degenerasi seiring bertambahnya usia, sehingga menyebabkan penipisan pada lapisan lemak dibawah kulit akibat nya kulit menjadi kering dan mudah teriritasi,
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilaksanakan oleh Nuraga 2008.
5.4 Hubungan Lama Kerja dengan Gejala Dermatitis Kontak pada
Pekerja Pabrik Tahu di Kecamatan Medan Polonia Dalam penelitian ini, lama kerja dinyatakan dengan lamanya Pekerja
Pabrik Tahu bekerja dalam satu hari. Berdasarkan distribusi frekuensi didapatkan median lama kerja yaitu 8 jam kerja dalam sehari, lama kerja pekerja yang bekerja
di pabrik tahu sumedang tergantung berdasarkan pesanan dalam hari tersebut, semakin banyak pesanan akan tahu maka pekerja semakin lama bekerja dalam
sehari tersebut. Berdasarkan hasil penelitian pekerja yang lama kerjanya ≤ 8 jam
mengalami Gejala Dermatitis Kontak sebanyak 13 orang sedangkan pekerja yang bekerja 8 jam yang mengalami Gejala Dermatitis Kontak adalah sebanyak 6
orang. Hasil analisis bivariat menunjukkan nilai p-value sebesar 0,108 yang
berarti lama kerja tidak berhubungan dengan Gejala Dermatitis Kontak. Lama kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian Gejala
Dermatitis, semakin lama kontak dengan bahan kimia maka peradangan atau iritasi kulit dapat terjadi. Rata-rata pekerja yang kontak dengan air pengolahan
tahu dibawah 8 jam ≤ 8 jam merupakan pekerja yang bekerja dibagian perendaman kedelai.
Pekerja dengan lama kerja ≤ 8 jam dapat mengindikasikan bahwa pekerja belum memiliki pengalaman yang cukup dengan pekerjaan nya
sedangkan pekerja dengan kategori lama kerja 8 jam sudah memiliki
Universitas Sumatera Utara
pengalaman yang cukup bagaimana prosedur kerja yang baik sehingga meminimalkan pekerja terkena Gejala Dermatitis Kontak. Penelitian ini sejalan
dengan yang dilakukan oleh Fatma Lestari 2007 bahwa lama kerja tidak berhubungan dengan Gejala Dermatitis Kontak.
5.5 Hubungan Masa Kerja dengan Gejala Dermatitis Kontak pada
Pekerja Pabrik Tahu Sumedang di Kecamatan Medan Polonia Masa kerja dalam penelitian ini merupakan kurun waktu atau lamanya
pekerja bekerja sebagai Pekerja Pabrik Tahu sumedang, berdasarkan distribusi frekuensi didapatkan median masa kerja Pekerja Pabrik Tahu yaitu 2 Tahun. Hasil
penelitian di kategorikan menjadi ≤ 2 Tahun dan 2 Tahun masa kerja. Pada tabel hasil dapat diketahui bahwa pekerja
yang masa kerja ≤ 2 Tahun mengalami Gejala Dermatitis Kontak sebanyak 13 orang dan untuk pekerja yang masa kerja 2
Tahun mengalami Gejala Dermatitis Kontak sebanyak 6 orang pekerja. Berdasarkan nilai p-value 0,208 yang berarti masa kerja tidak berhubungan
dengan Gejala Dermatitis Kontak. Masa kerja juga dapat berpengaruh terhadapa Gejala Dermatitis Kontak,
hal ini berhubungan dengan pengalaman dalam bekerja, pekerja yang masa kerja ≤ 2 Tahun masih belum cukup berpengalaman dalam melakukan pekerjaan nya
sehingga masih rentan mengalami Gejala Dermatitis Kontak sedangkan pekerja dengan masa kerja 2 Tahun sudah memiliki cukup pengalaman dalam pekerjaan
nya. Peneliti berasumsi bahwa Pekerja Pabrik Tahu dengan masa kerja yang
lama telah memiliki resistensi terhadap bahan kimia yang terpapar ke kulit karena
Universitas Sumatera Utara
sering nya kontak dengan bahan kimia selama melakukan pekerjaan. Hal tersebut menjadikan pekerja menjadi tahan terhadap paparan bahan kimia sehingga pekerja
tidak mengalami Gejala Dermatitis Kontak, akan tetapi tidak semua pekerja mengalami resistensi. Menurut Fatma Lestari 2007 bahwa pekerja dengan masa
kerja 2 Tahun dapat di mungkinkan telah memiliki resistensi terhadap bahan kimia ang digunakan. Resistensi ini dikenal sebagai proses hardening yaitu
kemampuan kulit yang menjadi lebih tahan terhadap bahan kimia karena pajanan bahan kimia yang terus menerus.
5.6 Hubungan penggunaan APD dengan Gejala Dermatitis Kontak pada