31
2.4. Jadwal Kegiatan
No Kegiatan
Bulan Ke- 1
2 3
4 5
6 7
8 9
1 Pra Observasi
X
2 ACC Judul
X
3 Penyusuna Proposal Penelitian
X X
X
4 Seminar Proposal Penlitian
X
5 Revisi Proposal Penleitian
X
6 Penelitian Lapangan
X X
X
7 Pengumpulan Data dan Analisis
Data
X X
8 Bimbingan
X X
X
9 Penulisan Laporan Akhir
X X
X
10 Sidang meja Hijau
X
2.5. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini mencakup kemampuan dan pengalaman yang dimiliki oleh peneliti dalam melakukan penelitian ilmiah. Terutama dalam
melakukan wawancara mendalam terhadap informan. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengalaman dan keterbatsan waktu yan dimiliki informan dalam
proses wawancara yang dikarenakan kesibukan informan sehari-hari. Terlepas dari permasalahan teknis penulisan dan penelitian, peneliti
menyadari keterbatasan mengenai metode menyebabkan lambatnya proses
Universitas Sumatera Utara
32
penelitian yang dilakukan, dan masih adanya keterbatasan bahan pendukung penelitian. Walaupun demikian peneliti berusaha untuk melaksankan kegiatan
penelitian ini dengan semaksimal mungkin agar data bersifat valid dan tujuan yang diinginkan dapat dicapai.
Universitas Sumatera Utara
33
BAB IV DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN
4.1.Deskripsi Lokasi Penelitian
Masyarakat Karo berada di daratan tinggi Tanah Karo yang sekarang menjadi wilayah administratif Kabupaten Karo. Secara geografis letak Kabupaten Karo
berada diantara 2°50’-3°19’ Lintang Utara dan 97°55’-98°38’ Bujur Timur
dengan luas 2.127,25 Km² atau 2,97 persen dari luas Propinsi Sumatera Utara. Kabupaten Karo terletak pada jajaran Bukit Barisan dan sebagian besar
wilayahnya merupakan dataran tinggi.Wilayah Kabupaten Karo berada pada ketinggian 280
–1.420 M di atas permukaan laut. Kabupaten Karo memiliki batas- batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang
Sebelah Selatan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Samosir Sebelah Timur dengan Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten
Simalungun Sebelah Barat dengan Propinsi Nangroe Aceh Darussalam
Kabanjahe merupakan salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Karo. Luas wilayah Kecamatan Kabanjahe adalah 44,65 km2, sebagian besar dari
wilayah kecamatan ini digunakan sebagai tempat pemukiman penduduk, lahan pertanian dan perkebunan. Kabanjahe memiliki batas-batas wilayah, yaitu:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Berastagi Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Simpang Empat
Universitas Sumatera Utara
34
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Munte Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tigapanah.
Berdasarkan data statistik yang diperoleh dari BPS Kabupaten Karo, Kecamatan Kabanjahe memiliki jumlah penduduk sebanyak 65.636 jiwa dan
terdeiri dari beraneka ragam etnis seperti Karo, Jawa, Minang, Batak Toba dan lainnya. Sebagai pusat pemerintahan kecamatan, kecamatan Kabanjahe memilki
13 desa kelurahan yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a.
Desa Lau Simomo b.
Desa Kandibata c.
Desa Kacaribu d.
Desa Lau Cimba e.
Desa Padang Mas f.
Desa Gung Leto g.
Desa Gung Negeri h.
Desa Samura i.
Desa Ketaren j.
Desa Kampung Dalam k.
Desa Rumah Kabanjahe l.
Desa Kaba
4.2.Yayasan Gerakan Seribu Karo GEBU KARO 4.2.1 Sejarah Berdirinya Yayasan Gebu Karo
Yayasan Gebu Karo tidak lahir dengan sendirinya. Gerakan ini lahir seiring lahirnya kesadaran beberapa orang berkaitan dengan situasi dan kondisi
masyarakat karo. Yayasan Gebu Karo terbentuk berawal dari keprihatinan salah
Universitas Sumatera Utara
35
seorang member grup di media Sosial “Facebook” yaitu Bapak Usaha Barus akan
gagalnya seorang mahasiswa karo melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi favorit di Jawa, akibat dari kondisi ekonomi orang tuanya yang terpuruk setelah
tanaman jeruknya diserang hama lalat buah.Setelah melewati berbagai diskusi di media sosial dan pertemuan di dunia nyata akhirnya sepakat untuk membentuk
Gebu Karo, dan belajar dari suksesnya Gebu Minang yang berhasil mengumpulkan sumbangan orang Minang di perantauan Rp 1.000 per bulan, yang
kini sudah menjadi miliaran. Gerakan ini kemudian menjamur dan wacananya berkembang sangat luar
biasa, dimana interaksi melalui dunia maya dengan kekuatan jejaring sosial seperti Facebook kemudian membuka sebagian mata masyarakat Karo. Kesadaran
inilah yang kemudian semakin memperkuat kehendak untuk memberikan perbaikan oleh beberapa orang perintis sekaligus pembuka wacana untuk
melahirkan sebuah gerakan dengan nama Gerakan Seribu Karo Gebu Karo. Sejarah Gebu Karo tidak hanya sebatas cerita, tetapi sejarah itu adalah
lompatan besar bagi terwujudnya perjalanan panjang menuju masa depan yang baik. Dimensi masa lalu harus dicatat dengan baik, maka sejarah itu akan
melahirkan generasi masa kini dan masa depan yang lebih baik pula.
4.2.2. Profil Yayasan Gebu Karo
Yayasan Gerakan Seribu Karo Yayasan Gebu Karo adalah yayasan yang bergerak dalam bidang sosial yaitu membantu masyarakar karo untuk bisa
bertumbuh menjadi lebih baik, terutama dalam bidang Pendidikan, Pertanian dan Peternakan, Kesehatan serta Budaya. Masyarakat karo yang dimaksudkan disini
adalah :
Universitas Sumatera Utara
36
1. Masyarakat Karo adalah kesatuan sosiokultural yang menganut sistem
nilai budaya Karo berintikan Merga Silima, Tutur Siwaluh, Rakut Sitelu, perkade kaden Sepulu Dua Tambah sada.
2. Tanah Karo meliputi Kabupaten Karo dan sebagian luar Kabupaten Karo.
3. Warga Masyarakat Karo merupakan satu kesatuan yang utuh, terdiri dari
warga yang tinggal di Kabupaten Karo maupun di luar Kabupaten Karo, yang duduk sama rendah berdiri sama tinggi.
4. Gerakan Seribu Karo adalah gerakan sukarela kemasyarakatan yang
bersifat kolektif, beranggotakan seluruh masyarakat karo dan diluar masyarakat karo yang terpanggil dengan tujuan mengembangkan dan
mendayagunakan potensi dan sumber daya manusia sebagai warga negara Republik Indonesia, untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf
hidupnya, baik lahir maupun batin. Dengan visi Peningkatan kesejahteraan, taraf hidup dan kualitas hidup masyarakat
Karo, dan misi memfasilitasi, memotivasi, mendinamisasi, dan menumbuh kembangkan seluruh potensi masyarakat Karo sehingga mampu meningkatkan
kesejahteraan, taraf hidup dan kualitas hidup, baik lahir maupun bathin, dengan kekuatannya sendiri.
Yayasan Gerakan Seribu Karo, berdiri di Kabanjahe pada tanggal 27 Agustus 2012 dengan akte pendirian No. 04 pada notaris Fransiska Mastaulina
Bangun , SH, Mkn. dikuatkan dengan pengesahan surat kementerian hukum dan hak asasi manusia republik indonesia direktorat jenderal administrasi hukum
umum No. AHU -7062.AH.01.04 tahun 2012, tertanggal 05 November 2012.
Universitas Sumatera Utara
37
Yayasan gerakan seribu karo beralamat : jln. kapten. pala bangun, komplek konen no.7 kelurahan gung leto kecamatan kabanjahe, kabupaten karo.dengan npwp :
31.582.918.4-128.000 Rek. bank mandiri kabanjahe no. rek. 105-00-1098807-3an. yayasan gerakan seribu karo.
4.2.3. Program Yayasan GebuKaro
1.
Membantu korban kebakaran di Desa Juhar dan Batukarang.
2. Pemberian Beasiswa Kepada 50 orang anak SD Kelas 1 sd 6 yang
sangat membutuhkan bantuan.
3. Kelas unggulan, untuk membantu para pelajar SMA untuk memasuki
perguruan tinggi negeri pilihan.
4. Melakukan kunjungan ke Desa Amburidi, Kecamatan Kutabuluh, yang
merupakan desa terpencil di Kabupaten Karo. Karena kondisi dan infrastruktur di desa ini sangat memprihatinkan, yayasan Gebu Karo
menetapkan desa ini sebagai desa binaan mereka.
5. Membenahi peralatan sekolah murid SD SWASTA HARAPAN di Desa
Amburid, Kecamatan Kuta Buluh.
6. Yayasan juga berupaya untuk memperbaiki infrastruktur menuju Desa
Amburidi, selain itu juga memperbaiki sekolah , dan mengelola
Gapoktan agar para petani bisa memiliki penghasilan yang mencukupi.
7. Memberikan bantuan berupa uang, bahan makanan, pakaian dan
perlengkapan sekolah kepada para pengungsi di posko pengungsian .
8. Memberikan beasiswa kepada siswai dan mahasiswa yang sudah tidak
memiliki orang tua anak yatim piatu.
Universitas Sumatera Utara
38
9. Membagikan masker dan obat batuk kepada masyarakat yang terkena
abu vulkanik sinabung.
10. Membangun HUNTARA Hunian Sementara bagi masyarakat yang
sudah tidak berada di posko pengungsian namun tidak memiliki rumah. Yang sudah direalisasikan di bebarapa desa yang berada di sekitar
kawasan gunung sinabung. 4.3.Temuan Data dan Interpretasi Data
4.3.1.Terbentuknya Kepengurusan Yayasan Gebu Karo
Berdasarkan data lapangan yang didapatkan dari hasil wawancara dengan para informan atau pengurus yayasan, bahwa terbentuknya Yayasan Gebu Karo,
itu terjadi karena keprihatinan Dewan Pendiri terhadap
situasi dan kondisi masyarakat Karo
, terutama dalam bidang pendidikan, pertanian dan peternakan, kesehatan serta budaya yang semakin memburuk. Dari komitmen dan rasa
tanggung jawab yang muncul dari setiap individu akhirnya menimbulkan suatu keinginan untuk saling bekerjasama dan membentuk sebuah organisasi, karena
peran satu individu tidak akan berhasil jika tidak didukung oleh individu lain, sehingga diantara para individu saling tekait untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Setelah melakukan beberapa kali perbincangan melalui media sosial “Facebook” dan setelah para dewan pendiri berdiskusi dan bertemu langsung
maka para Dewan Pendiri yayasan sepakat untuk membentuk sebuah organisasi sosial,untuk menjadi sebuah wadah bagi orang-orang yang ingin membantu
masyarakat di Kabupaten Karo, agara mereka lebih mudah untuk memberikan dan menyalurkan bantuan kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkannya
melalui yayasan ini.
