9
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan identik dengan penilaian kondisi keuangan dari suatu perusahaan. Tujuan dari penilaian kondisi keuangan perusahaan adalah untuk
melihat sejauh mana kondisi perusahaan itu dapat bertahan. Keuangan merupakan jantung perusahaan. Ibarat dalam tubuh manusia, manusia tidak akan dapat hidup
jika tidak memiliki jantung. Begitupun jikalau manusia memiliki jantung namun jantung tadi “sakit” atau dengan kata lain tidak berfungsi dengan baik, maka manusia
tidak dapat melakukan aktivitas sebagaimana mestinya dan sulit untuk mencapai tujuan kehidupan yang dicita-citakan. Jika kita perhatikan dalam kaitannya dengan
perusahaan maka dengan “jantung” yang tidak baik maka sulit bagi perusahaan untuk beroperasi dengan maksimal, guna mencapai tujuan yang diharapkan. Salah satu
tujuan yang ingin dicapai perusahaan adalah mencapai keuntunganlaba. Dimana dalam pencapaian laba perusahaan dalam usahanya, haruslah memiliki perhitungan
keuangan yang baik dan rencana strategis yang baik pula. Seperti halnyaperencanaan strategi bisnis harus diimbangi oleh perencanaan keuangan
strategis dan tiap keputusan atau kesempatan bisnis yang diambil harus disesuaikan secara perhitungan apakah benar-benar menguntungkan.
Rahayu, 2010:14 menyatakan “Kinerja adalah suatu gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan perusahaan dalam mewujudkan
Universitas Sumatera Utara
10
sarana, tujuan, misi dan visi organisasi tergantung dalam strategi planning suatu perusahaan, sedangkan kinerja keuangan adalah prestasi kinerja yang telah dicapai
oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu dan tertuang pada laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan”.
2.2 Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil dari kegiatan akuntansi, yang mana defenisi dari akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan dan peringkasan
peristiwa-peristiwa keuangan. Munawir, 2007:2 “Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk
berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak- pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut”.
2.2.1 Tujuan Laporan Keuangan
Dari defenisi laporan diatas dapat kita menarik sebuah kesimpulan dari keberadaan sebuah laporan keuangan, yaitu sebagai ringkasan seluruh
kegiatanaktivitas perusahaan yang terjadi yang dirangkum kedalam sebuah laporan. Harahap, 2013:134 “Adapun tujuan laporan keuangan menurut SAK
adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”.
Universitas Sumatera Utara
11
2.2.2 Pemakai Laporan Keuangan
Laporan keuangan dihasilkan bukan hanya untuk satu pemakai, melainkan untuk beberapa pemakai laporan keuangan. Adapun pemakai laporan keuangan
adalah sebagai berikut : a.
Pemegang saham b.
Investor c.
Analis pasar modal d.
Manajer e.
Supplier f.
Instansi pajak g.
kreditur h.
Penelitiakademisi i.
Pemilik perusahaan j.
Karyawan dan serikat pekerja k.
Pemerintah atau lembaga pengatur resmi l.
Langganan atau lembaga konsumen m.
Lembaga swadaya masyarakat LSM
Universitas Sumatera Utara
12
2.2.3 Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan
Adapun sifat dari laporan keuangan dapat kita lihat, saat menyelidiki makna laporan keuangan tersebut, dimana laporan keuangan dijadikan untuk
merangkum seluruh kegiatan ekonomi didalam suatu perusahaan. Dengan kata lain, laporan keuangan bersifat historical atau berupa laporan yang
berurut. Munawir, 2007,6 menyatakan “laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan
Progress Report secara periodik yang dilakukan pihak management yang bersangkutan”.
Selain memiliki manfaat yang dapat memudahkan beberapa pihak untuk menilai kondisi perusahaan, laporan keuangan juga memiliki kelemahan.
Adapun kelemahan yang dimiliki laporan keuangan adalah : a.
