Metode Analisis Data METODE PENELITIAN

1. Data Primer Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara langsung di lapangan dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Sumber data primer adalah pengusaha pemilik kapal penangkap ikan dengan pancing prawai dasar bottom long line , dan data-data lain yang menunjang tujuan penelitian seperti wawancara dengan anak buah kapal mengenai data proses penangkapan ikan laut, data biaya yang dikeluarkan dalam proses penangkapan, dan data peralatan yang di gunakan. 2. Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi atau lembaga yang terkait dengan penelitian ini. Data sekunder dalam penelitian ini berasal dari BPS Kabupaten Batang yang meliputi keadaan umum daerah penelitian, keadaan perekonomian, keadaan penduduk, serta data dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten DKP Batang yang berupa data produksi dan harga ikan yang berlaku pada saat penelitian dan data yang relevan dengan tujuan penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi Teknik ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap obyek yang akan diteliti sehingga didapatkan gambaran yang je- las mengenai daerah yang akan diteliti. 2. Wawancara Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data primer dengan melakukan wawancara langsung kepada responden yang berdasarkan daftar pertanyaan kuisioner yang telah dipersiapkan sebelumnya 3. Pencatatan Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data sekunder dari instansi atau lembaga yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Lembaga yang terkait antara lain Dinas Kelautan dan Perikanan DKP Kabupaten Batang, BPS, dan Kantor Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia HNSI Kabupaten Batang.

E. Metode Analisis Data

1. Analisis Biaya

a Analisis biaya untuk memprediksi perilaku biaya Biaya adalah nilai dari semua masukan ekonomik yang diperlukan, yang dapat diperkirakan dan dapat diukur untuk menghasilan suatu produk Prasetya, 1995. Biaya total adalah jumlah semua biaya yang dikeluarkan, yaitu biaya tetap dan biaya variabel : TC = TFC + TVC Keterangan : TC Total Cost : biaya total Rp TFC Total Fixed Cost : biaya tetap total Rp TVC Total Variabel Cost : biaya variabel total Rp - TFC adalah biaya : 1 Biaya SIUP Surat Ijin Usaha Penangkapan dan surat pas Rptrip 2 Biaya penyusutan perahu, mesin, alat pancing Rptrip 3 Biaya perawatan Rptrip - TVC adalah biaya : 1 Biaya Tenaga Kerja Rptrip 2 Biaya Retribusi Rptrip 3 Biaya Bahan Rptrip b Analisis biaya untuk pengambilan keputusan Biaya kesempatan opportunity cost adalah laba yang tidak terwujud karena suatu sumber daya di alihkan penggunaannya ke kegiatan lainnya. Dalam akuntansi yang formal biaya kesempatan tidak digunakan karena tidak melibatkan penerimaan dan pengeluaran kas Rayburn, 1999. Analisis biaya kesempatan pada usaha penangkapan ikan laut skala sedang dengan alat tangkap pancing prawai dasar bottom long line di Kabupaten Batang menggunakan pendekatan bagi hasil bank syariah yaitu mudharabah muqayyah On balance-sheet. Hal ini berarti bahwa pengusaha diumpakan mempunyai alternatif laba jika menanamkan modal awalnya di Bank Syariah. Menurut buku saku perbankan syariah mudharabah muqayyah On balance-sheet mempunyai nisbah bagi hasil antara investor pengusaha penangkap ikan dengan pelaksana usaha pihak Bank sebesar 35:65. 2. Analisis Penerimaan Penerimaan usaha penangkapan ikan laut dengan alat tangkap pancing prawai dasar bottom long line oleh nelayan dari Kabupaten Batang diperoleh dari wawancara dengan responden tentang berapa hasil lelang tangkapan ikan dikarenakan volume maupun jenis ikan tangkapan setiap responden sangat beragam. Hasil lelang diperoleh dari perkalian total hasil tangkapan ikan dengan harga nominal pada saat penelitian. Ikan yang biasa diperoleh nelayan dengan alat tangkap pancing prawai dasar bottom long line adalah ikan kakap, ikan utik, ikan kerapu, cucut dan bamabangan. 3. Analisis Keuntungan Keuntungan adalah selisih antara penerimaan total dengan biaya total. Hubungan tersebut dapat ditulis sebagai berikut: Π 1 = TR – TC Keterangan : Π 1 : Keuntungan Usaha Penangkapan Ikan dengan Alat Tangkap Pancing Prawai Dasar bottom long line Rp TR Total Revenue : Penerimaan Total Usaha Penangkapan Ikan dengan Alat Tangkap Pancing Prawai Dasar bottom long line Rp TC Total Cost : Total Biaya Usaha Penangkapan Ikan dengan Alat Tangkap Pancing Prawai Dasar bottom long line Rp 4. Risiko Penghitungan risiko usaha, menggunakan rumus : Keterangan: CV coefficient of variation :Koefisien Variasi Usaha Penangkapan Ikan Laut V Variance :Simpangan Baku Keuntungan Usaha Penangkapan Ikan Laut Rp E Expected Value :Keuntungan Rata –rata mean Usaha Penangkapan Ikan Laut Rp Sebelumnya dicari dahulu keuntungan rata –rata dan simpangan baku: n Ei E n i    1 1 1 2      n E Ei V n i Keterangan: E : Keuntungan Rata –Rata Usaha Penangkapan Ikan Laut mean Rp Ei : Keuntungan Usaha Penangkapan Ikan Laut Rp n : Jumlah Responden Usaha Penangkapan Ikan Laut V : Simpangan Baku Keuntungan Usaha Penangkapan Ikan Laut Rp Batas bawah keuntungan dapat diketahui dengan menggunakan rumus : L = E – 2V Dimana L : Batas Bawah Keuntungan Usaha Penangkapan Ikan Laut Rp E : Keuntungan Rata –Rata Usaha Penangkapan Ikan Laut Rp V : Simpangan Baku Keuntungan Usaha Penangkapan Ikan Laut Rp 5. Efisiensi Usaha Besarnya efisiensi usaha penangkapan ikan dengan alat tangkap pancing prawai dasar bottom long line di Kabupaten Batang adalah : Efisiensi Usaha = Keterangan : R Revenue = Penerimaan total Rp C Total Cost = biaya total Rp Kriteria pada saat: RC 1 berarti efisien RC = 1 berarti efisienbaru mencapai kondisi impas RC 1 berarti usaha tidak efisien. 6. Analisis Keuntungan dan Risiko Setelah Sistem Bagi Hasil Perhitungan keuntungan tiap nelayan juragan dan nelayan pandega ABK, motoris dan nahkoda adalah: Π 4 = Π 1 -  2 +  3 x Π 1 Π 5 = Keterangan : Π 1 = Keuntungan hasil lelang bersih Usaha Penangkapan Ikan Laut Rp Π 2 = Keuntungan yang diperoleh Nahkoda Usaha Penangkapan Ikan Laut Rp Π 3 = Keuntungan yang diperoleh Motoris Usaha Penangkapan Ikan Laut Rp Π 4 = Keuntungan yang diperoleh Juragan dan ABK Usaha Penangkapan Ikan Laut Rp Π 5 = Keuntungan yang diperoleh Juragan Usaha Penangkapan Ikan Laut Rp Secara matematis risiko posisi setiap nelayan juragan dan pandega dapat dihitung dengan rumus koefisien variasi yaitu: CV i = Keterangan: CV = Koefisien Variasi V = Simpangan Baku Keuntungan Rp E = Keuntungan Rata-Rata yang diperoleh Rp i = Posisi nelayan Juragan, ABK, Motoris, Nahkoda Rumus batas bawah keuntungan setiap nelayan juragan dan pandega adalah : L i = E i – 2 V i Keterangan : L = batas bawah keuntungan E = keuntungan rata-rata Usaha Penangkapan Ikan Laut Rp V = simpangan baku keuntungan Rp i = Posisi nelayan Juragan, ABK, Motoris, Nahkoda