Universitas Sumatera Utara
39
Layaknya sebuah organisasi sosial lainnya, Yayasan Gebu Karo Gerakan Seribu Karo juga memiliki struktur kepengurusan. Mayoritas yang menjadi
Badan Pengurus Harian BPH di yayasan ini adalah para Dewan Pendiri Yayasan Gebu Karo atau mereka yang pertama kali memiliki usulan untuk membentuk
yayasan ini. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan dapat diketahui bagaimana proses terbentuknya kepengurusan Yayasan Gebu Karo adalah sebagai
berikut: “rapat dilakukan secara langsung oleh para dewan pendiriuntuk
mendirikan yayasan ini. Dan sebagian besar dari dewan pendiri, yang pertama kali kita ngumpul untuk mendirikan yayasasan ini yang menjadi BPH Badan
Pengurus Harian. ”. Patris Ginting, Ketua Umum
“Cara pemilihan anggota atau pengurus Yayasan Gebu Karo melalui rapat, secara aklamasi, dan dengan persetujuan anggota
” Usaha Barus, Ketua Dewan Penasehat.
Jawaban responden tentang cara pemilihan anggota atau pengurus Yayasan Gebu Karo ini secara aklamasi, yang artinya pemilihan dilakukan pada saat rapat
pertama dimana orang-orang yang menjadi pendiri yayasan ini berkumpul dan dilakukan pemilihan langsung berdasarkan kriteria, seperti yang diungkapkan
informan. “Rapat dilakukan secara langsung, dewan pendiri berkumpul,dilakukan
pemilihan dan tetunya ada kriterianya dan terpilih ketuanya adalah Patris Ginting karena menurut kami Patris Ginting yang paling cocok untuk menjadi
ketua yayasan ”. Petrus Sitepu, Dewan Pembina
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa pengurus Yayasan Gebu Karo tidak mendapatkan gaji dari yayasan ini, akan tetapi para pengurus
yayasanlah yang juga ikut menyumbang dana saat pertama kali yayasan ini dibentuk hingga saat ini, selain itu para pengurus juga memberikan waktu, pikiran
dan tenaga mereka untuk memajukan Yayasan Gebu Karo tersebut. Berikut hasil wawancar dengan salah satu informan,
Universitas Sumatera Utara
40
“Saya tidak ada menerima gaji tetap dari yayasan ini, semua kita para pengurus pengurus yayasan ini tidak ada yang menerima gaji, hanya bagian
administrasi saja yang kami gaji”, Patris Ginting, Ketua Umum. Semenjak Yayasan Gebu Karo terbentuk banyak program yang telah di buat
oleh Badan Pengurus Harian BPH beserta anggota untuk memajukan Tanah Karo khususnya melalui pendidikan, pertanian, peternakan, kesehatan serta
budaya. Akan tetapi menurut informan pengaruh dari berdirinya Yayasan ini masih sangat kecil untuk masyarakat karo khususnya masayarakat yang terkena
dampak erupsi gunung sinabung. Berikut hasil wawancara dengan salah satu pengurus Yayasan Gebu Karo,
“Sebenarnya dampak dari hadirnya yayasan gebu karo ini masih sangat kecil, belum terlalu banyak hal yang bisa dilakukan gebu untuk masyarakat di
Kabupaten Karo. Tetapi dengan hadirnya gebu karo, bisa mengajak orang karo di luar sana untuk lebih peduli dengan tanah karo, dan belajar dari gebu minang,
mereka saja bisa kenapa kita tidak. Dan selain itu gebu adalah salah satu organisasi yang paling cepat dalam menyalurkan bantuan untuk masyarakat yang
terkena erupsi. Jadi disini gebu itu juga sebagai pandangan untuk organisasi- organisasi di luar sana agar perduli dan mau menyalurkan bantuannya untuk
masyarakat yang terkena dampak erupsi sinabung”. Patris Ginting, Ketua Umum
Selain itu muncul pula pendapat lain dari Ketua Dewan Penasehat Gebu karo yaitu Bapak Usaha Barus yang menyatakan bahwa, dari beberapa program
yang telah dibuat oleh yayasan ini hanya di bidang pendidikan saja yang masih berjalan, sedangkan program yang lain belum dapat terealisasi sepenuhnya,
Berikut wawancara dengan informan tentang kesuksesan program yang sudah dilaksanakan.
“Banyak program yang belum berjalan, hanya bidang pendidikan saja yang berjalan. Pertanian masih 0 artinya belum ada kegiatan, tetapi budaya
sudah berjalan walaupun sedikit ”. Usaha Barus, Ketua Dewan Penasehat
Universitas Sumatera Utara
41
Dikuatkan lagi dengan penuturan yang disampaikan oleh Bapak Jimmy Sinulingga selaku Sekretaris Jendaral di Yayasan Gebu Karo terkait dengan
berjalan atau tidaknya program yang di buat oleh yayasan ini, “Tidak semua program yayasan ini berjalan dengan baik, hanya tinggal
tindak lanjutnya saja yang bagaimana, karena gebu punya dewan pengawas ”.
Jimmy H. Sinulingga, Sekretaris Jendral Jadi dapat disimpulkan bahwa program yayasan Gebu Karo belum berjalan
sepenuhnya tetapi kegiatan sosial yang sudah dilaksanakan seluruhnya berjalan dengan sukses dan sangat bermanfaat bagi masyarakat di Kabupaten Karo
khususnya masyarakat yang terkena dampak erupsi gunung sinabung. Yayasan Gebu Karo Gerakan Seribu Karo berdiri sekitar 3 tahun yang lalu, sehingga
laporan keuangan yayasan masih di audit oleh bendahara yayasan Gebu karo dan diketahui oleh ketua umum yayasan yaitu Bapak Patris Ginting, jadi tidak ada
auditor khusus yang mengatur keuangan yayasan ini. Sehingga untuk pertanggungjawaban yayasan ini kepada para donatur maka pengurus memposting
kegiatan-kegiatan sosial yang sudah dilaksanakan oleh para pengurus yayasan melalui melalui
media sosial “facebook” Yayasan Gebu Karo. Selain itu para pengurus juga sedang menulis sebuah buku terkait dengan setiap kegiatan sosial
yang telah dilakukan yayasan dari dana yang dihasilkan dari para donatur. Berikut hasil wawancara dengan informan,
“Kami sedang menulis sebuah buku terkait dengan setiap kegiatan yang kami lakukan, dan dana yang diterima dari donatur juga akan dimuat di buku itu.
Dan sekarang buku itu sedang ada ditangan auditor, mungkin akhir bulan 5 ini buku tersebut akan selesai. Setelah itu buku-buku tersebut akan kami berikan
kepada setiap donatur di gebu karo ”.
“Setiap kegiatan yang kami lakukan, pasti akan selalu share di facebook. Itu adalah salah satu bukti, bahwa uang yang telah diterima yayasan disini telah
digunakan para pengurus untuk membatu masyarakat di kabupaten karo, khususnya yang terkena dampak erupsi gunung sinabung
”.Patris Ginting, Ketua Umum.
Universitas Sumatera Utara
42
4.4. Peran Modal Sosial Yayasan Gebu Karo
Modal sosial Yayasan Gebu Karo Gerakan Seribu Karo sangat berperan dalam menangani bencana erupsi gunung sinabung. Modal sosial merupakan salah
satu konsep baru yang digunakan untuk mengukur kualitas hubungan dalam komunitas, organisasi, dan masyarakat.Modal sosial lebih menekankan pada
potensi kelompok dan pola-pola hubungan antar individu dalam suatu kelompok dan antar kelompok. Modal sosial sebuah kelompok menentukan bertahannya dan
berfungsinya sebuah kelompok masyarakat. Peranannya terlihat dari rasa saling percaya di tingkat pengurus dan donatur,
solidaritas pengurus dan donatur serta media sosial yang dibutuhkan untuk donatur untuk menambah kepercayaan donatur terhadap para pengurus di Yayasan
Gebu Karo.
4.4.1. Kepercayaan Trust 4.4.1.1. Kepercayaan Antar Para Pengurus Yayasan
Kepercayaan adalah salah satu unsur penting dalam modal sosial yang merupakan tali pengikat antara satu sama lain sehingga tercipta suatu dukungan
yang solid dan tahan lama.Adanya sifat kepercayaan ini merupakan landasan utama bagi seseorang untuk menyerahkan sesuatu kepada orang lain. Dalam
pandangan Francis Fukuyama, trustadalah sikap saling mempercayai di masyarakat yang memungkinkan masyarakat tersebut saling bersatu dengan yang
lain dan memberikan kontribusi pada peningkatan modal sosial. Jawaban daftar pertanyaan yang diberikan kepada pengurus Yayasan Gebu
Karo tentang rasa saling percaya dapat dilihat pada uraian berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
43
Menurut pengurus Yayasan Gebu Karo, dari pertanyaan terkait dengan rasa saling percaya pengurus, dapat dilihat bahwa antara pengurus yang satu
dengan yang lainnya saling percaya sehingga bisa membangun sebuah organisasi dan saling berusaha satu sama lain untuk memajukan organisasi tersebut.
Tabulasi 4.1 Tingkat Kepercayaan Responden Terhadap Pengurus Yayasan Gebu Karo.
Jawaban Frekuensi
Persentase Sangat Setuju
4 80,00
Agak Setuju 1
20,00 Antara Setuju dan Tdk Setuju
0,00 Kurang Setuju
0,00 Sangat Tidak Setuju
0,00 Total
5 100,00
Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner 2015 Dari Tabel 4.1 terlihat para responden menyatakan bahwa sebagian besar
orang pengurus Yayasan Gebu Karo dapat dipercaya, yaitu sebesar 100 . Tidak ada responden yang menjawab tidak dapat dipercaya.
Jawaban ini mengartikan para pengurus tetap mengutamakan rasa saling percaya satu sama lain. Hal ini didukung pendapat Lawang dalam Damsar 2009
yang menyatakan bahwa kepercayaan merupakan unsur penting dalam modal sosial yang merupakan tali pengikat antara satu sama lain sehingga tercipta suatu
dukungan yang solid dan tahan lama.
Tabulasi 4.2 Tingkat Kepercayaan Responden Terhadap Pengurus Yayasan Gebu Karo.
