktuasi harga berasal dari proses cobweb, faktor lain seperti cuaca juga menentukan. Curah hujan merupakan bagian dari cuaca. Curah hujan akan mempengaruhi pertumbuhan, pembentukan, kualitas dan kuantitas wortel yang dihasilkan. Jika curah hujan rendah maka akan berpengaruh terhadap ketersediaan air, sehingga petani perlu menambah biaya untuk mencukupi kebutuhan air. Biaya yang dikeluarkan tersebut akan berpengaruh terhadap harga komoditas yang ditawarkan dan mengurangi jumlah penawaran.

4.Luas areal panen pada tahun sebelumnya

Penawaran terjadi karena seluruh kegiatan yang ditentukan oleh produsen sangat ditentukan oleh faktor-faktor penentu pada waktu sebelumnya (Armanda, 2009). Penggunaaan luas areal panen akan berpengaruh terhadap produksi dan produksi akan berpengaruh terhadap harga. Hubungan antara produksi dan harga akan berpengaruh terhadap penawaran wortel.

5.Harga pupuk SP 36 pada tahun t

Faktor input merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penawaran. Pada dasarnya penambahan pada harga masukan (input), menyebabkan penambahan pada harga per unit dan mengurangi jumlah penawaran (Anindita, 2004). Pupuk merupakan salah satu faktor input, penambahan faktor input pupuk menyebabkan tambahan biaya pada usahatani sehingga harga wortel meningkat sedangkan produksi menurun. Hal ini akan mengakibatkan jumlah penawaran turun.


(33)

commit to user

xxxiii

Harga pupuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga pupuk SP 36 karena pupuk ini merupakan pupuk yang banyak diperlukan dalam memproduksi wortel. Pupuk SP 36 mengandung unsur phospor (P), menurut Soewito (1991), phospor berfungsi untuk perkembangbiakan generatif yaitu pembentukan bunga serta bagian lainnya yang akan menjadi buah dan biji. Selain itu, perangsang bagi akar agar memanjang, kuat dan tahan akan kekeringan. Bagi tanaman umbi seperti wortel sangat

memerlukan unsur P.

6.Harga kubis pada tahun sebelumnya

Siklus panen atau gabungan dari beberapa komoditas pertanian sering dipertimbangkan dalam menaksir penawarannya (Anindita, 2004). Kubis merupakan komoditas yang ditumpangsarikan dengan wortel oleh petani di Kabupaten Karanganyar, wortel dan kubis membutuhkan tempat budidaya dan iklim yang hampir sama. Ketika harga kubis meningkat petani akan mengurangi luas areal yang ditanami wortel dengan kubis. Hal ini akan mempengaruhi luas areal panen wortel dan akan berpengaruh terhadap produksi, sedangkan produksi akan berpengaruh terhadap harga wortel. Oleh sebab itu, respon penawaran wortel dipengaruhi oleh harga kubis pada tahun sebelumnya.

Menurut Gathak dan Ingersent (1984), dalam ilmu ekonomi “respon penawaran” pada negara yang sedang berkembang diartikan sebagai variasi dari hasil pertanian dan luas areal panen dan berkaitan pula dengan variasi harga. Q merupakan banyaknya hasil pertanian dan P mengindikasikan tingkatan harga, R adalah keadaan cuaca (seperti curah hujan), A adalah luas areal panen dan t merupakan suatu periode waktu. Secara sederhana fungsi respon penawaran dapat ditulis :

Qt = f (Pt-1, At, Rt, Ut)………(1)

Respon penawaran dapat diasumsikan ekuivalen dari respon areal panen yang disebabkan oleh perubahan faktor ekonomi dan faktor non ekonomi sehingga bentuk fungsinya dapat dituliskan sebagai berikut :


(34)

commit to user

xxxiv

Oleh Nerlove, rumus di atas dikembangkan yaitu dengan memasukkan unsur dinamis dari fungsi penawaran, sehingga bentuk fungsinya dapat dituliskan sebagai berikut:

At* = b0 + b1Pt-1 + b2Rt + b3Qt-1……….…………(3)