Laporan keuangan tidak dapat menjadi patokan menyeluruh untuk menilai suatu perusahaan, karena selain laporan keuangan masih ada aspek lain dari
perusahaan yang harus diperhatikan, seperti visi, misi gaya manajemen bahkan budaya perusahaan.
b. Laporan keuangan dibuat berdasarkan konsep going concern atau
anggapan, yang mana angka yang tercantum hanya merupakan nilai buku yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun nilai
gantinya.
Universitas Sumatera Utara
13
c. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan
dari berbagai waktu atau periode yang telah berlalu, yang mana daya beli uang yang ada cenderung berubah-ubah.
2.2.4 Komponen Laporan Keuangan
Adapun komponen laporan keuanganterdiri atas 5 bagian. Adapun ke lima komponen tersebut adalah sebagai berikut:
a. Laporan Posisi Keuangan
b. Laporan Arus Kas
c. Laporan Laba Rugi
d. Laporan Perubahan Ekuitas
e. Catatan atas Laporan Keuangan
2.3 Rasio Keuangan
Harahap, 2013:297 Menyatakan “Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya
yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan berarti”. Yang mana dalam menganalisis laporan keuangan, biasanya teknik analisis rasio keuangan yang
lazim digunakan.
2.3.1 Kelebihan dan Kekurangan
Untuk rasio keuangan sendiri memiliki masing-masing kelebihan dan kekurangan.
Universitas Sumatera Utara
14
Adapun kelebihan dan kekurangan analisis rasio menurut Harahap, 2013:298- 299 adalah sebagai berikut:
Kelebihan analisis rasio keuangan adalah: a.
Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan,
b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang
disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit, c.
Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain, d.
Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi Z-score,
e. Menstandarisir size perusahaan,
f. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain
atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau “time series”,
g. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi dimasa
yang akan datang. Kekurangan analisis rasio keuangan adalah
a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk
kepentingan pemakainya, b.
Memiliki keterbatasan teknik c.
Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio,
d. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron,
e. Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi
yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.
Demikianlah kelebihan dan kekurangan analisis rasio keuangan yang dapat disajikan pada penelitian ini.
2.3.2 Jenis Rasio
Rasio keuangan memiliki beragam jenis, baik dari mulai pendapat para ahli yang sering digunakan juga pendapat para ahli yang jarang digunakan. Adapun
jenis rasio tersebut adalah rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, leverage, aktivitas, pertumbuhan, penilaian pasar dan rasio produktivitas.
Universitas Sumatera Utara
15
Pada penelitian ini, kita tidak akan membahas seluruh jenis rasio ini. Adapun yang akan dipaparkan adalah rasio yang berkaitan dengan proksi yang
digunakan dalam penelitian ini.
A. Rasio Profitabilitas
Menurut Harahap, 2013:304 “rasio rentabilitas atau disebut juga profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua
kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya”.
Rasio ini disebut juga Operating Ratio. Dalam mengukur rasio profitabilitas ini juga memiliki beberapa jenis rasio, yaitu Margin Laba, Asset turn over,
return on investment, return on Total Asset, basic earning power, earning per share, contribution margin dan rasio dari segi kemampuan karyawan, cabang
aktiva tertentu dalam memperoleh laba. Pada penelitian ini, jenis yang digunakan dari rasio profitabilitas adalah aset
turn overreturn on asset ROA. Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan.Dengan berdasarkan pengertian pada rasio ini
maka semakin besar jumlah barangjasa yang dijual, maka aktiva pun akan aktif berputar. Dengan kata lain, jika rasio ini besar, berarti menunjukkan
pergerakan aktiva yang cepat dan akan mendatangkan laba pula melalui penjualan atas aktiva yang berputar tersebut.
Rumusnya adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
16
ROA =
��������� �����ℎ ����� ������
Sumber : Buku Analisis Kritis Laporan Keuangan Harahap, 2013:304
B. Rasio Likuiditas
Perusahaan harus memiliki tingkat likuiditas perusahaan yang baik. Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menyelesaikan kewajiban jangka pendek perusahaan. Menurut Lukviarmen, 2006 “likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan
untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia”.