Jawaban Frekuensi
Persentase Sangat Setuju
1 20,00
Agak Setuju 2
40,00 Antara Setuju dan Tdk Setuju
1 20,00
Kurang Setuju 1
20,00 Sangat Tidak Setuju
0,00 Total
5 100,00
Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner 2015
Universitas Sumatera Utara
44
Dari Tabel 4.2 terlihat sebagian besar pengurus Yayasan Gebu Karo menyatakan sesama pengurus harus berhati-hati karena orang akan mengambil
keuntungan dari setiap dana yang diperoleh yayasan dari para donatur, yaitu sebesar 60 . Persentase yang menjawab orang tidak mengambil keuntungan dari
setiap dana yang diperoleh lebih kecil yaitu 40 dari jumlah responden. Keberadaan modal sosial sangat berperan agar terciptanya kejujuran diantara
pengurus sehingga dana yang diperoleh tersalurkan tepat sasaran.
Tabulasi 4.3 Tingkat Kepercayaan Responden Terhadap Pengurus Yayasan Gebu Karo.
Jawaban Frekuensi
Persentase Sangat Setuju
4 80,00
Agak Setuju 1
20,00 Antara Setuju dan Tdk Setuju
0,00 Kurang Setuju
0,00 Sangat Tidak Setuju
0,00 Total
5 100,00
Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner 2015 Dari Tabel 4.3 terlihat sebagian besar pengurus Yayasan Gebu Karo
menyatakan sebagian besar orang terdekat anda akan membantu anda jika anda memerlukan bantuan, yaitu sebesar 100 . Tidak ada responden yang menjawab
tidak akan membantu. Hasil ini didukung pendapat Supriyono dkk 2009 yang menyatakan bahwa modal sosial sebagai serangkaian nilai-nilai atau norma-norma
yang diwujudkan dalam perilaku yang dapat mendorong kemampuan dan kapabilitas untuk bekerja sama dan berkoordinasi untuk menghasilkan kontribusi
besar terhadap keberlanjutan produktivitas.
Universitas Sumatera Utara
45
Tabulasi 4.4 Tingkat Kepercayaan Responden Terhadap Pengurus Yayasan Gebu Karo.
Jawaban Frekuensi
Persentase Sangat Setuju
1 20,00
Agak Setuju 3
60,00 Antara Setuju dan Tdk Setuju
0,00 Kurang Setuju
1 20,00
Sangat Tidak Setuju 0,00
Total 5
100,00 Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner 2015
Dari Tabel 4.4 terlihat sebagian besar pengurus Yayasan Gebu Karo menyatakan di antara para pengurus yayasan umumnya saling tidak percaya
dalam hal pinjam-memimjam uang, yaitu sebesar 80 . Persentase responden yang menjawab percaya dalam hal pinjam meminjam uang lebih sedikit yaitu
20 . Ini mengartikan dalam kepengurusan tidak diperbolehkan untuk memanfaatkan kepentingan pribadi, bahkan diantara pengurus diminta untuk
menjalin hubungan dengan diikat suatu kepercayaan, saling pengertian, dan beraksi bersama yang dilakukan secara efisien dan efektif.
Tabulasi 4.5 Tingkat Kepercayaan Responden Terhadap Pengurus Yayasan Gebu Karo.
Jawaban Frekuensi
Persentase Sangat Setuju
4 80,00
Agak Setuju 1
20,00 Antara Setuju dan Tdk Setuju
0,00 Kurang Setuju
0,00 Sangat Tidak Setuju
0,00 Total
5 100,00
Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner 2015 Dari Tabel 4.5 terlihat sebagian besar pengurus Yayasan Gebu Karo
menyatakan teman saya yang bekerja di yayasan ini akan melindungi diri saya dari gangguan orang jahat, yaitu sebesar 100 . Tidak ada responden yang
menjawab tidak melindungi. Jadi dapat dikatakan bahwa antara pengus di
Universitas Sumatera Utara
46
Yayasan ini memiliki kedekatan yang cukup baik sehingga jika ada salah seoarang dari pengurus yang lain sedang membutuhkan bantuan maka pengurus
yang lainnya akan berusaha membantu.
Tabulasi 4.6 Tingkat Kepercayaan Responden Terhadap Pengurus Yayasan Gebu Karo.
Jawaban Frekuensi
Persentase Sangat Setuju
4 80,00
Agak Setuju 0,00
Antara Setuju dan Tdk Setuju 1
20,00 Kurang Setuju
0,00 Sangat Tidak Setuju
0,00 Total
5 100,00
Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner 2015 Dari Tabel 4.6 terlihat sebagian besar pengurus Yayasan Gebu Karo
menyatakan para pengurus tidak akan khawatir kehilangan barang ketika para teman sesama pengurus yayasan datang bertamu, yaitu sebesar 80 . Persentase
yang menjawab orang akan khawatir kehilangan barang lebih kecil, yaitu 20 dari jumlah responden. Ini mengartikan tingkat kepercayaan antara pengurus
sangat kuat sehingga tidak merasa kuatir akan dirugikan. Selain itu menurut para pengurus di yayasan Gebu Karo, hubungan antara
para pengurus masih tetap sama seperti dahulu pertama mereka membagun organisasi tersebut. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa tidak ada yang
berubah dari dulu hingga saat ini. Tetap menjalin hubungan baik walaupun tidak terus menerus membaik. Selain itu dalam hal tolong menolong, para pengurus
akan selalu berusaha untuk saling membatu satu sama lain, walaupun para pengurus tidak bisa selalu rutin membantu pengurus yang lainnya, karena antara
para penguru saling memiliki kesibukan masing-masing yang tidak dapat diduga.
Universitas Sumatera Utara
47
4.4.1.2. Kepercayaan Antar Para Donatur Dengan Pengurus Yayasan
Adanya kepercayaan yang terjalin memudahkan hubungan saling kerjasama dan saling menguntungkan mutual benefit, sehingga mendorong
timbulnya hubungan resiprosikal atau timbal balik dari pihak yang terkait. Fungsi kepercayaan menurut simmel dapat disimak d
ari pernyataan bahwa “tanpa adanya rasa saling percaya yang merata antara satu orang dengan orang lainnya,
masyarakat itu sendiri akan disintegratif dan kepercayaan itu merupakan “salah
satu kekuatan sintetik yang paling penting dalam masyarakat”. Tabulasi 4.7
Tingkat Kepercayaan Responden Donatur Terhadap Pengurus Yayasan Gebu Karo.
Jawaban Frekuensi
Persentase Sangat Setuju
3 60,00
Agak Setuju 2
40,00 Antara Setuju dan Tdk Setuju
0,00 Kurang Setuju
0,00 Sangat Tidak Setuju
0,00 Total
5 100,00
Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner 2015 Dari Tabel 4.7 terlihat sebagian besar donatur Yayasan Gebu Karo
menyatakan sebagian besar orang pengurus Yayasan Gebu Karo dapat dipercaya, yaitu sebesar 100 . Tidak ada responden yang menjawab tidak dapat dipercaya.
Para donatur dapat percaya kepada yayasan ini karena sebelum berdirinya yayasan ini, para donatur juga sudah menjalin hubungan dan komunikasi yang baik dengan
beberapa pengurus di yayasan in, terutama dengan Bapak Petrus Sitepu. Menurut Hasbullah 2006 mengatakan bahwa rasa percaya adalah suatu
bentuk keinginan untukmengambil resiko dalam hubungan-hubungan sosial yang didasari perasaan yakin bahwa orang lain akan melakukan sesuatu seperti yang
diharapkan dan akan selalu bertindak dalam suatu polayang saling mendukung.
Universitas Sumatera Utara
48
Dengan demikian terjalinnya rasa percaya antara pengurus yayasan dengan donatur mendukung keberlangsungan Yayasan Gebu Karo ini.
Tabulasi 4.8 Tingkat Kepercayaan Responden Donatur Terhadap Pengurus Yayasan
Gebu Karo.
Jawaban Frekuensi
Persentase Sangat Setuju
1 20,00
Agak Setuju 1
20,00 Antara Setuju dan Tdk Setuju
0,00 Kurang Setuju
2 40,00
Sangat Tidak Setuju 1
20,00 Total
5 100,00
Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner 2015 Dari Tabel 4.8 terlihat sebagian besar donatur Yayasan Gebu Karo
menyatakan seseorang tidak harus berhati-hati karena orang tidak akan mengambil keuntungan dari setiap dana yang diperoleh yayasan dari para donatur,
yaitu sebesar 60 . Persentase yang menjawab orang harus berhati-hati lebih kecil yaitu 40 dari jumlah responden.
Tabulasi 4.9 Tingkat Kepercayaan Responden Donatur Terhadap Pengurus Yayasan
Gebu Karo.
Jawaban Frekuensi
Persentase Sangat Setuju
3 60,00
Agak Setuju 1
20,00 Antara Setuju dan Tdk Setuju
1 20,00
Kurang Setuju 0,00
Sangat Tidak Setuju 0,00
Total 5
100,00 Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner 2015
Dari Tabel 4.9 terlihat sebagian besar donatur Yayasan Gebu Karo menyatakan sebagian besar pengurus yayasan akan membantu anda jika anda
memerlukan bantuan, yaitu sebesar 80 . Persentase yang menjawab tidak membantu lebih kecil yaitu 20 dari jumlah responden. Hal ini terjadi karena
Universitas Sumatera Utara
49
diluar dari masalah organisasi para pengurus dengan donatur memang sudah menjalin hubungan baik sebelumnya, sudah saling mengenal satu sama lain,
sehingga jika ada salah seorang baik itu donatur ataupun pengurus mengalami kemalangan atau membuat sebuah acara pernikahan maka di antara pengurus juga
akan ikut berpartisipasi untuk hadir ke acara tersebut.
Tabulasi 4.10 Tingkat Kepercayaan Responden Donatur Terhadap Pengurus Yayasan
Gebu Karo.
Jawaban Frekuensi
Persentase Sangat Setuju
0,00 Agak Setuju
1 20,00
Antara Setuju dan Tdk Setuju 0,00
Kurang Setuju 3
60,00 Sangat Tidak Setuju
1 20,00
Total 5
100,00 Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner 2015
Dari Tabel 4.10 terlihat sebagian besar donatur Yayasan Gebu Karo menyatakan di antara para pengurus dan donatur yayasan umumnya saling
percaya dalam hal pinjam-memimjam uang, yaitu sebesar 80 . Persentase responden yang menjawab saling tidak percaya dalam hal pinjam meminjam
uang lebih sedikit yaitu 20 . Ini berarti yayasan sebagai wadah untuk menyalurkan bantuan kepada masyarakat yang terkena erupsi gunung sinabung
dapat dipercaya karena kecilnya kemungkinan disalahgunakan sebagai tempat untuk pinjam meminjam uang.
