Hubungan penggunaan APD dengan Gejala Dermatitis Kontak pada Hubungan Personal Hygiene dengan Gejala Dermatitis Kontak pada

sering nya kontak dengan bahan kimia selama melakukan pekerjaan. Hal tersebut menjadikan pekerja menjadi tahan terhadap paparan bahan kimia sehingga pekerja tidak mengalami Gejala Dermatitis Kontak, akan tetapi tidak semua pekerja mengalami resistensi. Menurut Fatma Lestari 2007 bahwa pekerja dengan masa kerja 2 Tahun dapat di mungkinkan telah memiliki resistensi terhadap bahan kimia ang digunakan. Resistensi ini dikenal sebagai proses hardening yaitu kemampuan kulit yang menjadi lebih tahan terhadap bahan kimia karena pajanan bahan kimia yang terus menerus.

5.6 Hubungan penggunaan APD dengan Gejala Dermatitis Kontak pada

Pekerja Pabrik Tahu di Kecamatan Medan Polonia Penggunaan APD dikategorikan menjadi Memakai APD dan Tidak memakai APD, berdasarkan penelitian yang dilakukan di lapangan, hampir semua pekerja tidak memakai APD hal ini mungkin dikarenakan pekerja yang kurang peduli terhadap keselamatan dalam bekerja, dan ditambahkan kurang nya pengetahuan terhadap APD itu sendiri, berdasarkan fakta dilapangan pemilik usaha mengatakan bahwa pekerja yang bekerja di pabrik tahu nya tidak perlu memakai APD karena tidak pernah terjadi kecelakaan kerja di pabrik nya dan tidak ada efek langsung yang dirasakan pekerja apabila tidak memakai APD. Berdasarkan tabel hasil penelitian, bahwa pekerja yang memakai APD mengalami Gejala Dermatitis Kontak sebanyak 2 orang sedangkan pekerja yang tidak memakai APD mengalami Gejala Dermatitis Kontak sebanyak 17 orang. Hasil analisis bivariat nilai p-value 0,076 ini berarti bahwa penggunaan APD tidak berhubungan dengan Gejala Dermatitis Kontak. Universitas Sumatera Utara Penggunaan APD memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap Gejala Dermatitis Kontak karena APD adalah alat pelindung dari potensi-potensi bahaya ditempat kerja salah satunya agar terhindar dari kontak langsung dengan limbah cair di pabrik tahu yang dapat menyebabkan Gejala Dermatitis Kontak, hal ini sejalan dengan pendapat yang disampaikan oleh Lestari dan Utomo 2007 bahwa jika pekerja atau tenaga kerja tidak memakai alat pelindung diri maka kulit menjadi tidak terlindungi dan lebih mudah terpapar oleh bahan iritan maupun alergen.

5.7 Hubungan Personal Hygiene dengan Gejala Dermatitis Kontak pada

Pekerja Pabrik Tahu Sumedang di Kecamatan Medan Polonia Berdasarkan hasil penelitian, hampir semua Pekerja Pabrik Tahu di Kecamatan Medan Polonia memiliki Personal hygiene yang buruk, dari total 32 orang pekerja hanya 12 orang pekerja saja yang memiliki Personal hygiene yang baik, 20 orang pekerja lainnya lebih memilih langsung mandi setelah selesai melakukan pekerjaan dibandingkan mencuci tangan menggunakan sabun. Pekerja yang Personal hygiene nya baik, mengalami Gejala Dermatitis Kontak sebanyak 2 orang saja, sedangkan pekerja yang Personal Hygiene nya buruk, mengalami Gejala Dermatitis Kontak sebanyak 17 orang dari total 32 orang pekerja. Berdasarkan hasil analisis bivariat yang dilakukan nilai p-value = 0,000 0,05 yang artinya ada hubungan yang signifikan antara Personal Hygiene dengan Gejala Dermatitis Kontak. Pekerja yang memiliki personal hygiene yang baik lebih sedikit mengalami Gejala Dermatitis Kontak dibandingkan dengan pekerja yang memiliki personal hygiene yang buruk. Pengetahuan juga ikut berpengaruh Universitas Sumatera Utara karena pekerja yang memiliki pengetahuan rendah terhadap personal hygiene akan beresiko mengalami Dermatitis Kontak. Peneliti berasumsi bahwa penyebab banyak nya pekerja yang memiliki personal hygiene yang buruk dikarenakan tidak tersedia nya fasilitas tempat cuci tangan dengan air bersih dan sabun, sehingga pekerja lebih memilih cuci tangan hanya membilas dengan air saja, apabila personal hygiene buruk maka bahan kimia yang menempel dikulit akan semakin lama kontak dengan kulit akibatnya kulit menjadi lebih beresiko terkena Gejala Dermatitis seperti gatal, panas, kemerahan, bengkak, kulit kering dan pecah-pecah. kebiasaan mencuci tangan yang tidak sesuai dengan prosedur akan menyebabkan kontak bahan kimia terhadap kulit menjadi lebih lama sehingga dapat merugikan kulit cohen, 1999. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN