4.3.4 Hubungan Penggunaan APD dengan Gejala Dermatitis Kontak pada
Pekerja Pabrik Tahu di Kecamatan Medan Polonia Hubungan antara penggunaan APD dengan Gejala Dermatitis Kontak
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.10 Hasil Uji Tabulasi Silang penggunaan APD dengan Gejala Dermatitis Kontak pada Pekerja Pabrik Tahu di Kecamatan
Medan Polonia
Berdasarkan tabel hasil pengukuran diatas, dapat dilihat bahwa pada pekerja yang menggunakan APD ditemukan 2 orang 6,3 yang mengalami
Gejala Dermatitis Kontak dan yang tidak mengalami Gejala Dermatitis sebanyak 5 orang 15,6, sedangkan pada pekerja yang tidak menggunakan APD
ditemukan 17 orang 53,1 yang mengalami Gejala Dermatitis Kontak, dan yang tidak mengalami adalah sebanyak 8 orang 25. Berdasarkan tabel 4.10 bahwa
nilai p = 0,076 0,05 artinya tidak ada hubungan Penggunaan APD dengan Gejala Dermatitis Kontak.
4.3.5 Hubungan Personal Hygiene dengan Gejala Dermatitis Kontak pada Pekerja Pabrik Tahu di kecamatan Medan Polonia
Hubungan antara Personal hygiene Pekerja Pabrik Tahu dengan Gejala Dermatitis Kontak dapat dilihat pada tabel berikut :
Gejala Dermatitis Kontak Penggunaan
APD Ada
Tidak Ada Jumlah
p-value N
N N
Memakai APD 2
6,3 5
15,6 7
21,9 0,076
Tidak Memakai APD
17 53,1
8 25
25 78,1
Jumlah 19
59,4 13
40,6 32
100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11 Hasil Uji Tabulasi Silang Personal hygiene dengan Gejala Dermatitis Kontak pada Pekerja Pabrik Tahu di kecamatan
Medan Polonia Gejala Dermatitis Kontak
Personal Hygiene
Ada Tidak Ada
Jumlah p-value
N N
N Baik
2 6,3
10 31,3
12 37,5
0,000 Buruk
17 53,1
3 9,4
20 21,9
Jumlah 19
59,4 13
40,6 32
100
Berdasarkan tabel hasil pengukuran di atas, dapat dilihat bahwa pekerja yang personal hygiene nya baik mengalami Gejala Dermatitis sebanyak 2 orang
6,3 dan yang tidak mengalami sebanyak 10 orang 31,3, sedangkan pekerja yang Personal hygiene nya buruk mengalami Gejala Dermatitis Kontak sebanyak
17 orang 53,1 sedangkan yang tidak mengalami sebanyak 3 orang 9,4. Berdasarkan tabel dapat dilihat nilai p = 0,000 0,05 artinya ada hubungan
personal hygiene dengan Gejala Dermatitis Kontak pada Pekerja Pabrik Tahu di Kecamatan Medan Polonia.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Dermatitis Kontak
Dermatitis Kontak merupakan bentuk peradangan kulit dengan spongiosis atau edema interseluler pada epidermis karena interaksi dari bahan iritan maupun
alergen eksternal dengan kulit. Menurut Harrianto 2013 Dermatitis Kontak ialah reaksi peradangan yang terjadi pada kulit akibat terpajan dengan suatu substansi
dari luar tubuh baik dari substansi iritan maupun substansi alergen. Dermatitis kronis pada tangan terjadi sebagai akibat kontak berulang
dengan zat kimia, dermatitis kronis menyebabkan kulit pada tangan terasa gatal, Pomfoliks adalah suatu keadaan menahun dimana lepuhan-lepuhan yang terasa
gatal timbul di telapak tangan dan pinggiran jari-jari telapak tangan, lepuhan ini seringkali disertai kulit kemerahan dan bengkak Susanto dan Ari, 2013.
Hasil penelitian Gejala Dermatitis Kontak pada Pekerja Pabrik Tahu di Kecamatan Medan Polonia adalah pekerja yang merasakan adanya Gejala
Dermatitis Kontak yaitu sebanyak 19 orang 59,4 dan tidak ada Gejala Dermatitis Kontak yaitu sebanyak 13 orang 40,6 dengan jumlah total pekerja
sebanyak 32 orang, Gejala Dermatitis Kontak yang dirasakan oleh pekerja yaitu berupa gatal, panas, kemerahan, bengkak, kulit kering dan pecah-pecah pada
daerah telapak tangan. Proses kerja di pabrik tahu sumedang dalam pembuatan tahu sumedang
sendiri menggunakan salah satu jenis bahan kimia yaitu berupa asam cuka, asam tersebut digunakan oleh para Pekerja Pabrik Tahuuntuk proses penggumpalan
kedelai menjadi bentuk tahu, penggunaan asam cuka di pabrik tahu sumedang ini
Universitas Sumatera Utara