Universitas Sumatera Utara
50
Tabulasi 4.11 Tingkat Kepercayaan Responden Donatur Terhadap Pengurus Yayasan
Gebu Karo.
Jawaban Frekuensi
Persentase Sangat Setuju
3 60,00
Agak Setuju 1
20,00 Antara Setuju dan Tdk Setuju
0,00 Kurang Setuju
1 20,00
Sangat Tidak Setuju 0,00
Total 5
100,00 Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner 2015
Dari Tabel 4.11 terlihat sebagian besar donatur Yayasan Gebu Karo menyatakan teman saya yang bekerja di yayasan ini akan melindungi diri saya
dari gangguan orang jahat, yaitu sebesar 80 . Persentase responden yang menjawab tidak setuju lebih sedikit yaitu 20 . Gambaran ini menunjukkan rasa
saling percaya antara donatur dengan pengurus yayasan terikat persaudaraan karena yayasan memberikan perhatian kepada donatur yang telah berperan agar
yayasan ini dapat berjalan dengan baik.
Tabulasi 4.12 Tingkat Kepercayaan Responden Donatur Terhadap Pengurus Yayasan
Gebu Karo.
Jawaban Frekuensi
Persentase Sangat Setuju
5 100,00
Agak Setuju 0,00
Antara Setuju dan Tdk Setuju 0,00
Kurang Setuju 0,00
Sangat Tidak Setuju 0,00
Total 5
100,00 Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner 2015
Dari Tabel 4.12 terlihat sebagian besar donatur Yayasan Gebu Karo menyatakan para pengurus tidak akan khawatir kehilangan barang ketika para
teman sesama pengurus yayasan datang bertamu, yaitu sebesar 80 . Persentase
Universitas Sumatera Utara
51
yang menjawab orang akan khawatir kehilangan barang lebih kecil, yaitu 20 dari jumlah responden.
Karena menurut para donatur, kepercayaan antara para donatur dengan para pengurus semakin hari semakin membaik, terutama masalah bantuan yang
diberikan donatur kepada pengurus yayasan yang kemudian akan disalurkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan. Hal ini terjadi karena para
pengurus sangat transapran kepada para donatur, jadi jika para donatur meminta bukti terkait kemana saja dana yang telah mereka terima dari donatur disalurkan,
maka secepatnya para pengurus akan mengirimkannya. Uraian diatas didukung pendapat Lawang dalam Damsar,2009 dimana ada
tiga hal yang saling terkait, yaitu : 1.
Hubungan sosial antara dua orang atau lebih. Termasuk dalam hubungan ini adalah institusi, yang dalam pengertian ini diwakili oleh seseorang.
Seseorang percaya kepada insitusi tertentu untuk kepentingannya, karena orang didalam institusi itu bertindak.
2. Harapan yang terkandung dalam hubungan itu, yang jika direalisasikan
tidak akan merugikan salah satu atau kedua belah pihak. 3.
Interaksi sosial yang memungkinkan hubungan dan harapan itu bisa terwujud.
Dengan ketiga dasar ini, kepercayaan yang dimaksudkan disini akan menunjuk pada hubungan antar dua pihak atau lebih yang mengandung harapan
yang menguntungkan salah satu atau kedua belah pihak. Dalam hal ini Yayasan Gebu Karo sangat diuntungkan untuk keberlangsungan yayasan ini, karena
donatur percaya untuk memberikan sumbangan kepada mereka.
Universitas Sumatera Utara
52
4.4.2. Solidaritas 4.4.2.1. Solidaritas Antar Para Pengurus Yayasan
Solidaritas pengurus Yayasan Gebu Karo dapat dinilai dari hasil jawaban daftar pertanyaan yang diberikan kepada pengurus Yayasan Gebu Karo.
Tabulasi 4.13 Tingkat Solidaritas Responden Terhadap Pengurus Yayasan Gebu Karo.
Jawaban Frekuensi
Persentase Sangat jauh
0,00 Agak jauh
0,00 Dekat
4 80,00
Agak Dekat 0,00
Sangat dekat 1
20,00 Total
5 100,00
Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner 2015 Dari Tabel 4.13 terlihat sebagian besar pengurus Yayasan Gebu Karo
menyatakan para pengurus memiliki rasa kebersaman dan kedekatan yang baik yaitu sebesar 80 . Persentase yang menjawab sangat dekat lebih kecil, yaitu 20
dari jumlah responden.
Tabulasi 4.14 Tingkat Solidaritas Responden Terhadap Pengurus Yayasan Gebu Karo.
Jawaban Frekuensi
Persentase Sangat sering
0,00 Kadang-kadang
2 40,00
Jarang 0,00
Tidak pernah 3
60,00 Total
5 100,00
Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner 2015 Dari Tabel 4.14 terlihat sebagian besar pengurus Yayasan Gebu Karo
menyatakan para pengurus tidak pernah melakukan kegiatan diluar organisasi yaitu sebesar 60 . Persentase yang menjawab kadang-kadang lebih kecil , yaitu
40 dari jumlah responden.
Universitas Sumatera Utara
53
Dari pertanyan diatas pula dapat dilihat rasa kebersamaan dan kedekatan para pengurus dapat kita katakan baik, kerena walaupun antara para pengurus
jarang bertemu dan jarang melakukan kegiatan diluar organisasi karena alasan kesibukan, akan tetapi mereka tetap menjalin komunikasi yang baik melalui
Handphone atau melalui media sosial seperti “facebook”
Tabulasi 4.15 Tingkat Solidaritas Responden Terhadap Pengurus Yayasan Gebu Karo.
Jawaban Frekuensi
Persentase Sangat mungkin
2 40,00
Ada kemungkinan 3
60,00 Tidak mungkin
0,00 Sangat tidak mungkin
00,00 Total
5 100,00
Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner 2015 Dari Tabel 4.15 terlihat sebagian besar pengurus Yayasan Gebu Karo
menyatakan ada kemungkinan para pengurus yayasan akan datang dan ikut melayat atau membantu ke acara keluarga dari salah satu pengurus yayasan yaitu
sebesar 60 . Persentase yang menjawab sangat mungkin yaitu 40 dari jumlah responden.
Tabulasi 4.16 Tingkat Solidaritas Responden Terhadap Pengurus Yayasan Gebu Karo.
Jawaban Frekuensi
Persentase Sangat sering
3 60,00
Kadang-kadang 2
40,00 Jarang
0,00 Tidak pernah
00,00 Total
5 100,00
Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner 2015 Dari Tabel 4.16 terlihat sebagian besar pengurus Yayasan Gebu Karo
menyatakan para pengurus sangat sering menghadiri acara keluarga para pengurus
Universitas Sumatera Utara
54
yayasan Gebu Karo yaitu sebesar 60 . Persentase yang menjawabkadang- kadang lebih kecil yaitu 40 dari jumlah responden.
Solidaritas antara para pengurus juga dapat terlihat dari kepedulian antar pengurus terhadap setiap acara keluarga dari para pengurus yayasan, baik itu cara
pernikahan ataupun acara pemakaman. Karena jika terjadi kemalangan dari salah seorang pengurus di Yayasan ini, maka para pengurus yang lain juga akan ikut
berpartisipasi untuk membantu jika tidak terlahang oleh pekerjaan nya masing- masing.
Tabulasi 4.17 Tingkat Solidaritas Responden Terhadap Pengurus Yayasan Gebu Karo.
Jawaban Frekuensi
Persentase Sangat pasti
5 100,00
Mungkin 0,00
Mungkin tidak 0,00
Pasti tidak 00,00
Total 5
100,00 Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner 2015
Dari Tabel 4.16 terlihat seluruh pengurus Yayasan Gebu Karo menyatakan para pengurus yang lain sangat pasti siap untuk menggantikan pengurus yang lain
dalam menjalankan tugasnya jika mereka berhalangan hadir yaitu sebesar 100.
Tabulasi 4.18 Tingkat Solidaritas Responden Dengan Pengurus Yayasan Gebu Karo.
Jawaban Frekuensi
Persentase Sangat mungkin
5 100,00
Ada kemungkinan 0,00
Tidak mungkin 0,00
Sangat tidak mungkin 00,00
Total 5
100,00 Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner 2015
Dari Tabel 4.18 terlihat seluruh pengurus Yayasan Gebu Karo menyatakan bahwa seluruh pengurus akan saling bekerja sama dan mecoba untuk
Universitas Sumatera Utara
55
memecahkan setiap masalah yang berkaitan dengan organisasi yaitu sebesar 100.
Jadi dapat dilihat bahwa jika salah seorang pengurus tidak dapat hadir rapat bebrerapa alasan tertentu maka para pengurus yang lain siap menggantikan
tugas pengurus tersebut, sehingga diantara mereka akan tetap saling membantu satu sama lain terutama demi membangun organisasi ini menjadi semakin lebih
baik. Hal ini terlihat karena menurut jawaban yang diberikan para pengurus, bahwa jika ada masalah yang berkaitan dengan organisasi ini maka semua
pengurus bersama dengan anggota akan bekerjasama dan mencoba untuk memecahkan masalah tersebut. Jadi dalam hal ini dalam pemecahan masalah yang
terkait dengan organisasi bukan hanya menjadi tugas BPH Badan Pengurus Harian saja, akan tetapi menjadi tanggungjawab bersama.
4.4.2.2. Solidaritas Antar Para Donatur Dengan Pengurus Yayasan
Adanya jaminan tentang kejujuran dalam komunitas dapat memperkuat rasa solidaritas dan sifat kooperatif dalam komunitas. Selain itu dengan rasa saling
percaya antara mereka yang bekerjasama, semakin berkurang resiko yang ditanggung dan semakin kurang pula biaya uang atau sosial yang dikeluarakan.
Solidaritas donatur dengan para pengurus Yayasan Gebu Karo dapat dinilai dari hasil jawaban daftar pertanyaan yang diberikan kepada donatur
Yayasan Gebu Karo.
Universitas Sumatera Utara
56
Tabulasi 4.19 Tingkat Solidaritas Responden Donatur Terhadap Pengurus Yayasan
Gebu Karo.
Jawaban Frekuensi
Persentase Sangat jauh
0,00 Agak jauh
0,00 Dekat
0,00 Agak Dekat
3 40,00
Sangat dekat 2
60,00 Total
5 100,00
Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner 2015 Dari Tabel 4.19 terlihat sebagian besar donatur Yayasan Gebu Karo
menyatakan para mereka memiliki rasa kebersaman dan kedekatan yang baik dengan para pengurus yayasan yaitu sebesar 40 . Persentase yang
menjawabagak dekat lebih kecil, yaitu 60 dari jumlah responden.
