Bahasa Pemrograman Mikrokontroler CodevisionAVR

Penggunaan relay perlu memperhatikan tegangan pengontrolnya serta kekuatan relay men-switch arustegangan. Biasanya ukurannya tertera pada body relay. Misalnya relay 12VDC4 A 220V, artinya tegangan yang diperlukan sebagai pengontrolnya adalah 12Volt DC dan mampu men-switch arus listrik maksimal sebesar 4 ampere pada tegangan 220 Volt. Sebaiknya relay difungsikan 80 saja dari kemampuan maksimalnya agar aman, lebih rendah lagi lebih aman. Relay jenis lain ada yang namanya reedswitch atau relay lidi. Relay jenis ini berupa batang kontak terbuat dari besi pada tabung kaca kecil yang dililitin kawat. Pada saat lilitan kawat dialiri arus, kontak besi tersebut akan menjadi magnet dan saling menempel sehingga menjadi saklar yang on. Ketika arus pada lilitan dihentikan medan magnet hilang dan kontak kembali terbuka off. Kontak penghubung relay terdiri dari dua bagian, yaitu : a. Kontak NC Normally Close Kontak penghubung dalam kondisi menutup atau terhubung bila relay tidak mendapat masukan tegangan pada kumparannya. Tetapi bila diberi tegangan yang mencukupi pada kumparannya maka kontak penghubung menjadi terbuka. b. Kontak NO Normally Open Kontak penghubung dalam kondisi terbuka bila relay tidak mendapat tegangan pada kumparannya. Tetapi bila diberi tegangan yang mencukupi pada kumparannya maka kontak penghubung menjadi tertutup.

2.2. Perangkat Lunak Software

2.2.1. Bahasa Pemrograman Mikrokontroler

Pengembangan sebuah sistem menggunakan mikrokontroler AVR buatan ATMEL menggunakan software AVR STUDIO dan CodeVisionAVR. AVR STUDIO merupakan software yang digunakan untuk bahasa assembly yang mempunyai fungsi yang sangat lengkap, yaitu digunakan untuk menulis program, kompilasi, simulasi dan download program ke IC mikrokontroler AVR. Sedangkan CodeVisionAVR merupakan software C-cross Compiler, dimana program dapat ditulis dalam bahasa C, CodeVision memiliki IDE Integrated development Environment yang lengkap, dimana penulisan program, compile,link, pembuatan kode mesin assembler dan download program ke chip AVR dapat dilakukan dengan CodeVision, selain itu ada fasilitas terminal, yaitu melakukan komunikasi serial dengan mikrokontroler yang sudah di program. Proses download program ke IC mikrokontroler AVR dapat menggunakan System Universitas Sumatera Utara programmable Flash on-Chip mengizinkan memori program untuk diprogram ulang dalam sistem menggunakan hubungan serial SPI.