Dalam mengukur rasio likuiditas dapat pula digunakan beberapa rasio, yakni rasio lancar current ratio, rasio cepat quick ratio, rasio kas atas aktiva
lancar acid test ratio, rasio kas atas utang lancar, rasio aktiva lancar dan total aktiva serta aktiva lancar dan total utang.
Perhitungan rasio likuiditas yang digunakan adalah rasio lancar current ratio. Current ratio adalah rasio yang menunjukkan sejauh mana aktiva lancar
menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa semakin besar rasio ini akan menunjukkan pergerakan aktiva
lancar yang digunakan untuk melunasi kewajiban-kewajiban lancar yang harus dipenuhi oleh perusahaan. Rasio inidapat dibuat dalam bentuk presentasi atau
berapa kali. Jika rasio ini berbanding 1 banding 1, itu berarti 100,yang mana artinya aktiva lancar dapat menutupi semua utang lancar. Rasio lancar yang
Universitas Sumatera Utara
17
baik adalah jika berada diatas 1 atau diatas 100. Maka dapat disimpulkan bahwa pada suatu perusahaan diharapkan aktiva lancar harus lebih besar
dibandingkan dengan utang lancar. Rumusnya adalah sebagai berikut :
Current Ratio =
������ ������ ����� ������
Sumber : Buku Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Lukviarmen, 2006
C. Rasio Leverage
Rasio leverage adalah rasio yang menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun aset. Pada rasio ini dapat dilihat seberapa
jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal. Harahap, 2013:306 “Perusahaan
yang baik mestinya memiliki komposisi modal yang lebih besar dari utang”. Pada jenis ini, leverage dapat dirumuskan dengan perbandingan utang
dibandingkan terhadap modal. Rumusnya adalah sebagai berikut
Leverage =
����� �����
x 100 Sumber : Buku Analisis Kritis Laporan Keuangan Harahap, 2013:306
2.4 Nilai Perusahaan
Perusahaan haruslah memiliki strategi keuangan yang baik, karena tujuan dari strategi keuangan adalah guna meningkatkan nilai dari perusahaan, berdasarkan
aliran dana masuk maupun keluar, serta penempatan dana-dana perusahaan. Strategi
Universitas Sumatera Utara
18
keuangan tertuang pada perencanaan keuangan perusahaan, dimana setiap perusahaan pasti mutlak memiliki perencanaan keuangan yang diatur atau difikirkan
oleh pihak manajemen perusahaan. Manajemen perusahaan bukan hanya memikirkan bagaimana perusahaan dapat hidup dan bertahan didalam persaingan
dengan perusahaan-perusahaan lain, namun juga memikirkan tentang peningkatan nilai dari perusahaan tersebut.
Nilai perusahaan merupakan bagian yang menjadi sorotan tiap pihak yang ingin atau telah terkait didalam suatu perusahaan. Menurut penelitian Jane 2015,
menyatakan “nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual, semakin tinggi nilai perusahaan semakin
besar pula kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan”. Dari defenisi nilai perusahaan diatas, dapat pula dikatakan bahwa semakin tinggi nilai suatu
perusahaan akan memberikan hubungan yang berbanding lurus dengan para pemegang saham.
2.4.1 Rasio Mengukur Nilai Perusahaan
Rasio untuk menilai perusahaan sering pula disebut dengan market value ratios. Menurut Weston dan Copeland, 2008:244 ada beberapa jenis rasio
untuk mengukur nilai perusahaan, yaitu: a.
Price Earning Ratio Rasio ini menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuana
perusahaan dalam menghasilkan laba.
b. Price to Book Value
Rasio ini menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Semakin tinggi PBV artinya pasar percaya akan
prospek perusahaan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
19
c. Rasio Tobin’s Q
Rasio Tobin’s Q merupakan konsep yang berharga karena menunjukkan estimasi pasar keuangan saat ini tentang nilai hasil pengembalian dari
setiap dolar investasi inkremental.