Tabulasi 4.20 Tingkat Solidaritas Responden Donatur Terhadap Pengurus Yayasan
Gebu Karo.
Jawaban Frekuensi
Persentase Sangat sering
0,00 Kadang-kadang
40,00 Jarang
1 20,00
Tidak pernah 4
80,00 Total
5 100,00
Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner 2015 Dari Tabel 4.20 terlihat sebagian besar donatur Yayasan Gebu Karo dan
para pengurus tidak pernah melakukan kegiatan diluar organisasi yaitu sebesar 80 . Persentase yang menjawabjarang lebih kecil , yaitu 20 dari jumlah
responden. Berdasarkan hasil jawaban yang diberikan para donatur terkait solidaritas
atau rasa kebersamaan mereka dengan para pengurus Gebu Karo dapat disimpulkan bahwa kedekatan mereka cukup baik. Walaupun tidak jauh berbeda
dengan para pengurus di Yayasan Gebu Karo, yaitu karena antara para pengurus
Universitas Sumatera Utara
57
dengan donatur jarang sekali melakukan kegiatan di luar masalah organisasi seperti bermain games, berolahraga dan lain sebagainya, akan tetapi antara para
pengurus dan donatur tetap menjalin komunikasi yang baik melalui Handphone dan media sosial seperti
“Facebook”. Selain itu komunikasi mereka juga dilakukan melalui group facebook Yayasan Gebu Karo.
Tabulasi 4.21 Tingkat Solidaritas Responden Donatur Terhadap Pengurus Yayasan
Gebu Karo.
Jawaban Frekuensi
Persentase Sangat mungkin
4 80,00
Ada kemungkinan 1
20,00 Tidak mungkin
0,00 Sangat tidak mungkin
00,00 Total
5 100,00
Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner 2015 Dari Tabel 4.21 terlihat sebagian besar donatur Yayasan Gebu Karo
menyatakan bahwa sangat mungkin para pengurus yayasan akan datang dan ikut melayat atau membantu jika terjadi kemalangan pada yaitu sebesar 80 .
Persentase yang menjawabada kemungkinan lebih kecil yaitu 20 dari jumlah responden.
Tabulasi 4.22 Tingkat Solidaritas Responden Donatur Terhadap Pengurus Yayasan
Gebu Karo.
Jawaban Frekuensi
Persentase Sangat sering
1 20,00
Kadang-kadang 1
20,00 Jarang
0,00 Tidak pernah
3 60,00
Total 5
100,00 Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner 2015
Dari Tabel 4.22 terlihat sebagian donatur menyatakan bahwa para pengurus Yayasan Gebu Karo tidak pernah menghadiri acara pernikahan para
Universitas Sumatera Utara
58
donatur yaitu sebesar 60 . Persentase yang menjawabkadang-kadang lebih kecil yaitu 20 dan persentase yang menjawab sangat sering yaitu sebesar 20 dari
jumlah responden. Hal ini terjadi karena menurut para donatur hingga saat ini belum ada
acara keluarga dekat yang mengharuskan mereka untuk mengundang para pengurus yayasan Gebu Karo. tetapi menurut mereka jika anak mereka menikah
dan mereka mengundang para pengurus di Yayasan Gebu Karo sudah pasti mereka akan menyemptkan untuk menghadiri acara tersebut walaupun mereka
sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Jadi berdasarkan jawaban dari para responden diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa walaupun antara para pengurus dan donatur tidak memiliki hubungan kekelurgaan yang sangat dekat, akan tetapi mereka tetap percaya
kepada pengurus yayasan ini karen jaringan sosial mereka yang baik. 4.4.3.Keterlibatan Donatur di Yayasan Gebu Karo
Donatur merupakan kunci dari berjalannya organisasi Yayasan Gebu Karo. Karena dari dana yang dihasilkan dari donatur ini lah yang kemudian akan
disalurkan kembali kepada masyarakat di Tanah Karo. Berikut hasil wawancara dengan informan yang berperan sebagai donatur tentang alasan mereka mau
menjadi donatur di yayasan ini, “Saya bersedia menjadi dontur di yayasan ini karena saya ingin membatu
masyarakat karo yang membutuhkan, dan saya percaya kepada yaysaan ini untuk menyalurkannya, karena yayasan ini begerak di bidang sosial dan saya tau apa
yang sudah dilakukan yayasan ini, jadi apa salahnya kita ikut serta ”.Cory
Sebayang, Donatur. Tidak jauh berbeda dengan Ibu Cory Sebayang, donatur yang lain juga
menuturkan pendapat yang sama terkait alasannya mengapa mau menyalurkan
Universitas Sumatera Utara
59
bantuannya melalui yayayasan ini, berikut hasil wawancara dengan donatur Yayasan Gebu Karo yang lainnya,
“Karena kita mau memberikan yang terbaik untuk tanah karo, dan kita butuh orang yang bisa dipercaya untuk menyalurkan bantuan yang kita berikan,
dan saya mempercayai yayasan ini untuk menyalurkan bantuan yang saya berikan. karena saya yakin mereka akan benar-benar meyalurkan bantuan
tersebut dan memang akan tepat sasaran karena mereka pasti tau siapa yang membutuhkan Mulia Perangin-angin, Donatur.
Selain karena alasan ingin membantu masyarakat yang Tanah Karo, para donatur juga bersedia menyalurkan bantuannya karena mereka memiliki relasi di
yayasan ini, yaitu salah seorang pengurus yayasan Gebu Karo. Sehingga para donatur percaya kepada yayasan ini untuk menyalurkan bantuan yang mereka
berikan, karena menurut mereka relasinya akan menyalurkan bantuan tesebut dengan tepat sasaran.
Menurut para informan mereka sudah ikut terlibat dan menjadi donatur di yayasan ini semenjak yayasan ini berdiri, selain dalam bentuk dana mereka juga
menyalurkan bantuan nya berupa pakaian, buku tulis, masker dan lain-lain untuk masyarakat pengungsi sinabung yang berada dibeberapa titik posko pengungsian
sinabung di Berastagi dan Kabanjahe Kabupaten Karo. Selain itu keterlibaatan mereka juga tidak hanya sebatas menyumbangkan dana dan sembako saja, akan
tetapi terkadang para donatur juga menyalurkan aspirasi dan pendapat mereka terkait kegiatan dan aksi sosial yang dilakukan Yayasan Gebu Karo di media
sosial “facebook”, dan respon pengurus untuk hal ini sangatlah baik. Beberapa dari para donatur juga ada yang ikut ikut turun langsung ke lapangan melihat
keadaan korban bencana alam erupsi gunung sinabung, dan sama-sama dengan para pengurus untuk menyalurkan bantuan yang sidah disiapkan oleh para
Universitas Sumatera Utara
60
pengurus yayasan dan donatur Gebu Karo. Berikut hasil wawancara dengan donatur gebu karo,
“saya pernah ikut bersama dengan beberapa pengurus Yayasan Gebu Karo untuk menyalurkan bantuan yang telah diterima yayasan dari beberapa
donatur ke masyarakat pengungsi sinabung di posko pengungsian UKA Rinderaharta br Sitepu, Donatur
”. Selain itu menurut para informan khususnya para donatur Gebu Karo,
kegiatan-kegiatan sosial yang telah dilakukan yayasan ini selurhnya berjalan dengan sukses karena menurut mereka kita dapat melihat langsung aksi nyata
yang telah dilakukan yayasan ini melalui media sosial “facebook”, dan mereka
merasa puas dengan apa yang sudah dilakukan oleh Yayasan Gebu Karo. Berikut hasil wawancara dengan donatur gebu karo,
“Menurut saya program yang dibuat oleh yayasan ini berjalan dengan sukses, kan kita bisa lihat sendiri dari facebook Gebu Karo, kalau kegiatan atau
program yang mereka buat benar-benar terealisasi. Selain itu, saya juga pernah bertemu dengan salah seorang masyarakat yang telah menerima bantuan dari
yayasan Gebu Karo, dan dia bilang kalau Gebu Karo ini sangat perduli dan sudah bany
ak membantu kami”, Rinderaharta br Sitepu, Donatur. Oleh sebab itulah para donatur semakin percaya dengan para pengurus
yayasan ini. Selain karena dari sebelum yayasan ini berdiri, para donatur dan para pengurus yayasan sudah menjalin hubungan baik, ditambah lagi dengan adanya
media sosial “facebook” yayasan Gebu karo yang dimanfaatkan untuk men-share
setiap kegiatan sosial yang di lakukan yayasan ini.
4.4.4.Manfaat Bantuan Yang Diberikan Yayasan Gebu Karo Kepada Masyarakat
Pada penelitian ini penulis mengkhususkan wawancara dengan masyarakat yang mengalami bencana erupsi gunung sinabung. Hasil wawancara diketahui
bahwa mereka menerima bantuan berupa pakaian anak-anak, buku tulis, sembako,
Universitas Sumatera Utara
61
Masyarakat sangat merasakan manfaat dari bantuan yang diberikan yayasan ini terutama kepada anak-anak yang bisa mendapatkan pakaian dan perlengkapan
sekolah yang baru. Berikut hasil wawancara dengan salah seorang pengungsi gunung sinabung,
“Yayasan Gebu Karo udah banyak ngasih bantuan ke beberapa posko pengungsian, salah satunya di posko Masjid agung, dan batuan yang kami dapat
itu adalah sembako, pakaian anak-anak sama perlengkapan tulis untuk anak sekolah” Piliminta br Ginting, penerima bantuan.
Selain itu menurut penuturan yang di berikan oleh Ibu Piliminta, walaupun mereka sudah tidak mengungsi lagi di posko pengungsian Masjid Agung, para
pengurus Gebu Karo masih sering memberikan bantuan berupa masker ke desa mereka yaitu Desa Gurukinayan, berikut hasil wawancara dengan Ibu Piliminta,
“Walaupun kami sudah beberapa bulan pindah ke kampung, tapi Bapak Petrus Sitepu sama pengurus gebu karo yang lainnya masih sering ngasih
bantuan masker sama kami, maskernya di kasih per rumah tangga”Piliminta br Ginting, penerima bantuan.
Selain itu masyarakat yang terkena dampak erupsi gunung sinabung khususnya masyarakat Desa Berastepu juga mendapatkan bantuan berupa Huntara
Hunian Sementara, yang merupakan bantuan yang sangat vital bagi mereka, karena bangunan ini langsung siap huni tanpa harus membayar dana sedikitpun.
