Perhitungan Teknik TAHAP PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

commit to user III-5 3. Perhitungan persentil Pada proses perancangan mesin “es puter” persentil yang digunakan adalah persentil 5. Cara perhitungan persentil dapat dilihat pada tabel 2.1. 4. Penyusunan Konsep Perancangan Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah dalam pembuatan mesin “es puter”. Perancangan mesin “es puter” ini terdiri dari beberapa bagian komponen diantaranya bagian konstruksi dan komponen pendukung lainnya, adapun penjelasannya sebagai berikut : a. Rangka mesin. Rangka mesin adalah suatu komponen mesin “es puter” yang berfungsi sebagai penopang berdirinya seluruh komponen pada mesin “es puter”. Rangka ini dibuat dengan menggunakan bahan dasar berbentuk profil L. Besi profil L digunakan untuk membuat rangka kaki karena material jenis ini memliki konstuksi yang kuat tetapi ringan. b. Komponen pendukung mesin “es puter”. Komponen-komponen mesin “es puter” terdiri dari: speed reducer, motor 1400 rpm, puli, bushing, flange, tabung dan baut.

3.1.3 Perhitungan Teknik

Perhitungan teknik diperlukan untuk mengetahui kelayakan rancangan apabila rancangan tersebut digunakan. Perhitungan teknik meliputi kekuatan rangka untuk mengetahui kekuatan hasil rancangan terhadap beban maksimal yang diterima penentuan beban, dan perhitungan momen pada titik kritis, serta material. Perhitungan yang dilakukan antara lain : 1. Perhitungan Baja Profil L. Profil adalah batang yang digunakan pada konstruksi, jenis profil yang digunakan pada pembuatan konstruksi mesin adalah profil L, Perhitungan kekuatan rangka yang digunakan yaitu : commit to user III-6 a. Titik pusat massa. ŷ = å å × A y A keterangan; ŷ = Titik pusat massa mm. A = Luas mm 2 . y = Titik berat batang mm. b. Momen inersia balok besar dan kecil. I 1 = I + A 1 x d 1 2 keterangan ; I 1 = Momen inersia balok mm 4 . A = Luas batang mm 2 . d = Diameter batang mm. c. Momen inersia batang. I x = I 1 - I 2 keterangan; Ix = Momen inersia batang mm 4 . I1 = Momen inersia batang 1 mm 4 . I2 = Momen inersia batang 2 mm 4 . d. Besar tegangan geser yang dijinkan. x I Mx U = t keterangan; t = Tegangan geser yang terjadi kgfmm 2 . M = Momen yang terjadi kgf.mm. Ix = Momen inersia batang mm 4 . Y = Titik berat batang mm. 2. Perhitungan Kekuatan Las. Untuk menghitung tegangan geser yang terjadi pada hasil pengelasan dapat menggunakan perhitungan sebagai berikut : a. Las sudut fillet weld dirumuskan: l h F × × = 707 , t keterangan; t = tegangan geser Nmm 2 F = gaya geser N commit to user III-7 h = tinggiukuran las mm t = h × sin 45 o = 0,707 × h l = panjang las mm b. Tegangan lentur dirumuskan: b l h L F b × × × × = 414 , 1 s keterangan; b s = tegangan lentur Nmm 2 F = gaya yang diterima dari las N L = jarak eksentrisitas mm h = tinggiukuran las mm l = panjang las mm b = lebar benda yang dilas mm c. Tegangan kombinasi dirumuskan: 2 2 1 2 8 , 1 1 2 2 ÷ ø ö ç è æ - × + ÷ ø ö ç è æ + × × × = b L b L l h F s keterangan; s = tegangan kombinasi Nmm 2 3. Pemilihan Daya Untuk menghitung daya motor dapat menggunakan perhitungan sebagai berikut : P 60 . . 2 T N p = Keterangan ; P = daya motor N= putaran yang direncanakan T= gaya yang terjadi

3.1.4 Perhitungan Biaya