Konfigurasi Pin ATMega 8535 Mikrokontroller Atmega 8535

9. Antarmuka komparator analog. 10. Port USART untuk komunikasi serial. 11. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz. Keterangan: a. Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program hasil perencanaan, yang harus dijalankan oleh mikrokontroler. b. RAM Random Acces Memory merupakan memori yang membantu CPU untuk penyimpanan data sementara dan pengolahan data ketika program sedang running. c. EEPROM Electrically Erasable Programmable Read Only Memory adalah memori untuk penyimpanan data secara permanen oleh program yang sedang running. d. Port IO adalah kaki untuk jalur keluar atau masuk sinyal sebagai hasil keluaran ataupun masukan bagi program. e. Timer adalah modul dalam hardware yang bekerja untuk menghitung waktupulsa. f. UART Universal Asynchronous Receive Transmit adalah jalur komunikasi data khusus secara serial asynchronous. g. PWM Pulse Width Modulation adalah fasilitas untuk membuat modulasi pulsa. h. ADC Analog to Digital Converter adalah fasilitas untuk dapat menerima sinyal analog dalam range tertentu untuk kemudian dikonversi menjadi suatu nilai digital dalam range tertentu. i. SPI Serial Peripheral Interface adalah jalur komunikasi data khusus secara serial secara serial synchronous. j. ISP In System Programming adalah kemampuan khusus mikrokontroler untuk dapat diprogram langsung dalam sistem rangkaiannya dengan membutuhkan jumlah pin yang minimal.

2.1.5.2. Konfigurasi Pin ATMega 8535

Konfigurasi pin ATmega8535 dengan kemasan 40 pin DIP Dual Inline Package dapat dilihat pada gambar xxxxxx. Dari gambar di atas dapat dijelaskan fungsi dari masing-masing pin Atmega8535 sebagai berikut: 1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai masukan catu daya. 2. GND merukan pin Ground. Universitas Sumatera Utara 3. Port A PortA0…PortA7 merupakan pin inputoutput dua arah dan pin masukan ADC. 4. Port B PortB0…PortB7 merupakan pin inputoutput dua arah dan dan pin fungsi khusus, yaitu TimerCounter, komparator Analog dan SPI. 5. Port C PortC0…PortC7 merupakan pin inputoutput dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu komparator analog dan Timer Oscillator. 6. Port D PortD0…PortD7 merupakan pin inputoutput dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu komparator analog dan interrupt eksternal serta komunikasi serial. 7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroler, pada pin ini selama lebih dari panjang pulsa minimum akan menghasilkan reset walaupun clock sedang berjalan. RST pada pin 9 merupakan reset dari AVR. Jika pada pin ini diberi masukan low selama minimal 2 machine cycle maka sistem akan di-reset 8. XTAL1 merupakan Input penguat osilator inverting dan input pada rangkaian operasi clock internal. 9. XTAL2 merupakan Output dari penguat osilator inverting . 10. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC. Pin tegangan suplai untuk port A dan ADC. Pin ini harus dihubungkan ke Vcc walaupun ADC tidak digunakan, maka pin ini harus dihubungkan ke Vcc melalui low pass filter 11. AREFF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC. Adapun konfigurasi pin ATmega8535, seperti yang diperlihatkan pada gambar 2.8. Gambar 2.8. Konfigurasi Pin ATmega8535 Universitas Sumatera Utara Berikut ini penjelasan mengenai konfigurasi pin ATMega8535 sebagai berikut : 1. Port A Pin33 sampai dengan pin 40 merupakan pin dari port A. Merupakan 8 bit directional port IO. Setiap pin-nya dapat menyediakan internal pull-up resistor dapat diatur per bit. Output buffer port A dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port A DDRA harus di-setting terlebih dahulu sebelum port A digunakan. Bit-bit DDRA diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port A yang disesuaikan sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. 2. Port B Pin 1 sampai dengan pin 8 merupakan pin dari port B. Merupakan 8 bit directional port IO. Setiap pin-nya dapat menyediakan internal pull-up resistor dapat diatur per bit. Output buffer port B dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port B DDRB harus di-setting terlebih dahulu sebelum port B digunakan. Bit-bit DDRB diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port B yang disesuaikan sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin port B juga memiliki fungsi-fungsi alternatif khusus, seperti yang dapat dilihat dalam tabel 2.1. Tabel 2.1. Penjelasan pin pada port B Pin Keterangan PB.7 SCK SPI Bus Serial Clock PB.6 VISO SPI Bus Master InputSlave Output PB.5 VOSI SPI Bus Master OutputSlave Input PB.4 SS SPI Slave Select Input PB.3 AIN1 Analog Comparator Negative InputOCC TimerCounter0 Output Compare Match Output PB.2 AIN0 Analog Comparator Positive InputINT2 External Interrupt2 Input Universitas Sumatera Utara PB.1 T1 TimerCounter1 External Counter Input PB.0 T0 TimerCounter0 External Counter InputXCK JSART External Clock InputOutput 3. Port C Pin 22 sampai dengan pin 29 merupakan pin dari port C. Port C sendiri merupakan port input atau output. Setiap pin-nya dapat menyediakan internal pull-up resistor dapat diatur per bit. Output buffer port C dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port C DDRC harus di-setting terlebih dahulu sebelum port C digunakan. Bit-bit DDRC diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port C yang disesuaikan sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin port C juga memiliki fungsi-fungsi alternatif khusus, seperti yang dapat dilihat dalam tabel 2.2. Tabel 2.2. Penjelasan pin pada port C Pin Keterangan PC.7 TOSC2 Timer Oscillator Pin 2 PC.6 TOSC1 Timer Oscillator Pin 1 PC.1 SDA Two-Wire Serial Bus Data InputOutput Line PC.0 SCL Two-Wire Serial Bus Clock Line 4. Port D Pin 14 sampai dengan pin 20 merupakan pin dari port D. Merupakan 8 bit directional port IO. Setiap pin-nya dapat menyediakan internal pull-up resistor dapat diatur perx bit. Output buffer port D dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port D DDRD harus di-setting terlebih dahulu sebelum port D digunakan. Bit-bit DDRD diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port D yang disesuaikan sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin port D juga memiliki fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel 2.3. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.3. Penjelasan pin pada port D Pin Keterangan PD.0 RDX UART input line PD.1 TDX UART output line PD.2 INT0 external interrupt 0 input PD.3 INT1 external interrupt 1 input PD.4 OC1B TimerCounter1 output compareB match output PD.5 OC1A TimerCounter1 output compareA match output PD.6 ICP TimerCounter1 input capture pin PD.7 OC2 TimerCounter2 output compare match output

2.1.5.3. Peta Memori ATMega 8535