Berikut hasil wawancara dengan informan, “Buat kami bangunan ini sangat layak huni, karena rumah ini diberikan
cuma-cuma, tanpa bayar, jadi tidak perlu mengontrak rumah lagi, apa lagi dengan keadaan ekonomi kami yang sekarang, jadi kalau dikasih rumah ini ya
kami sangat berterimakasih sekali ”. Mayam br. Karo, Penerima Bantuan.
Walaupun masyarakat sudah menerima Huntara Hunian Sementara dan seluruh bangunan tersebut telah dihuni oleh masyarakat masyarakat, akan tetapi
para pengurus Yayasan Gebu Karo terutama Bapak Petrus Sitepu maasih tetap
Universitas Sumatera Utara
62
mengunjungi mereka dan tetap melakukan komunikasi yang baik dengan masyarakat Desa Berastepu. Berikut hasil wawancara dengan informan.
”Sampai sekarang kami masih masih tetap berkomunikasi dengan para pengurus, terutama Bapak Petrus Sitepu. Karena pengurus gebu 2 minggu sekali
1 minggu sekali mengunjungi kami yang ada disini. Bayak juga yang kami bicarakan setaip mereka datang, terutama masalah keamanan di sini, karena
masalah keamanan sangat ditanggungjawabi sama pihak gebu karo”. Preman
Milala, Penerima Bantuan Jadi dapat dikatakan bahwa, masyarakat yang mengalami dampak erupsi
gunung sinabung sangat merasa terbantu dengan hadirnya Yayasan Gebu Karo. Karena selain dari bantuan yang telah mereka terima, baik itu berupa sembako,
pakaian, buku tulis dan Huntara Hunian Sementara mereka juga tetap menjalin komunikasi yang baik dengan para penguru di Gebu Karo, sehingga tidak ada
jarak antara para pengurus dan masyarakat pengungsi.
4.4.5. Manfaat Media Sosial Yayasan Gebu Karo
Media sosial Social Media adalah sarana pergaulan sosial secara online di dunia maya atau internet. Para pengguna user saling berkomunikasi,
berinteraksi, saling kirim pesan, dan saling berbagi Sharing, dan membagun jaringan Networking.
Media sosial disini juga merupakan fasilitas donatur untuk mengetahui setiap kegiatan sosial yang telah dilakukan Yayasan Gebu Karo sebagai wadah
yang resmi tempat mereka ingin memberikan bantuan bagi orang yang membutuhkan uluran tangan para dermawan. Sejauh mana donatur terlibat dalam
kepengurusan Yayasan Gebu Karo melalui media sosial dapat dilihat dari jawaban daftar pertanyaan yang diberikan kepada donatur Yayasan Gebu Karo,
Universitas Sumatera Utara
63
Tabulasi 4.23 Manfaat Media Sosial Gebu Karo Menurut Responden.
Jawaban Frekuensi
Persentase Sangat baik
2 40,00
Cukup baik 3
60,00 Tidak baik
0,00 Sangat tidak baik
60,00 Total
5 100,00
Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner 2015 Dari Tabel 4.23 terlihat para donatur menyatakan bahwa mereka menjalin
komunikasi cukup yang baik di media sosial Facebook dengan para pengurus Yayasan Gebu Karo yaitu sebesar 60 . Persentase yang menjawabsangat baik
lebih kecil yaitu 40 dari jumlah responden.
Tabulasi 4.24 Manfaat Media Sosial Gebu Karo Menurut Responden.
Jawaban Frekuensi
Persentase 2 Tahun
5 100,00
1 Tahun 0,00
Lebih dari 1 Tahun 0,00
Beberapa bulan terakhir 60,00
Total 5
100,00 Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner 2015
Dari Tabel 4.24 terlihat seluruh donatur menyatakan bahwa mereka sudah ikut bergabung menjadi mamber group di media sosial Yayasan Gebu Karo sudah
cukup lama, semenjak yayasan ini mulai didirikan yaitu sebesar 100 dari jumlah responden.
Menurut para donatur mereka menjalin komunikasi yang cukup baik dengan para pengurus Yayasan Gebu Karo melalui media sosial seperti
“Facebook”. Setiap ada waktu luang, dan jika diantara mereka saling online facebook maka mereka akan saling chating satu sama lain. Hal ini terjadi karena
mayoritas dari para donatur di yayasan ini sudah cukup lama bergabung menjadi
Universitas Sumatera Utara
64
mamber group facebook Yayasan Gebu Karo, bahkan ada di antara para donatur yang sejak awal berdirinya yayasan ini sudah ikut bergabung di group tersebut.
Tabulasi 4.25 Manfaat Media Sosial Gebu Karo Menurut Responden.
Jawaban Frekuensi
Persentase Sangat sering
0,00 Cukup sering
3 60,00
Jarang-jarang 2
40,00 Tidak pernah
0,00 Total
5 100,00
Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner 2015 Dari Tabel 4.25 terlihat para donatur menyatakan bahwa mereka cukup
sering menyalurkan pendapat mereka terkait dengan program atau kegiatan yayasan Gebu Karo di Group Facebook yayasan yaitu sebesar 60 . Persentase
yang menjawab jarang –jarang lebih kecil yaitu 40 dari jumlah responden.
Tabulasi 4.26 Manfaat Media Sosial Gebu Karo Menurut Responden.
Jawaban Frekuensi
Persentase Sangat sering
4 80,00
Jarang – jarang
1 20,00
Tidak pernah 0,00
Sama sekali tidak pernah 0,00
Total 5
100,00 Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner 2015
Dari Tabel 4.26 terlihat mayoritas donatur menyatakan bahwa mereka sangat rutin mengikuti setiap perkembangan Yayasan Gebu Karo melalui media
sosial yayasan yaitu sebesar 80 . Persentase yang menjawab jarang –jarang lebih
kecil yaitu 20 dari jumlah responden. Dalam hal ini dapat kita lihat bahwa donatur juga sesekali memberikan
saran dan pendapatnya terkait dengan kegiatan sosial yang telah dilakukan yayasan ini terhadap masyarakat yang mengalami dampak erupsi gunung
Universitas Sumatera Utara
65
sinabung di group Fecebook Yayasan Gebu Karo.Walaupun karena kesibukan yang cukup padat membuat para donatur tidak sempat membuka facebook setiap
saat, tapi mereka selalu dapat melihat perkembangan dari setiap kegiatan sosial yang dilakukan yayasan ini, karena setiap para pengurus memposting kegiatan
mereka di group, maka secara otomatis pemberitahuan tersebut akan masuk ke facebook para donatur Yayasan Gebu Karo. Berikut hasil wawancara dengan
informan, “Setiap kegiatan yang kami lakukan, pasti akan selalu share di facebook.
Itu adalah salah satu bukti, bahwa uang yang telah diterima yayasan disini digunak
an pengurusannya” Patris Ginting, Ketua Umum. “kami akan selalu transparan dengan setiap kegiatan sosial yang kami
lakukan di media sosial “Facebook”, walaupun tidak semua informasi kami disalurkan di facebook seperti dana ” Petrus Sitepu, Dewan Pembina.
Jadi dengan demikian para donatur akan tetap tau bagaimana
perkembangan dari setiap kegiatan sosial yang dilakukan para pengurus yayasan tersebut melalui media sosial facebook.
Tabulasi 4.27 Manfaat Media Sosial Gebu Karo Menurut Responden.
Jawaban Frekuensi
Persentase Sangat bermanfaat
5 100,00
Tidak bermanfaat 0,00
Total 5
100,00 Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner 2015.
Dari Tabel 4.27 terlihat seluruh donatur menyatakan bahwa mereka merasa group facebook Yayasan Gebu Karo ini sangat bermanfaat bagi mereka
yaitu sebesar 100jumlah responden.
Universitas Sumatera Utara
66
Tabulasi 4.28 Manfaat Media Sosial Gebu Karo Menurut Responden.
Jawaban Frekuensi
Persentase Sangat transparan
3 60,00
Cukup transparan 2
40,00 Tidak transparan
0,00 Sangat tidak transparan
0,00 Total
5 100,00
Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner 2015. Dari Tabel 4.28 terlihat para donatur menyatakan bahwa menurut mereka
para pengurus Yayasan Gebu Karo sangat transparan dalam memberikan informasi terkait kegiatan yang mereka lakukan di media sosial
“ facebook” yaitu sebesar 60 . Persentase yang menjawabcukup transaparan lebih kecil yaitu 40
dari jumlah responden. Menurut para donatur di Yayasan Gebu Karo, group ini sangat bermanfaat
bagi mereka, karena mereka dapat menjalin komunikasi dengan para pengurus di Yayasan Gebu Karo, mengetahui bagaimana perkembangan masyarakat,
mengetahui apa saja yang terjadi di Kab. Karo, dan terutama bagi para donatur yang tinggal di luar kota kabanjahe, mereka akan tetap tau apa saja kegiatan sosial
yang telah dilakukan para pengurus yayasan ini walaupun mereka tidak berada di kabanjahe, karena info kegiatan sosial yang dilakukan pengurus sangat
transparan. Sehingga dengan adanya group tersebut maka akan semakin menambah kepercayaan para donatur kepada para pengurus di yayasan ini. Jadi
keinginan para donatur untuk terus menyumbang melalui yayasan ini akan semakin tinggi. Karena menurut para donatur mereka cukup puas dengan apa
yang telah dilakukan yayasan ini kepada masyarakat karo, khususnya yang mengalami dampak erupsi gunung sinabung. Selain itu mereka juga sangat puas
karena keterbukaan para pengurus dengan para donatur dan para pengurus
Universitas Sumatera Utara
67
yayasan ini juga sangat welcome terhadap saran dan pendapat dari para donatur serta para member group Yayasan Gebu Karo terkait komentar-komentar yang
berhubungan dengan setiap kegiatan yang telah dilakukan yayasan ini. “Proses orang menyumbang alamiah, dia mendengar, ia menyumbang,
menggandeng Negara-negara asing, untuk menjadi pendana. Selalu terbuka di facebook
” Benyamin Sitepu, Wakil Ketua. Hal ini diperkuat pendapat para donatur sebagai berikut:
“Yayasan yayasan ini sangat berdampak baik terhadap masyarakat di kab. Karo khususnya korban bencana alam sinabung, karena `sudah banyak hal
yang dilakukan yayasan ini untuk masyarakat yang terkena erupsi sinabung, kami mengetahuinya dari situs internet facebook” Mardiani Pinem, Donatur.
“Program yang dilakukan yayasan ini berjalan dengan sukses Yang saya liat dari facebook, semua program yang mereka buat berjalan dengan baik”
Mulia Perangin-angin, Donatur. Berdasarkan hasil jawaban responden melalui daftar wawancara yang
diajukan maka media sosial merupakan salah satu media yang sangat dibutuhkan oleh para donatur untuk menambah kepercayaan mereka terhadap para pengurus
di yayasan ini dan tetap bertahan menjadi donatur di Yayasan Gebu Karo.