Pada penelitian ini nilai perusahaan diproksikan dengan menggunakan Price to Book Value PBV, yaitu rasio yang membandingkan harga pasar per saham
dengan nilai buku per saham. Menurut Silvia 2015 “perusahaan yang berjalan dengan baik, umumnya memiliki rasio price to book value diatas satu, yang
mencerminkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya”. Melihat hal tersebut, dengan kata lain jika rasio price to book value tinggi, maka juga memiliki
hubungan yang berbanding lurus dengan nilai perusahaan sekaligus dengan kemakmuran para pemegang saham.
Adapun rumus dari price to book value adalah sebagai berikut: PBV =
���������������������ℎ�� ��������������������������� ℎ��
Sumber : Buku Teori dan Praktik Manajemen Keuangan Atmaja, 2008
2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Hanya saja peneliti pada penelitian kali ini menambahkan variabel-
variabel yang berbeda dari penelitian sebelumnya yang telah dijelaskan sebelumnya. Berikut adalah penelitian terdahulu yang masih berkaitan dengan penelitian ini,
mengenai kinerja keuangan dan nilai perusahaan yang terlihat pada tabel berikut:
Universitas Sumatera Utara
20
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti Variabel yang diteliti
Hasil Penelitian 1
Hardhalius 2010
Variabel yang diteliti : Rasio likuiditas,
solvabilitas, profitabilitas dan
aktivitas Berdasarkan rasio likuiditas, solvabilitas
dan profitabilitas tidak terdapat perbedaan antara perusahaan yang diperbandingkan.
Sedangkan pada rasio aktivitas tedapat perbedaan antara kedua perusahaan yang
diteliti.
2 Yenni
Monika 2014
Variabel independen : Kinerja keuangan
ROA Variabel dependen :
Nilai perusahaan TOBIN’S Q
ROA berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
3 Citra
Gabriela A. Sidabutar
2015 Variabel indepeneden :
Kinerja keuangan ROE, ROA
Variabel dependen : Nilai perusahaan
TOBIN’S Q ROA berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan ROE dan ROA berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan
4 Jahrianto
Sitompul 2015
Variabel independen : Kinerja keuangan
ROA, DWR Variabel dependen :
Nilai perusahaan PBV ROA secara parsial tidak berpengaruh dan
tidak signifikan terhadap nilai perusahaan Leverage secara parsial tidak berpengaruh
dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan
5 Jane Vanya
Hutagaol 2015
Variabel independen : Struktur modal, Kinerja
keuangan, Keputusan investasi
Variabel dependen : Nilai perusahaan PBV
Struktur Modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
Kinerja keuangan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan
Keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Secara simultan ketiga variabel berpengaruh terhadap nilai perusahaan
6 Silvia Dewi
Yaputri 2015
Variabel independen : ROA, DER
Variabel dependen : Nilai perusahaan PBV
ROA berpengaruh kuat dan signifikan terhadap nilai perusahaan
DER berpengaruh kuat dan signifikan terhadap nilai perusahaan
7 Yanita
Masniari Sinaga
2015 Variabel indepeneden :
Leverage, profitabilitas ROE, DER
Variabel dependen : Nilai perusahaan PBV
Leverage negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan
Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan
Sumber : Skripsi
Universitas Sumatera Utara
21
Dari beberapa penelitian terdahulu yang tersaji pada tabel diatas menunjukkan persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan pada
penelitian ini. Adapun persamaan dengan penelitian terdahulu adalah pada variabel penelitian, dimana pada variabel independen menggunakan variabel kinerja
keuangan dan pada variabel dependen menggunakan variabel nilai perusahaan. Untuk perbedaannya adalah pada objek penelitian yang pada penelitian ini adalah
melihat bagaimana pengaruh antar variabel tersebut diatas pada dua perusahaan yang merupakan badan usaha milik negara. Begitupula untuk tahun pengamatan
penelitian ini adalah tahun 2012 sampai dengan 2015. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan jawaban dari apakah ROA, CR
dan leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan PBV baik pada perusahaan BUMN keuangan dan non keuangan, serta untuk melihat bagaimana perbandingan
yang dapat dilihat dari hasil penelitian atas kedua perusahaan yang adalah badan usaha milik negara periode tahun 2012-2015.
2.6 Kerangka Konseptual dan Hipotesis 2.6.1