At* : penawaran jangka panjang

b0 : konstanta

b1-b2 : koefisien regresi

Pt-1 : harga komoditi pada tahun tanam sebelumnya

Rt : rata-rata curah hujan tahunan

Qt-1 : jumlah produksi pada tahun tanam sebelumnya

Oleh karena At* tidak dapat diketahui secara langsung, maka Nerlove

membuat hipotesis yang disebut “partial adjustment or stock adjustment

hypothesis” sebagai berikut :

At – At-1 = k (At* - At-1)………..…...(4)

Persamaan tersebut menyatakan bahwa perubahan yang sebenarnya (actual

change) dalam jumlah penawaran dalam suatu periode waktu tertentu t merupakan pecahan dari perubahan yang diinginkan untuk periode tersebut. Persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :

At = k At* + (1-k)At-1………...……….…...(5)

Keterangan :

At – At-1 : perubahan penawaran sebenarnya pada tahun t

At* - At-1 : perubahan penawaran yang diinginkan pada tahun t

k : koefisien penyesuaian nilainya adalah 0<k<1

Untuk menaksir atau mengestimasi fungsi penawaran pada penelitian ini maka pada persamaan (3) disubstitusikan dalam persamaan (5) sehingga pada penelitian ini diperoleh fungsi sebagai berikut:

At = k (b0 + b1Pt-1 + b2Rt + b3Qt-1) + (1-k)At-1

atau

At = k b0 + k b1Pt-1 + k b2Rt + k b3Qt-1 + (1-k)At-1……….…...(6)

Untuk keperluan estimasi bentuk di atas disederhanakan menjadi : At = b0 + b1Pt-1+ b2Qt-1+b3Rt+ b4At-1 +b5Zt+ b6Pst-1

Keterangan :

At : Luas arel panen wortel pada tahun t (Ha)

Pt-1 : Harga wortel pada tahun sebelumnya (Rp/Kg)

Qt-1 : Jumlah produksi wortel pada tahun sebelumnya (Ku)

Rt : Rata-rata curah hujan pada tahun t (mm/thn)

At-1 : Luas areal panen wortel pada tahun sebelumnya (Ha)

Zt : Harga pupuk SP 36 pada tahun t (Rp/Kg)

Pst-1 : Harga kubis pada tahun sebelumnya (Rp/Kg)


(35)

commit to user

xxxv

δ : koefisien penyesuaian

b1-b6 : koefisien regresi dari variabel bebas

Suatu pasar akan mengalami keseimbangan (equilibrium) jika kuantitas yang ditawarkan sama dengan kuantitas yang diminta dan tidak ada kekuatan internal yang menyebabkan perubahan seperti harga yang ditawarkan, harga input yang digunakan untuk memproduksi barang tersebut, harapan pada masa datang, harga barang-barang lain yang dihasilkan oleh penjual tersebut. Harga dan kuantitas keseimbangan akan berubah sebagai akibat dari pergeseran kurva penawaran karena adanya perubahan salah satu variabel

yang dianggap konstan (cateris paribus).

Elastisitas penawaran adalah derajat kepekaan atas perubahan harga terhadap perubahan barang yang ditawarkan (Putong, 2003). Elastisitas penawaran menunjukan kepekaan produsen terhadap perubahan harga. Kepekaaan produsen tergantung pada mudah tidaknya mengubah jumlah output sebagai akibat adanya perubahan harga. Pada elastisitas penawaran terdapat suatu kecenderungan terhadap waktu yaitu lamanya penyesuaian. Semakin lama waktu penyesuain terhadap harga, produsen akan semakin mampu melakukan penyesuaian terhadap harga. Suatu kenaikan harga akan semakin besar menaikan jumlah yang ditawarkan jika periode waktu penyesuaiannya semakin lama. Oleh sebab itu, elastisitas penawaran dapat dihitung dalam jangka pendek dan jangka panjang.