2.2.2. CodevisionAVR

CodeVisionAVR merupakan sebuah cross-compiler C, Integrated Development Environtment IDE, dan Automatic Program Generator yang didesain untuk mikrokontroler buatan Atmel seri AVR. CodeVisionAVR dapat dijalankan pada sistem operasi Windows 95, 98, Me, NT4, 2000, dan XP. Cross-compiler C mampu menerjemahkan hampir semua perintah dari bahasa ANSI C, sejauh yang diijinkan oleh arsitektur dari AVR, dengan tambahan beberapa fitur untuk mengambil kelebihan khusus dari arsitektur AVR dan kebutuhan pada sistem embedded. File object COFF hasil kompilasi dapat digunakan untuk keperluan debugging pada tingkatan C, dengan pengamatan variabel, menggunakan debugger Atmel AVR Studio. IDE mempunyai fasilitas internal berupa software AVR Chip In-System Programmer yang memungkinkan Anda untuk melakukan transfer program kedalam chip mikrokontroler setelah sukses melakukan kompilasiasembli secara otomatis. Software In-System Programmer didesain untuk bekerja dengan Atmel STK500AVRISPAVRProg, Kanda Systems STK200+300, Dontronics DT006, Vogel Elektronik VTEC-ISP, Futurlec JRAVR dan MicroTronics ATCPUMega2000 programmersdevelopment boards. Untuk keperluan debugging sistem embedded, yang menggunakan komunikasi serial, IDE mempunyai fasilitas internal berupa sebuah Terminal. Selain library standar C, CodeVisionAVR juga mempunyai library tertentu untuk: a. Modul LCD alphanumeric b. Bus I2C dari Philips c. Sensor Suhu LM75 dari National Semiconductor d. Real-Time Clock: PCF8563, PCF8583 dari Philips, DS1302 dan DS1307 dari MaximDallas Semiconductor e. Protokol 1-Wire dari MaximDallas Semiconductor f. Sensor Suhu DS1820, DS18S20, dan DS18B20 dari MaximDallas Semiconductor g. TermometerTermostat DS1621 dari MaximDallas Semiconductor h. EEPROM DS2430 dan DS2433 dari Maxim Dallas Semiconductor i. SPI j. Power Management Universitas Sumatera Utara k. Delay l. Konversi ke Kode Gray CodeVisionAVR juga mempunyai Automatic Program Generator bernama CodeWizardAVR, yang mengujinkan Anda untuk menulis, dalam hitungan menit, semua instruksi yang diperlukan untuk membuat fungsi-fungsi berikut: a. Set-up akses memori eksternal b. Identifikasi sumber reset untuk chip c. Inisialisasi port inputoutput d. Inisialisasi interupsi eksternal e. Inisialisasi TimerCounter f. Inisialisasi Watchdog-Timer g. Inisialisasi UART USART dan komunikasi serial berbasis buffer yang digerakkan oleh interupsi h. Inisialisasi Pembanding Analog i. Inisialisasi ADC j. Inisialisasi Antarmuka SPI k. Inisialisasi Antarmuka Two-Wire l. Inisialisasi Antarmuka CAN m. Inisialisasi Bus I2C, Sensor Suhu LM75, ThermometerThermostat DS1621 dan Real-Time Clock PCF8563, PCF8583, DS1302, dan DS1307 n. Inisialisasi Bus 1-Wire dan Sensor Suhu DS1820, DS18S20 o. Inisialisasi modul LCD Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Semakin berkembangnya teknologi dan semakin banyaknya kesibukan manusia membuat orang berpikir untuk dapat bekerja lebih efektif dan efisien. Oleh karena itu semua peralatan manusia telah dikembangkan untuk dapat membuat pekerjaan manusia lebih ringan. Salah satu cara mempermudah pekerjaan adalah menjadikan suatu alat mekanik menjadi piranti otomatis. Piranti otomatis dapat membuat pekerjaan lebih cepat dan efisien. Contohnya dalam hal pengisian air otomatis dari sebuah alat pengisi air kran air atau dispenser. Alat pengisi air otomatis semacam ini banyak digunakan pada restoran berskala besar maupun restoran cepat saji di seluruh dunia. Kelemahan alat pengisian air otomatis ini salah satunya gelas yang dapat diisi hanya gelas dengan volume-volume tertentu umumnya dengan pembeda ukuran gelas : kecil, sedang, besar dan sangat besar. Penggunaan alat pengisi air otomatis semacam itu tentunya kurang fleksibel untuk diaplikasikan pada penjual minuman atau restoran berskala kecil-menengah maupun rumah tangga karena gelas yang digunakan memiliki banyak variasi bentuk dan ukuran. Untuk mengatasi kelemahan alat pengisi air manual tersebut, penulis akan mencoba membuat perancangan alat pengisi air dalam gelas otomatis dengan judul “PERANCANGAN ALAT PENGISI CAIRAN DALAM GELAS SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK SENSOR HAMBATAN GESER BERBASIS ATMEGA8535 ”. Disini penulis memilih alat pendeteksi pengisi cairan berbasis Atmega8535 sebagai alat yang di kembangkan karena sangat mempermudah dan membantu dalam perhitunganpengukuran nilai sehingga nilai yang dihasilkan lebih cepat, tepat dan akurat.

1.2. Rumusan Masalah

Laporan skripsi ini membahas tentang: Universitas Sumatera Utara