Universitas Sumatera Utara
68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Modal sosial berperan melalui rasa saling percaya dan solidaritas untuk
menjalankan organisasi Yayasan Gebu Karo dan donatur juga ikut terlibat dalam operasional yayasan tersebut.
2. Modal sosial berperan melalui media sosial seperti jejaring sosial
“facebook” untuk mengajak masyarakat menjadi donatur di yayasan ini dan mau ikut terlibat untuk membantu masyarakat yang mengalami
dampak bencana alam erupsi gunung sinabung. 3.
Media sosial “Facebook” Yayasan Gebu Karo juga sangat berperan
dalam menambah kepercayaan para donatur terhadap para pengurus Yayasan Gebu Karo, karena para donatur memanfaatkan media sosial
tersebut untuk memperoleh informasi atas kegiatan yang sudah dilakukan oleh Yayasan Gebu Karo.
Universitas Sumatera Utara
69
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka disarankan: 1.
Yayasan Gebu Karo untuk tetap memegang konsep modal sosial terutama dari segi kepercayaan dan pemanfaatan media sosial
“facebook” dalam memberikan informasi yang akurat tentang kegiatan yang sudah mereka lakukan.
2. Agar yayasan lebih gencar lagi mencari cara yang baru untuk menarik
para donatur dan menambah kepercayaan donatur baik yang berasal dari dalam dan luar negeri.
Universitas Sumatera Utara
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Modal Sosial
Modal sosial merupakan salah satu konsep baru yang digunakan untuk mengukur kualitas hubungan dalam komunitas, organisasi, dan masyarakat.
Modal sosial atau Social Capital adalah sumber daya yang dipandang sebagai investasi untuk mendapatkan sumber daya baru. Bahwa yang disebut dengan
sumber daya adalah sesuatu hal yang dapat dikonsumsi dan disimpan. Modal sosial disini tidak diartikan dengan materi, tetapi merupakan modal sosial yang
terdapat pada seseorang. Modal sosial lebih menekankan pada potensi kelompok dan pola-pola hubungan antar individu dalam suatu kelompok dan antar
kelompok. Modal sosial sebuah kelompok menentukan bertahannya dan berfungsinya sebuah kelompok masyarakat.
Menurut Pierre Bourdieu dalam Sunoto 2014 modal sosial merupakan aspek sosial dan budaya yang memiliki nilai ekonomi dan dapat dilembagakan, yaitu
keseluruhan sumber daya baik yang aktual maupun potensial yang terkait dengan kepemilikan jaringan hubungan kelembagaan yang tetap dengan didasarkan pada
saling kenal dan saling mengakui. Modal sosial mengenal 3 aspek penting yang mengindikasikan adanya nilai-
nilai modal sosial yang menurut Robert Putnam Dalam Lawang, 2004 bahwa kapital sosial ini dilihat sebagai institusi sosial yang melibatakan jaringan
Networks, norma-norma Norms, kepercayaan sosial Social Trustyang mendorong pada sebuah kolaborasi sosial koordinasi dan kooperasi untuk
kepentingan bersama.
Universitas Sumatera Utara
13
Dalam teori modal sosial dikenal memiliki 3 arus utama main streams. Pertama, teori Putnam dan Fukuyama; kedua teori Coleman; dan ketiga teori
Bourdieu. Baik Putnam, Coleman, maupun Bourdieu sepakat bahwa modal sosial merupakan sebuah sumber daya resource. Namun demikian, Coleman
cenderung memandang modal sosial sebagai sumberdaya-sumberdaya sosial yang tersedia bagi individu-individu dan keluarga untuk mecapai mobilitas sosial.
Secara spesifik, Coleman berpendapat bahwa modal sosial merupakan sumber daya yang bisa memfasilitasi individu dan keluarga memiliki sumber daya
manusia human capital yang memadai. Dasar teori putnam menekankan bahwa kapital sosial sebagai suatu nilai
tentang kepercayaan timbal balik mutual trust antara anggota masyarakat maupun masyarakat secara keseluruhan terhadap pemimpinya. Kapital sosial ini
dilihat sebagai instistusi sosial yang melibatkan jaringan networks, norma-norma norms dan kepercayaan sosial social trust yang mendorong pada sebuah
kolaborasi sosial koordinasi dan kooperasi untuk kepentingan bersama. Hal ini juga mengandung pengertian bahwa diperlukan adanya suatu social networks
networks of civic engagement ikatanjaringan sosial yang ada dalam masyarakat dan norma yang mendorong produktivitas komunitas.
Menurut Putnam dalam Lawang, 2004 bahwa modal sosial diubah dari sesuatu yang didapat oleh individu kepada sesuatu yang dimiliki atau tidak
dimiliki oleh individu lain atau kelompok orang di daerah, komunitas, kota, negara, atau benua. Putnam menjelaskan bahwa modal sosial adalah sebuah
sumber daya yang individu atau kelompok untuk memiliki komitmen. Komitmen dipahami sebagai sebagai norma-norma sosial yang menjadi komponen modal
Universitas Sumatera Utara
14
sosial misalnya kejujuran, sikap menjaga komitmen, pemenuhan kewajiban, ikatan timbal balik dan yang lainnya. Norma-norma sosial ini merupakan aturan
yang tidak tertulis dalam sebuah sistem sosial yang mengatur masyarakat untuk berprilaku dalam interaksinya dengan orang lain. Penggunaan teori ini
ditunjukkan untuk mempelajari, mengetahui dan menganalisis tentang pola-pola kepercayaan, norma serta jaringan yang ada, dinamika yang tercipta dan sumber
yang membentuk adanya kepercayaan, norma dan jaringan yang ada dan selanjutnya bagaimana aspek-aspek tersebut teimplementasi di dalam keluarga
dan hubungannya dengan lingkungan sosial yang ada. Modal sosial dalam teori Coleman memiliki 3 bentuk : pertama, kewajiban
dan harapan obligation and expectation yang didasarkan pada kepercayaan trustworthiness lingkungan sosial; kedua kapasitas aliran informasi struktur
sosial; dan ketiga, norma-norma yang dijalankan dengan berbagai sanksi. Dalam hal ini dapat dirumuskan bahwa setiap warga atau keluarga dalam konteks
bencana memiliki kewajiban sosial dan harapan untuk saling membantu misalnya dengan saling bertukar informasi dan pengalaman mengenai kesiapsiagaan dalam
pengurangan resiko bencana. Bank Dunia 1999 meyakini modal sosial adalah sebagai sesuatu yang
merujuk ke dimensi institusional, hubungan-hubungan yang tercipta, dan norma- norma yang membentuk kualitas serta kuantitas hubungan sosial dalam
masyarakat. Modal sosial bukanlah sekedar deretan jumlah institusi atau kelompok yang menopang underpinning kehidupan sosial, melainkan dengan
spektrum yang lebih luas. Yaitu sebagai perekat social glue yang menjaga kesatuan anggota kelompok secara bersama-sama. Selain itu modal sosial diyakini
Universitas Sumatera Utara
15
sebagai komponen dalam menggerakkankebersamaan, mobilitas ide, saling mempercayai dan saling menguntungkan. Dimensi modal sosial tumbuh di dalam
suatu masyarakat yang didalamnya berisi nilai dan norma serta pola-pola interaksi sosial dalam mengatur kehidupan keseharian anggotanya
Kemampuan masyarakat untuk dapat saling bekerjasama tidak dapat terlepas dari adanya peran modal sosial yang mereka miliki. Hakikat modal sosial adalah
hubungan sosial yang terjalin dalam kehidupan sehari-hari warga masyarakat. Inti modal sosial terletak pada bagaimana kemampuan masyarakat dalam suatu entitas
atau kelompok untuk bekerja sama membangun suatu jaringan untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama tersebut diwarnai oleh suatu pola interrelasi yang
timbal balik dan saling menguntungkan re-siprocity, dan dibangun atas kepercayaan trust yang ditopang oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial yang
postif dan kuat Hasbullah,2006. Dengan Hubungan sosial mencerminkan hasil interaksi sosial dalam waktu
yang relatif lama sehingga menghasilkan jaringan, pola kerjasama, pertukaran sosial, saling percaya, termasuk nilai dan norma yang mendasari hubungan sosial
tersebut Ibrahim, 2006:110. Sehingga modal sosial memegang peranan yang sangat penting dalammemfungsikan dan memperkuat kehidupan modern, dapat
diartikan bahwa modal sosial merupakan syarat mutlak bagi pembangunan manusia, pembangunan ekonomi, sosial, politik, dan stabilitas demokrasi
Hasbulah, 2006.
Universitas Sumatera Utara
16
Menurut Robert MZ Lawang yang menjadi konsep inti dari modal sosial ada 3 yaitu :
1. KepercayaanTrust kejujuran, kewajaran, sikap egaliter, toleransi, dan
kemurahan hati 2.
Jaringan SosialSocial Networks parisipasi, resiprositas, solidaritas, kerjasama
3. Norma nilai-nilai bersama, norma dan sanksi, aturan-aturan.
Konsep inti modal sosial di atas berikut aspek-aspeknya pada hakikatnya adalah elemen-elemen seharusnya ada dalam kehidupan sebuah kelompok sosial,
baik itu komunitas, masyarakat atau yang lainnya, karena konsep dari modal sosial ini merupakan perekat yang memberikan tatanan dan makna pada
kehidupan sosial. Konsep modal sosial juga sangat kompleksitas, yang dapat dirumuskan
berdasarkan titik pandang dari para ahli yang bersangkutan. Sehingga modal sosial merupakan sumberdaya berupa jaringan kerja yang memiliki penegtahuan
tentang nilai, norma, dan struktur sosial atau kelembagaan yang memiliki semangat
kerjasama, kejujurankepercayaan,
berbuat kebaikan,
sebagai pengetahuan bersikap, bertindak, dan berprilaku yang akan memberikan implikasi
positif kepada produktivitas output dan hasil outcome.
2.1.1 Kepercayaan Trust
Kepercayaan adalah salah satu unsur penting dalam modal sosial yang merupakan tali pengikat antara satu sama lain sehingga tercipta suatu dukungan
yang solid dan tahan lama. Inti kepercayaan antar manusia menurut Lawang dalam Damsar,2009 ada tiga hal yang saling terkait, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
17
1. Hubungan sosial antara dua orang atau lebih. Termasuk dalam hubungan
ini adalah institusi, yang dalam pengertian ini diwakili oleh seseorang. Seseorang percaya kepada insitusi tertentu untuk kepentingannya, karena
orang didalam institusi itu bertindak. 2.