Elastisitas jangka pendek dapat dihitung dengan:

Epd = bi

Keterangan :

Epd : Elastisitas jangka pendek bi : Koefisien variabel bebas ke i

: Rata-rata variabel bebas ke i

: Rata-rata variabel tidak bebas

Elastisitas jangka panjang dapat diketahui dengan:

Epj = Epd/(1- b4At-1)

= Epd/ δ

Keterangan :

Epd : Elastisitas jangka pendek Epj : Elastisitas jangka panjang

δ : Koefisiensi penyesuaian (1- b4At-1)

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam bagan kerangka berpikir pendekatan masalah berikut ini

Wortel di Kabupaten Karanganyar

Respon Penawaran Wortel

1. Harga wortel pada tahun sebelumnya 2. Jumlah produksi wortel pada tahun


(36)

commit to user

xxxvi

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir Pendekatan Masalah

D.Hipotesis

1.Diduga bahwa harga wortel pada tahun sebelumnya, jumlah produksi wortel pada

tahun sebelumnya, rata-rata curah hujan pada tahun t, luas areal panen pada tahun sebelumnya, harga pupuk SP 36 pada tahun t, harga kubis pada tahun sebelumnya yang digunakan dalam penelitian berpengaruh nyata terhadap penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar

2.Diduga bahwa elastisitas penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar dalam

jangka pendek yaitu inelastis dan dalam jangka panjang yaitu elastis.

E.Asumsi

1.Pasar dalam keadaan pasar persaingan sempurna.

2.Varietas wortel yang dihasilkan sama yaitu varietas lokal Tawangmangu

3.Luas areal tanam sama dengan luas areal panen

4.Ketidakpastian dalam usahatani ditiadakan, daerah penelitian ini dalam keadaan

normal tanpa adanya serangan hama dan penyakit yang dapat menurunkan produksi wortel dalam jumlah besar.

F.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1.Respon penawaran wortel adalah Hubungan antara penawaran dan harga yang

dapat diselidiki dimana variabel lain yang dimasukan dalam fungsi penawaran dianggap konstan yaitu dengan mengestimasikan koefisiensi regresi parsial dari


(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxiv

VI.KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. a. Harga wortel pada tahun sebelumnya, jumlah produksi wortel tahun sebelumnya, rata-rata curah hujan pada tahun t, luas areal panen pada tahun sebelumnya, harga pupuk SP36 pada tahun t dan harga kubis pada tahun sebelumnya secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar.

b. Jumlah produksi wortel tahun sebelumnya, rata-rata curah hujan pada tahun t, luas areal panen pada tahun sebelumnya, harga pupuk SP36 pada tahun t dan harga kubis pada tahun sebelumnya secara individu berpengaruh nyata terhadap penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar.

c. Luas areal panen wortel pada tahun sebelumnya merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. 2. Nilai elastisitas penawaran jangka pendek dan jangka panjang untuk jumlah

produksi wortel pada tahun sebelumnya bersifat inelastis, nilai elastisitas penawaran jangka pendek untuk rata-rata curah hujan tahun t bersifat inelastis sedangkan dalam jangka panjang bersifat elastis, nilai elastisitas penawaran jangka pendek maupun jangka panjang untuk luas areal panen wortel pada tahun sebelumnya bersifat elastis, nilai elastisitas penawaran jangka pendek dan jangka panjang untuk harga pupuk SP36 pada tahun t bersifat inelastis, nilai elastisitas penawaran jangka pendek untuk harga kubis pada tahun sebelumnya bersifat inelastis sedangkan untuk jangka panjang bersifat elastis.

B.Saran


(2)

commit to user

lxxxv

1.Luas areal panen merupakan faktor yang paling responsif terhadap

penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar, sehingga saran dari hasil penelitian ini adalah petani dapat melakukan perluasan areal panen agar produksi wortel yang dihasilkan akan meningkat, melakukan intensifikasi pertanian, memanfaatkan daerah-daerah yang memiliki potensi bagi pengembangan budidaya wortel dalam rangka meningkatkan penawaran wortel di Kabupaten Karanganayar.

2.Harga wortel tahun sebelumnya tidak berpengaruh nyata terhadap

penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar, sehingga saran dari penelitian ini adalah perlu adanya upaya untuk meningkatkan harga wortel yaitu melalui upaya peningkatan nilai tambah dan pengembangan agroindustri wortel dengan cara membuat diversifikasi olahan wortel, dengan demikian diharapkan dapat merangsang harga wortel dan memotivasi petani untuk meningkatkan luas areal panennya.


(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxvi DAFTAR PUSTAKA

Adnyana, M O. 2010. Penerapan Model Penyesuaian Parsial Nerlove Dalam

Proyeksi Produksi Dan Konsumsi Beras. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. www.ejournalunud.ac.id. Diakses

pada tanggal 3 Agustus 2010.