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Geografis

Kabupaten Batang sebagai salah satu Kabupaten di Jawa Tengah terbagi dalam 15 wilayah kecamatan dan 244 desa atau kelurahan, 969 dukuh, 3.676 RT dan 1.036 RW dengan pusat pemerintahan berada di Kecamatan Batang. Kabupaten Batang mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara : Laut Jawa Sebelah Selatan : Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara Sebelah Timur : Kabupaten Kendal Sebelah Barat : Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan Secara garis besar, topografi Kabupaten Batang terbagi dalam tiga bagian. Pertama, wilayah pantai ada di sebelah Utara yang memiliki garis pantai sepanjang 40 km mulai dari Barat berbatasan dengan wilayah Kota Pekalongan memanjang ke Timur sampai di pantai wilayah Kecamatan Grinsing berbatasan dengan Kabupaten Kendal. Kedua, wilayah dataran rendah berada dekat sepanjang pantai dan tidak begitu lebar. Ketiga, wilayah perbukitan atau pegunungan ada di sebelah selatan dan terdapat Gunung Prahu Dataran Tinggi Dieng, Gunung Sipandu, Gunung Gajah Mungkur, Gunung Alang dan Gunung Butak. Kondisi wilayah yang demikian mengakibatkan Kabupaten Batang berpotensi sangat besar untuk agroindustri, agrowisata, dan agribisnis. Letak Kabupaten Batang yang berbatasan dengan Laut Jawa Utara dapat mempermudah pengusahaan penangkapan ikan laut, misalnya dari tersedianya TPI untuk melelangkan hasil tangkapan ikan laut. Kabupaten Batang beriklim tropis dengan pergantian musim penghujan dan kemarau. Jumlah curah hujan ± 1.794 mm, dengan jumlah hari hujan ± 129 hari. Jumlah hari hujan selama 5 tahun terakhir terbanyak di Kecamatan Blado dan paling sedikit di Kecamatan Gringsing. Curah hujan yang paling tinggi di Kecamatan Bawang dan paling rendah di Kecamatan Tulis. Kondisi iklim lokal sangat terpengaruh oleh perubahan kondisi iklim pada kawasan yang lebih luas dan akibatnya sangat sulit di prediksi. Suhu rata-rata tahunan adalah 28,5 C, dengan suhu udara minimum 23,4C dan suhu udara maksimum 32,3 C. Besarnya kelembaban udara di Kabupaten Batang berkisar 77. Proses pengusahaan penangkapan ikan laut di Kabupaten Batang tidak terlalu terpengaruh iklim Kabupaten Batang karena iklim yang berpengaruh adalah iklim dari kawasan daerah peangkapan ikan yang meliputi Laut Jawa Utara, Laut Arafuru, maupun daerah penangkapan ikan lainnya.

B. Keadaan Penduduk

1. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin 31