Harapan yang terkandung dalam hubungan itu, yang jika direalisasikan tidak akan merugikan salah satu atau kedua belah pihak.
3. Interaksi sosial yang memungkinkan hubungan dan harapan itu bisa
terwujud. Dengan ketiga dasar ini, kepercayaan yang dimaksudkan disini akan menunjuk
pada hubungan antar dua pihak atau lebih yang mengandung harapan yang menguntungkan salah satu atau kedua belah pihak.
Adanya sifat kepercayaan ini merupakan landasan utama bagi seseorang untuk meyerahkan sesuatu kepada orang lain. Dalam pandangan Francis
Fukuyama, trust adalah sikap saling mempercayai di masyarakat yang memungkinkan masyarakat tersebut saling bersatu dengan yang lain dan
memberikan kontribusi pada peningkatan modal sosial. Robert D Putnam dalam Hasbullah 2006:11 mendefinisikan trustatau rasa
saling percaya mempercayai adalah salah satu bentuk keinginan untuk mengambil resiko dalam hubungan-hubungan sosialnya yang didasari oleh
perasaan yakin bahwa yang lain akan melakukan sesuatu yang diharapkan dan akan senantiasa bertindak dalam suatu pola tindakan yang saling mendukung,
paling tidak yang lain tidak akan bertindak merugikan diri dan kelompoknya. Adanya jaminan tentang kejujuran dalam komunitas dapat memperkuat rasa
solidaritas dan sifat kooperatif dalam komunitas. Selain itu dengan rasa saling
Universitas Sumatera Utara
18
percaya antara mereka yang bekerjasama, semakin berkurang resiko yang ditangung dan semakin kurang pula biaya uang atau sosial yang dikeluarkan.
Adanya kepercayaan yang terjalin memudahkan hubungan saling kerjasama dan saling menguntungkan mutual benefit, sehingga mendorong timbulnya
hubungan resiprosikal atau timbal balik dari pihak yang terkait. Fungsi kepercayaan menurut simmel dapat disimak dari pernyataan bahwa “tanpa adanya
rasa saling percaya yang merata antara satu orang dengan orang lainnya, masyarakat itu sendiri akan disintegratif dan kepercayaan itu merupakan “salah
satu kekuatan sintetik yang paling penting dalam masyarakat”.Lebih lanjut lagi dikatakan bahwa kepercayaan itu menjadi basis bagi tindakan individu Simmel
dalam Mollering, ibid, dalam Lawang, 2004 . Simmel menempatkan penjelasan tentang kepercayaan dalam hubungannya
dengan pertukaran sosial. Hubungan kerjasama tersebut akan menyebabkan social kapital yang sangat kuat dan bertahan lama. Suatu kelompok yang memiliki
modal sosial yang tinggi akan membuka kemungkinan untuk menyelesaikan permasalahan dengan lebih mudah. Hal ini dimulai dengan adanya rasa percaya
yang terjalin antar kelompok atau masyarakat.Dengan adanya kepercayaan Trust yang dimiliki oleh setiap individu akan memberikan kontribusi yang sangat baik
untuk perkembangan organisasinya.
2.1.2 Jaringan Sosial Social Networks
Jaringan dan fungsinya terhadap pencapaian suatu tujuan tidak terlepas dari kepercayaan. Melalui jaringan orang saling tahu, saling meginformasikan, saling
mengingatkan, saling bantu dalam melaksanakan atau mengatasi suatu masalah. Jaringan adalah sumber pengetahuan yang menjadi dasar utama dalam
Universitas Sumatera Utara
19
pembentukan kepercayaan strategik. Media yang paling ampuh untuk membuka jaringan adalah pergaulan dalam pengertian umum dengan membuka diri lewat
media cetak atau elektronik dalam pengertian terbatas seperti pergaulan. Jejaring sosial adalah suatu struktursosial yang dibentuk dari simpul-simpul
atau yang umumnya adalah individu atau organisasi yang dijalin dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dan lain-
lain. Analisis jaringan jejaring sosial memandang hubungan sosial sebagai simpul dan ikatan”. Simpul adalah aktor individu di dalam jaringan, sedangkan ikatan
adalah hubungan antar aktor tersebut. Bisa terdapat banyak jenis ikatan antar simpul. Penelitian dalam berbagai bidang akademik telah menunjukkan bahwa
jaringan jejaring sosial beroperasi pada banyak tingkatan, mulai dari keluaraga hingga negara, dan memegang peranan penting dalam menentukan cara
memecahkan masalah, menjalankan organisasi, serta derajat keberhasilan seorang individu dalam mencapai tujuannya.
http:www.scribd.comdoc78363152penagaruh-jejaring-sosial-pelajar, diakses tanggal 10 januari 2015.
Dalam bentuk yang paling sederhana, suatu jaringan jejaring sosial adalah peta semua ikatan yang relevan antar simpul yang dikaji. Jaringan tersebut juga
dapat digunakan untuk menentukan modal sosial aktor individu. Konsep ini sering digambarkan dalam diagram jaringan sosial yang mewujudkan simpul sebagai
titik dan ikatan sebagai garis penghubungnya. Bagi seorang sosiolog studi tentang jaringan sosial telah dikenal sejak 1960-
an, yang dihubungkan dengan bagaimana individu terkait antara satu dengan yang lainnya, dan bagaimana ikatan afiliasi melayani baik sebagai pelicin untuk
Universitas Sumatera Utara
20
memperoleh sesuatu yang dikerjakan maupun sebagai perekat yang memberikan tatanan dan makna pada kehidupan sosial Powel dan Smith-Doer 1994; 365,
dalam Damsar. Pada konsep jaringan ini terdapat unsur kerja yang melalui media hubungan
sosial menjadi kerja sama. Hubungan-hubungan yang terjadi bisa dalam bentuk formal maupun bentuk informal. Hubungan sosial adalah gambaran atau cermin
dari kerjasama dan koordinasi antar warga yang didasari oleh ikatan sosial yang aktif dan bersifat resiprosikal Damsar,2002:157. Melalui jaringan sosial ini,
individu akan ikut serta dalam tindakan resiprositas dan melalui hubungan ini diperoleh keuntungan yang saling memberikan apa yang dibutuhkan satu sama
lain. Pada dasarnya jaringan sosial terbentuk karena adanya rasa saling percaya,
saling tahu, saling menginformasikan, saling mengingatkan ataupun mengatasi sesuatu. Pada intinya jaringan dan hubungan sosial ini sangat berarti bagi setiap
individu ataupun kelompok organisasi. Karena dari sudut pandang sosiologi, dapat dikatakan bahwa kita, Paling tidak sebagian, didefinisikan oleh siapa yang
kita kenal. Secara lebih luas, ikatan-ikatan di antara manusia juga menjadi blok bangunan utama dari bangunan sosial yang lebih besar.
2.1.3 Norma
Pada suatu entitas sosial tertentu norma tidak dapat dipisahkan dari jaringan dan kepercayaan. Jika struktur jaringan itu terbentuk karena pertukaran sosial
yang terjadi antara dua orang, sifat norma kurang lebih sebagai berikut : Norma itu muncul dari pertukaran yang saling menguntungkan, Blau 1963, Fukuyama
1999 dalam Lawang, 2004. Artinya, jika didalam pertukaran itu keuntungan
Universitas Sumatera Utara
21
hanya dinikmati oleh salah satu pihak saja, pertukaran sosial selanjutnya pasti tidak akan terjadi. Jika dalam pertukaran pertama keduanya saling
menguntungkan, akan muncul pertukaran yang kedua, dengan harapan akan memperoleh keuntungan pula Homans 1974, dalam Lawang, 2004. Dari
beberapa kali pertukaran prinsip saling menguntungkan dipegang teguh, oleh karena itu muncul norma dalam bentuk kewajiban sosial, yang intinya membuat
kedua belah pihak merasa diuntungkan melalui pertukaran itu, dengan cara demikian hubungan pertukaran itu diperoleh.
Norma yang tercipta diharapkan dipatuhi dan diikuti oleh individu pada suatu entitas sosial tertentu. Norma-norma sosial akan sangat berperan dalam
mengontrol bentuk-bentukperilaku yang tumbuh dalam masyarakat Norma ini biasanya terinstusionalisasi dan mengandung sanksi sosial yang dapat mencegah
individu berbuat sesuatu yang meyimpang dari kebiasaan yang berlaku di masyarakat. Norma dalam hal ini memang tidak tertulis namun dipahami oleh
setiap anggota masyarakatnya dan menentukan pola tingkah laku yang diharapkan dalam konteks hubungan sosial. Konfigurasi norma yang tumbuh di tengah
masyarakat akan menentukan apakah norma tersebut akan memperkuat kerekatan hubungan antar individu dan memberikan dampak positif bagi perkembangan
masyarakat tersebut.
2.2 Kelompok Sosial
Manusia adalah individu yang tidak dapat melepaskan diri dari hubungan dengan manusia lain. Sebagai akibat dari hubungan yang terjadi antara individu-
individu manusia maka lahirlah kelompok-kelompok sosial social group yang
Universitas Sumatera Utara
22
dilandasi oleh kesamaan kepentingan bersama. Sejak dilahirkan manusia sudah mempunyai dua hasrat atau keinginan pokok, yaitu :
1. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain disekelilingnya yaitu
masyarakat. 2.
Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya. Usaha-usaha yang dilakukan seseorang untuk berhubungan dengan
lingkungan maka pada akhirnya menimbulkan kelompok-kelompok sosial. Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran
bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat mempengaruhi perilaku
para anggotanya. Kelompok-kelompok sosial merupakan himpunan manusia yang saling hidup bersama dan menjalani saling ketergantungan
dengan sadar dan tolong menolong. Kelompok sosial bersifat formal dan informal. Kelompok sosial formal adalah kelompok dengan pembagian
kerja yang jelas. Sedangkan kelompok informal adalah kelompok sosial yang bersifat aliansi yang tidak terstruktur secara formal atau tidak
ditetapkan secara organisasi. Soekanto
2010:101 mengemukakan
beberapa persyaratan
kelompok sosial adalah sebagai berikut : 1. Setiap kelompok harus sadar bahwa ia adalah bagian dari
kelompok yang bersangkutan, 2. Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan
anggota yang lainnya,
Universitas Sumatera Utara
23
3. Ada suatu faktor yang dimiliki bersama sehingga hubungan antar mereka bertambah erat, yang dapat merupakan nasib yang sama,
kepentingan yang sama, tujuannya yang sama, ideologi politik yang sama dll,
4. Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola prilaku, 5. Bersistem dan berproses.
2.3 Media Sosial 2.3.1. Pengertian Media Sosial