Anindita, R. 2004. Pemasaran Hasil Pertanian. Papyrus. Surabaya.

Anonim. 2007. Worta Kemasan Baru. www.Agrodevblogspot.com. Diakses pada

tanggal 31 Agustus 2009.

Ariani, M Dan Tri B P. 2010. Analisis Konsumsi Pangan Rumah Tangga Pasca

Krisis Ekonomi Di Propinsi Jawa Barat. Puslitbang Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.

Arif, S. 1993. Metodologi Penelitian Ekonomi. UI Press. Jakarta.

Armanda, S A. 2009. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Respon

Penawaran Kakao Di Indonesia. Skripsi S1 Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Manajemen IPB. Bogor. www.iircipb.com . Diakses pada tanggal 3 Agustus 2010.

Arsyad, L. 1987. Ekonomi Mikro: Ikhtisar Teori & Soal Jawab. BPFE.

Yogyakarta.

Bishop, CE dan WD Toussaint. 1979. Pengantar Analisa Ekonomi Pertanian

(diterjemahkan oleh Drs. Wisnuadji, Harsojono, S.E, dan Drs. Suparmoko). Mutiara Sumber Widya. Jakarta.

BPS. 20091. Jawa Tengah dalam Angka 2009. BPS Kabupaten Karanganyar.

Karanganyar.

. 1993-20092. Karanganyar dalam Angka 1993-2009. BPS Kabupaten

Karanganyar. Karanganyar.

Boediono. 1982. Ekonomi Mikro Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No 1.

BPFE. Yogyakarta.

Cahyono, B. 2002. Wortel :Teknik Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Kanisius.

Yogyakarta.

Dien, E P. 2002. Analisis Kelayakan Finansial Wortel Secara Monokultur dan

Tumpangsari (Studi Kasus PT Pusaka Tani, Desa Ciherang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat). Skripsi S1 Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian IPB. www.iircipb.com . Diakses pada tanggal 3 Agustus 2010.


(4)

commit to user

lxxxvii

Dinas Pertanian. 1993-2008. Data Produksi Hortikultura Kabupaten

Karanganyar1993-2008. Karanganyar.

Downey dan Erickson. 1990. Manajemen Agribisnis. Erlangga. Jakarta.

Ghatak, S dan K. Ingersent. 1984. Agriculture & Economic Development.

Weatshet Books. LTD Harvestes Press. Great Britain.

Gilarso, T. 2003. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Kanisius. Yogyakarta.

Gujarati, D N. 1995.Basic Econometrics Third Edition. Mc Graw-Hill Book Co.

Singapore.

Irmawati, R. 2003. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-Faktor

Produksi Pada Usahatani Wortel di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Skripsi SI Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian UNS. Surakarta.

Kelana, S. 1996. Teori Ekonomi Mikro. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Kurniawan, D E H. 2010. Hubungan Antara Kemampuan Manajerial Petani

Wortel (Daucus carota L) dengan Kecepatan Adopsi Penggunaan Pestisida Nabati di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Skripsi S1 Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian UNS. Surakarta

Kusdiyanti, R F. 2007. Teknik Budidaya dan Pemasaran Sayuran Wortel (Daucus

carota L) di Kebun Benih Hortikultura Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Tugas Akhir D3 Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian UNS. Surakarta.

Lasmara, I. 2008. Evaluasi Parameter Pemutuan Wortel (Daucus carota L.)

Menggunakan Pengolahan Citra. Skripsi S1departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Bogor. www.iircipb.com . Diakses pada tanggal 3 Agustus 2010.

Martoyo, M Soejono, dan Sinarhadi. 1986. Respons Penawaran Tembakau Rakyat

Di Daerah Kabupaten Temanggung Jawa Tengah. Jurnal Agro Ekonomi.

UGM. Yogyakarta.

Mc Eachern, W.A. 2000. Ekonomi Makro (Diterjemahkan oleh : Sigit Triandaru).

Salemba Empat. Jakarta.

Mubyarto. 1979. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.

. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta

Nariswari, T A. 2009. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Respon

Penawaran Kacang Tanah Di Indonesia. Skripsi S1 Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Manajemen IPB.Bogor. www.iircipb.com . Diakses pada tanggal 3 Agustus 2010.


(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxviii

Nurana, EH. 2009. Analisis Curahan Waktu Kerja Istri Petani Pada Usahatani

Wortel di Kabupaten Karanganyar. Skripsi SI Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian UNS. Surakarta.

Oemanti, 2006. Pengaruh Dosis Pupuk Kalium dan Pupuk Daun Terhadap Hasil

dan Kandungan Vitamin C Pada Wortel. Tesis S2 Agronomi Fakultas Pertanian UNS. Surakarta.

Pohan, R A. 2008. Analisis Usahatani dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pendapatan Petani Wortel di Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Skripsi S1 Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian USU. Medan.

Putong, I. 2002. Pengantar Ekonomi Makro dan Mikro. Gahlia Indonesia. Bogor. . 2003. Pengantar Ekonomi Makro dan Mikro. Gahlia Indonesia. Bogor.

Rukmana,R. 1995. Bertanam Wortel. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Samuelson, P. A. dan W. D. Nordhaus. 1992. Mikroekonomi. Erlangga. Jakarta.

Salvatore, D. 1997. Teori Mikroekonomi Edisi Ketiga. Erlangga. Jakarta.

Setiani, C. 2010. Program Rintisan Dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi

Teknologi Pertanian (Prima Tani) Kabupaten Karanganyar (2007). [email protected]. Diakses Pada Tanggal 31 Agustus

2010.

Singarimbun. 1995. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta

SIPUK BI. 2010. Sistem Informasi Baseline Economic Survey.

www.SIPUKBI.com. Diakses pada tanggal 3 Agustus 2010

Siregar, C S. 2009. Analisis Respon Penawaran Komoditas Jagung Dalam

Rangka Mencapai Swasembada Jagung Di Indonesia. Skripsi S1 Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Manajemen. IPB. Bogor.

Soekartawi. 1993. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. PT. Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Soewito. 1991. Bercocok Tanam Wortel. Titik Terang. Jakarta.

Sofa, 2008. Teori Penawaran dan Permintaan Pada Pertanian.

www.massofa.wordpress.com. Diakses pada tanggal 3 Agustus 2010.

Sudarmanto, G. 2005. Analisis Regresi Linear Ganda dengan SPSS. Graha Ilmu.

Yogyakarta.

Sudiyono, A. 2002. Pemasaran Pertanian. Universitas Muhammadiyah Malang.

Malang.


(6)

commit to user

lxxxix

Sukirno, S. 2001. Pengantar Teori Mikroekonomi. Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Sukirno, 2007. Peran Pelaku Perlindungan Tanaman Dalam Pasar Internasional

Produk-Produk Hortikultura Indonesia. www.Deptan.go.id. Diakses pada tanggal 8 Desember 2009.

Sulaiman, W. 2002. Jalan Pintas Menguasai SPSS 10. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Sularmi, S. 2009. Sikap Petani Wortel (Daucus carota L) Terhadap Pengembangan Kawasan Agropolitan Di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Skripsi S1 Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian UNS. Surakarta.

Sundari, M T. 2008. Analisis Efisiensi Ekonomi Usahatani Wortel (Daucus

carota) di Kabupaten Karanganyar. Tesis S2 Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan Konsentrasi Agribisnis dan Kelembagaan UNS. Surakarta.

Supranto, 2005. Ekonometri. Ghalia Indah. Bogor.

Surakhmad, W. 1998. Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar Metode dan Teknik.

Penerbit Tarsito. Bandung.

Trisanti, S dan Dimas D P. 2003. Prospek Agribisnis Wortel (Daucus carota L.)

Sebagai Alternatif Pengembangan Perkebunan Di Kecamatan

TawangmanguKabupaten Karanganyar. Agrosaint Vol 5 No 2, 2003.

Wahyuningsih S, Setyowati dan Wiwit R. 2005. Analisis Keterpaduan Pasar Komoditas Wortel Antara Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Vol 2 No 1 September. UNS. Surakarta.

Widaningrum dan Nurdi S, 2009. Standarisasi Keripik Sayuran (Wortel) Sebagai

Upaya Peningkatan Daya Saing Produk Olahan Hortikultura. Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian. Bogor. www.BSN.go.id . Diakses pada tanggal 3 Agustus 2010.